15 Oktober 2023 Upacara Homa Bodhisatwa Amoghapasalokesvara di Rainbow Temple
Liputan TBSN
Pada tanggal 15 Oktober 2023, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) dengan tulus mengundang Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Homa Bodhisatwa Amoghapasalokesvara (Bukongjuansuo Guanyin Pusa/不空羂索觀音菩薩). Usai homa yang istimewa dan sempurna, Dharmaraja Liansheng Berdharmadesana, terlebih dahulu memberitahukan bahwa minggu depan, tanggal 22 Oktober 2023, pukul 3 sore merupakan Upacara Homa Bodhisatwa Dewi Marici (Molizhitian Pusa/摩利支天菩薩). Dewi Marici merupakan Dharmapala agung Zhenfo Zong, Dharmaraja telah mentransmisikan Mudra dan Mantra Dewi Marici : "Om. Malizhiyi. Suoha.", wujudnya duduk di atas kereta mestika yang ditarik tujuh babi emas. Menekuni Sadhana Dewi Marici dapat menangkal pencuri, terhindar dari penindasan, karena Dewi Marici sangat kuat, tergolong sebagai Dewi Perang.
Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa mudra yang dibentuk pada hari itu dibentuk sendiri oleh Amoghapasalokesvara yang hadir, sejak mulai Beliau telah hadir pada tubuh Dharmaraja. Amoghapasalokesvara merupakan Bodhisatwa Agung, tergolong dalam jajaran Sapta Avalokitesvara dalam Avalokitesvarasala. Dharmabala Beliau setara dengan Dharmabala Bhagavati Cundi, dapat menjemput dengan kesetaraan, sehingga gelar Vajra Beliau adalah: Vajra Samahita. Beliau berkepala tiga dan berlengan empat, setiap wajah memiliki mata ketiga; Keempat lengan masing-masing memegang: japamala, yang bermakna asalkan melafal nama-Nya dapat memperoleh penjemputan; Padma bermakna Beliau menjelma dari padma; Kalasa suci, bermakna semua karmavarana dapat dicuci bersih dengan tirta amerta; Selain itu, yang paling penting adalah pasa, tidak peduli bagaimana pun, Beliau dapat menggunakan pasa untuk mengikat sesuatu yang Anda harapkan, yang dimaksud dengan Amogha adalah semua permohonan tidak akan gagal. Asalkan membantu mendafarkan nama mendiang, tidak akan gagal, semua akan dijemput. Mantra Prabha dan Mantra Amoghapujamani, keduanya berhubungan dengan Amoghapasalokesvara.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Guru mana yang senantiasa Anda junjung di puncak kepala, maka itulah silsilah Anda.
Pertanyaan dari siswa pertama:
Sembah puja kepada Mahaguru Lu, terima kasih telah berupaya demi memberi manfaat kepada semua makhluk, Mahaguru Liansheng rela lebih lama beberapa tahun menetap di dunia, melanjutkan pemutaran cakra Dharma.
Dharmaraja Liansheng menanggapi, alamiah saja, menurut Beliau setiap saat bisa meninggalkan keduniawian.
Siswa tersebut bertanya, ada seorang umat Sedharma yang baru muncul menerima abhiseka saat sesi abhiseka Upacara Agung Mahadewi Yaochi Bermuka Hitam yang perdana (tanpa mengikuti jalannya upacara), saat ditegur bahwa dia tidak menghormati Mahaguru, ia menjawab: "Yang paling penting dalam upacara hanyalah sesi abhiseka." Ternyata pada hari itu dia pergi mendukung upacara sekte lain yang diselenggarakan oleh mantan siswa Zhenfo Zong, dan mengatakan bahwa orang itu adalah penerus yang ditunjuk oleh Mahadewi Yaochi, merupakan orang yang memegang silsilah Xiantian Wuji Zhengfa.
Siswa bertanya: "Apakah abhiseka yang diterimanya berlaku? Apakah sesuai tata Dharma? Apakah silsilahnya sudah putus?"
Dharmaraja mengungkapkan, pertanyaan ini cenderung sulit dijawab, setelah memohon petunjuk, menjawab: "Beliau menjawab berlaku. Abhiseka ini masih berlaku, hanya berpartisipasi dalam sesi abhiseka tetap berlaku. Pertanyaan kedua, apakah silsilah umat tersebut sudah putus? Petunjuk-Nya adalah: Hampir teputus tapi tidak putus, hampir terputus tapi tidak putus. Sesungguhnya ini tidak terputus, hampir putus tapi tidak putus, berarti tidak putus, Beliau telah menjawab, hampir putus tapi tidak putus, abhiseka ini berlaku, hampir putus tapi tidak putus."
