21 Desember 2024 Pujabakti Sadhana Bhagavati Cundi di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺)
Malam tanggal 21 Desember 2024, bertiup angin dingin, tampak cahaya aneka warna terpancar dari lampu hias, menyemarakkan sukacita. Segenap siswa yang datang dari jauh, membawa kerinduan di hati, berhimpun bersama di vihara cikal bakal, memberikan kehangatan di tengah musim dingin yang menusuk tulang. Seiring berkumandangnya suara mantra Padmakumara dalam baktisala, semua beranjali khidmat menyambut kehadiran Dharmaraja Lian Sheng memimpin pujabakti Sadhana Istadewata Bhagavati Cundi (Zhunti Fomu/準提佛母).
Usai sadhana, terlebih dahulu Dharmaraja mengucapkan “Merry Christmas and Happy New Year”, kemudian Berdharmadesana: Sadhana Bhagavati Maha Cundi berasal dari silsilah Acarya Pufang (普方上師) yang merupakan Guru Sarana dari Dharmaraja Lian Sheng. Dalam Tantra Timur, Bhagavati Cundi merupakan Istadewata yang sangat banyak ditekuni. Dulu ketika bertamasya ke India, pernah melihat dalam prosesi agama Jain, ada pratima Bhagavati Cundi. Karena Dharmabala Beliau sangat kuat, dalam Tantra dapat dijadikan sebagai Istadewata atau Dharmapala.
Dharmaraja Lian Sheng melanjutkan dengan asal-usul hari Natal, saat itu, Maria yang sedang mengandung Yesus, hendak kembali ke Nazaret bersama Yusuf, di tengah perjalanan, berhenti di Betlehem, tepat saat hari Natal, di kandang kuda, Maria melahirkan Yesus. Saat itu di Persia ada 3 Majus yang menyaksikan sebuah bintang yang sangat terang di angkasa, menurut mereka itu adalah bintang raja segala raja, mereka pun pergi mencari Yesus dengan menunggangi unta, dan mempersembahkan tiga hadiah kepada Yesus. Hari Natal dirayakan demi mengenang kelahiran Yesus.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Sadhana Bodhisatwa Vajracitta dalam 100,000 kali Caturprayoga, mesti ditekuni seperti apa sehingga bisa dihitung sebagai satu kali? Apakah ada metode tertentu supaya bisa cepat menyelesaikan 100,000 kali?
Dharmaraja menjawab:
Mantra dari Sadhana Bodhisatwa Vajracitta adalah Mantra Sataksara, yang terutama adalah sunya dan vimoksa. Menjapanya dapat mengikis karmavarana Anda, menjapa satu kali Mantra Sataksara berarti dihitung satu kali, setelah menyelesaikan 100,000 kali penjapaan, maka fondasi Anda telah dibangun dengan baik.
Anda tidak boleh menjapa sekali Mantra Sataksara, kemudian dikalikan sepuluh ribu, tidak boleh seperti saat kita melafal: “Namo Amitabhaya Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus”
Sebab metode ini berasal dari ikrar yang dibuat oleh seorang nenek, tiap kali mengambil sebutir beras dari dalam tong, ia akan melafal satu kali “Namo Amituofo”, ia berikrar untuk melafal sampai beras di dalam tong habis. Ia telah melafal dalam waktu yang sangat lama, tetapi beras dalam tong tak kunjung habis, sedangkan waktu hidupnya sudah hampir habis, ia pun menangis sedih. Saat itu muncul dua orang biksu yang memebritahunya, “Buddha Bodhisatwa berwelas asih kepada Anda, asalkan Anda melafal satu kata: ‘Namo Amitabhaya Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus.’ Berarti sama dengan telah melafal sampai beras dalam tong habis.” Setelah ia melafalnya, ia pun terlahir di Buddhaksetra, ini berkat welas asih Buddha Bodhisatwa sehingga mengajarinya metode ini. Hari ini, Buddha berwelas asih, Dharmaraja Lian Sheng juga mengajarkan kepada Anda semua pelafalan: “Namo Amitabhaya Buddhaya dalam nama agung berjumlah tiga ratus enam puluh triliun seratus sembilan belas ribu lima ratus.”
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 12, Varga Berjumpa Buddha Aksobhya
“Saat itu segenap hadirin mendamba.”
Semua berpikir dalam hati.
“Ingin menyaksikan Tathagata Aksobhya di loka Abhirati, beserta segenap Bodhisatwa dan Sravaka di sana.”
Semua Sravaka, Bodhisatwa, bahkan para dewata dan Delapan Kelompok Makhluk Pelindung Dharma dari dunia saha yang menyertai Buddha Sakyamuni, mereka belum pernah mendengar perihal loka Abhirati, semua sangat ingin melihat loka Abhirati dan Tathagata Aksobhya.
“Buddha mengetahui pikiran para hadirin.”
Buddha Sakyamuni langsung mengetahui isi pikiran semua hadirin.
“Memberitahu Arya Vimalakirti: Putra berbudi, demi para hadirin, tampilkan Tathagata Aksobhya, para Bodhisatwa dan Sravaka dari Negeri Abhirati, karena semua ingin menyaksikannya.”
Buddha Sakyamuni memberitahu Arya Vimalakirti: “Arya Vimalakirti, sekarang, para hadirin di sini, ingin menyaksikan loka Abhirati, Tathagata Aksobhya, dan para Bodhisatwa, serta Sravaka dari loka Abhirati.”
