22 Juli 2023 Pujabakti Sadhana Buddha Amitabha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Berita Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺)
Pada tanggal 22 Juli 2023, pukul 8 malam, baktisala Seattle Ling Shen Ching Tze Temple dipenuhi kerumunan umat, keempat golongan siswa dari berbagai penjuru dunia, termasuk dari berbagai negara bagian di Amerika Serikat, dengan khidmat mengikuti jalannya pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Amitabha (Amituofo/阿彌陀佛) yang dipimpin langsung oleh Dharmaraja Liansheng.
Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa Buddha Sakyamuni membabarkan Sutra Amitabha, disebutkan bahwa Sukhavatiloka alam suci di sebelah barat merupakan alam suci yang dimuliakan bersama oleh sepuluh penjuru Sarwa Buddha, dimuliakan dengan jujur yang diumpamakan sebagai lidah luas dan panjang, yang besarnya bahkan dapat menutupi trisahasra mahasahasra lokadhatu. Di Sukhavatiloka terdapat burung nuri, merak, kalavinka, jivajivaka, semua merupakan perwujudan Buddha Amitabha, burung-burung tersebut dapat menghasilkan suara merdu yang menyentuh sanubari insan, sehingga dengan sendirinya insan di sana terkenang akan Buddha, Dharma, dan Sangha, dengan sendirinya bersemangat untuk berbhavana.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Mohon petunjuk Mahaguru Lu. Jika kita membangkitkan Bodhicitta untuk menolong insan, apakah perlu surat pengesahan atau titah dari Mahaguru Lu? Sebab, di kala ada insan yang mengalami musibah dalam hidupnya, atau persoalan rumah tangga, siswa akan mengajari mereka untuk membaca Sutra, melafal nama Buddha, dan melipat teratai kertas; Jika ada yang pernah melakukan aborsi, siswa akan membantu mereka untuk mengatur persemayaman arwah janin di vihara vajragarbha, atau menyemayamkan penagih utang karma. Mereka pun mengalami perbaikan kondisi, bahkan ada banyak insan yang kemudian berniat untuk Bersarana kepada Mahaguru Lu dan bersadhana. Namun, muncul masalah, ada seorang yang sudah pensiun (seorang Dharmaduta senior, siswa Zhenfo Zong) mengatakan kepada saya, perbuatan saya membantu umat tanpa mempunyai surat pengesahan dari Mahaguru Lu akan mengundang banyak makhluk halus yang mencelakai saya, jika mereka tidak bisa mencelakai saya, maka makhluk halus itu akan mencelakai orang dekat saya, sehingga siswa merasa bimbang, dalam hati muncul keraguan, apakah siswa boleh melanjutkan bantuan untuk umat?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Berbodhicitta membantu insan, pada dasarnya memang wajib dilakukan oleh sadhaka, tidak perlu menunggu surat pengesahan atau titah dari Mahaguru. Membimbing mereka untuk memasang pelita sinar Buddha, menyemayamkan arwah janin dan arwah penagih utang di vihara vajragarbha, atau mengajari mereka melipat teratai kertas, melafal nama Buddha, membaca Sutra, ini bisa dilakukan oleh semua orang. Bagaimana bisa ada Dharmaduta senior yang seperti itu? Apalagi dia adalah seorang siswa Zhenfo Zong yang sudah pensiun? Diri sendiri tidak paham, sembarang bicara kepada orang lain.
Anda boleh lanjutkan, jangan didengar ucapannya, Anda bisa masuk surga, dan yang terjerumus ke neraka adalah dia sendiri. 5 juta siswa Zhenfo Zong wajib mengembangkan Bodhicitta seperti itu, tidak akan ada masalah, jika ada masalah, cari saya.
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vimalakirti
Teks Sutra:
Bagian 3, Varga Siswa
“Buddha memberitahu Katyayana: ‘Pergilah Anda menjenguk Arya Vimalakirti.’ Katyayana berkata kepada Buddha: ‘Begawan, saya tidak pantas pergi menjenguk Beliau. Mengapa demikian? Teringat dahulu, Buddha membabarkan Dharma kepada para biksu, kemudian saya mengulas maknanya, yaitu mengandung makna anitya, duka, sunya, anatman, dan nirodha. Saat itu, Arya Vimalakirti datang memberitahu saya: Wahai Katyayana, jangan gunakan sikap batin utpada dan nirodha untuk membabarkan Dharma atribut sejati. Katyayana, sarwa-dharma anutpada dan anirodha, makna anitya. Pancaskanda mencapai sunya, tiada yang timbul, merupakan makna duka. Sarwadharma pada hakikatnya tiada eksistensi, merupakan makna sunya. Diri dan tanpa diri tiada berbeda, merupakan makna anatman. Hakikat Dharma tidak demikian, kini anirodha, merupakan makna nirodha. Saat membabarkan Dharma ini, segenap biksu dan biksuni memperoleh moksa. Oleh karena itu saya merasa tidak pantas untuk pergi menjenguk Beliau.’”
Di antara 10 siswa utama Buddha, Katyayana/Mahakatyayana merupakan nomor satu dalam hal mengupas makna dari ajaran, dengan kata lain sangat mahir dalam menjelaskan makna dari doktrin Buddhis. Buddha Sakyamuni memberitahu Katyayana: “Pergilah memandu segenap siswa untuk mewakili Buddha menjenguk Arya Vimalakirti.” Katyayana menjawab: “Begawan, saya tidak pantas mengemban tugas untuk memandu semua pergi menjenguk Arya Vimalakirti.”
