Liputan Waisaka Puja 2568BE – Hari Kedua
Pengambilan Air Suci Waisaka Puja 2568BE “Ritual Penyucian Penuh Makna”
Memasuki hari kedua rangkaian Waisaka Puja 2568BE tanggal 22 Mei 2024, agenda penting difokuskan pada prosesi pengambilan dan pensakralan air suci. Air suci diambil dari sumber mata air di Umbul Jumprit, Desa Tegalrejo, Temanggung, Jawa Tengah, momen sakral ini melibatkan segenap rohaniwan dari berbagai Majelis Agama Buddha, termasuk Bhiksu Thudong yang telah menempuh perjalanan panjang dari Semarang menuju Candi Borobudur. Diiringi ratusan umat, para pandita Zhenfo Zong Kasogatan turut hadir untuk menyucikan air yang akan digunakan sebagai sarana puja dalam rangkaian upacara Waisaka Puja 2568BE.
Tepat pukul 10:00 WIB, prosesi pengambilan air suci Waisaka Puja 2568BE di Umbul Jumprit, Temanggung, dimulai dengan penuh khidmat. Sambutan dari Ketua Panitia, Bapak Tanto Soegito Harsono, membuka acara, dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Urusan dan Pendidikan Buddha Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Bapak Nyoman Suriadarma, S.Pd., M.Pd.B. Suasana semakin sakral saat dupa dan lilin panca warna dinyalakan oleh perwakilan sangha dan pimpinan majelis yang hadir.
Pukul 10:20 WIB, doa penyucian air berkah dimulai. Para bhiksu dari Sangha Theravadha memimpin doa, diikuti oleh Sangha Mahayana, Rohaniwan Tantrayana, dan rohaniwan dari Sekte Agama Buddha yang tergabung dalam WALUBI. Alunan mantra dari ratusan umat Majelis Tantrayana Zhenfo Zong Kasogatan, dipimpin oleh Pandita Dharmaduta Suyamto, Pandita Dharmaduta Waliyono, dan Pandita Lokapalasraya Tri Wahyu Widodo, bergema di kawasan Umbul Jumprit. Mantra-mantra suci ini menyucikan air yang akan diarak menuju Magelang untuk disakralkan di Candi Mendut.
Setelah ritual penyucian dan pemberkahan selesai, pada pukul 14:00 WIB, 27 kendi air suci diberangkatkan dari Umbul Jumprit menuju Candi Mendut. Rombongan pembawa air disambut dengan penuh sukacita oleh para sangha dan umat yang telah bersiap di Candi Mendut.
Acarya Shi Lianfei dan Dharmacarya Shi Lianhong, mewakili Sangha Tantrayana Zhenfo Zong Kasogatan, menerima air suci bersama para sangha, pejabat dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, dan para pimpinan Majelis Agama Buddha yang telah bersiap sejak siang hari. Air suci yang merupakan sumber kehidupan ini kemudian dihantar dengan khidmat dan disemayamkan di altar mandala waisaka puja nan megah yang didirikan di halaman Candi Mendut.
Air suci kemudian disakralkan melalui lantunan parita, sutra, dan mantra oleh para sangha dari tiga mazhab: Theravada, Mahayana, dan Tantrayana. Acarya Shi Lianfei, didampingi Dharmacarya Shi Lianhong dan para pandita, melantunkan mantra dan dharani dengan penuh khidmat. Lantunan Mantra Padmakumara dan Gatha Mahadhistana Guru Liansheng menggema dan menggetarkan hati segenap hadirin, menciptakan suasana sakral dan penuh makna.
Rangkaian upacara penyakralan air suci disempurnakan dengan pradaksina, yaitu berjalan mengitari Candi Mendut searah jarum jam sebanyak tiga kali putaran. Para sangha dan umat dengan penuh hikmat melakukan pradaksina, membawa air suci untuk disemayamkan di altar utama Candi Mendut.