18 Agustus 2024 Upacara Agung Homa Bodhisatwa Ksitigarbha di Rainbow Temple

18 Agustus 2024 Upacara Agung Homa Bodhisatwa Ksitigarbha Memperingati Festival Zhongyuan di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Lihua (蓮花麗樺)

Pada tanggal 18 Agustus 2024, bertempat di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Agung Homa Bodhisatwa Ksitigarbha memperingati Festival Zhongyuan. Usai homa, Dharmaraja memberitahukan tanggal 25 Agustus, pukul tiga sore akan memimpin Upacara Homa Jambhala Merah. Dalam agama Hindu ada Trimurti, yaitu: Wisnu, Brahma, dan Syiwa, sedangkan Jambhala Merah adalah putra dari Syiwa atau Maheswara.

Dalam upacara kali ini, Dharmaraja menekankan pentingnya penyeberangan arwah saat Festival Zhongyuan. Dalam ritual penyeberangan arwah, terlebih dahulu mesti ada air, biksu/biksuni upacarika mesti menggunakan air untuk memercikkan tirta amerta. Yang kedua, mesti ada permen, permen ditransformasikan menjadi berbagai makanan, dipersembahkan kepada semua arwah. Yang ketiga mesti ada beras, merepresentasikan berbagai sumber daya. Dalam penyeberangan pada umumnya, mesti melakukan ritual pemercikkan tirta amerta, menebarkan permen, dan menebarkan beras. Saat bahan ritual ini tidak lengkap, Dharmaraja menggunakan daya batin untuk mentransformasikan, supaya semua makanan menjadi tirta amerta, menjadi sumber daya, dan padma, memenuhi segala kebutuhan para makhluk. Penyeberangan Bodhisatwa Ksitigarbha Festival Zhongyuan kali ini dilakukan dengan sangat sempurna, semoga semua arwah dapat terlahir di Buddhaksetra, jika ada yang tersisa, boleh ikut Dharmaraja Liansheng, untuk diseberangkan bersama melalui Sadhana Ribuan Bahtera Dharma.

Saat membahas mengenai penyeberangan, Dharmaraja membahas mutiara cahaya milik Bodhisatwa Ksitigarbha, mutiara ini dapat menerangi dan menghancurkan karmavarana segenap arwah, menyingkirkan kegelapan, menggunakan cahaya terang untuk membersihkan semua karmavarana gelap, menyeberangkan semua terlahir di Buddhaksetra.

Saat itu, Acarya Lianci (蓮慈上師) juga berbagi kontak batin, beliau menuturkan, saat upacara berlangsung, merasakan sekujur tubuh menghangat, melihat tangan Dharmaraja Liansheng memancarkan cahaya terang, pengalaman ini membuat beliau merasa jiwa dan raga bersih dan terbebaskan.

Selain itu, Dharmaraja Liansheng juga membagikan pengalaman pribadi. Saat beristirahat, Beliau mendengar seruan dari Mahadewi Yaochi, yang meminta Beliau untuk bangun karena sudah waktunya memimpin homa penyeberangan, saat itu, Mahadewi Yaochi berkata-kata dalam bahasa surgawi. Dharmaraja mengungkapkan, minggu lalu, Pandita Lokapalasraya Ruiguan (瑞觀助教) berkata-kata dalam bahasa surgawi, salah satu nidananya adalah terjadi kebakaran di tempat ibadahnya, karena banyak pratima Buddha dan Bodhisatwa yang dikotori oleh hawa makhluk halus. Saat itu, Mahadewi Yaochi memilih tubuh Pandita Lokapalasraya Ruiguan, dan berkomunikasi dengan Dharmaraja Liansheng menggunakan bahasa surgawi. Dharmaraja memberi semangat kepada segenap siswa untuk berbhavana dengan sebaik-baiknya, kelak saat berpulang, Beliau juga dapat berpulang.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Seorang siswa bertanya, atribut acitta, baru bisa memunculkan cahaya kebijaksanaan, hati mesti ada dasakusalakarma baru bisa merealisasi Bodhi, baru bisa merealisasi vimoksa. Hati mesti setara, jangan ada diskriminasi, baru bisa mencerahi hati dan menyaksikan Buddhata.

“Untuk memperoleh kebijaksanaan sejati, mesti tahu acitta, memperoleh kebijaksanaan yang sesungguhnya, mesti tahu acitta, karena acitta dan tiada persoalan adalah kebijaksanaan yang sejati.”

