5 Mei 2024 Upacara Agung Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple
Sunya dan Bhava Tiada Berbeda
Liputan Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺)
Pada hari Minggu, tanggal 5 Mei 2024, pukul 3 sore, Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Homa Mahadewi Yaochi (Yaochijinmu/瑤池金母) di Rainbow Temple, Seattle, Amerika Serikat. Banyak siswa yang datang dari Amerika, Kanada, dan berbagai belahan dunia.
Di luar Homasala, digantungkan berbagai hiasan dekorasi, membuat kami yang masuk seolah sedang memasuki hutan buah persik. Pita lima warna berkibar tertiup angin, menghiasi sisi thangka Mahadewi Yaochi, menambah suasana semarak sukacita.
Usai Homa, Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, begitu Dharmaraja duduk di Dharmasana, langsung manunggal dengan Mahadewi Yaochi, membentuk berbagai mudra, supaya segala harapan umat dapat terpenuhi.
Dalam Gua Dunhuang, ada Buddha Sakyamuni, Mahadewi Yaochi, dan Padmakumara, ketiganya bersama. Di Shandong, Tiongkok, pada masa Han Timur, di antara berbagai benda bersejarah yang paling awal ditemukan, ada pratima Mahadewi Yaochi dan Donghuadijun, selain itu ada Padmakumara.
Dalam Tao, ada Lima Tetua: Huanglao di tengah berelemen tanah, Donghuadijun di timur berelemen kayu, Mahadewi Yaochi di barat berelemen logam, Huode di selatan berelemen api, dan Shuijing di utara berelemen air. Lima Tetua ini memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Tao, sama seperti kedudukan Pancadhyani Buddha dalam agama Buddha. Dalam Liexian Zhuan, tercatat mengenai Mahadewi Yaochi, dan ada dalam urutan pertama, merupakan Mahadewi Resi urutan pertama. Mahadewi Yaochi yang membantu membuka divyacaksu Dharmaraja Liansheng.
Mahadewi Yaochi sangat lembut dan murah hati, merupakan Dewata Agung yang merupakan Mahadewi, sama seperti Bodhisatwa Avalokitesvara, menyaksikan semua makhluk diliputi avidya, Beliau meneteskan air mata welas asih.
Dharmaraja Liansheng berbhavana manunggal dengan angkasa, sehingga dapat menampilkan wujud penjelmaan kepada semua. Bodhisatwa Avalokitesvara memiliki penjelmaan yang tak terhingga banyaknya, demikian pula dengan Buddha Amitabha, Bodhisatwa Ksitigarbha, dan Mahadewi Yaochi.
◎ Sesi Interaksi Anda Bertanya Saya Menjawab
Ada siswa yang bertanya, menurut karya tulis Dharmaraja Liansheng, buku ke-163, “Mengarungi Samudra Samsara”, artikel berjudul: “Tantra Membedakan Rupaskandha”, saat fenomena alam bardo muncul, muncul berbagai cahaya aneka warna, Dharmaraja mengajarkan, sadhaka mesti melebur dalam cahaya berikut: Cahaya biru dari Buddha Mahavairocana, merupakan cahaya kebijaksanaan Dharmadhatu yang transparan, dan cemerlang. Jika Anda menyaksikan cahaya yang patut untuk dimasuki, maka mesti sepenuhnya meyakini cahaya tersebut, meyakininya dengan teguh tanpa keraguan, bahkan berdoa kepadanya, sepenuh hati bervisualisasi masuk.”
Pertanyaan siswa adalah: Apakah ada kemungkinan kondisi bardo bertahan sangat lama, tetapi cahaya terang tidak kunjung muncul? Bagaimana cara berdoa memohon kemunculan cahaya terang benderang?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
“Saat Anda berada dalam alam bardo, ada Tiga sebagai satu-satunya yang merupakan tujuan doa dan dapat Anda yakini, yaitu Mulacarya Anda, Istadewata Anda, dan Dharmapala Anda. Anda bisa menjapa Mantra-Nya, Nama-Nya, dan berdoa supaya cahaya-Nya muncul, dengan demikian Anda bisa memasukinya.”
“Jika Anda tidak berdoa, Anda melihat cahaya putih yang sangat terang, Anda boleh langsung masuk, melihat cahaya vaidurya boleh masuk, tetapi jika melihat cahaya yang temaram, suram, jangan memasukinya, sebab itu adalah cahaya sadgati, ini ada bedanya.”
Siswa bertanya:
“Dalam loka kebenaran absolute, apakah bisa dipahami bahwa dalam Mulajnana (pemadaman dan penghentian) keberadaan sebab akibat sama saja dengan tiada sebab akibat, sedangkan dalam kebijaksanaan pembeda (vipasyana) tidak menafikan sebab akibat?”
