24 Februari 2024 Upacara Agung Musim Semi Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Transmisi Perdana Sadhana Rahasia Divyacaksu Bhagavati Saptacaksu
【Berita Seattle Ling Shen Ching Tze Temple】
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺) Amerika Serikat, dengan tulus mengundang Mulacarya Silsilah Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Musim Semi 24 Februari 2024 Tahun Jiachen Santika Paustika dan Penyeberangan Bodhisatwa Avalokitesvara, serta transmisi perdana dan Abhiseka Sadhana Rahasia Divyacaksu Bhagavati Saptacaksu (Qiyan Fomu Tianyantong Mimifa/七眼佛母天眼通秘密法). Upacara dilangsungkan di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) di North Bend, segenap umat dan simpatisan dari berbagai negara berhimpun bersama, lautan manusia memenuhi arena upacara akbar.
Acarya dihadiri oleh tamu agung dari berbagai kalangan, antara lain: Wali Kota Renton, Armondo Pavone, beserta segenap tamu agung lainnya, dari berbagai bidang, antara lain, politik, kedokteran, sains, hukum, dan bisnis. William Lai (賴清德) Wakil Presiden Taiwan, beserta para pemimpin dalam pemerintahan mengirimkan ucapan selamat. Keseluruhan upacara disiarkan secara langsung dalam dwibahasa: Bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.
Pada pukul 10 pagi, Ayushmat Lianxiong (長老蓮雄上師) memandu tim barongsai untuk menyambut kehadiran Dharmaraja Liansheng di Rainbow Temple, tampak barongsai dan kilin menari lincah mengikuti irama memeriahkan suasana. Dharmaraja dipersilakan untuk mengadhisthana berbagai stan di arena upacara, serta Mandala Dirgahayu dan Mandala Penyeberangan.
Usai adhisthana, Dharmaraja melangkah menuju lokasi Pameran dan Tanda Tangan Buku Karya Tulis Dharmaraja Liansheng Tahun 2024 yang digelar oleh Tbboyeh (真佛般若藏), tampak berbagai lampion langit bergambar sampul depan buku Dharmaraja Liansheng cetakan terbaru menjadi dekorasi memperindah arena. Dharmaraja Liansheng mulai menghasilkan karya tulis sejak tahun 1967, hingga kini, sudah lebih dari 50 tahun terus menulis, terang paripurna dalam hati menjelma menjadi tiap buku yang diterbitkan di berbagai wilayah di dunia, laksana pelita tak kunjung padam, memancarkan cahaya menerangi sepuluh penjuru, mencerahi kebijaksanaan semua makhluk. Saat berbaris menantikan tanda tangan buku, untaian lampion langit membuat para hadirin merasakan keagungan pengamalan ikrar tak terhingga Buddha dan Bodhisatwa.
Pada hari pertama penerbitan karya tulis Dharmaraja Liansheng yang terbaru, yaitu buku nomor 298 “Wahyu Mimpi” (夢的啟示錄), buku yang tersedia di lokasi langsung habis diserbu para sadhaka. Pada hari itu juga diterbitkan dua buku baru, yaitu Dharmadesana 9 Tingkat Dzogchen jilid ke-4 dan Kumpulan Dharmadesana Lengkap 9 Tingkat Dzogchen jilid ke-4, serta cetak ulang buku bahasa Inggris berjudul: “Anuttara Tantra dan Mahamudra”, ketiga buku baru ini diterbitkan serentak dalam acara akbar kali ini. Usai tanda tangan buku, barongsai kembali menyambut Dharmaraja Liansheng tiba di koperasi barang dan buku Dharma, untuk mengadhisthana dan kembali ke baktisala untuk beristirahat.
Tepat pada pukul 2 sore, semua beranjali dengan khidmat melantunkan Mantra Hati Padmakumara, mengundang Mulacarya Silsilah Zhenfo Zong Dharmaraja Liansheng memasuki Ratnasala Homa untuk membuka upacara dan memulai transmisi sadhana.
Diiringi pelantunan Namo Guru Mula Buddha Sakyamuni, Dharmaraja Liansheng mengupasampada 4 orang siswa yang bertekad meninggalkan kehidupan duniawi, kemudian menganugerahkan Sila Bodhisatwa kepada 23 siswa perumah tangga, dan dilanjutkan dengan pemberkatan nikah kepada 3 pasang mempelai. Dharmaraja berpesan kepada segenap siswa yang menerima Sila Bodhisatwa, bahwa semua hal yang bermanfaat bagi semua makhluk boleh dilakukan. Menerima Sila Bodhisatwa adalah demi semua makhluk, bukan demi diri sendiri, setelah menerima sila wajib mematuhinya dan menghindari pelanggaran. Dharmaraja menggunakan cermin untuk menerangi segenap siswa penerima sila sebagai lambang purifikasi atas segala tabiat buruk.
