6 Oktober 2024 Upacara Agung Homa Bodhisatwa Marici di Rainbow Temple

6 Oktober 2024 Upacara Agung Homa Bodhisatwa Marici di Rainbow Temple
Liputan TBSN Lianhua Lihua (蓮花麗樺)

Pada tanggal 6 Oktober 2024, bertempat di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Homa Bodhisatwa Dewi Marici (Malizhitian Pusa/摩利支天菩薩), sangat banyak umat yang berpartisipasi. Dharmaraja Berdharmadesana, Bodhisatwa Marici adalah Dharmapala dari True Buddha School (Zhenfo Zong), gelar Vajra Beliau adalah Vajra Wibawa Perang, tergolong sebagai Dewi Perang, sanggup melindungi segenap siswa Zhenfo Zong, memiliki daya perlindungan yang sangat kuat. Dharmaraja terlebih menekankan perihal liontin pelindung Dewi Marici, Beliau sendiri juga mengenakan dua liontin pelindung Marici, serta bersaksi pengalaman perlindungan Dewi Marici.

Dalam upacara, Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, pernah ada seorang umat yang berkat mempersemayamkan Dewi Marici sehingga bak mukjizat rumahnya seolah terlindungi dari bahaya kebakaran di rumah tetangganya sisi kiri dan kanan, angin berputar membuat api menghindari rumahnya. Selain itu, di wilayah pemukimannya banyak rumah menjadi korban pencurian, hanya rumahnya yang aman dari pencurian tersebut, ini membuktikan daya perlindungan Dewi Marici tidak terbatas hanya untuk bahaya kebakaran, bahkan dapat melindungi siswa terhindar dari bahaya perampokan.

Dharmaraja memberitahukan bahwa minggu depan, tanggal 13 Oktober 2024, adalah Upacara Homa Vidyarajni Mahamayuri (Kongque Mingwang/孔雀明王). Vidyarajni Mahamayuri dipandang sebagai perwujudan dari Tiga Buddha, yaitu: Buddha Vairocana, Buddha Sakyamuni, dan Buddha Amitabha, memiliki daya perlindungan yang sangat kuat. Dharmaraja mengisahkan pengalaman takjub ketika dulu memimpin Upacara Vidyarajni Mahamayuri, hari itu mentari bersinar terik di angkasa, muncul sehamparan awan yag membawa angin sejuk bagi umat yang berpartisipasi dalam upacara, menampilkan perlindungan welas asih Vidyarajni Mahamayuri.

Dewi Marici dan Vidyarajni Mahamayuri merupakan Dharmapala yang sangat agung, sekaligus merupakan Istadewata. Dharmaraja teristimewa mengungkapkan bahwa dalam keyakinan masyarakat Jepang, Dewi Marici merupakan Dharmapala yang paling dihormati oleh ninja dan samurai. Dengan bergurau, Dharmaraja mengungkapkan metode terhindar dari penipuan di internet, yaitu meskipun Beliau memiliki ponsel, tapi tidak pernah digunakan, oleh karena itu, tidak pernah berhubungan dengan penipuan di internet.

Lebih lanjut, Dharmaraja Liansheng mengupas, dalam Sutra Dewi Marici, Dewi Marici merupakan perwujudan dari Tathagata Mahavairocana, memiliki abhijna agung untuk menyembunyikan diri, sanggup melindungi sadhaka di kala siang, malam, dalam kondisi bahaya, dari perampokan, maupun saat berada di tengah musuh, demikianlah ilmu menyembunyikan diri dari Dewi Marici.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Sebelum memasuki sesi “Anda Bertanya-Aku Menjawab”, Dharmaraja mengungkapkan peristiwa yang terjadi di kamar tadi malam, Arya Vimalakirti menampakkan diri dan mengingatkan Beliau perihal kebenaran akan “bakti”.

Dharmaraja Liansheng mengingat penuturan Arya Vimalakirti, yang menunjukkan bahwa jawaban Dharmaraja untuk pertanyaan mengenai laku bakti malam sebelumnya terlalu sempit, sebab hanya bakti yang terbatasi pada ayah dan ibu kandung. Arya Vimalakirti menyebutkan, bakti yang sesungguhnya jangan hanya kepada ayah dan ibu kandung sendiri, mesti diperluas kepada penghormatan kepada semua yang usianya lebih tua, sebab ada kemungkinan mereka adalah orang tua kita di kehidupan lampau. Arya Vimalakirti memberikan contoh peristiwa dalam kehidupan Buddha Sakyamuni, dahulu ketika Buddha Sakyamuni melihat tumpukan tulang di pinggir jalan, Beliau bernamaskara, sebab Beliau paham, tulang belulang tersebut bisa jadi merupakan orang tua kita di kehidupan lampau.

