Liputan Waisaka Puja 2568BE – Hari Pertama
Waisak 2568BE - 2024 diawali dengan pengambilan api abadi Mrapen, Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah pada 21 Mei 2024. Pengambilan api diikuti oleh Bhiksu Thudong (Bhiksu yang berjalan kaki dari Semarang menuju Candi Borobudur), Bhiksu Sangha dan Rohaniwan dari Majelis-Majelis Agama Buddha yang berada di bawah naungan WALUBI. Bhiksu Thudong dan Panitia dipimpin oleh Y.M. Bhiksu Dhammavuddho Thera berangkat menuju Mrapen, Grobogan pukul 06:30 WIB. Proses pengambilan api dimulai pada pukul 10.00 WIB, diawali dengan menyalakan lilin pancawarna dan sekitar pukul 10:15 WIB pensakralan api dimulai dengan ritual dari masing-masing majelis di bawah naungan Walubi. Salah satunya yaitu dari Majelis Tantrayana Zhenfozong Kasogatan. Ritual dari Majelis Tantrayana Zhenfozong kasogatan dipimpin oleh Pandita Dharmaduta Suyamto, Pandita Dharmaduta Waliyono, Pandita Lokapalasraya Tri Wahyu Widodo dan diikuti oleh segenap perwakilan umat Tantrayana Zhenfozong Kasogatan dari Vihara Vajra Bumi Satya Dharma Virya, Temanggung.
Prosesi dilanjutkan dengan perwakilan masing-masing majelis menyulutkan obor ke dalam tungku api abadi yang ada di Mrapen. Api abadi diberangkatkan menuju ke Candi Mendut pada pukul 12:00 WIB untuk disakralkan di mandala Candi Mendut. Pukul 15.00 WIB, Api tiba di Candi Mendut dan diterima oleh ketua Walubi Jawa Tengah Yaitu Bapak Tanto Soegito Harsono dan didampingi oleh Dirjen Bimas Buddha. Acarya Shi Lianfei dan Dharmacarya Shi Lianhong turut menerima obor api abadi mewakili majelis Zhenfo Zong Kasogatan.
Prosesi pensakralan api di Candi Mendut diawali dengan penyalaan lilin pancawarna. Dalam tradisi Buddhis, kelima warna memiliki arti khusus: warna biru dari rambut Sang Buddha, melambangkan bakti; kuning dari warna kulit Buddha melambangkan kebijaksanaan; jingga dari telapak tangan melambangkan semangat; merah berasal dari warna darah, melambangkan cinta kasih; serta putih diambil dari warna tulang dan gigi Sang Bhagavan, melambangkan kesucian. Setelah acara pensakralan api selesai ditutup dengan pradaksina. Kegiatan pengambilan api abadi ini dilaksanakan setiap tahun, menurut Pandita Dharmaduta Waliyono api merupakan salah satu panca puja yang melambangkan virya, semangat, dan penerangan bagi dunia.
Selain ritual pensakralan api abadi di Candi Mendut, juga terdapat kegiatan Doa Aspirasi Agung untuk Perdamaian Dunia dan NKRI serta puja bakti dan meditasi malam di Candi Borobudur oleh Bhiksu Thudong dan Umat dipimpin oleh Y.M Bhiksu Kamsai Sumano Mahathera.