24 Desember 2023 Upacara Homa Bhagavati Usnisavijaya di Rainbow Temple
Liputan TBSN Yuanxing ( #TBSN願行報導 )
Pada malam Natal, tanggal 24 Desember 2023, Dharmaraja Liansheng menerima undangan Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) Seattle, Amerika Serikat, untuk memimpin Upacara Homa Bhagavati Usnisavijaya (Zunshengfomu/尊勝佛母). Usai homa, terlebih dahulu Dharmaraja Liansheng memberitahukan bahwa minggu depan, tanggal 31 Desember, pukul 3 sore, Istadewata Homa adalah Vajra Kalacakra (Shilun Jin’gang/時輪金剛). Mantra Hati Vajra Kalacakra adalah: "Om. Ha. Kamala. Walaya. Suoha.", Ia mempunyai tiga macam warna, yaitu merah, putih, dan tubuh warna biru. Warna merah merepresentasikan Bodhi merah, warna putih merepresentasikan Bodhi putih, warna biru merepresentasikan prana. Dharmaraja Liansheng memperagakan Mudra Vajra Kalacakra, dan membabarkan: Vajra Kalacakra merupakan Sadhana Vajra yang dijunjung tinggi oleh empat sekte utama Tantra Tibet, pada awal Dharmaraja Liansheng mentransmisikan Sadhana Kalacakra, Guru Thubten Dhargye menginstruksikan kepada Dharmaraja Liansheng untuk mentransmisikan Sadhana Kalacakra ke beberapa benua, Dharmaraja pun melakukan sesuai instruksi, mengunjungi banyak negara untuk mentransmisikan Sadhana Kalacakra. Saat ini Dharmaraja Liansheng memiliki dua kitab tata ritual Sadhana Kalacakra, yang satu berasal dari Guru Thubten Dhargye, yaitu bermula dari Kanjurwa Rinpoche, ditransmisikan kepada Thubten Nima, kemudian ditransmisikan kepada Thubten Dali, kepada Thubten Dhargye, terus hingga akhirnya kepada Dharmaraja Liansheng. Kitab tata ritual yang lainnya merupakan anugerah dari Guru Sakya Zhengkong.
Dharmaraja mengungkapkan, di dunia saha ini, Guru Sesepuh Tantra Tibet yang mentransmisikan Sadhana Kalacakra antara lain: Dalai Lama, Panchen Lama, Gung Thang Tshang Rinpoche dari Biara Labrang, dan Kalu Rinpoche dari Kagyudpa. Sedangkan dari kalangan Han, yang mentransmisikan Sadhana Kalacakra, hanya Dharmaraja Liansheng seorang. Setelah memperoleh Sadhana Kalacakra, Dharmaraja Liansheng membabarkannya ke beberapa benua besar dunia. Oleh karena itu, Kalu Rinpoche mengangkat foto Dharmaraja Liansheng ke atas kepala, sebagai tanda penghormatan tertinggi.
Ketika Ganden Tripa dari Gelugpa mengetahui Dharmaraja Liansheng mentransmisikan Sadhana Kalacakra, beliau sowan ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺), dan mentransmisikan Dharma bersama Dharmaraja Liansheng. Selain Panchen Lama dan Dalai Lama, Ganden Tripa tergolong sebagai pemimpin spiritual Gelugpa. Dalam Gelupa, yang paling senior, dan paling terpelajar, baru bisa dipilih menjadi pemimpin spiritual, dan Ganden Tripa merepresentasikan Je Tsongkhapa. Di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, Dharmaraja Liansheng juga pernah memipin homa bersama Dagchen Rinpoche yang merupakan pemimpin spiritual dari Sakyapa.
Dharmaraja Liansheng menyayangkan bahwa manusia sungguh mudah melupakan sesuatu, tetapi lupa juga merupakan hal yang baik, sebab pada akhirnya dengan lupa dapat mencapai amanasikara, tidak ada bentuk pikiran, semua dilupakan, bahkan klesa juga dilupakan. Yang terbaik adalah melupakan semua, untuk apa dimasukkan dalam diri dan menyiksa diri sendiri?! Setelah melupakan semuanya, bahkan budi dan dendam seketika terhapus. Pada saat lupa, cahaya pun terpancar, Anda melebur dalam cahaya, dan mencapai keberhasilan. Dalam Tantra diajarkan bahwa sadhaka pada awalnya adalah bhavanamarga, baru kemudian darsanamarga, atau yang disebut tercerahkan, setelah pencerahan, melebur dalam Bodhi, disebut manunggal dengan Bodhi. Pada akhirnya merealisasikan Bodhi. Bhavanamarga, darsanamarga, manunggal dengan Bodhi, dan realisasi Bodhi, keempat tahapan ini sangat penting.
