30 November 2024 Pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Amitabha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)
Pergantian waktu terus berputar, kini masuk masa musim dingin, bunga-bunga kehilangan warna, pepohonan bergoyang tertiup angin dingin, malam yang sunyi di vihara cikal bakal, diterangi oleh cahaya banyak lampu, timbul rasa khidmat dalam hati. Pada tanggal 30 November 2024, bertempat di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, segenap siswa beranjali, berlutut menyambut kehadiran Dharmaraja Liansheng untuk memimpin keempat golongan siswa berpujabakti Sadhana Istadewata Buddha Amitabha (Amituofo/阿彌陀佛). Usai sadhana, dengan tenang semua memusatkan perhatian untuk menyimak Dharmadesana yang sangat berharga.
Sebelum memasuki sesi “Anda bertanya saya menjawab”, terlebih dahulu Dharmaraja Liansheng menjelaskan bahwa semestinya menurut urutan, Istadewata pujabakti hari ini adalah Bodhisatwa Avalokitesvara (Guanshiyin Pusa/觀世音菩薩), tetapi karena minggu lalu Seattle diterpa angin kencang yang merubuhkan pepohonan dan bahkan tiang listrik, membuat seluruh wilayah mengalami pemutusan listrik, tidak bisa menggelar pujabakti, sehingga Istadewata hari ini adalah Buddha Amitabha yang semestinya diselenggarakan minggu lalu.
Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) terletak di wilayah yang berbeda dengan vihara cikal bakal, sehingga Homa bisa tetap diselenggarakan seperti biasa. Ada orang yang bercanda mengatakan, ini semua berkat Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple yang lebih hebat, sehingga tidak mengalami pemutusan listrik. Dharmaraja Liansheng mengatakan, sesungguhnya seluruh Redmond terkena dampak pemutusan arus listrik, dan bukan karena Mahadewi Yaochi yang mana yang lebih hebat.
Mengenai rumor mengenai “masuk pertapaan”, Dharmaraja Liansheng menjelaskan, karena pada hari itu udaranya terlampau dingin, sehingga ingin bertapa masuk ke dalam selimut, tiap malam, sebelum tidur, selalu melafal: “Terlahir di alam suci, melampaui tumimbal lahir, terbebas dari duka, Namo Amitabha Buddhaya.” Dilanjutkan dengan penekunan Sadhana Tidur Cahaya, mantra “Rang” adalah api, visualisasi api membakar sekujur tubuh menjadi abu, “Yang” adalah angin yang meniup abu ke angkasa, dan tersebar ke seluruh angkasa, diri ini dipersembahkan kepada Dasadharmadhatu. “Kang” berarti sunya, semuanya sunya, tubuh pun tiada. Begitu mata terpejam, kaki diregangkan, sekujur tubuh sunya dan masuk kondisi tidur. Inilah “bertapa”. Para siswa jangan khawatir, jika ada sesuatu, semua akan diberitahu.
Dharmaraja mengatakan, tadi malam, baru tidur sekitar pukul dua, terus hingga terbangun pada pukul sembilan pagi, pada saat tersebut, diri ini sedang bertapa. Tidak bergerak, di mana kah manusianya? Sudah pergi ke berbagai penjuru dunia. Seperti tadi malam, Dharmakaya saya pergi mencari sdri. Yiping (毅萍), beliau seorang diri tinggal di rumah, dan merasa ketakutan, saya pergi ke sana memberitahunya: “Anda jangan takut, Mahaguru ada di sini.” ( Sdri. Yiping berdiri dan menjawab: “Benar, Mahaguru memberitahu saya: ‘Jangan takut, Aku hadir!’”) ini semua sungguh nyata, oleh karena itu, saat bertapa, Dharmakaya saya pergi mengarungi seluruh dunia.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya: Metode Beras dan Pakaian Meringkus Hawa Buruk (Miyishoushafa/米衣收煞法) dapat menyingkirkan hawa buruk dan gangguan roh jahat dari tubuh kita, tetapi seandainya Mara atau orang yang berhati serong menggunakan fu terbang, membuat orang lain mengalami gangguan jiwa, dan membuat Mara merasuki dan mengganggu, apakah kita juga bisa menggunakan Metode Beras dan Pakaian Meringkus Hawa Buruk?