Dharmaraja menyadari, kebijaksanaan Arya Vimalakirti melampau pandangan keluarga yang sempit, dan melampaui nasionalisme, melainkan berpedoman pada semangat persatuan universal. Semangat semacam ini menekankan bahwa hubungan antar insan laksana keluarga yang sudah lama berpisah, kepada senior mesti dipandang sebagai ayah dan ibu, kepada yang seusia mesti dipandang sebagai saudara, kepada yang lebih muda dipandang sebagai anak dan cucu sendiri. Pada dasarnya umat manusia mesti saling menghormati, menghormati berarti berbakti, tidak menghiraukan bentuk lahiriah.

Pertanyaan siswa dari Malaysia:
1. Sejak tahun 2018, di usia 14 tahun, siswa telah Bersarana kepada Buddha Guru, hingga kini telah 6 tahun lamanya, selama ini siswa menekuni Sadhana Bodhisatwa Vajracitta hingga kini, ada perubahan dalam hidup, dan terjadi kontak batin yang baik. Akhir-akhir ini, dalam mimpi siswa melihat lingkaran cahaya, dan ada suara mengatakan: “Visualisasikan dengan terang diri sendiri berwujud Varahi, maka cepat mencapai keberhasilan dalam Guruyoga.” Kemudian siswa mencari di internet, benar-benar ada ajaran demikian, tetapi segalanya mesti sesuai dengan ajaran dari Buddha Guru sebagai Mulacarya, maka memohon Buddha Guru untuk berwelas asih memberi petunjuk, apakah ajaran tersebut benar atau tidak?

2. Akhir-akhir ini, cuaca di Malaysia sering ekstrim, terjadi hujan lebat disertai angin kencang, petir menyamba, bahkan di Selangor dan Kuala Lumpur banyak pohon tumbang, bangunan dan kendaraan rusak, terjadi banjir, menyebabkan kerugian sangat besar, memengaruhi kehidupan. Siswa mendapati, pada tahun 1999, ketika Buddha Guru memimpin Upacara Guru Padmasambhava di Malaysia, dalam Dharmadesana Acarya yang mewakili Mulacarya untuk transmisi Dharma, disebutkan bahwa sebelumnya Malaysia juga sempat mengalami bencana alam dan bencana nonalam, sehingga Buddha Guru memberi petunjuk supaya siswa di Malaysia menggunakan Guru Padmasambhava sebagai Istadewata untuk bersadhana, melimpahkan jasa tolak bala. Oleh karena itu, siswa mohon Buddha Guru berwelas asih memberi petunjuk, bagaimana mengatasi bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini?

Setelah Dharmaraja memohon petunjuk Buddha Bodhisatwa, jawaban yang diperoleh adalah boleh. Dalam meditasi ada Samadhi Kundalini Vajravarahi, kundalini sendiri sesungguhnya adalah Vajravarahi. Memvisualisasikan diri menjadi Vajravarahi, jika dapat mencapai keberhasilan pembangkitan kundalini, maka akan sangat mudah kontak yoga dengan Mulacarya dan Istadewata.

Berikutnya, menjawab pertanyaan mengenai tolak bala, Dharmaraja menyarankan supaya siswa menekuni Sadhana Guru Padmasambhava, serta menekankan bahwa Upacara Guru Padmasambhava merupakan Pintu Dharma Santika yang sangat ampuh. Menjadikan Guru Padmasambhava sebagai Istadewata untuk bersadhana dan melimpahkan jasa, dapat membantu kita mengurangi bencana alam maupun nonalam, dan mendatangkan ketenteraman.

Dharmaraja menyebutkan, sesungguhnya Buddhadharma yang mana pun memiliki daya tolak bala. Beliau memberi contoh mengenai pengaruh angin topan krathon di Taiwan baru-baru ini, menuturkan kondisi bencana topan dan banjir di Kaohsiung, Tamsui, dan Keelung, mengingatkan semua bahwa terjadinya bencana alam di dunia fana ini tak terhindarkan, tetapi melalui sadhana Buddhadharma, dapat melimpahkan jasa untuk mengikis berbagai bencana tersebut. Dharmaraja menekankan bahwa Pintu Dharma Guru Padmasambhava merupakan metode sadhana yang sangat baik, terlebih dalam hal membendung bencana empat elemen: tanah, air, api, dan angin. Selain itu, tiap kali upacara, Dharmaraja Liansheng selalu melimpahkan jasa dengan keutamaan berupa tolak bala.

Ketika membahas bencana nonalam, Dharmaraja mengungkapkan, umat manusia sendiri menciptakan banyak bencana, seperti senjata nuklir, ini semua merupakan perbuatan manusia sendiri, dan manusia pula yang merasakan dampaknya.

◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti

Bagian 10, Varga Buddha Sugandhakuta

Saat itu, Arya Vimalakirti bertanya kepada segenap Bodhisatwa: “Wahai para Bijak, siapa yang dapat memperoleh nasi Buddha tersebut?” Manjusri yang memilki daya agung, dan segenap hadirin terdiam. Arya Vimalakirti berkata: “Semua di sini, tidak ada yang sanggup, sungguh memalukan.” Manjusri berkata: “Seperti yang disabdakan Buddha, jangan merendahkan insan yang baru saja belajar.”

Maka Arya Vimalakirti tidak bangkit dari tempat duduk, di hadapan persamuhan, menjelamakan Bodhisatwa Manifestasi, memancarkan cahaya terang dan tanda keagungan yang unggul, mengalahkan segenap hadirin. Kemudian berkata: “Pergilah ke loka sebelah atas, melewati Buddhaksetra sebanyak butir pasir 42 Sungai Gangga, ada sebuah negeri disebut Sarvagandhasugandha, dengan Buddha bergelar Sugandhakuta, duduk bersama segenap Bodhisatwa untuk bersantap. Engkau pergilah ke sana, seperti yang Aku pesankan: ‘Arya Vimalakirti menyampaikan sujud-Nya kepada Kaki Begawan, dengan penghormatan tak terhingga, menitipkan salam apakah sehat sentosa dan tenteram. Berharap memperoleh sisa nasi dari Begawan, untuk dibawa ke dunia saha demi aktivitas Buddha, supaya para penganut hinayanadhimukta memperoleh jalan agung, sehingga nama Tathagata dipermuliakan dan didengar semesta.’

Kemudian, Bodhisatwa Manifestasi, di hadapan para hadirin, naik ke atas, semua dapat melihatnya tiba di Sarvagandhasugandha untuk bernamaskara kepada Kaki Buddha, dan demi mendengar pembabaran-Nya.

“Arya Vimalakirti bersembah sujud kepada Kaki Begawan, menyampaikan penghormatan tak terhingga, menitipkan salam apakah di sana sehat sentosa dan tenteram, dan harapan untuk memperoleh sisa nasi Begawan, untuk dibawa ke dunia saha demi aktivitas Buddha, supaya penganut hinayanadhimukta memperoleh jalan agung, sehingga nama Tathagata dipermuliakan dan didengar semesta.”

Para Mahasattva, menyaksikan Bodhisatwa Manifestasi, memuji sebagai belum pernah tampak sebelumnya, dari mana kah datangnya orang ini? Di mana kah dunia saha? Mengapa disebut hinayanadhimukta? Sehingga bertanya kepada Buddha.

Buddha memberitahu: “Di sebelah bawah, melewati alam Buddha sebanyak butir pasir 42 Sungai Gangga, ada loka bernama saha, dengan Buddha bernama Sakyamuni, kini berada di dunia yang dipenuhi lima kekeruhan, membabarkan ajaran jalan kepada hinayanadhimukta. Di sana ada Bodhisatwa bernama Arya Vimalakirti, yang membabarkan Dharma kepada para Bodhisatwa, mengutus penjelmaan untuk kemari, memuliakan nama-Ku dan memuji loka ini. Supaya para Bodhisatwa di sana bertumbuh jasa kebajikannya.”

Para Bodhisatwa berkata: “Mengapa insan tersebut menampilkan penjelmaan, daya moralitas, daya teleportasi tanpa gentar.”

Buddha berkata: “Sungguh besar, mengutus jelmaan untuk mencapai sepuluh penjuru, melakukan aktivitas Buddha, memberi manfaat bagi semua makhluk.”

Tathagata Sugandhakuta menggunakan patra Sarvagandhasugandha, dipenuhi dengan nasi wangi, diberikan kepada Bodhisatwa Manifestasi. Kemudian, Sembilan Juta Bodhisatwa berucap bersama: “Kami ingin menuju dunia saha memberi persembahan kepada Buddha Sakyamuni, dan berjumpa dengan Arya Vimalakirti, beserta segenap Bodhisatwa.”

Buddha bersabda: “Boleh ke sana. Serap kembali wangi tubuh kalian. Supaya insan di sana tidak termabukkan. Lepaskan wujud asli kalian, supaya para insan yang berupaya mencapai kesucian Bodhisatwa di sana tidak berkecil hati. Kalian juga jangan memandang rendah kepada mereka, jangan menimbulkan rintangan pikiran. Mengapa demikian? Sepuluh penjuru loka laksana angkasa, dan para Buddha membimbing hinayanadhimukta, sehingga tidak menampakkan keseluruhan kesucian alam sucinya.”

