16 November 2024 Pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Bhaisajyaguru di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Lianyan (蓮妍)
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺)
Pada tanggal 16 November 2024, Dharmaraja Liansheng memimpin semua untuk berpujabakti Sadhana Istadewata Tathagata Bhaisajyaguru (Yaoshi Rulai/藥師如來), memanjatkan permohonan kepada Buddha Bhaisajyaguru untuk menganugerahkan kesehatan kepada semua. Dharmaraja Liansheng mengatakan: “Di Rainbow Temple, saya pernah mengatakan, sedikit milik diri ini ingin dibagikan kepada semua.” Kemudian, di baktisala vihara cikal bakal, Dharmaraja Liansheng membagikan emas 10 gram kepada tiap siswa yang hadir, segenap Acarya, biksu/biksuni, pandita, dan umat, semua menerima anugerah berkah dari Dharmaraja Liansheng, semua terkejut sekaligus terharu, menjadi malam hari yang tidak akan terlupakan selamanya!
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Jika seseorang menekuni Sadhana Vasikarana dan memperoleh dukungan khalayak, tetapi sikap batinnya tidak lurus, atau karena kegelapan batin, ia justru membawa petaka bagi dunia, apakah karma buruk ini bakal menjadi karma buruk bersama bagi para pendukung orang tersebut? Ada orang yang menekuni Sadhana Bhagavati Kurukulla, sehingga disukai oleh atasan dan dinaikkan jabatan, tetapi karena tidak mumpuni, sehingga malah merusak. Sedangkan orang yang benar-benar punya kemampuan, hanya karena tidak bisa menarik minat orang lain, sehingga terpinggirkan. Sebagai seorang pemimpin, apa yang sebaiknya dilakukan? Bagaimana pandangan yang bijaksana?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Pada dasarnya, dunia ini adalah hukum karma sebab akibat. Orang yang benar-benar memiliki kemampuan belum tentu diberikan posisi penting, malahan yang nakal kelak bisa berhasil. Jika di kehidupan lampau Anda menekuni Sadhana Bhagavati Kurukulla, sekalipun performa Anda kurang, orang akan tetap mendukung Anda. Jika Anda tidak menekuni Sadhana Bhagavati Kurukulla, sekalipun Anda pandai dan berbakat, tetap saja akan dibekukan. Oleh karena itu, menekuni Istadewata Vasikarana ada manfaatnya sendiri.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 11, Varga Laku Bodhisatwa
“Buddha memberitahu para Bodhisatwa, Pintu Dharma Vimoksa ada akhir dan tiada akhir, mesti Anda pelajari, apa itu ada akhir, yaitu Dharma samskrta, apa itu tiada akhir, yaitu Dharma asamskrta.”
Buddha Sakyamuni memberitahu segenap Bodhisatwa Sarvagandhasugandha: “Pintu Dharma Vimoksa ada akhir dan tiada akhir, keduanya mesti Anda pelajari. Apa itu ada akhir? Yaitu Dharma samskrta, atau Dharma lokiya. Apa itu tiada akhir? Yaitu Dharma asamskrta, atau Dharma Lokuttara.”
“Seperti Bodhisatwa, tidak mengakhiri samskrta, pun tidak menetap pada asamskrta.”
Contohnya, Mahaguru Lu menulis buku berarti samskrta, insan membaca bukunya sehingga memahami Buddhadharma, memberi manfaat bagi semua makhluk, semua ini adalah samskrta. Apa itu asamskrta? Setelah Anda melakukan berbagai hal samskrta, tidak boleh menyimpannya dalam hati, tiada apa pun dalam hati, ini adalah asamskrta.
Jangan terlalu berpihak kepada samskrta, sebab Anda bisa menjadi keduniawian, tidak jauh berbeda dengan awam. Anda juga tidak boleh sepenuhnya asamskrta, tidak melakukan apa pun, hanya berbhavana, tidak ada sumbangsih sedikit pun bagi dunia, bahkan berpandangan bahwa segala sesuatu hampa, tidak jauh berbeda dengan dungu, menjadi asamskrta yang dekat dengan kedunguan. Jika Anda terlalu berpihak kepada samskrta, ini juga tidak benar.
Oleh karena itu, Buddha Sakyamuni mengatakan, samskrta dan asamskrta, keduanya mesti dipelajari, tetapi tidak menetap pada keduanya. Maksudnya adalah, Bodhisatwa sejati, tidak boleh seperti insan awam yang biasa-biasa saja, juga jangan masuk ke dalam hutan, tidak ada interaksi apa pun dengan insan, mesti bisa menemukan kesimbangan, tidak melekat pada satu sisi.
“Apa itu tidak mengakhiri samskrta, yaitu tidak meninggalkan mahamaitri, tidak melepas mahakaruna.”
Apa itu tidak mengakhiri samskrta? Anda mesti tidak meninggalkan mahamaitri, tidak melepas mahakaruna, melihat insan mengalami kesukaran, Anda membantunya, membabarkan Buddhadharma sejati untuk menyadarkannya.