Siswa mohon petunjuk Mulacarya Liansheng, apakah pemahaman di bawah ini tepat?
○ Dalam Mulajnana, semua adalah sunyata, ada sebab-akibat, sama saja dengan tiada sebab-akibat (sebab-akibat tidak berfungsi), seperti dalam karya tulis Dharmaraja Liansheng, buku 191: “Eskalasi Alam Dewa”, artikel: “Kondisi Statis Sunya Tak Bertepi”, Mulacarya menyebutkan dalam Surga Vijñānānantyāyatana “Dalam sunya tak bertepi, bahkan diri pun sunya… maju dan berhenti sama saja. Bisa dibilang gerak, bisa dibilang statis. Waktu dan masa tidak pernah berhenti, tetapi dalam Surga Sunya Tak Bertepi, waktu dan masa juga sunya, sama dengan tiada waktu dan masa, sebab dalam alam ini, waktu dan masa tidak berfungsi.” Tentu saja sunya dalam Surga Vijñānānantyāyatana dan sunya dalam Mulajnana adalah berbeda, oleh karena itu siswa tersebut hanya mengandaikan dan membandingkan.
○ Kebijaksanaan Pembeda Sangat Memahami Sebab-Akibat, Tidak Menafikan Sebab-Akibat
Dharmaraja Liansheng menjawab:
“Apa yang disebut tumimbal lahir? Musim semi, panas, gugur, dan dingin, adalah tumimbal lahir, ada orang mengatakan: ‘saya tidak percaya sebab-akibat.’ Tanam kacan panen kacang, tanam labu panen labu, ini adalah sebab-akibat. Sebab-akibat itu ada. Tumimbal lahir juga ada. Sunya dan bhava dalam Mulajnana juga ada. Ada yang bertanya, ‘Mahaguru Lu, saya paham sunya.’ Pada puncak absolute, apa itu sunya? Jawabannya adalah bhava. Sunya dan bhava tiada berbeda.
Bhava dan sunya tidak terpisah. Bangkitnya kondisi, bersifat sunya. Bangkitnya kondisi adalah bhava. Sifat sejatinya adalah sunya. Oleh karena itu, jangan hanya membahas bhava, bhava juga sunya, tetapi sunya juga bhava. Sunya adalah mula, bhava adalah perbedaan, hanya ada kesejatian, tanpa kuasa, sunya tidak akan muncul. Untuk memunculkan sunya, mesti ada upaya kausalya baru bisa memunculkan sunya, upaya kausalya adalah bhava. Ada sebab-akibat, ada tumimbal lahir. Anda mencapai Surga Tanpa Pikiran, maka berhenti di sana, tidak kembali, Anda tidak akan kembali lagi, Anda juga tidak bisa membangkitkan fungsi apa pun, itu adalah kehampaan.”
Siswa bertanya:
Dalam karya tulis Dharmaraja Liansheng, buku ke-107 “Butir-butir Mutiara”, artikel berjudul: “Mara Hati”, Dharmaraja mengungkapkan:
“Dalam alam pencerahan saya, jika diungkapkan sangat mengejutkan, akan mengguncang dunia, bahkan membuat beberapa orang pingsan.” Ini juga diungkapkan oleh Buddha Sakyamuni, Buddha Sakyamuni mengatakannya, mohon petunjuknya, dalam pencerahan, apa yang mengejutkan insan?
Siswa sudah membaca hampir semua buku Dharmaraja perihal pencerahan, setelah mengkajinya berulang, merasa bahwa alam pencerahan tak terpikirkan bagi insan awam, tetapi tidak merasa bahwa alam pencerahan sangat mengejutkan insan.
Siswa khawatir, pemahaman saya tidak tepat, setelah merenungkannya, mungkin ada 3 sebabnya:
1. Siswa belum benar-benar memahaminya secara mendalam.
2. Mungkin yang dimaksud adalah mengejutkan bagi sebagian orang saja.
3. Bagian yang mengejutkan tidak diungkapkan kepada umum.
Mohon petunjuk Dharmaraja Liansheng, yang mana sebabnya?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
“Jika Anda memasuki kondisi sunya tak bertepi, tidak kah ini akan mengejutkan insan? Tiada segala sesuatu, diri sendiri pun kaget setengah mati. Bukankah Anda telah meninggal dunia, bahkan tidak bisa hidup lagi. Jangan masuk dalam kehampaan, masuk kehampaan, tiada suatu apa pun lagi.”
“Alam Suci Cahaya Keheningan Abadi merupakan alam Dharmakaya, meskipun Keheningan abadi, tetapi masih ada cahaya. Keheningan abadi berarti Anda hening tak tergoyahkan, berdiam dalam Mulajnana, tetapi saat Anda pergu menggunakannya, Anda bisa mengerahkan kebijaksanaan pembeda, maka cahaya tersebut akan terpancar, oleh karena itu masih bisa menyeberangkan semua makhluk, di dalamnya masih ada kondisi bhava.”