Berikutnya, wejangan bagi mempelai, di dunia ini, karya Buddha Bodhisatwa berangkat dari vasikarana, bukan hanya mempelai yang wajib saling menghormati dan menyayangi, bahkan antar tetangga, masyarakat, bahkan negara pun wajib saling menghormati dan mengasihi, jangan ada amarah, jangan ada dendam, demikianlah yang diajarkan oleh Buddha dan Guru saya Yesus Kristus. Hari ini di bawah pemberkatan dari Buddha, pernikahan kalian mesti bisa sempurna selaras Buddhadharma.
Usai pemberkatan nikah, ketua Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, Acarya Shi Lianyin (釋蓮吟上師), mewakili keempat kelompok siswa untuk mempersembahkan khata, penghormatan tertinggi diiringi alunan suara pelantunan Dharma. Di tengah alunan suara mantra welas asih Bodhisatwa Avalokitesvara, Dharmaraja Liansheng membentuk maha mudra santika, paustika, dan penyeberangan. Segenap peserta mengikuti Dharmaraja Liansheng memasuki visualisasi, japa mantra, masuk samadhi, dan penyaluran jasa.
Usai tata ritual upacara sempurna, segenap hadirin bertepuk tangan mengundang Dharmaraja Liansheng untuk Berdharmadesana mentransmisikan Sadhana Rahasia Divyacaksu Bhagavati Saptacaksu.
Dalam Dharmadesana, Dharmaraja mengupas makna dan cara penggunaan fu divyacaksu. Dalam Ayurveda ada pembahasan khusus mengenai yantra, dan ada dua hal yang sangat penting, yaitu: doa dan samadhi. Kita sadhaka mengutamakan doa atau penyaluran jasa, setiap saat berdoa kepada Istadewata, Buddha, dan Bodhisatwa, setiap saat mengingat Istadewata berdiam di puncak kepala diri sendiri, inilah yang setiap hari diamalkan oleh Dharmaraja Liansheng, tidak pernah lupa barang sesaat pun, tidak peduli sedang melakukan apa pun, wajib bervisualisasi Guru menetap di puncak kepala.
Dharmaraja mengupas apa itu “Ayur”? Ayur adalah kehidupan, Veda adalah pengetahuan, sedangkan aksara rahasia adalah yantra. (Dharmaraja mengangkat fu divyacaksu) tiga garis di atas melambangkan tiga gari qian, di bawahnya adalah enam garis patah kun, ini adalah simbol dalam bagua, melambangkan langit bumi, di bawahnya ada aksara “mu” yang berarti mata langit bumi, kemudian adalah payung mestika, di dalamnya ada “jian” dan “xing” yang berarti: “Anda bisa melihat semua yang tak berwujud”, di bagian bawah ada tujuah bintang selatan, dan tujuh bintang utara.
Semua fu dalam upacara kali ini telah diadhisthana oleh Dharmaraja, bagi yang menerima abhiseka hari ini, dapat membakar fu tersebut sampai menjadi abu, kemudian ditambahkan air dan diminum, fu Tao ini memiliki daya dan khasiat, di dalamnya ada daya adhisthana Sita Tara, sadhana ini sangat baik untuk ditekuni, gunakan kesempatan ini untuk memperoleh divyacaksu.
Sita Tara memiliki tujuh mata, sehingga disebut Bhagavati Saptacaksu, Beliau merupakan perwujudan air mata welas asih Bodhisatwa Avalokitesvara, demi membantu Bodhisatwa Avalokitesvara menyeberangkan semua makhluk, termasuk sebagai Tara dalam jajaran 21 Tara.
Selain bantuan dari fu divyacaksu, sadhaka juga perlu menekuni olah prana, setiap hari menekuni latihan prana, jangan sampai prana tersumbat, tidak boleh sampai tertutup atau mengering, prana mesti dihimpun pada lokasi divyacaksu, gunakan daya olah prana untuk membuka mata ketiga diri sendiri, (Dharmaraja memperagakan) prana ada di tangan maka tangan bergerak, ada di kaki maka kaki bergerak, di mana pun batin Anda kerahkan, maka prana ada di sana, menandakan prana sekujur tubuh Anda adalah prana hidup, inilah gerakan prana.