Saat mulai menekuni meditasi, titik berat ada pada samadhi, memusatkan perhatian pada satu objek, jangan timbul pikiran khayal, tidak ada klesa, fokus pada satu objek. Buddha Sakyamuni pernah mengatakan: "Dengan fokus, tidak ada yang mustahil." Laozi juga mengatakan, jika manusia dapat fokus, maka segala hal dapat diselesaikan. Jangan terpengaruh gangguan, tiada gangguan, tiada ikatan, pusatkan perhatian, semua gangguan pun tiada, tidak ada keributan, ini adalah jalan pembebasan yang paling penting.
Sutra Yoga Patanjali yang telah ditransmisikan selama lebih dari 7000 tahun di India, menyebutkan Hatha Yoga. Ada empat versi Sutra Yoga, antara lain Shiva Yoga, Hatha Yoga, di antaranya ada yang paling penting, mereka menjadikan Shiva sebagai penguasa tertinggi dari yoga. Yoga yang kita bahas kini sebagian besar merupakan metode asana, menggunakan tubuh untuk bergerak, sesungguhnya dalam yoga yang sesungguhnya, memusatkan perhatian, memperoleh suka samadhi, tujuan utama yoga adalah memperoleh suka samadhi.
Sebagian besar asana merupakan metode eksternal, oleh karena itu kita menyebutnya sebagai metode postur tubuh, yaitu asana, dalam Tantra ada yang disebut vajramusti, asana vajramusti. Thubten Qi’en menekuni asana dan pranayama, keduanya saling berpadu. Ada orang yang berpendapat terlebih dahulu belajar pranayama, baru kemudian asana. Menurut Sutra Yoga, terlebih dahulu belajar asana, baru kemudian pranayama, tetapi ada sebagian yang terlebih dahulu belajar pranayama, baru kemudian asana. Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, Thubten Qi’en mempelajari pranayama dan asana dengan sangat lengkap, bagi yang ingin belajar bisa belajar kepadanya.
Istadewata Homa hari ini adalah Bhagavati Usnisavijaya, sangat agung, Mantra Hati Beliau yang sesungguhnya seperti yang dijapa oleh Dharmaraja hari ini: "Om. Pulong. A. Pulong." Ini yang ditransmisikan oleh Acarya Pufang (普方上師), "Om. Pulin. A. Pulin.", beliau melafalnya menjadi "lin", "lin" adalah "long", kita menjapa: "Om. Pulin. Om. Pulin. Om. Pulin." Sesungguhnya, "Om. Pulong. Om. Pulong. Om. Pulong."; "Om. Pulong. A. Pulong." Ini adalah Mantra Hati Bhagavati Usnisavijaya yang paling pendek.
Pada saat upacara, cahaya berkilauan, Acarya Lianci (蓮慈上師) dan sdri. Xiaofen (曉芬) memberi kesaksian. Sdri. Xiaofen menyaksikan Dharmakaya Dharmaraja Liansheng hadir di medan perang untuk mengulurkan pertolongan, hadir pula di alam neraka untuk mengulurkan pertolongan, pun hadir di banyak lokasi yang penuh kemiskinan. Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, sdri. Caihong (彩虹) juga pernah melihat Dharmakaya Dharmaraja sedang mentransmisikan Dharma di lokasi lain.
