Liputan Kilat 1 September 2024 Upacara Homa Mahottara Heruka
Oleh: TBSN
* Berkah Terbesar Adalah Memiliki Bodhicitta Maha Luas
* Berbhavana Tanpa Dilekati Hati Berarti Masuk Pintu Dharma Nondualisme
Dharmadesana Mulacarya Dharmaraja Liansheng:
Ada siswa yang bertanya kepada Dharmaraja Liansheng, apa itu: “Berbeda yang sama, sama yang berbeda.” Dharmaraja mencontohkan masa lalu Beliau: Sosok saat Mahaguru Lu berusia 20 tahun, dengan Mahaguru Lu yang berusia 80 tahun, kelihatan berbeda, tetapi sesungguhnya sama. Ini juga merupakan Pintu Dharma nondualisme yang dibabarkan dalam Sutra Vimalakirti.
Dharmaraja Liansheng membabarkan, Mahottara Heruka merupakan wujud krodha dari Buddha Adharma atau Adibuddha, merupakan Dharmapala tertinggi dalam Nyingmapa, di dalamnya mencakup Seratus Istadewata Santam dan Krodha. Dalam Zhenfo Zong, tiap kali Upacara Mahottara Heruka, selalu terjadi banyak mukjizat, banyak orang sakit yang tersembuhkan, bahkan ada tumor dan kanker yang sirna setelah mengikuti sesi adhisthana penyembuhan Mahottara Heruka
.
Upacara kemarin (Upacara Agung Musim Gugur Buddha Amitabha) juga sangat istimewa, Vimalakirti juga muncul dalam upacara, bahkan membawa serta sangat banyak Bodhisatwa, bersama hadir di lokasi upacara.
Di arena juga ada seorang umat yang bersaksi pengalaman nyata dirinya, dalam upacara beliau melihat banyak Buddha dan Bodhisatwa, serta banyak arwah yang menerima penyeberangan. Umat tersebut meringkas pembicaraan antara Dharmaraja Liansheng, Buddha Bodhisatwa, dan siswa, dalam alam Dharmakaya:
1. Asalkan siswa mengingat Mulacarya Liansheng, maka Mulacarya akan selamanya melindungi siswa.
2. Mesti mengukuhkan sraddha, selamanya tidak luntur. Dengan demikian baru bisa mencapai seberang, mencapai Kebuddhaan.
3. Sekalipun ada insan yang ingin mencelakai Beliau, Dharmaraja Liansheng tetap mengasihi mereka. Asalkan mereka tulus bertobat, Dharmaraja Liansheng pasti menerima mereka.
Dharmaraja Liansheng berharap supaya tiap siswa sama seperti Beliau, tidak peduli kepada insan yang mengasihi Anda, atau insan yang membenci Anda, Anda wajib mengasihi mereka semua. Hanya dengan demikian baru bisa mengamalkan kasih universal, dengan demikian baru bisa mencapai keberhasilan bhavana dan pembebasan.
4. Dalam upacara hari ini, Dharmapala di angkasa mengatakan: Yang dimiliki oleh Mulacarya Liansheng adalah selamanya rela memberi dan berkorban, sedangkan yang tidak ada pada Beliau adalah keinginan menuntut dan banyak pamrih.
5. Hari ini, Dharmakaya Mulacarya Liansheng memberitahu semua: “Harta yang paling besar di dunia, bukan seberapa banyak uang yang Anda miliki, melainkan Anda memiliki Bodhicitta maha luas.
Usai umat tersebut mengungkapkan semua ini, Dharmaraja Liansheng mengkonfirmasi penglihatan sejati umat tersebut.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 9, Varga Masuk Pintu Dharma Nondualisme
Bodhisatwa Punyaksetra: “Perbuatan berpahala, perbuatan jahat, dan perbuatan netral, merupakan dualisme. Sifat sesungguhnya dari ketiga jenis perbuatan tersebut adalah sunya, sunya tiada perbuatan berpahala, tiada perbuatan jahat, dan tiada perbuatan netral, terhadap ketiga perbuatan tersebut tidak membangkitkan, berarti memasuki Pintu Dharma nondualisme.”
Apa arti dari nama Bodhisatwa Punyaksetra? Bodhisatwa Punyaksetra memahami apa itu sunya kebenaran utama. Dapat menjadi representasi di dunia saha, dapat berdana kepada semua makhluk. Oleh karena itu disebut sebagai Bodhisatwa Punyaksetra.
Dharmaraja Liansheng mengatakan, menekuni himpun pahala dapat mencapai alam surga, melakukan banyak karma buruk bisa terjerumus ke alam neraka. Surga dan neraka adalah dualisme.
Perbuatan jahat, perbuatan berpahala, dan perbuatan netral, kelihatannya terpisah, tetapi sifat sejatinya adalah sunya. Baik itu perbuatan bajik, atau perbuatan jahat, atau tidak melakukan apa pun, semua adalah sunya.
Hati seorang sadhaka, tidak membangkitkan konsep pikiran hendak berbuat baik, pun tidak membangkitkan konsep pikiran hendak berbuat jahat, pun tidak membangkitkan pikiran hendak berbuat netral, saat itu masuk Pintu Dharma nondualisme.
Dharmaraja Liansheng mengatakan tidak memikirkan kebajikan, tidak memikirkan kejahatan, kita melakukan selaras jodoh, tetapi saat melakukannya kita tidak memikirkan ada atau tidaknya pahala.
Tidak memikirkan kebajikan berarti tidak membiarkan pikiran jahat bangkit. Saat bangkit pikiran jahat, mesti mawas diri, dan tidak memikirkannya, dengan demikian pikiran jahat tersebut akan perlahan lenyap. Tidak memikirkannya, bukan berarti memaksakan diri untuk menekannya, sebab pikiran buruk yang ditekan justru akan semakin mudah muncul. Diri sendiri mesti tahu rileks, pikiran buruk itu akan hilang dengan sendirinya.
Dharmaraja mengungkapkan, dalam Sutra Buddha, dunia ini sudah mengalami proses pembentukan, terbentuk, lapuk, dan sunya tujuh kali. Saat itu, mana ada baik dan buruk? Pada akhirnya adalah sunya. Manusia pun demikian, mengalami proses pembentukan, terbentuk, lapuk, dan sunya. Hanya angkasa yang tidak berubah.
Dharmaraja Liansheng mengatakan, seorang sadhaka setiap hari mesti tahu menjalani hari sesuai kapasitas masing-masing. Setiap hari menjalani hari dengan bersih, setiap hari berbuat kebajikan, berdana, berbhavana, memperbaiki perilaku diri sendiri. Tidak peduli, masa lampau, sekarang, dan mendatang, senantiasa mengamalkannya, berbhavana sesuai nidana, sesuai kapasitas diri, berarti memasuki Pintu Dharma nondualisme.