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 8, Varga Bodhimarga
“Dharmasukha sebagai garwa.”
Di dunia ini, orang yang paling dekat adalah garwa, menikah disebut sukacita besar, hari sukacita besar, sebab akhirnya Anda punya pasangan hidup, ia bisa membantu Anda, supaya timbul sukacita dalam hati Anda.”
“Hati maitri-karuna sebagai anak perempuan.”
Mahadewi Yaochi tampil dalam rupa perempuan, karena welas asih Beliau terhadap semua makhluk, sehingga Beliau menetskan air mata. Bodhisatwa Avalokitesvara juga tampil dalam wujud perempuan, sebab Beliau lemah lembut, memiliki Hati Welas Asih, sehingga Ia meneteskan air mata. “Kun” adalah perempuan, tergolong lembut. Sedangkan laki-laki tergolong “Qian” atau kuat dan keras.
“Hati bajik dan kejujuran sebagai laki-laki”
Laki-laki tergolong keras dan kuat.
“Sarwabhava pada akhirnya hening sunyata sebagai kediaman”
Saya beri contoh, kita semua tahu bahwa angkasa itu kosong. Bintang di langit, merupakan fenomena di angkasa. Awan di langit, juga merupakan fenomena di langit, sifat sejatinya adalah sunya, tetapi juga ada bintang-bintang. Ada juga awan, ada sinar mentari, ada hujan rintik. Berarti ada (bhava). Sifat sejati angkasa, tetapi sesungguhnya bisa muncul upaya kausalya, bhava dan sunya bersama. Sarwabhava pada akhirnya sunya, bukan berarti benar-benar sepenuhnya padam. Merupakan kediaman, yaitu rumah. Pada dasarnya tidak ada rumah, kemudian membangun sebuah rumah, kelak dibongkar, tidak ada lagi rumah, dibangun menjadi gedung besar, sehingga menjadi ada, menjadi sunya, menjadi ada, menjadi sunya, bhava adalah sunya, sunya adalah bhava. Anda benar-benar mencerahi “Kediaman sunya hening absolut”. Sunya dan bhava, fana dan sejati, rupa dan sunya, semua bersama, Anda mesti memiliki kesadaran ini, sehingga Anda sanggup menghasilkan 37 Bodhipaksika.
“Debu batin segenap siswa”
Debu batin adalah klesa, pada umumnya, tiap siswa yang belajar Buddha punya kerisauan batin.
“Transformasi sesuai kehendak”
Seorang Maha Bodhisatwa sanggup mentransformasikan kerisauan batin siswa, ditransformasikan menjadi sunya. Mesti gunakan 37 Bodhipaksika, sehingga dapat mentransformasikan klesa, sebab Anda punya Mulajnana dan Kebijaksanaan Pembeda.
Dalam Sutra Vajra disebutkan, bahkan Buddhadharma pun mesti dilepas, sebab Anda telah mencapai seberang, untuk apa lagi Anda membutuhkan Buddhadharma? Apalagi yang bukan Buddhadharma. Namun, jika Anda tidak belajar Buddhadharma, tidak akan berfungsi apa pun, tidak bisa mencapai seberang. Anda mencapai seberang, maka Anda bisa datang dan pergi sekehendak hati. Sama seperti Mahaguru Lu, dalam hati saat ini, belum tentu di dunia saha, tetapi saya juga di dunia saha.
Rupa, suara, bebauan, sentuhan, dan dharma, harta, rupa, nama, makan, dan tidur, semua saya ada, tetapi, saya dapat mentransformasikannya sesuai kehendak, inilah pencerahan yang sesungguhnya. Apakah Anda sanggup mentransformasikan harta, rupa, nama, makan, dan tidur? Bagi yang sanggup mentransformasikannya, berarti ia telah mencapai pencerahan sejati. Oleh karena itu, pancaskandha juga Buddhadharma, rupa, suara, bebauan, sentuhan, semua adalah Buddhadharma. Rupa, vedana, samjna, samskara, dan vijnana, semua adalah Buddhadharma. Loba, dvesha, dan moha, semua adalah Buddhadharma.
Pengulasan sempurna dari Dharmaraja Liansheng, menyibak tabir kegelapan batin siswa. Usai Dharmadesana, Mulacarya Liansheng berinteraksi dengan segenap siswa yang berpartisipasi melalui Zoom, kemudian dilanjutkan sesi Abhiseka Sadhana Mahadewi Yaochi.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#MahadewiYaochi
Upacara minggu depan #ManoharaVasudhara
#SutraVimalakirti