“Mendalam membangkitkan batin Sarwajnana, dan tidak melupakannya.”
Kebijaksanaan mula adalah sunya, kebijaksanaan pembeda ada perbedaan, keduanya berpadu merupakan Sarwajnana. Setelah memahami kebijaksanaan mula, dan kebijaksanaan pembeda, dan Sarwajnana, Anda tidak boleh melupakan semua makhluk.
“Berupaya membimbing semua makhluk tanpa pernah jemu, menyesuaikan dengan para makhluk dengan empat metode menuntun insan.”
Menggunakan Buddhadharma untuk membimbing semua makhluk, tanpa pernah jemu, inilah maitri, karuna, mudita, dan upeksa. Jika merasa jemu, berarti belum bisa mengamalkan upeksa. Gunakan empat metode menuntun insan: derma, tutur kata lembut, perbuatan bermanfaat, dan bermitra, demi menolong semua makhluk, menyesuaikan dengan semua makhluk, meskipun Anda kelihatannya sama seperti awam, tetapi sesungguhnya tidak menetap pada samskrta, tidak menetap pada asamskrta, dalam hati tiada kemelekatan, tidak melekati hasrat harta, seks, nama, makan, dan tidur, bahkan tidak melekati pahala, dan tidak mengharap balasan.
“Mendukung Dharma kebenaran, dengan nyawa sekalipun.”
Maha Bodhisatwa mesti mendukung Dharma kebenaran, bahkan mempersembahkan hidupnya.
“Berbagai macam akar kebajikan, tanpa kenal lelah.”
Tanpa pernah berhenti, senantiasa melakukan hal yang bermanfaat bagi semua makhluk, tidak akan mengatakan: “Ah! Sudahlah! Berhenti saja! Sudah saatnya berhenti.” Tanpa kenal lelah, tiada jemu, merasa bagaimana pun boleh, dalam segala hal selaras nidana.
“Senantiasa berdiam tenteram, dengan upaya kausalya, melimpahkan jasa.”
Hati senantiasa damai, berhasil atau tidak, semua ada pada Langit, pun tidak perhitungan, tidak melekati sudah berapa banyak insan yang dibimbing, cukup diri ini berbuat sekuat tenaga, dan tidak ada pamrih.
Insan datang memohon adhisthana, maka Aku anugerahkan adhisthana. Adhisthana menggunakan himpunan daya bhavana sejak masa lampau, daya Istadewata, daya para Buddha dan Bodhisatwa, daya mantra, daya visualisasi, daya mudra, daya fu, daya semua arus Dharma semesta, semua untuk mengadhisthana insan.
Kita upayakan sekuat tenaga, memandang semua makhluk dengan kesetaraan, tanpa diskriminasi, memberikan kemudahan kepada insan, memberikan kebahagiaan, mencabut penderitaan insan, terus melakukan dengan sukacita, bahkan hidup mati diri sendiri pun bukan masalah.
“Tekun memohon Dharma, tiada rasa kikir dalam membabarkan Dharma.”
Memohon Dharma tanpa kenal lelah, bahkan saat insan lain datang memohon Dharma, Anda pun mengulasnya dengan sangat jelas, tanpa menyimpannya demi kepentingan diri sendiri.
“Tekun berpuja kepada sarwa Buddha, sekalipun masuk dalam samsara, tiada rasa gentar.”
Tiap benda adalah persembahan, sekalipun sedikit rasa kebahagiaan dalam hati pun juga bisa dipersembahkan, setiap saat senantiasa mempersembahkan kepada Buddha dan Bodhisatwa, kelak ingin terlahir bagaimana? Kelak ingin meninggal bagaimana? Semua tidak masalah.
“Terhadap pujian maupun hinaan, tidak merasa girang maupun sedih.”
Orang merendahkan Anda, tidak masalah, orang memuji Anda juga jangan terlampau girang. Hati tiada suka dan tiada duka, mempertahankan sikap batin apa adanya.
“Tidak meremehkan mereka yang baru belajar, menghormatinya sama seperti kepada Buddha.”
Hati, Buddha, dan makhluk adalah setara, Buddhata semua makhluk sangat berharga, semua makhluk dan Buddha setara, tidak boleh memandang rendah. Jangan meremehkan insan yang baru mulai belajar Buddha.
“Supaya yang jatuh ke dalam klesa, dibimbing untuk membangkitkan pikiran benar.”
Para makhluk terjerumus ke dalam klesa, Anda mesti membuat mereka membangkitkan pikiran benar. Sebab ada klesa, barulah Anda belajar Buddha, oleh karena itu klesa adalah Bodhi.
“Menjauhi kesenangan, tidak menganggapnya sebagai mulia.”