Dharmaraja Liansheng menjawab: Metode Beras dan Pakaian Meringkus Hawa Buruk merupakan metode untuk menyingkirkan hawa buruk dan kesambet, contohnya jika anak selalu terbangun di malam hari dan menangis, semua bisa menggunakan sadhana ini, gunakan beras dan pakaian yang telah dikenakannya, meringkus hawa buruk dari tubuhnya masuk ke dalam beras, kemudian membuang beras tersebut ke luar ruangan supaya dimakan oleh burung, ini artinya Anda telah membuang hawa buruk di tubuhnya.
Apa itu kesambet hawa buruk? Contohnya, jika Anda berjalan di malam hari, tidak tahu bahwa di depan ada makhluk halus tak berwujud, Anda menembusnya, ia menempel pada tubuh Anda, tubuh Anda merasa dingin dan tidak nyaman. Kesambet berarti, diibaratkan hantu berkelana di malam hari, Anda lewat di tempat hantu gentayangan, terkena hawa hantu tersebut, inilah kesambet.
Jika sadhaka punya daya yang cukup, dapat mengundang Istadewata yang Berdharmabala sangat kuat, maka dapat menyingkirkan hawa buruk dan roh jahat.
Jika Mara, atau orang berhati serong menggunakan ilmu teluh, membuat orang lain mengalami gangguan jiwa atau kerasukan Mara, apakah bisa menggunakan Metode Beras dan Pakaian Meringkus Hawa Buruk? Ini tergantung dengan kuat atau lemahnya daya sadhaka dalam mengundang Istadewata, jika kuat, maka pasti bisa, jika tidak, mesti mencari orang berilmu tinggi yang paham, untuk membantu diri sendiri.
Ruang lingkup Metode Beras dan Pakaian Meringkus Hawa Buruk sangat luas, tetapi khasiatnya tergantung daya dari orang yang melakukan ritual tersebut, selain itu, ada Metode Embus Prana Meringkus Hawa Buruk, dan Metode Tabib Surgawi Meringkus Hawa Buruk. Tabib Surgawi dapat menyembuhkan penyakit insan, Metode Embus Prana Meringkus Hawa Buruk juga dapat meringkus hawa buruk melalui embusan prana, meniupkan prana ke arah si sakit, supaya hawa buruk tertiup pergi.
Siswa bertanya: Apakah menjapa Mantra Liuding Liujia (六丁六甲神咒) dapat menyingkirkan kuasa gelap?
Dharmaraja Liansheng menjawab: Tentu saja bisa, tetapi tergantung kemampuan Anda.
Mantra Liuding Liujia merupakan mantra yang saya japa sejak muda hingga kini, telah menekuninya selama 50 tahun, dengan daya saya, tentu saja bisa menghancurkan kuasa gelap, tetapi jika dayanya rendah, maka perlu belajar secara bertahap.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 11, Varga Laku Bodhisatwa
“Mengapa Bodhisatwa tidak menetap pada asamskrta.”
Buddha Sakyamuni lanjut memberitahu Bodhisatwa dari Negeri Sarvagandhasugandha: “Mengapa Bodhisatwa tidak menetap pada asamskrta?”
“Sebab tekun belajar sunya, tetapi tidak menjadikan sunya sebagai pencapaian akhir.”
Sunya yang utama di antara tiga vimoksa, Bodhisatwa berlatih sunya, setelah mencapai sunya, tetapi tidak menetap pada sunya.
“Belajar alaksana, akrta. Tetapi tidak menjadikan alaksana dan akrta sebagai pencapaian akhir.”
