1 Desember 2024 Upacara Homa Bodhisatwa Mahapratisara di Rainbow Temple

1 Desember 2024 Upacara Homa Bodhisatwa Mahapratisara di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Lihua (蓮花麗樺)

Pada tanggal 1 Desember 2024, bertempat di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Homa Bodhisatwa Mahapratisara (Dasuiqiu Pusa/大隨求菩薩). Usai homa, Dharmaraja berwelas asih membabarkan, Bodhisatwa Mahapratisara merupakan Istadewata yang sangat ampuh, diyakini, dipuja, dan menjadi tempat berdoa bagi banyak umat. Dari jumlah Pemohon Utama dalam upacara kali ini, Dharmaraja Liansheng menunjukkan bahwa mungkin saat ini perekonomian dunia sedang mengalami kesulitan.

Lebih lanjut Dharmaraja menjelaskan, Pintu Dharma Bodhisatwa Mahapratisara fokus pada pemenuhan harapan dan menjawab permohonan, jika umat tidak lagi memohon, mungkin itu pertanda telah melampaui keinginan duniawi, mencapai tingkat bhavana Arya. Dharmaraja mengungkapkan persoalan antar manusia yang kemarin dibahas, di mana ada manusia, pasti di sana ada perselisihan. Sebagai seorang sadhaka, kita mesti menjauhi gangguan perselisihan, mempertahankan kukuhnya Bodhicitta.

Membahas esensi bhavana, Dharmaraja Liansheng menekankan, Buddhata semula ada, bhavana bukan berarti berbhavana memunculkan Buddha, melainkan menyingkirkan kekotoran dan tabiat buruk, membuat Buddhata tampak. Seperti emas: “Semula kita adalah sebongkah emas murni, tetapi tertutupi oleh kotoran. Proses bhavana seperti memurnikan emas, menyingkirkan kotoran, menampakkan terang Buddhata.” Dharmaraja menunjukkan, metode bhavana seperti Catvariaryasatyani, Delapan Ruas Jalan Kebenaran, 12 Nidana, 37 Bodhipaksika, semua ini adalah Buddhadharma, semua merupakan alat untuk memurnikan hati kita, tujuannya adalah menyingkirkan kemelekatan, karmavarana, dan tabiat buruk, kembali pada Buddhata mula.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa dari Taiwan bertanya, beberapa kali di atas Dharmasana, Dharmaraja Liansheng secara terbuka mengajarkan Tata Ritual Penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma kepada segenap siswa, apakah mereka yang berjodoh mendengarnya telah memperoleh silsilah lisan? Sehingga siswa tersebut boleh mempelajari tata ritual tersebut?

Jika diri ini belum membuka divyacaksu, maka syarat apakah yang diperlukan untuk boleh menekuni Ribuan Bahtera Dharma? Bolehkah memohon Dharmaraja Liansheng menganugerahkan abhiseka jarak jauh memberi persetujuan untuk menekuni Sadhana Ribuan Bahtera Dharma?

Ayushmat Acarya Lianchuan (長老蓮傳上師) menyampaikan bahwa beliau pernah memohon petunjuk Dharmaraja Liansheng, dan memperoleh jawaban bahwa Sadhana Penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma boleh memohon abhiseka jarak jauh, dan ini sudah diumumkan. Dharmaraja memberitahukan, sadhaka boleh menekuninya tanpa harus menunggu terbukanya divyacaksu. Kunci penekunan ini ada pada tubuh, ucapan, dan pikiran yang bersih, dengan tulus fokus bersadhana, sehingga walau belum kontak batin dengan Istadewata atau belum punya divyacaksu, tetap bisa menekuni sadhana ini dengan sempurna, memberi manfaat kepada makhluk yang tak terhingga banyaknya.

Dharmaraja Liansheng berbagi contoh pengalaman seorang saudara Sedharma dalam hal penyeberangan. Saudara Sedharma ini punya karmavarana yang belum terselesaikan sejak 30 tahun lalu, sehingga ia terus diganggu oleh Penagih Utang Karma, sehingga tidak bisa naik Bahtera Dharma. Dharmaraja Liansheng memohon kepada Bodhisatwa Avalokitesvara untuk memercikkan tirta amerta sebanyak tiga kali, sehingga dapat memurnikan karmavarananya, dan pada akhirnya berhasil diseberangkan.

Dharmaraja Liansheng menekankan, ada dua syarat yang wajib dipenuhi untuk terlahir di Sukhavatiloka: Pertama, tidak kekurangan akar kebajikan. Kedua, karmavarana terkikis. Sekalipun pernah berbuat salah, asalkan bisa bertobat dan tekun berbhavana, maka akar kebajikan dapat membantu kita terlahir di alam suci.

◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti

Bagian 11, Varga Laku Bodhisatwa

“Mengamati hakikat tiada yang dituju, tetapi menuju kepada Dharma kebajikan. Mengamati abhava, tetapi menggunakan Dharma kelahiran untuk mengembang kewajiban akan semua. Mengamati nontiris, tetapi tidak memutus semua tiris. Mengamati anabhisamskara, tetapi menggunakan Dharmacarana untuk membimbing dan mengubahkan semua makhluk. Mengamati anabhisamskara, tetapi menggunakan Dharmacarana untuk membimbing dan mengubahkan semua makhluk. Mengamati kesunyataan, tetapi tidak melepas mahakaruna. Mengamati kondisi Saddharma, tetapi tidak mengikuti Hinayana. Mengamati sarwadharma ilusi dan palsu, tidak kukuh, tiada insan, tiada penguasa, tiada atribut. Meskipun ikrar mula belum sempurna, tetapi tidak berhenti menghimpun berkah, kebajikan, dhyana-samadhi, dan kebijaksanaan. Menekuni Dharma ini, dinamakan Bodhisatwa tidak menetap pada asamskrta.”


“Mengamati hakikat tiada yang dituju, tetapi menuju kepada Dharma kebajikan.”
Bodhisatwa mencerahi esensi asamskrta, tetapi tidak melekati pemadaman, melainkan justru secara maksimal menjalankan samskrta Dharma demi berbuat kebajikan menolong insan. Dharmaraja menunjukkan, Bodhisatwa tidak mengejar pembebasan Nirwana pribadi, melainkan berkarya di dunia fana, berdana, dan membuat berkah demi semua makhluk, baik itu dalam hal bhavana maupun menolong semua makhluk, semua mewujudkan semangat “tidak menetap pada asamskrta”.

“Mengamati abhava, tetapi menggunakan Dharma bhava untuk mengembang kewajiban akan semua.”
“Abhava” adalah tingkatan bhavana Bodhisatwa, bermakna melampaui ikatan kelahiran dan kematian, tetapi Bodhisatwa masih mempunyai tubuh hasil kelahiran, untuk memikul tugas pengajaran dari Tathagata. Dharmaraja mencontohkan diri sendiri, meskipun mencerahi abhava, tetapi tidak pernah malas untuk mengamalkan hal-hal bajik yang bersifat lahir, menunjukkan semangat tanpa ego Bodhisatwa. Tidak peduli bagaimanapun hujatan dari orang lain, diri sendiri tidak terpengaruh, ini merupakan perwujudan dari abhava.

“Mengamati nontiris, tetapi tidak memutus semua tiris.”
Meskipun dalam hati Bodhisatwa nontiris, tetapi tidak memotong jalinan dengan semua makhluk, hidup bersama para makhluk yang tiris, dengan demikian baru bisa benar-benar memahami, membimbing, dan mengubahkan mereka. Dharmaraja mengingatkan, mesti bisa mendekati insan, baru bisa memahami dan menyesuaikan dengan akar pembawaan para makhluk, sehingga bisa membimbing mereka dengan efektif.

“Mengamati anabhisamskara, tetapi menggunakan Dharmacarana untuk membimbing dan mengubahkan semua makhluk.”
Bodhisatwa mengetahui bahwa melakukan segala hal adalah sunya, tetapi tetap mengajarkan metode pembinaan Dharma kepada insan, masih tetap mengajar dan mengubahkan insan.

“Mengamati kesunyataan, tetapi tidak melepas mahakaruna.”
Sekalipun mencerahi bahwa segalanya sunya, Bodhisatwa tidak meninggalkan hati mahamaitri dan mahakaruna. Dharmaraja menekankan, Bodhisatwa menggunakan asamskrtacitta untuk mengamalkan hal-hal samskrta, penuh welas asih terhadap semua makhluk, sekuat tenaga menolong semua makhluk, inilah “Tidak menetap pada asamskrta” yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni.

“Mengamati kondisi Saddharma, tetapi tidak mengikuti Hinayana.”
Dharmaraja memuji semangat Mahayana Bodhisatwa, banyak sadhaka Hinayana yang fokus pada pembebasan pribadi, sedangkan Bodhisatwa menjadikan menolong semua makhluk sebagai tanggung jawab diri. Keluasan batin ini, merupakan esensi dari bhavana Mahayana.

“Mengamati sarwadharma ilusi dan palsu, tidak kukuh, tiada insan, tiada penguasa, tiada atribut.”
Bodhisatwa memahami bahwa Sarwadharma adalah Pintu Dharma upaya kausalya, dibentuk demi menyingkirkan kemelekatan dalam batin insan.

Dharmaraja mengingatkan, pusat dari Buddhadharma ada pada membimbing para insan untuk memperbaiki tabiat, bahkan Buddhadharma baru bisa berfungsi di alam manusia saja.

“Meskipun ikrar mula belum sempurna, tetapi tidak berhenti menghimpun berkah, kebajikan, dhyana-samadhi, dan kebijaksanaan.”
Sekalipun memahami bahwa segalanya adalah ilusi, Bodhisatwa tetap berupaya sekuat tenaga membimbing semua makhluk untuk berlatih menghimpun berkah dan kebajikan, dhyana-samadhi, dan kebijaksanaan. Tidak menetap pada asamskrta, melakukan hal-hal samskrta, membimbing dan mengubahkan semua makhluk, ini baru disebut sebagai Bodhisatwa.

Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Bodhisatwa Mahapratisara kepada segenap siswa yang hadir, upacara pun usai dengan sempurna di tengah nuansa agung dan khidmat.

------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaMahapratisara
Istadewata Homa Minggu depan #Padmakumara

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。