13 Oktober 2024 Upacara Homa Vidyarajni Mahamayuri di Rainbow Temple
Liputan oleh Lianhua Lihua (蓮花麗樺)
Pada tanggal 13 Oktober 2024, Dharmaraja Liansheng hadir di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), memimpin Upacara Agung Homa Vidyarajni Mahamayuri (Kongque Mingwang/孔雀明王), serta melanjutkan pengulasan Sutra Vimalakirti. Usai homa, Dharmaraja Liansheng memberitahukan bahwa pada tanggal 20 Oktober 2024, pukul tiga sore, akan memimpin Upacara Agung Homa Bodhisatwa Sarvanivaranaviskambhin (Chugaizhangpusa/除蓋障菩薩), yang merupakan satu dari Asta Maha Bodhisatwa, dapat mengikis semua karmavarana, bahkan yang paling mendalam, karmavarana yang tertutup.
Selain itu, Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, Vidyarajni Mahamayuri adalah ahli detoksifikasi, Mantra-Nya adalah: “Om. Moyuli. Geladi. Suoha.” Dapat menyingkirkan racun. Dharmaraja menyebutkan, dalam masyarakat masa kini, dikarenakan persoalan makanan dan minuman, banyak insan yang darahnya mengandung sedikit unsur racun. Bahkan ada beberapa orang yang dikarenakan racun tersebut menderita permasalahan ginjal, bahkan perlu cuci darah. Vidyarajni Mahamayuri memiliki daya untuk menyingkirkan racun dan membantu memulihkan kesehatan insan.
Dalam Dharmadesana ini, Dharmaraja Liansheng menjelaskan bahwa Vidyarajni Mahamayuri memilki daya Tiga Tathagata, antara lain: Mahkota Vairocana dari Tathagata Mahavairocana, nisyandakaya dari Buddha Sakyamuni, dan perwujudan dari Buddha Amitabha. Teratai putih yang dibawa oleh-Nya, buah bilva, buah matulunga, dan bulu merak, bermanfaat untuk santika, paustika, vasikarana, dan abhicaruka. Mahamayuri berbeda dengan Vidyaraja krodha yang lain, Beliau tampil dalam paras welas asih.
Saat mengisahkan cerita humor, Dharmaraja Liansheng mengajak semua untuk merenungkan gaya hidup dan kesehatan insan masa kini. Dharmaraja mengenang saat Beliau kecil, merasa kagum dengan motor dan kehidupan orang lain yang serba berkecukupan, setelah dewasa baru menyadari, seperti orang kaya masa kini, mereka justru hidup dengan sederhana, naik sepeda, makan sayuran hasil tanam sendiri, dan menghindari minuman beralkohol dan rokok. Dharmaraja mengatakan, ternyata diri sendiri di masa kecil sudah menjalani keseharian dari orang kaya, tidak perlu iri dengan kehidupan orang lain.
Dharmaraja mengingatkan, seiring bertambahnya usia, banyak makanan lezat yang dulu disukai, kini tidak dapat dinikmati lagi karena masalah kesehatan, Dharmaraja menekankan bahwa kesehatan merupakan aset paling penting bagi manusia. Tidak peduli orang miskin atau orang kaya, kehilangan kesehatan berarti sebuah kerugian besar. Oleh karena itu, mengingatkan semua: Di saat kesehatan telah lenyap, segala kerja keras seumur hidup akan menjadi sia-sia.”
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa dari Malaysia bertanya:
Siswa membaca karya tulis Dharmaraja Liansheng, mendapati dalam buku membahas Upacara Pelafalan Trikala, sehingga mencari referensi dan menemukan, ternyata sebutan lengkap untuk Pelafalan Trikala adalah Pelafalan Trikala Zhongfeng, merupakan ritual Buddhis yang dianjurkan oleh Guru Kerajaan Zhongfeng pada masa Dinasti Yuan, yang bertujuan sepanjang tiga waktu dalam sehari memurnikan trikarma menggunakan Sutra Buddha Amitabha yang Dibabarkan oleh Sang Buddha, sehingga tubuh berdiam dalam kemurnian, mulut melafal Amitabha, dan pikiran memvisualisasikan Sukhavatiloka.
