12 Januari 2025 Upacara Homa Mahottara Heruka di Rainbow Temple
Liputan TBSN Lianhua Yucheng (蓮花鈺城)
Pada tanggal 12 Januari 2025, Dharmaraja Lian Sheng hadir di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) untuk memimpin Upacara Homa Mahottara Heruka (Dahuanhuawang Jin’gang/大幻化網金剛), serta melanjutkan pengulasan Sutra Vimalakirti. Upacara dihadiri oleh banyak umat dan simpatisan, suasana tampak istimewa, penuh keagungan dan Dharmasuka. Dharmaraja Lian Sheng mengumumkan bahwa pada tanggal 19 Januari 2025, pukul 15:00, akan dilaksanakan Upacara Homa Mahadewi Yaochi (Yaochijinmu/瑤池金母). Dharmaraja mengungkapkan bahwa tiap kali melakukan penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma, Beliau mengandalkan Dharmabala Agung dari Mahadewi Yaochi, serta jasa kebajikan welas asih para Buddha dan Bodhisatwa, dalam sekejap, bahtera Dharma mencapai Sukhavatiloka, semua mengandalkan daya Mahadewi Yaochi, yang merupakan akar dari akar Zhenfo Zong. Selain itu, Dharmaraja Lian Sheng mengumumkan bahwa pada musim semi ini akan diselenggarakan Upacara Agung Tara Bhaisajyaraja (Yaowang Dumu/藥王度母), kelak akan terjadi mukjizat penyembuhan berkat daya adhisthana Tara Bhaisajyaraja, mengajak semua untuk berdoa bersama, semoga berkat doa tulus dari tiap insan, berkat daya doa bersama, dapat menampakkan mukjizat.
Istadewata homa kali ini adalah Mahottara Heruka yang merupakan perwujudan dari Tathagata Samantabhadraraja, wujudnya berwibawa dan sangat khas, berwajah 21, berlengan 42, dan berkaki 8, melambangkan kesempurnaan Istadewata Santam dan Krodha. Dharmaraja menunjukkan bahwa pori sekujur tubuh Mahottara Heruka adalah mata, saat bhavana mencapai puncaknya, sekujur tubuh sadhaka dapat memancarkan cahaya terang, melambangkan terang tak terhingga dari kebijaksanaan dan welas asih.
Metode penekunan Mahottara Heruka adalah: Melakukan retret gelap, sadhaka wajib melakukan retret di lingkungan yang gelap total, hingga pori sekujur tubuh memancarkan cahaya, mencapai tingkatan sekujur tubuh adalah mata. Di gunung belakang Biara Shaolin, Bodhidharma pernah melakukan retret menatap tembok selama 9 tahun, dengan metode retret gelap, mencapai keberhasilan tingkat : “Mendengar pertarungan semut laksana guntur”, menjadi teladan dalam bhavana. Ada orang yang naik kendaraan umum menuju rumah sakit untuk memeriksakan tumor di leher, saat itu perjalanan melewati Upacara Homa Mahottara Heruka yang diselenggarakan di Lapangan Kebebasan di Taipei, ia mendengarkan suara Mantra Mahottara Heruka, seketika sekujur tubuh menjadi hangat, setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit, ternyata tumor di lehernya sudah lenyap, ia mengirimkan surat mengucapkan terima kasih atas daya adhisthana luar biasa dari Dharmaraja Lian Sheng.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
1. Pertanyaan siswa dari Taiwan: Dalam tata ritual Sadhana Mashangyouqian, bagian ke-13 adalah visualisasi manunggal dengan Mahadewi Yaochi, sedangkan pada bagian ke-14 tiap japa mantra satu kali, visualisasi satu Mahadewi Yaochi hadir di hadapan. Apakah bagian 14 berlebihan?
Dharmaraja menjawab: Visualisasi diri sendiri berubah menjadi Istadewata, manunggal dengan Istadewata, kemudian menjapa mantra bervisualisasi Mahadewi Yaochi hadir di hadapan, ini supaya pemanunggalan menjadi lebih kukuh. Diri sendiri manunggal dengan Istadewata, ini sangat baik, kemudian visualisasi di sekitar diri sendiri adalah Istadewata, ini juga baik, semua sama, sama sekali tidak ada kontradiksi, pun juga tidak berlebihan.”