Dharmaraja Liansheng menambahkan, bahwa Dharmaraja sendiri berprinsip alamiah, jika siswa rela datang, maka silakan datang, jika tidak datang maka tidak perlu datang, menurut Dharmaraja tidak ada persoalan. Dharmaraja sendiri hanya mentransmisikan Dharma, menganugerahkan abhiseka, tidak mengurus hal lain. Kadang siswa menghadapi persoalan penting, atau jatuh sakit, atau ada urusan lain, tidak boleh memaksa. Karena urusan keyakinan sepenuhnya merupakan urusan pribadi diri sendiri. "Masing-masing makan sendiri, masing-masing kenyang sendiri, sepenuhnya urusan diri sendiri. Mengenai silsilah Anda putus atau tidak, sesungguhnya tanyakan pada diri sendiri sudah bisa diketahui, Guru mana yang senantiasa Anda junjung di puncak kepala, berarti itulah silsilah Anda."
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
"Asalkan dalam hati Anda ada terang, maka Anda dapat menyalakan terang insan lain."
Teks Sutra
Bagian 4, Varga Bodhisatwa:
"Papiyas memberitahu para dewi: ‘Aku ingin Anda semua kembali ke istana surga.’ Para dewi menjawab: ‘Kami semua bersama dengan Arya Upasaka, memiliki sukacita Dharma, kami semua sungguh penuh sukacita, tidak lagi melekat pada lima hasrat.’ Mara menjawab: ‘Apakah Arya Upasaka sanggup melepas para dewi ini? Semua milikmu diserahkan kepada kami, demikianlah seharusnya Bodhisatwa.’ Arya Vimalakirti menjawab: ‘Wahai kakak-kakakku! Ada pintu Dharma bernama pelita tak kunjung padam, Anda sekalian mesti mempelajarinya. Pelita tak kunjung padam, diumpamakan ada satu pelita, sanggup menyalakan ribuan pelita, menerangi semua kegelapan, dan terangnya tak kunjung berakhir. Demikianlah wahai para kakak! Satu Bodhisatwa dapat membimbing ratusan ribu makhluk, supaya mereka membangkitkan Anuttara Samyaksambodhicitta, dan tekad Bodhi ini tak akan padam, selaras dengan Dharma yang dibabarkan, diri sendiri menambah manfaat dalam segala Dharma kebajikan, ini yang disebut sebagai pelita tak kunjung padam. Meskipun Anda semua menetap di dalam istana Mara, tetap merupakan pelita tak kunjung padam, dapat membuat para putra dewa dan putri dewa yang tak terhitung banyaknya, membangkitkan Anuttara Samyaksambodhicitta, demi membalas budi Buddha, serta memberi manfaat besar bagi semua makhluk.’ Saat itu, para dewi bernamaskara dengan kepala menyentuh kaki Arya Vimalakirti, kemudian mengikuti Mara kembali ke istana, dan mendadak hilang. Begawan! Arya Vimalakirti memiliki daya gaib leluasa seperti itu, serta kefasihan berbicara dan kebijaksanaan, oleh karena itu aku merasa tidak berkualifikasi untuk pergi menjenguk Beliau."
Pengulasan Dharmaraja Liansheng:
Raja Mara Papiyas ingin kembali ke istana surga bersama para dewi, "Istana Mara, sebagian besar menunjuk pada Surga Mahesvara. Dahulu ada kalimat: ‘Raja di antara para raja adalah Raja Surga Keenam, Arya di antara para Arya adalah Mahabodhi Buddha, Mahabodhi Buddha adalah Arya di antara para Arya.’ Raja di antara semua raja adalah Raja Surga Keenam, Raja Surga Keenam kurang lebih adalah Dewa Mahesvara, merupakan surga tertinggi di kamadhatu."
Para dewi mengatakan bahwa mereka berjodoh dengan Arya Vimalakirti, lebih memilih sukacita Dharma, tidak lagi mendambakan lima hasrat. Lima hasrat antara lain: harta, rupa, nama, makan, tidur. Dharmaraja Liansheng sendiri sudah tiada lima hasrat, tidak lagi ingin menambah harta, memahami bahwa rupa hanya sesaat, sehingga tidak ada apa-apanya, nama hanya sesaat belaka, dalam hal makan juga makanan tetap, juga tidak tamak akan tidur.
Papiyas memberitahu Arya Vimalakirti, Anda adalah seorang Bodhisatwa, oleh karena itu Anda memberi atau tidak memberi adalah hal yang berbeda, maka berikanlah para dewi itu kepadaku, Anda mau atau tidak mau sama saja, inilah Bodhisatwa."
Arya Vimalakirti: "Saya tidak punya apa-apa, antara ingin dan tidak ingin semua boleh, jadi silakan Anda bawa semua dewi ini. Asalkan semua makhluk memperoleh sukacita Dharma, maka harapan sudah terpenuhi, oleh karena itu bukan benar-benar menginginkan para dewi Anda itu."