Jangan kira setelah belajar Buddha, sudah Dharma tertinggi, mengira diri ini telah memahami sunya, memahami mulajnana, sehingga merasa diri sendiri sangat mulia. Tidak peduli sampai tahap mana pun belajar Buddha, sekalipun telah menjadi Buddha, tetap wajib menghormati Guru terdahulu, sebab tanpa bimbingan Beliau, bagaimana mungkin Anda mencapai keberhasilan? Lihatlah sekarang, setiap kali Mulacarya Berdharmadesana, selalu menghormati silsilah diri sendiri: Guru Liaoming, Guru Sakya Zhengkong, Guru Tubten Dhargye, dan Guru Karmapa. Jangan mengira diri sendiri sudah sangat luar biasa, tidak boleh demikian.
“Tidak melekati kesenangan, mesti bersukacita atas kebahagiaan makhluk lain.”
Tidak hanya diri sendiri yang memperoleh kebahagiaan, Anda mesti membuat orang lain juga memperoleh kebahagiaan, membantu semua insan supaya semua bisa memperoleh jalan.
“Terhadap berbagai dhyana-samadhi, laksana pandangan terhadap alam neraka.”
Meskipun diri sendiri telah memasuki samadhi, tetapi mesti membayangkan seperti berada dalam neraka. Ada banyak Arya yang sangat agung, seperti Bodhisatwa Ksitigarbha yang Berikrar Agung, mengapa ingin berada di neraka? Sama seperti yang dikatakan oleh Bunda Teresa dari Kalkuta, Beliau tidak akan masuk ke dalam surga, Beliau ingin berdiam dalam gelap, demi membebaskan insan dalam kegelapan.
“Terhadap kelahiran dan kematian, memandang dan memikirkannya laksana taman.”
Meskipun berada dalam samsara, seolah diri ini berada di Sukhavatiloka.
“Menjumpai insan yang datang memohon, memandangnya sebagai Guru yang baik.”
Melihat insan yang memohon bantuan, hormati mereka sama seperti terhadap Guru yang sangat mulia. Meskipun ia datang memohon Anda, Anda membantunya, sama saja dengan Anda membantu diri sendiri.
“Merelakan segala milik, dengan pemikiran Sarwajnana, melihat insan yang melanggar sila, membangkitkan tekad untuk menolong dan melindungi.”
Meskipun orang itu sudah melanggar sila, melanggar banyak sila, tetapi Buddhata dia masih tetap ada, Anda mesti tetap menghormati. Cari cara untuk membantu insan yang telah melanggar sila, bukan malah membiarkan mereka terjerumus lebih dalam. Kelak suatu hari, ketika mereka telah sadar dan mau bertobat, tetapi bisa menjadi Buddha.
“Memandang berbagai paramita sebagai ayah dan bunda.”
Semua paramita, danaparamita, silaparamita, ksantiparamita, viryaparamita, prajnaparamita, semua mesti dipandang sebagai ayah dan ibu.
“Menjadikan Dharma Bodhipaksika sebagai keluarga.”
37 Bodhipaksika: catvari-smrti-upasthanani, catvari-samyak-prahanani, catvara-rddhi-padah, panca indra, pancabala, saptabodhi, dan jalan utama beruas delapan, semua adalah keluarga Anda.
“Tiada batasan dalam mengembangkan akar kebajikan.”
Tiada akhir dan tiada batas dalam membangkitkan Bodhicitta.
“Menggunakan berbagai keagungan di semua alam suci, untuk menjadikan Buddhaksetra diri sendiri, mengamalkan derma tanpa batas, sehingga memiliki berbagai atribut baik.”
Di Sukhavatiloka, kita bisa melihat semua bersih, hati bersih, loka juga bersih, semua gedung sapta ratna, pepohonan sapta ratna, tujuh lapis pagar, tujuh lapis jala, air delapan kebajikan, semua adalah keagungan yang suci. Derma tanpa batas, dan berbagai atribut keagungan, kelak yang Anda lihat tidak ada cacatnya, semua penuh keagungan dan suci.
“Menyingkirkan segala kejahatan, mebersihkan tubuh, ucapan, dan pikiran.”
Memotong habis semua pikiran jahat dan kondisi buruk, sehingga tubuh, ucapan, dan pikiran Anda pun bersih.
“Kelahiran dan kematian selama kalpa tak terhitung banyaknya, dalam batin ada ketekunan dan keberanian.”
Dalam samsara, tekun tanpa henti, Anda tidak pernah merasa letih untuk terus belajar kebajikan tak terhingga dalam Buddhadharma.
Dharmaraja Liansheng membabarkan hati mahakaruna Bodhisatwa, pengamalan tekad tanpa akhir, senantiasa membiming semua makhluk, bahkan tanpa henti mengorbankan nyawanya demi semua makhluk. Mulacarya Liansheng mengadhisthana para insan, membantu semua makhluk, membimbing semua makhluk, berupaya menyeberangkan semua makhluk terlahir di Buddhaksetra, siang malam, tanpa pernah berhenti. Keagungan berbagai laku kebajikan, mahamaitri mahakaruna, sungguh merupakan pengamalan Bodhisatwa, yang patut kita teladani. Sungguh mulia, budi jasa mahabesar, para siswa bersembah puja kepada Mulacarya Dharmaraja Liansheng.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BuddhaBhaisajyaguru
Istadewata pujabakti mendatang #BuddhaAmitabha