2. Pertanyaan siswa dari Taiwan: “Saat bersadhana, visualisasi diri sendiri menjadi Istadewata, kemudian naik melalui nadi tengah dan keluar, melebur dalam samudra cahaya alam semesta. Mohon petunjuknya, apa itu samudra cahaya alam semesta? Apakah alam suci? Jika diri sendiri manunggal dengan Istadewata, memasuki samudra cahaya alam semesta, jika telah memasuki kondisi lupa sedang meditasi, bagaimana mungkin bisa melakukan anapanasati? Apakah keduanya kontradiksi?”
Dharmaraja Lian Sheng menjawab: Samudra cahaya alam semesta adalah loka Sarwa Buddha, tidak hanya satu alam suci. Dalam Tantra, memasuki samudra cahaya alam semesta diibaratkan cahaya anak bersatu dengan cahaya induk, cahaya induk adalah samudra cahaya alam semesta, cahaya anak adalah cahaya diri sendiri, samudra digunakan sebagai perumpamaan, setetes air memasuki samudra, Buddhata diri sendiri melebur dalam Buddhata alam semesta, melebur dalam samudra cahaya, sama sekali tidak bisa menghitung napas, bahkan napas pun telah dilupakan.”
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 13, Varga Persembahan
“Pada saat itu, Ratnacchattra beserta pariwara, memberikan persembahan kepada Tathagata Bhaisajyaraja, mempersembahkan berbagai persembahan berkualitas, selama lima kalpa penuh, dan setelah lewat lima kalpa, memberitahu segenap putranya: ‘Engkau sekalian mesti meneladaniku, dari hati yang terdalam memberi persembahan kepada Buddha.’ Seribu putra menerima titah Sang Raja, memberikan persembahan kepada Tathagata Bhaisajyaraja, selama lima kalpa penuh, mempersembahkan segala yang berkualitas. Salah satu putra Sang Raja, bernama Candracchattra, duduk seorang diri, dan merenung: ‘Adakah persembahan yang melebihi hal ini?’ Berkat daya agung Buddha, Dewata di angkasa mengatakan: ‘Wahai putra berbudi! Ketahuilah bahwa persembahan Dharma mengungguli berbagai jenis persembahan.’ Ia pun bertanya: ‘Bagaimanakah itu persembahan Dharma?’ Sang Dewata menjawab: ‘Anda dapat bertanya kepada Tathagata Bhaisajyaraja, Beliau yang akan mengulas secara luas mengenai persembahan Dharma.’”
Pengulasan Dharmaraja Lian Sheng:
Raja Ratnacchattra adalah Raja Cakravartin, bersama pariwaranya, dengan tulus memberikan persembahan kepada Tathagata Bhaisajyaraja selama lima kalpa, dan menitahkan kepada seribu putranya untuk melakukan hal yang sama, dengan tulus melanjutkan persembahan tersebut. Salah satu pangeran yang bernama Candracchattra, merenungkan, apakah ada persembahan yang lebih baik dari persembahan materi? Dewata memberi petunjuk kepadanya: “Persembahan Dharma mengungguli semua jenis persembahan.” Yaitu, persembahan Buddhadharma melampaui persembahan segala jenis kekayaan materi. Candracchattra pun bertanya kepada Sang Dewata, apa itu persembahan Dharma? Sang Dewata menyarankan supaya ia mohon petunjuk langsung kepada Tathagata Bhaisajyaraja, makna sejati persembahan Dharma bakal diungkap sendiri oleh Tathagata Bhaisajyaraja.
Usai upacara, Dharmaraja bergerak menuju layar Zoom untuk berinteraksi dengan segenap siswa, kemudian kembali ke Dharmasana untuk menganugerahkan Abhiseka Sadhana Mahottara Heruka. Upacara pun usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#MahottaraHeruka
Istadewata Homa Minggu depan #MahadewiYaochi