Buddha bertanya mengapa, Katyayana menjawab bahwa Beliau teringat dahulu saat Buddha Sakyamuni membabarkan esensi utama Buddhadharma kepada para biksu, kemudian, kepada para biksu, Beliau mengupas makna dari pembabaran Dharma Buddha Sakyamuni. Buddha sering membabarkan anitya, duka, sunya, anatman, dan nirodha. Katyayana pun membabarkan kepada para biksu, apa makna dari anitya, duka, sunya, anatman, dan nirodha.
Anitya berarti tidak ada yang kekal, pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang abadi, akan terus berubah. Duka, contohnya di 8 jenis neraka dingin yang sangat dingin, 8 jenis neraka panas yang sangat panas, di sana sangat menderita. Sunya, kelak akan kosong, rumah sebaik apa pun, akan rusak; Uang sebanyak apa pun, juga kosong. Apa itu nirodha? Bagi yang belajar sejarah dan geografi akan tahu, bahwa selama proses pembentukan, terbentuk, pelapukan, dan kelenyapan dunia ini, semua makhluk hidup sudah mengalami lebih dari 7 kali kepunahan, inilah nirodha. Ini saya jelaskan secara singkat saja, dalam Sutra Buddha dijabarkan lebih banyak lagi.
Saat itu, Arya Vimalakirti memberitahu Katyayana, sebab Katyayana membabarkan Dharma atribut sejati menggunakan konsep muncul dan lenyap, padahal Dharma atribut sejati bukan demikian. Seperti yang barusan saya babarkan, saya juga gunakan konsep utapada dan nirodha untuk babarkan Dharma atribut sejati, dan ini bisa kena tegur Arya Vimalakirti. Dharma eksistensi kelahiran dan kematian disebut Dharma utpada dan nirodha, merupakan ilusi, sebab keberadaan kita umat manusia adalah fenomena mimpi atau ilusi.
Buddhadharma yang sejati, Buddhata yang sejati anutpada dan anirodha, tidak ada kapan lahir, juga tidak ada kapan mati, tapi juga anitya (tidak kekal), mengapa anitya? Arya Vimalakirti bersabda: “Anitya adalah nitya.” Sesungguhnya, dalam konsep sebab-akibat, anitya juga nitya. Apa yang Anda makan, maka Anda akan bergejala seperti itu, kelihatannya anitya, sesungguhnya nitya. Sebab jika memakan makanan beracun, Anda akan diare, ini sepertinya anitya, tapi karena ada sebab dan akibat, maka ia adalah nitya (kekal).
Pancaskanda antara lain: rupa, vedana, samjna, samskara, vijnana, di dalam semua ada duka. Rupa ada duka penuaan, duka sakit. Vedana, dulu kita menggunakan pisau untuk meraut pensil, jika ceroboh dan melukai jari sendiri, akan terasa sakit, inilah duka dari vedana. Pancaskanda semua duka, tapi duka dan suka setara, sebab, semua muncul dari hati Anda, contohnya: Patah hati timbul dari hati, berhasil jalan terus dari patah hati juga dihasilkan dari hati Anda.
Semua Dharma pada hakikatnya adalah sunya, tiada suatu keberadaan, tiada yang bisa diperoleh. Sutra Hati mengupasnya dengan sangat jelas: “Oleh karena tiada yang diperoleh, maka Bodhisatwa.” Pada hakikatnya tiada suatu apa pun, mengandung makna sunya.
Aku dan anatman setara, aku adalah anatman. Tubuh jasmani ini, suatu hari nanti akan tiada, oleh karena itu sifatnya sunya. Dunia saha kita ini, tercipta dari ilusi, pada hakikatnya tiada suatu apa pun, bahkan rumah, kendaraan, semua makhluk pun tiada, sunya. Aku dan anatman adalah dua hal, tapi sekaligus satu, dengan kata lain, rupa adalah sunya, sunya adalah rupa, rupa dan sunya tiada berbeda, inilah makna dari anatman.
Dharma Hakikatnya Anutpada dan Anirodha Inilah Nirodha
Setelah Arya Vimalakirti Membabarkannya Segenap Biksu pun Vimoksa
Buddhata senantiasa anutpada pun anirodha, tidak timbul, juga tidak musnah, karena tidak lahir dan tak mati, berarti adalah sunya. Semua makhluk juga tak lahir dan tak mati, inilah sunya. Pada dasarnya memang setara, pada dasarnya tidak mendua, pada dasarnya sunya.
Tutur Dharma nan luhur dari Dharmararaja Liansheng, menguak makna mendalam dari anitya, duka, sunya, anatman, dan nirodha, yang semula sukar dipahami menjadi dapat dipahami oleh segenap siswa. Ajaran luhur dan mendalam dari Arya Vimalakirti dikupas dengan sangat menakjubkan oleh Dharmaraja Liansheng, sehingga semua penuh sukacita, penuh rasa hormat kepada Mulacarya Liansheng dan Triratna Mandala, mempersembahkan rasa syukur yang tertinggi.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BuddhaAmitabha
#SutraVimalakirti
Istadewata Pujabakti Minggu Depan #BodhisatwaAvalokitesvara