Dalam ritual tiap waktu dalam Pelafalan Trikala, mencakup tujuh macam tugas:
1. Melafal Sutra
2. Melafal Nama Buddha
3. Membabarkan Dharma
4. Mengamalkan ajaran
5. Pertobatan
6. Berikrar
7. Memuliakan Triratna
Mulacarya Liansheng juga menganjurkan Pintu Dharma Amitabha, sedangkan Pelafalan Trikala juga merupakan satu dari Pintu Dharma Buddha Amitabha. Oleh karena itu, mohon Mulacarya Liansheng berwelas asih memberi petunjuk:
1. Manfaat dari Pelafalan Trikala.
2. Apakah tempat ibadah Zhenfo boleh membabarkan Pintu Dharma Pelafalan Trikala?
Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, manfaatnya telah dituturkan dalam pertanyaan, pada saat yang sama, menunjuk bahwa melafal Sutra, pertobatan, membangkitkan ikrar, dan memuliakan Triratna, semua mengandung manfaat kebajikan tak terhingga.
Dharmaraja Liansheng mencontohkan pengalaman diri sendiri, setiap pagi dan malam, dimulai dengan melafal Nama Buddha, senantiasa tekun melafal Buddha Amitabha, tidak peduli saat melakukan yoga, atau menyapa orang, bahkan sebelum tidur pun menggunakan Nama Buddha untuk mengakhiri satu hari. Beliau menekankan bahwa bagian paling penting dalam Pelafalan Trikala adalah:
Semoga sesama rekan yang melafal Nama Buddha.
Bersama-sama terlahir di Sukhavatiloka.
Ke atas membalas empat budi besar.
Ke bawah menolong makhluk tiga alam samsara.
Menyaksikan Buddha menuntaskan samsara.
Ikuti jejak Buddha menyeberangkan segenap insan.
Mengenai membabarkan Pintu Dharma Pelafalan Trikala, Dharmaraja Liansheng mengungkapkan: Tempat ibadah Zhenfo tidak melarang Pelafalan Trikala, sebab Sutrayana dan Tantra semua menekuni Pintu Dharma Buddha Amitabha.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 10, Varga Buddha Sugandhakuta
“Perbuatan jahat melalui tubuh, akan berakibat sesuai dengan kejahatan tubuh. Ucapan jahat, akan berakibat sesuai dengan kejahatan ucapan. Pikiran jahat akan berakibat sesuai dengan kejahatan pikiran. Pembunuhan, membuahkan akibat sesuai dengan pembunuhan. Pencurian, membuahkan akibat sesuai dengan pencurian. Asusila, membuahkan akibat sesuai dengan asusila. Dusta, membuahkan akibat sesuai dengan dusta. Berlidah dua, membuahkan akibat sesuai dengan berlidah dua. Bermulut jahat, membuahkan akibat sesuai dengan bermulut jahat. Pembicaraan yang tidak berfaedah, membuahkan akibat sesuai dengan pembicaraan tidak berfaedah. Rasa tamak dan dengki, membuahkan akibat sesuai dengan rasa tamak dan dengki. Kebencian, membuahkan akibat sesuai dengan kebencian. Pandangan sesat, membuahkan akibat sesuai dengan pandangan sesat. Kikir, membuahkan akibat sesuai dengan kekikiran. Pelanggaran sila, membuahkan akibat sesuai dengan pelanggaran sila. Angkara murka, membuahkan akibat sesuai dengan angkara murka. Bermalasan, membuahkan akibat sesuai dengan kemalasan. Pemikiran liar, membuahkan akibat sesuai dengan pemikiran liar. Kebodohan batin, membuahkan akibat sesuai dengan kebodohan batin. Ada mengikat sila, ada menjaga sila, ada yang melanggar sila. Ada yang patut dilakukan, ada yang tidak patut. Ada yang rintangan, ada yang bukan rintangan. Ada berbuat jahat, ada menghindari kejahatan. Ada bersih, ada kotor. Ada tiris, ada tidak tiris. Ada jalan sesat, ada jalan benar. Ada pamrih, ada tanpa pamrih. Ada duniawi, ada nirwana. Insan yang sukar dibimbing, batin laksana kera, sehingga menggunakan Dharma yang sesuai untuk mengendalikan batinnya, sehingga dapat ditaklukkan.”