Para dewi pun bertanya kepada Arya Vimalakirti, sekembalinya nanti kami masih tetap berdiam di istana Mara, bagaimana kelak bisa memperoleh sukacita Dharma?
Arya Vimalakirti mengatakan, ada satu pintu Dharma disebut pelita tak kunjung padam, sama seperti yang dipesankan oleh Gyalwa Karmapa ke-16 kepada Dharmaraja, titi beratnya adalah: "Dalam hati Anda ada terang". Saat Dharmaraja hendak pamit, Dharmaraja bertanya kepada Gyalwa Karmapa ke-16, apa yang paling penting? Gyalwa Karmapa ke-16 memberitahu Dharmaraja Liansheng: "Pertahankan sinar terang dalam hati Anda, inilah yang paling penting." Sama halnya, Arya Vimalakirti juga mengatakan, ada satu pintu Dharma disebut pelita tak kunjung pandang, artinya adalah, setelah satu pelita dinyalakan, maka bagian dalam vihara terang benderang, pelita ini bisa menerangi hati insan lain, sehingga hati orang itu menjadi pelita yang telah dinyalakan. Satu pelita bisa menyalakan sepuluh pelita, bahkan bisa menyalakan seratus pelita. Ada seratus pelita menjadi seribu pelita, seribu pelita menjadi sepuluh ribu pelita, pelita dengan pelita saling mentransmisikan terang, disebut sebagai pelita tak kunjung padam.
Arya Vimalakirti ingin para dewi belajar pelita tak kunjung padam, satu pelita menyalakan ratusan ribu pelitar, kegelapan pun menjadi terang, dan terang ini tak kunjung padam. Sama seperti Mahaguru Lu membabarkan Dharma di sini, ada Rinpoche, ada Acarya, Dharmacarya, biksu/biksuni, pandita Dharmaduta, pandita Lokapalasraya, demikianlah pelita terus dinyalakan, kemudian mencapai segenap umat.
"Asalkan ada terang dalam hati Anda, maka terang ini dapat Anda transmisikan kepada insan lain, terang ini adalah pelita tak kunjung padam dalam Zhenfo Zong, terus sinambung tanpa henti, dapat melalui beberapa generasi, inilah pelita tak kunjung padam!"
Saat Dharmaraja Liansheng berusia 26 tahun, di kuil Yuhuang, Mahadewi Yaochi hanya menyalakan pelita Dharmaraja Liansheng, saat itu hanya satu pelita, Mahadewi Yaochi berpesan supaya Dharmaraja Liansheng pergi menyeberangkan semua makhluk. Dharmaraja pun melihat Buddha Amitabha, Bodhisatwa Ksitigarbha, dan Mahadewi Yaochi. Malam hari itu menyaksikan kehidupan lampau diri sendiri, alam surga, alam neraka, para dewa, masa depan, setiap malam ada Buddha dan Bodhisatwa yang datang mengajarkan Dharma, Beliau bahkan meminta supaya Dharmaraja Liansheng pergi Berguru untuk memohon Dharma. "Oleh karena itu, saat itu pelita saya pun nyala. Sekarang, saya pun menyalakan banyak Acarya, banyak Dharmacarya, banyak biksu/biksuni, banyak pandita Dharmaduta, lokapalasraya, ketua vihara, dan sangat banyak umat. Asalkan dalam hati Anda ada terang, maka Anda dapat menyalakan terang insan lain, demikian seterusnya menjadi pelita tak kunjung padam. Terang tak berkesudahan, terang ini tidak akan berakhir."
Asalkan ada satu Bodhisatwa di antara para dewi tersebut, maka ia dapat membimbing ratusan ribu makhluk, supaya mereka membangkitkan Bodhicitta. Terang ini tidak akan padam. Semua kebajikan, terang, dan derma, semua ada di dalam. Paustika adalah menambah manfaat bagi semua makhluk, ini disebut pelita tak kunjung padam. Sungguh kebetulan, Dharmaraja Liansheng juga pernah menulis buku berjudul: "Pelita Tak Kunjung Padam".
Arya Vimalakirti mengatakan, wahai para dewi, meskipun kalian berada di istana Mara, gunakan pelita tak kunjung padam untuk membimbing para putra dan putrid dewa untuk membangkitkan Bodhicitta, demi membalas budi Buddha, dengan demikian juga bisa membantu semua makhluk. Meskipun berdiam di istana Mara, tapi dalam hati ada terang, tetap bisa menyalakan pelita hati.