Dharmaraja menunjukkan, hati mesti ada dasakusalakarma, baru bisa merealisasi Bodhi, ini juga benar, sebab dasakusalakarma adalah eksistensi menakjubkan. Sunya sejati mesti berpadu dengan eksistensi luhur, baru bisa merealisasi Bodhi dan vimoksa. Beliau menekankan, jika hanya mengejar kesunyataan sejati, tanpa mengamalkan eksistensi luhur, tidak akan bisa benar-benar mencapai kondisi vimoksa, justru terjerumus ke dalam kehampaan. Kesunyataan sejati dan eksistensi luhur mesti saling beriringan, kebijaksanaan mula dan kebijaksanaan pembeda juga mesti berpadu, inilah sarwajnana, inilah kebenaran.

Dharmaraja mengungkapkan, dahulu tidak semestinya menulis: “Api Amarah Bodhisatwa Tanah Liat” dan “Koleksi Mata Krodha Vajra”, bahkan tidak semestinya menulis lima jilid buku, ini semua merupakan proses bhavana Dharmaraja, hingga saat ini benar-benar setara, melihat semua makhluk dengan kesetaraan, semua sama. Sesungguhnya ada hukum karma, ada sebab dan kondisi, sebab dan akibat, ada karmavarana, sehingga memunculkan petaka-petaka tersebut.

◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti

Bagian 9, Varga Masuk Pintu Dharma Nondualisme

Bodhisatwa Santendriya mengatakan: “Buddha, Dharma, dan Sangha, adalah dualisme. Buddha adalah Dharma, Dharma adalah Sangha, Triratna beratribut asamskrta, setara dengan angkasa. Demikian pula dengan Sarwadharma. Dapat mengamalkan selaras prinsip tersebut, berarti masuk Pintu Dharma nondualisme.”

Dharmaraja mengulas makna dari nama “Santendriya”, ada enam indra: mata, telinga, lidah, tubuh, dan pikiran, dalam bhavana mesti bisa mencapai kondisi enam indra bersih. Indra yang bersih berarti damai. Sutra Buddha sering membahas kedamaian dan pemadaman, yang dimaksud adalah menyingkirkan enam pencuri, yaitu kerisauan mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran, mencapai kesucian, damai dan padam, ini adalah Bodhisatwa dengan enam indra yang suci.

Bodhisatwa Santendriya menekankan, Buddha, Dharma, dan Sangha, dalam hal makna sejati, ketiganya tiada berbeda. Buddha adalah yang mencapai Kebuddhaan, berkat penekunan 37 Bodhipaksika, mencapai Sambodhi menjadi Buddha. Dharma adalah Buddhadharma, Sangha adalah mereka yang meninggalkan keduniawian, dalam pandangan kita orang awam, Buddha, Dharma, dan Sangha, adalah tiga hal berbeda, tetapi menurut Bodhisatwa Santendriya, Buddha, Dharma, dan Sangha, yang dipandang oleh para insan sebagai tiga hal berbeda, sesungguhnya dalam makna, Buddha adalah Dharma, Dharma adalah Sangha.

Meninggalkan keduniawian bukan hanya ritualistik belaka, terutama ada pada hati. Sekalipun hidup awam, jika hatinya bersih, berarti hatinya telah meninggalkan keduniawian. Mereka yang enam indranya bersih adalah Bodhisatwa, mereka yang memperoleh Sambodhi adalah Buddha. Buddha, Dharma, dan Sangha, ketiganya tiada berbeda. Hati, Buddha, dan semua makhluk, juga tiada berbeda, inilah Pintu Dharma nondualisme. Tidak peduli hidup awam atau menjadi biksu/biksuni, asalkan enam indra bersih, semua dapat menjadi Buddha, mencapai Anuttara Samyak Sambodhi.

Usai upacara, Dharmaraja Liansheng berjalan ke hadapan layar Zoom untuk berinteraksi dengan segenap siswa, semua membentuk isyarat tangan sebagai tanda rasa terima kasih atas Dharmadesana. Kemudian, Dharmaraja berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Bodhisatwa Ksitigarbha kepada semua yang hadir secara langsung di lokasi, upacara pun berakhir dengan sempurna.

------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#MahadewiYaochi
Istadewata pujabakti Sabtu depan #JambhalaKuning

2025真佛宗為世界祈福 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。