Dalam pengulasan Sutra Vimalakirti, Dharmaraja Liansheng mengupas pengaruh dari trikarma tubuh, ucapan, dan pikiran, menunjukkan kenyataan hukum karma sebab akibat. Dharmaraja Liansheng menekankan, rasa tamak, kebencian, dan kebodohan, tiga racun batin ini bersesuaian dengan alam preta, alam neraka, dan alam hewan, berbagai perilaku tersebut menghasilkan reaksi akibat yang berbeda. Contohnya, perbuatan tubuh yang tidak patut dapat mengundang penderitaan tubuh, sedangkan karma ucapan seperti menggunjing atau bergosip, dan lain sebagainya, bisa jadi menyebabkan akibat seperti kanker lidah, bahkan menjerumuskan ke neraka, mengalami derita potong lidah.
Dharmaraja membabarkan konsep delapan lokasi sukar, di sana penuh dengan bencana, semua adalah lokasi berbagai bencana. Penderitaan yang dialami oleh insan di berbagai tempat tersebut, saling berhubungan dengan trikarma tubuh, ucapan, dan pikiran lampau, menampilkan kebenaran hukum karma sebab akibat. Lingkungan tempat umat manusia berada, seperti negara, wilayah, dan lain sebagainya, semua adalah hasil dari daya karma lampau, tidak dapat dihindari.
Dharmaraja Liansheng menunjukkan, pembunuhan dan perilaku tidak patut dapat membawa akibat yang sesuai, tetapi bukan sesederhana: “Sembelih babi menjadi babi, sembelih ayam menjadi ayam.” Pembunuhan pasti mendatangkan akibat, sedangkan perilaku salah menyebabkan kelahiran kembali sebagai hewan, seperti menjadi bebek mandarin dan merpati.
Dusta, asusila, berlidah dua, bermulut jahat, segala macam perbuatan tidak baik, juga ada akibatnya masing-masing, akibatnya tidak hanya memengaruhi tubuh, bahkan juga bisa memengaruhi batin dan pikiran. Dalam Sutra Sebab Akibat, Buddha Sakyamuni dengan gamblang membabarkan berbagai hubungan sebab dan akibat, mengingatkan kita semua supaya segala perilaku ada konsekuensinya.
Dharmaraja menekankan, Buddha Sakyamuni membabarkan ini semua bukan untuk menakuti, melainkan mengingatkan segenap siswa bahwa hukum sebab akibat benar-benar nyata. Sama seperti yang dikatakan oleh Dharmaraja: “Diam-diam sudah ada takarannya.”, semua perilaku memiliki konsekuensi yang sesuai, alam neraka bukan lokasi yang jauh, rumah sakit adalah contoh alam neraka dalam dunia. Mereka di rumah sakit mengalami pembedahan, amputasi, transplantasi ginjal, dan berbagai macam proses menyakitkan lainnya, ibarat mengalami penderitaan neraka.
Dalam Dharmadesana, lebih lanjut lagi, Dharmaraja Liansheng membahas perumpamaan “Batin kera pikiran kuda”, melalui kisah Perjalanan ke Barat karya Wu Cheng’en, menjelaskan rasa tamak, kebencian, dan kebodohan dalam hati umat manusia. Sun Gokong merepresentasikan kebencian, Patkai merepresentasikan rasa tamak, dan Wujing merepresentasikan kebodohan, sedangkan Tong Samcong merepresentasikan asamskrta. Batin manusia seperti kera, terus berloncatan tanpa henti, pikiran seperti kuda yang terus berlari tanpa henti, sukar untuk dikendalikan. Oleh karena itu, Buddha Sakyamuni mentransmisikan 84000 jenis Pintu Dharma demi mengobati penyakit batin yang berbeda, menolong semua makhluk untuk mencapai kedamaian dan kesucian hati.
Usai Dharmaraja Liansheng mengakhiri pengulasan yang sangat menarik dan berharga, Beliau berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Bodhisatwa Sarvanivaranaviskambhin kepada segenap umat yang hadir, upacara pun usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#VidyarajniMahamayuri
Istadewata Homa Minggu depan #BodhisatwaSarvanivaranaviskambhin