Dharmaraja Liansheng mengungkapkan Bhagavati Usnisavijaya sangat agung, setiap kali melakukan Homa Bhagavati Usnisavijaya selalu sangat banyak kontak batin, Beliau adalah Vajra Menyingkirkan Mara, kekuatannya sangat besar, merupakan perwujudan dari cahaya usnisa dari Buddha Sakyamuni.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Ada umat yang merasa bahwa satwa mocana merupakan penyelamatan terhadap nyawa, langsung menolong ketika ada nyawa yang terancam penjagalan, melepasnya supaya memperoleh kebebasan. Namun, Upacara Satwa Mocana ada yang berlawanan dengan semangat ini, pihak panitia justru memesan bibit ikan, dan nyawa bibit ikan tidak sedang terancam, sekalipun kita tidak membelinya, usaha peternakan akan membelinya dan memasukkan ke dalam kolam budi daya, sehingga mereka bisa hidup selama beberapa bulan, setelah besar, barulah didistribusikan ke pasar. Melepas bibit ikan ke perairan air dalam justru menjadikan mereka sebagai mangsa ikan harimau, bibit ikan yang semula bisa hidup selama beberapa bulan, justru kita yang mengantar mereka masuk ke mulut harimau.
Dharmaraja Liansheng mengutarakan bahwa cukup sukar untuk mendiskusikan hal ini, bisa memilih perairan yang tidak terdapat ikan harimau, atau dilepas di sungai yang mengalir panjang. Satwa mocana mesti perhatikan apakah bibit ikan hidup di air tawar atau air asin, jika habitatnya adalah air tawar, maka mesti dilepas di perairan tawar, jika air asin maka dilepas di perairan asin, mesti sesuai habitat mereka, jangan sampai pelepasan satwa menjadi dilepas menuju kematian.
Menurut Dharmaraja, satwa mocana berpahala. Suatu ketika, ada umat yang menghadiahkan seekor burung sangat kecil, sangat indah, Dharmaraja tidak bisa memelihara burung, tetapi jika dilepas, begitu terbang keluar, ia bisa dimangsa burung besar. Oleh karena itu, satwa mocana juga butuh pengetahuan. Selain itu, ada beberapa organisasi Buddhis yang berpendapat bahwa semua makhluk setara, sehingga melepas ular berbisa ke alam liar, mengenai benar atau tidaknya, ini juga butuh pengetahuan, melepas ular berbisa sangat menakutkan, akhirnya, desa dipenuhi ular berbisa. "Sebenarnya, apakah tindakan ini benar? Anda mengatakan semua makhluk setara, ular berbisa juga ular, ular yang tidak berbisa juga adalah ular, sebenarnya mesti dilepas atau tidak? Saya juga tidak bisa berkomentar. Menurut Arya Vimalakirti, semua makhluk setara, dalam hal ini, ada solusi apa lagi? Satwa mocana juga butuh pengetahuan."
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 5: Varga Manjusri Menanyakan Kabar
"Meskipun mengamalkan catvari-samyak-prahanani, tidak selamanya meninggalkan tubuh, vedana, citta, dan dharma, inilah laku Bodhisatwa; Meskipun mengamalkan catvari-samyak-prahanani, tidak meninggalkan ketekunan tubuh dan batiniah, ini lah laku Bodhisatwa."
Dharmaraja Liansheng menjelaskan, catvari-samyak-prahanani adalah 37 Bodhispaksika, bersumber dari Agama: Mengamati kekotoran tubuh, mengamati vedana adalah duka, mengamati batin tidak kekal, mengamati dharma anatman, sadhaka mesti melakukan pemenungan ini. Meskipun sadhaka sudah berbhavana mencapai anutpattikadharmaksanti, mencapai tingkat Bodhisatwa bumi ke-8 yang tak mundur lagi, mencerahi tiada kelahiran, telah mencapai darsanamarga, tidak ada ikatan, tidak terikat, tidak ada klesa dan kemelekatan, meskipun mengamalkan catvari-samyak-prahanani, Bodhisatwa yang sedang sakit, tetapi tidak meninggalkan catvari-samyak-prahanani.