Bodhisatwa Manifestasi menerima nasi dalam patra, bersama Sembilan Juta Bodhisatwa, mengandalkan daya agung Buddha dan daya Arya Vimalakirti, tiba-tiba lenyap dari loka tersebut, dalam sekejap tiba di kediaman Arya Vimalakirti.

Saat itu, Arya Vimalakirti, menjelmakan sembilan juta simhasana yang juga agung seperti sebelumnya, sebagai tempat duduk bagi para Bodhisatwa tersebut. Kemudian, Bodhisatwa Manifestasi mempersembahkan nasi wangi dalam patra kepada Arya Vimalakirti, wangi nasi memenuhi Vaisali dan trisahasra maha sahasra loka. Saat itu, para Brahmana dan upasaka/upasika di Vaisali mencium wangi tersebut, timbul sensasi menyenangkan pada jiwa dan raga, dan memujinya sebagai belum pernah terjadi.


Dalam Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng menuturkan fenomena yang membuat orang merasa takjub. Licchavi Candracchattra di Vaisali mencium wanginya nasi amerta Tathagata, ia pun membawa 84000 Brahmana dan upasaka/upasika untuk berkunjung ke kediaman Arya Vimalakirti.

Daya abhijna Arya Vimalakirti sungguh besar, meski ukuran kamarnya sangat kecil, tetapi dapat menampung sekian banyak makhluk yang masuk. Dalam kamar tersebut, selain Licchavi Candracchattra beserta semua yang menyertainya, masih ada Bodhisatwa Manjusri yang membawa serta banyak Bodhisatwa, serta Sembilan Juta Bodhisatwa yang dibawa oleh Buddha Sugandhakuta. Semua memasuki kamar kecil Arya Vimalakirti, tetapi berkat daya abhijna, daya tampung kamar tersebut menjadi tidak terbatas, membuat semua orang dapat masuk.

Melihat sekian banyak Bodhisatwa, Licchavi Candracchattra sangat bersukacita, bernamaskara kepada para Bodhisatwa dan siswa utama. Di antara yang hadir, selain Sepuluh Siswa Utama Buddha, masih ada para Dewa Bumi, Dewa Angkasa, dan para Dewata Surga Kamadhatu, mereka semua datang karena mencium wangi.

Arya Vimalakirti memberitahu semua, nasi amerta melambangkan welas asih Tathagata, meskipun hanya nasi wangi dalam sebuah patra, tetapi dapat mengenyangkan semua. Hal ini mendatangkan keraguan dalam batin Sravaka, bagaimana mungkin satu patra nasi dapat dipersembahkan kepada sekian banyak makhluk? Bodhisatwa Manifestasi pun meminta supaya Sravaka tidak menggunakan kebijaksanaan dan kebajikan yang kecil untuk mengukur berkah dan kebijaksanaan Tathagata yang tak terhingga, sebab daya abhijna Tathagata sungguh tak terbatas.

Fenomena ini membuat kita teringat akan kisah mukjizat lima roti dan dua ikan dalam Alkitab, hanya dengan sedikit makanan, Yesus membaginya kepada ribuan orang, semua terkenyangkan, bahkan masih tersisa. Ini menunjukkan daya abhijna Maha Bodhisatwa dan para Arya agung, membuat makanan yang berjumlah terbatas menjadi tidak terbatas, memenuhi kebutuhan para insan. Dharmaraja mengutarakan: “Kebajikan Tathagata, menggunakan sila, samadhi, prajna, vimoksa, jnanadarsana, dan kebajikan, sehingga yang disantap, bahkan yang tersisa, tidak akan habis, sungguh sangat agung.”

Pada akhirnya segenap Bodhisatwa, Sravaka, dan dewata yang hadir menyantap nasi amerta tersebut, jiwa dan raga tenteram, bahkan dengan ajaib, pori tubuh mereka memancarkan wangi serupa dengan negeri Sarvagandhasugandha. Wangi yang istimewa itu merupakan hasil dari bhavana, merupakan manifestasi dari keberhasilan bhavana dan jasa kebajikan yang sangat besar.

Arya Vimalakirti menampilkan wangi alami yang terpancar dari tubuh seorang sadhaka sejati, wangi semacam itu merupakan keberhasilan pengamalan moralitas dalam bhavana, baik secara jiwa raga, maupun batiniah, semua memancarkan wangi yang membuat insan bersukacita. Dharmaraja berharap, tiap insan memperhatikan bhavana diri sendiri, dengan berbhavana maka dengan sendirinya akan memancarkan wangi bhavana.

Usai Dharmadesana yang penuh rasa Dharma usai, Dharmaraja berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Bodhisatwa Marici kepada segenap umat yang hadir, upacara pun usai dengan sempurna.

------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia


#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Marici
Istadewata pujabakti Minggu depan #VidyarajniMahamayuri

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。