Saat itu, para dewi bernamaskara kepada Arya Vimalakirti, kemudian ikut Raja Mara Papiyas kembali ke Surga Mahesvara, dan mendadak lenyap. Bodhisatwa Vasudhara memberitahu Buddha Sakyamuni, demikianlah daya gaib leluasa dan kebijaksanaan agung Arya Vimalakirti, demikianlah kefasihan berbicara tanpa rintangan, oleh karena itu Bodhisatwa Jagatimdhara tidak sanggup pergi menjenguk Arya Vimalakirti.
Sampai di sini, Dharmaraja Liansheng terkenang, sejak usia 26 tahun, menyeberangkan makhluk hingga saat ini, termasuk menulis buku untuk membimbing insan, siswa yang Bersarana sangat banyak, memperoleh Dharma Hati, sangat banyak yang dalam hatinya ada terang. Dalam upacara agung musim semi kelak akan ditransmisikan Sadhana Rahasia Divyacaksu Bhagavati Sapta Netra, sesungguhnya dalam Zhenfo Zong ada banyak umat yang sudah memiliki divyacaksu, bisa melihat Buddha dan Bodhisatwa, bahkan dapat berkontak batin dengan Dharmakaya Mahaguru Lu. Saat itu, saudari Kaili yang ada di lokasi berdiri memberi kesaksian, beliau melihat Mahaguru Lu, Vajrasattva, dan Bodhisatwa Avalokitesvara, Dharmakaya Mahaguru Lu terus bersamanya, Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa ia adalah orang yang telah memperoleh pelita tak kunjung padam.
Berikutnya, di lokasi, Acarya Lianci (蓮慈上師), Acarya Lianze (蓮澤上師), sdri. Shuangshuang, silih berganti memberikan kesaksian kontak batin besar Zhenfo. Acarya Lianci mengatakan, saat Mahaguru Lu memimpin upacara, para Buddha Bodhisatwa di seluruh angkasa sedang mengerahkan daya, supaya dalam hati tiap siswa ada terang. Acarya Lianze mengungkapkan, saat seorang master chef di Kamboja jatuh sakit, Mulacarya Liansheng turun dari mandala Dharma untuk menjaganya; Selain itu, seorang saudari Sedharma menjapa Mantra Hati Guru "Om. Guru. Liansheng. Siddhi. Hum" selama 3 tahun, melihat Mahaguru Lu memberinya sebongkah emas, dan ia pun berhasil memberi dua rumah. Acarya Lianze menegaskan, asalkan siswa 100% meyakini Mulacarya, maka pasti mendapatkan 100% kontak batin; Asalkan menjapa "Om. Guru. Liansheng. Siddhi. Hum" Mahaguru Lu langsung turun mengadhisthana kita.
Dharmaraja Liansheng mengisahkan, saat itu Acarya Lianze (蓮澤上師) bertanya, ia harus ke mana, Mahadewi Yaochi meminta beliau pergi ke Kamboja, saat itu Dharmaraja juga merasa heran, sebab di Kamboja sama sekali tidak ada siswa Zhenfo Zong. Namun Dharmaraja memberitahu Acarya Lianze: "Anda pergi ke Kamboja, dengan sendirinya akan ada orang menjemput Anda." Acarya Lianze membuktikan, beliau pergi ke Kamboja hanya membawa 500 USD, sampai di sana benar-benar ada orang menjemputnya, beliau menghadiahkan buku Dharmaraja Liansheng kepada orang yang menjemput, dan orang itu langsung bertekad memberi persembahan kepada Acarya Lianze seumur hidup, sejak saat itu ia memberikan persembahan makanan dan tempat tinggal untuk Acarya Lianze.
Saat baru saja tiba, beliau tidak ada uang, Mahaguru Lu mengajarkan kepadanya untuk bersadhana dan menyalurkan jasa, maka pasti akan ada dana, akhirnya, seorang jenderal memberikan persembahan kepada Acarya Lianze berupa sebidang tanah untuk membangun vihara. Sekarang di Kamboja sudah ada dua vihara vajragarbha. Dharmaraja mengungkapkan, "Sekarang, ia di Kamboja sudah ada sehampar cahaya terang." Inilah pelita tak kunjung padam yang disabdakan oleh Arya Vimalakirti, Dharmakaya Mahaguru Lu maha ada, oleh karena itu, inilah pelita tak kunjung padam.
Adhisthana Dharmaraja Liansheng tak terbatas oleh jarak, kontak batin Sadhana Tantra Zhenfo tak’kan habis untuk dituturkan, saat semua menyimak dengan saksama, tak terasa sudah tiba di pengujung upacara. Dharmaraja berinteraksi dengan para siswa yang berpartisipasi melalui zoom, kemudian menganugerahkan Abhiseka Sadhana Amoghapasalokesvara kepada segenap umat yang hadir secara langsung, demikianlah upacara pun berakhir dengan sempurna dan manggala.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaAmoghapasalokesvara
Upacara minggu depan #BodhisatwaDewiMarici
#SutraVimalakirti