Dharmaraja memberi contoh, kekotoran tubuh: Kepala bisa menghasilkan ketombe, kaki bisa mengalami kutu air, mata juga ada tahi mata, telinga juga ada kotoran telinga, hidung juga ada kotoran hidung, mulut juga menghasilkan ludah yang akan cepat berbau jika terkena udara, sekujur tubuh adalah kotoran, manusia justru paling kotor. Pori tubuh mensekresikan keringat, ketiak berbau, napas bau, dua lubang di bagian bawah tubuh adalah untuk buang kotoran dan air seni, semua berbau busuk, tidak ada satu pun yang tidak bau, tubuh manusia sangat kotor. Ada orang saat mengenakan japamala tidak ingin masuk ke toilet, mesti melepas dulu japamalanya dan meletakkan di luar baru dia masuk toilet, sesungguhnya tiap hari japamala dikenakan di tubuh, panjangnya mencapai usus, isi dari usus adalah kotoran! Kapan tubuh manusia ini bersih? Sesungguhnya tubuh ini tidak bersih.
Yang dikenakan oleh Bodhisatwa adalah jubah surgawi, tidak tercemar debu, senantiasa bersih suci. Tingkat bhavana dari Bodhisatwa di atas bumi ke-8 sudah sangat tinggi; Gerakannya laksana angin, Ia memiliki laku wibawa, dalam segala hal selalu bersih, mana mungkin tubuhnya kotor? Tetapi Ia masih tetap memenungkan kekotoran jasmani.
Ia tidak terdampak duka, sebab sama sekali tiada sakit, tetapi Ia tetap menanggung duka. Ia tidak terdampak anitya, abadi selamanya, tidak akan mengalami kemunduran, sekujur tubuh adalah cahaya, wangi, bersih, tiada duka, demikianlah Bodhisatwa di atas bumi ke-8, tetapi Ia tidak meninggalkan tubuh yang kotor, tidak meninggalkan duka, juga tidak meninggalkan anitya.
Meskipun Ia mencapai tingkatan anatman, tetapi Ia menjalankan laku ‘diri’, ini lah Bodhisatwa yang sejati. Dharmaraja menunjukkan, kalimat ini sama seperti Santa Teresa dari Kalkuta, Beliau mengatakan: "Aku tidak pergi ke surga, Aku akan berada di tempat yang gelap untuk menolong para insan yang berada dalam kegelapan." Seperti yang diutarakan oleh Bodhisatwa Ksitigarbha, "Jika bukan Aku yang masuk neraka, siapa lagi yang rela masuk untuk mengentaskan makhluk di alam neraka?!" ini lah Bodhisatwa sejati. Oleh karena itu, setelah menekuni catvari-samyak-prahanani, ingin meninggalkan catvari-samyak-prahanani, menurut Beliau ini keliru, tetap berdiam pada catvari-samyak-prahanani, tubuh ini kotor, vedana adalah duka, citta adalah anitya, dharma adalah anatman, dengan demikian seorang Bodhisatwa barulah merupakan Bodhisatwa sejati.
"Meskipun mengamalkan catvari-samyak-prahanani, tidak meninggalkan ketekunan tubuh dan batiniah, ini lah laku Bodhisatwa."
Catvari-samyak-prahanani adalah: Sudah muncul kejahatan, tetapi langsung memotongnya; Tidak ada ucapan jahat, tidak membiarkan munculnya pikiran jahat; Saat tidak ada pikiran bajik, memunculkan pikiran bajik, setelah ada pikiran bajik, mesti terus menumbuhkannya. Menekuni catvari-samyak-prahanani dapat terlahir di alam surga, dalam agama Buddha hal ini terangkum dalam kalimat: "Jangan berbuat jahat, perbanyaklah berbuat kebajikan."
Titik berat catvari-samyak-prahanani adalah ketekunan, mesti tekun mengamalkan "Jangan berbuat jahat, perbanyaklah berbuat kebajikan.", jika setiap hari mengamalkan hal ini, maka kelak pasti bisa terlahir di alam surga. Sadhaka mesti mengamalkan catvari-samyak-prahanani, sepenuhnya terwujud pada tubuh dan pada batin, terus berupaya tekun berbhavana sarwa Buddhadharma, ini lah laku Bodhisatwa, ini sangat penting.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng saling menyapa dengan siswa yang berpartisipasi melalui zoom, dan saling mengucapkan selamat hari Natal, kemudian dilanjutkan dengan sesi Abhiseka Sadhana Bhagavati Usnisavijaya bagi segenap siswa di lokasi. Upacara pun telah usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 11:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 06:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BhagavatiUsnisavijaya
Upacara minggu depan #VajraKalacakra
#SutraVimalakirti