Dalam aktivitas apa pun, Bodhisatwa senantiasa alaksana dan akrta, sebab krta atau melakukan berarti menjadi ada karma. Contohnya adalah berdana, saya berdana kepada Anda, tetapi masih ingin mendapat nama, mendapat balasan, ini adalah derma beratribut. Bodhisatwa tergolong dalam alaksana dan akrta, kita telah berdana, tetapi tidak menyimpan tindakan ini dalam hati.
Bodhisatwa tidak pernah beranggapan dirinya sedang mengamalkan alaksana. Jika mengatakan bahwa aku sedang menekuni sunya, aku telah merealisasikan sunya, berarti ini masih ada konsep atribut dan tindakan. Sama seperti contoh tentang berdana tadi, orang yang berkebajikan besar tidak akan menganggap dirinya sebagai orang yang sangat berkebajikan besar, saya hanya melakukan kebajikan selaras jodoh, tetapi tidak pernah berpikiran bahwa diri sendiri sedang berbuat baik, inilah Bodhisatwa. Inilah yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni kepada Bodhisatwa dari Negeri Sarvagandhasudgandha, semua adalah ajaran yang sangat agung dan mendalam.
“Belajar anutpada. Namun tidak menjadikan anutpada sebagai pencapaian terakhir.”
Anutpada berarti tidak akan ada sebab dan kondisi, berarti tiada atribut pun tiada tindakan, berarti sunya, sehingga dapat vimoksa.
Dengan sebab dan kondisi ini, berdana berbuat kebajikan, tidak merasa diri sendiri sedang membangkitkan sebab dan kondisi, ini disebut anutpada.
“Mengamati anitya, tetapi tidak muak terhadap mula kebajikan. Mengamati duka semesta, tetapi tidak muak terhadap kelahiran dan kematian.”
Dunia saha ini tidak kekal, kelahiran dan kematian juga tidak kekal. Ada tiga kesukaran dalam semesta, pertama adalah sukar untuk masuk surga, kedua sukar mencari nafkah, tiga adalah persoalan umat manusia itu sukar. Bodhisatwa menitis di dunia saha demi membimbing dan mengubahkan insan, juga perlu melalui kelahiran, penuaan, sakit, dan mati, serta berbagai macam duka, tetapi Ia tidak pernah merasa muak, dapat mengamati anitya, memahami anitya, tetapi tidak pernah muak untuk terus menolong semua makhluk di dunia saha, sebab Ia tidak menetap pada asamskrta.
“Mengamati anatman, tetapi tak jemu menuntun insan.”
Bodhisatwa memahami bahwa tubuh jasmani bukan milik diri sendiri, tetapi tetap tanpa jemu memberikan pengajaran dan bimbingan kepada setiap insan. Bodhisatwa memahami anatman, dan mencerahi sifat harta, rupa, dan nama, tetapi tetap membimbing segenap insan tanpa kenal lelah.
“Mengamati pemusnahan, tetapi tidak memasuki pemusnahan kekal.”
Manusia bisa binasa, saya pun dapat meninggalkan dunia saha ini, tetapi “tidak memasuki pemusnahan kekal”, saya akan datang kembali.
Bodhisatwa tidak menetap pada asamskrta, sehingga bisa menitis kembali, sebab Bodhisatwa memiliki hati welas asih, hatinya terus memikirkan insan lain, memikirkan kesejahteraan semua makhluk.
“Mengamati parivarjana, tetapi jiwa dan raga terus mengupayakan kebajikan.”
Mengetahui bahwa suatu hari nanti diri ini pasti akan pergi, tetapi ini tidak membuat diri sendiri enggan melakukan apa pun, masih tetap berkarya. Jiwa dan raga mengupayakan kebajikan, diri sendiri bersandar pada sepuluh perbuatan baik, terus berbhavana.
Usai mengulas Sutra Vimalakirti, Dharmaraja Liansheng menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada segenap umat yang memohon Sarana, kemudian mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani dan mengabhiseka pratima Buddha, dilanjutkan dengan mengadhisthana tiap siswa menggunakan vyajanacamara. Pujabakti pun usai dengan manggala dan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaMahapratisara
Istadewata Homa Minggu depan #Padmakumara