Ada orang yang pernah bertanya: “Setelah divyacaksu terbuka, bagaimana jika melihat hantu?” Kita sadhaka menekuni puja Dharmapala, kita juga bisa simabandhana, tidak perlu takut terhadap hal-hal seperti itu. Jika tidak mau melihatnya, bisa menutup divyacaksu.
Dalam yoga di India, ada statis dan dinamis, yoga dinamis adalah vajramusti dalam Tantra, yoga statis adalah tujuh postur Vairocana. Terlebih dahulu postur duduk mesti tegak, tulang punggung mesti lurus, dagu sedikit ditarik ke dalam, dada dibusungkan, supaya nadi tengah lurus, ini adalah yoga statis. Tujuan utama yoga adalah masuk samadhi.
Titik berat menekuni Sadhana Divyacaksu Bhagavati Saptacaksu ada pada fu divyacaksu, latihan prana, dan kontak batin dengan Sita Tara, saat ketiganya lengkap, maka divyacaksu sadhaka akan terbuka.
Dharmaraja menyampaikan pujiannya kepada Suara Vajragarbha (Leizangzhiyin/雷藏之音) yang banyak memproduksi suara mantra, yang dipimpin oleh Acarya Shi Lianjiu (蓮舅上師). Suara mantra Sita Tara kali ini membuat yang mendengar merasakan sukacita. Mantra merepresentasikan Hati Istadewata, oleh karena itu suara mantra mesti bisa menyampaikan keistimewaan Istadewata tersebut, supaya Hati Istadewata manunggal dengan hati insan, sehingga upaya produksi suara mantra untuk pelantunan memang sangat sukar.
Dalam buku karya Dharmaraja Liansheng, nomor 299, ada Sadhana Sita Tara, di dalamnya diungkapkan kiat Sadhana Divyacaksu, sarana puja dalam sadhana ini adalah tiga putih dan tiga manis, serta tujuh butir kristal putih yang melambangkan tujuh mata, Dharmaraja menuturkan tata ritual sadhana ini secara singkat:
Catur sarana, catur apramana citta, Bodhicitta, pelantunan gatha: “Semoga semua makhluk terbebas dari sadgati. Selamanya memutus samsara, mencapai Bumi Buddha. Semoga Maha Sita Tara yang welas asih. Divyacaksu tunggal pengamatan luhur. Dengan kesetaraan menganugerahkan siddhi.” Serta memuliakan Sita Tara: “Sapta mata Sita Tara memancarkan cahaya. Membuka divyacaksu sadhaka. Kebijaksanaan Agung Pengamatan Luhur. Menyeberangankan diri dan semua makhluk ke pantai seberang.” Titik berat ada pada masuk samadhi.
Hari ini ada banyak Arya yang hadir bersama, antara lain, Bodhisatwa Avalokitesvara, Syama Tara, Sita Tara, dan banyak Dakini, semua ada di tengah angkasa. Biasanya ada banyak orang yang berdiri untuk bersaksi mengenai apa yang dilihat, ini juga bukan hal yang langka. (Ayushmat Lianxiong dan sdr. Gao Minglv bersaksi di lokasi, pengalaman mereka menyaksikan Dharmakaya Dharmaraja Liansheng)
Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, buku ke-300 “Kembali ke Semesta” (回歸星河), memuat banyak kiat hati, dan kiat samadhi.
Yang paling penting adalah asravaksayajnana, apa itu asravaksayajnana? Yaitu klesa tak lagi tiris, tiada lagi klesa, tiada kemelekatan, kondisi batin diri sendiri kini tiada suatu yang diperoleh, tiada yang didamba. Pancacaksu dan sadabhijna hanya supaya Anda bisa berkontak batin, menggunakan kesempatan ini untuk menyemangati semua sadhaka supaya semakin tekun berbhavana membina diri.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng menganugerahkan Abhiseka Sadhana Rahasia Divyacaksu Bhagavati Saptacaksu, semua dengan khidmat menerima abhiseka istimewa, dengan demikian Upacara Agung Musim Semi Tahun Jiachen pun usai dengan sempurna.
Segenap pengurus dan panitia Seattle Ling Shen Ching Tze Temple dengan sepenuh hati bersembah puja kepada Mulacarya Dharmaraja Liansheng, berterima kasih kepada segenap Dharmaduta, tamu agung, umat Sedharma, dan simpatisan yang turut berpartisipasi dalam mendukung Upacara Agung Musim Semi kali ini, serta tak lupa pula terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dari segenap Bodhisatwa Relawan.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 11:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 06:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#UpacaraAgungMusimSemi #BodhisatwaAvalokitesvara
#TransmisiPerdanaSadhanaDivyacaksu
Istadewata Pujabakti Minggu Depan #Padmasambhava