“Arya Vimalakirti berpikir.”
Dalam hati, Arya Vimalakirti berpikir.
“Tanpa bangkit dari tempat duduk ini, Aku akan membawa loka Abhirati, beserta pegunungan besi, sungai, danau, sumber air, dan samudra, berbagai gunung, dan Sumeru, beserta matahari, bulan, bintang, dewa, naga, makhluk halus, istana Brahma dan berbagai dewa lain, bahkan para Bodhisatwa dan Sravaka, laki-laki dan perempuan di kota dan desa, bahkan Tathagata Aksobhya, dan Pohon Bodhi, serta berbagai teratai indah dari Abhirati, untuk melakukan misi Buddha di sepuluh penjuru.”
Saya tidak perlu meninggalkan tempat duduk ini, menggunakan tangan-Ku, dapat membawa loka Abhirati, bahkan gunung besi, sungai, danau, lembah, samudra, sumber air, berbagai gunung dan Sumeru, dan semua matahari, bulan, bintang, dewa, naga, makhluk halus, istana Brahma dan berbagai dewa, Bodhisatwa, Sravaka, termasuk pariwara mereka, pedesaan, Bodhisatwa laki-laki, Bodhisatwa perempuan, Bodhisatwa besar, Bodhisatwa kecil, bahkan Tathagata Aksobhya, Pohon Bodhi di loka Abhirati, dan semua benda berharga, teratai indah, dan lain-lain, semua dibawa ke dunia saha, supaya para insan di dunia saha dapat menyaksikannya.
“Tiga tangga permata dari Jambudvipa mencapai Surga Trayastrimsa, dengan tangga permata ini, para dewata turun ke bawah, semua bersembah puja kepada Tathagata Aksobhya, mendengar pembabaran dan menerima Dharma.”
Arya Vimalakirti menggunakan tiga permata dari tubuhnya untuk diubah menjadi tiga anak tangga, yang menghubungkan dunia saha dengan Surga Trayastrimsa, supaya semua dewata dapat datang ke dunia saha, datang untuk bersembah puja kepada Tathagata Aksobhya, dan mendengar pembabaran Dharma dari Tathagata Aksobhya.
“Insan Jambudvipa, naik anak tangga, ke atas mencapai Surga Trayastrimsa, menyaksikan para dewata.”
Insan di dunia saha, juga bisa naik ke anak tangga mencapai Surga Trayastrimsa, melihat para dewata.
“Demikianlah kebajikan tak terhingga dari loka Abhirati, ke atas mencapai Surga Akanistha, ke bawah mencapai batas air.”
Surga Akanistha atau Sejiujingtian, merupakan surga tertinggi di rupadhatu. Ke bawah mencapai batas air, maksudnya adalah ke dasar mencapai lokasi cakra air.
“Dengan tangan kanan, menjumput, seperti pengrajin keramik.”
Arya Vimalakirti menggunakan tangan kanan Beliau, seperti membentuk keramik, menghubungkan loka Abhirati, Surga Kamadhatu, Surga Rupadhatu, dan dunia saha.
Membaca Sutra Vimalakirti, kita pun tahu betapa besarnya abhijna Arya Vimalakirti, Beliau merupakan titisan dari Tathagata Gandum Emas, oleh karena itu, dapat menggunakan abhijna, semudah membentuk tanah liat, menghubungkan loka Abhirati, dunia saha, Trayastrimsa, dan Surga Akanistha, abhijna semacam ini sangat hebat.
Dharmaraja Lian Sheng mempersilakan kepada Lianhua Boxue (蓮花博學), serta Lianhua Yanrong (蓮花妍蓉) dan suami untuk menuturkan pengalaman menyaksikan Buddha Bodhisatwa di Pangkalan Dakini. Selain itu juga mempersilakan Acarya Lian Yan (蓮彥上師), dan sdri. Hanifa, untuk berbagi pengalaman bhavana. Pandita Lokapalasraya Lianhua Ruiguan (蓮花瑞觀助教) juga berkata-kata dalam bahasa surgawi. Dharmaraja mengatakan bahwa ini semua adalah hal yang terjadi dengan alamiah, dalam sekte lain sangat jarang bisa menyaksikan alam ke-3, bahkan banyak alam lain, dan karena ada kesaksian, membuktikan keberadaan alam ke-3, sehingga semua bisa membangkitkan Bodhicitta, dan lebih yakin lagi dalam berbhavana, ini juga merupakan tujuan dari Arya Vimalakirti yang saat itu menampilkan daya abhijna, berharap supaya dapat menyeberangkan lebih banyak insan mencapai Buddhaksetra. Semua orang yang menyaksikan loka Abhirati, pada akhirnya membangkitkan Bodhicitta, dan kelak mereka memperoleh vyakarana dari Buddha Sakyamuni, dan semua dapat terlahir di loka Abhirati, di kehidupan mendatang semua dapat mencapai loka Abhirati. Oleh karena itu, semua melihat Pangkalan Dakini, setelah mengalami sendiri di sana, kelak dapat mencapai alam suci Istadewata Anda.
Usai mengulas Sutra Vimalakirti, Dharmaraja Lian Sheng menganugerahkan Abhiseka Sarana, kemudian mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani, dan mengabhiseka pratima Buddha, dilanjutkan dengan mengadhisthana menggunakan vyajanacamara. Pujabakti pun usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BhagavatiCundi
Istadewata Homa Minggu depan #JambhalaKuning