9 Maret 2025 Upacara Homa Padmakumara di Rainbow Temple

9 Maret 2025 Upacara Homa Padmakumara di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Lihua (蓮花麗樺)

Pada 9 Maret 2025, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) mengundang Dharmaraja Lian Sheng untuk memimpin Homa Padmakumara (Lianhuatongzi/蓮花童子). Pada hari itu, bertepatan dengan tanggal 10 bulan 2 penanggalan Imlek, yang merupakan hari peringatan upasampada Dharmaraja Lian Sheng, tahun ke-39. Usai homa, diputar video kenangan upasampada tahun ke-39 yang dipersembahkan oleh True Buddha Foundation (TBF), kemudian, Dharmaraja Lian Sheng menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dalam bahasa Indonesia, menambah semarak hari yang istimewa ini.

【Nidana Kebiksuan Dharmaraja – Rambut Rontok Sebagai Pertanda】
Dalam Dharmadesana, Dharmaraja mengenang nidana upasampada 39 tahun lampau, dengan humoris Beliau mengungkapkan: “Nidana upasampada ini, jika diceritakan, sungguh sukar dipercaya.” Saat itu, Dharmaraja yang berusia 43 tahun, tinggal di Taman Arama Zhenfo. Suatu malam, saat mandi, Beliau terkejut karena rambutnya rontok dalam jumlah banyak, “Tiap kali keramas, mendapati segenggam rambut, sungguh sangat merepotkan, lebih baik digunduli, sejak saat itu tidak ada lagi kerisauan perihal rambut rontok.” Dengan humoris Dharmaraja mengungkap: “Sebenarnya, tidak perlu diceritakan supaya tampak sangat agung, sebabnya sangat sederhana, yaitu setiap hari, saat keramas, rambut selalu rontok, sehingga lebih baik digunduli sekalian.”

Saat itu, kebetulan Maha Biksu Guoxian (果賢大和尚) dari Wai Chuen Temple (慧泉寺) Hong Kong, sedang bertandang ke Seattle, setelah memperoleh kabar tersebut, beliau menyarankan: “Lebih baik menerima upasampada resmi!” Dengan senang hati Dharmaraja menyanggupi, “Sesederhana itulah, demikianlah perjalanan hidup.” Dharmaraja menekankan, ini bukan kebetulan, melainkan “merupakan pengaturan dan ketetapan.” Jika saat itu tidak upasampada, bisa jadi hari ini di sini, tidak akan ada demikian banyak anggota Sangha, peristiwa ini sungguh membuat kita semua terkenang dan tersenyum.

【Minggu Depan Memimpin Upacara Homa Mahapratisara】
Dharmaraja Lian Sheng memberitahukan, minggu depan, tanggal 16 Maret 2025, pukul 3 sore, akan diselenggarakan Upacara Homa Bodhisatwa Mahapratisara, dan memperkenalkan Mantra Hati Bodhisatwa Mahapratisara: “Om. Ma Ha Bo La Di. Sa Luo. Suo Ha.” Serta Mudra Sutra dari Sang Bodhisatwa, yaitu Mudra Kitab Sanskerta, serta menekankan bahwa Pintu Dharma Mahapratisara memiliki kontak batin sangat besar, dapat mengabulkan sesuai harapan.

【Nidana Padmakumara Vyakarana Mahadewi Yaochi】
Istadewata homa kali ini adalah Maha Padmakumara Putih, Dharmaraja Lian Sheng mengenang nidana istimewa dengan Padmakumara: Pada malam hari berjumpa dengan Mahadewi Yaochi, Beliau membawa saya ke alam surga, menyaksikan sehamparan sinar putih yang sangat menyilaukan, telinga mendengar suara Mahadewi Yaochi: “Ini adalah mula bumi Anda, Anda adalah Padmakumara.” Ketika Dharmaraja memberitahukan hal ini kepada para senior dalam agama Buddha, tidak ada yang memahami asal-usul Padmakumara, bahkan setelah mendengarnya, Sang Ayahnda tertawa mengatakan: “Anda adalah Padmakumara? Berarti Anda adalah Nezha? Aku adalah Li Jing, Raja Dewa Menopang Pagoda.” Kisah kenangan ini mengundag tawa hadirin.

Dharmaraja mengisahkan, dulu saat menjabat sebagai pejabat survei geodesi, ketua satuan, Zhuang Mingshi menanyai Beliau, apakah mengalami gangguan jiwa? Sebab saat itu Dharmaraja telah menyebut diri sebagai Padmakumara. Setelah bertahun-tahun, ketua satuan Zhang bertandang ke Taiwan Lei Tseng Temple untuk sowan, saat santap bersama Dharmaraja, beliau bertanya: “Apakah sampai sekarang Anda masih minum?” Dharmaraja tertawa, menjawab: “Sekarang sudah tidak minum alkohol, hanya minum susu kedelai.”

◎ Pengulasan Sutra Surangama Bab 1
Tathagata mengetahui pengaruh dari ilmu pikat berahi, usai perjamuan, segera kembali. Raja, para menteri, grhapati, dan upasaka/upasika menyertai Buddha, ingin mendengarkan esensi Dharma. Saat itu, Sang Begawan, memancarkan cahaya abahaya ratusan mestika dari puncak kepala, dari cahaya muncul teratai mestika berkelopak seribu, terdapat nirmanakaya Buddha yang duduk bersila, membabarkan Maha Mantra. Menitahkan Manjusri membawa Mantra tersebut untuk memberi perlindungan. Memusnahkan mantra jahat. Membawa Arya Ananda dan Matanga kembali ke tempat Sang Buddha. Arya Ananda berjumpa dengan Buddha, bernamaskara dan menangis. Menyesalkan, sejak masa tanpa awal, senantiasa menjadi yang paling banyak mendengar Dharma, tetapi masih belum memperoleh daya sempurna. Memanjatkan permohonan, mengundang sepuluh penjuru Tathagata yang mencapai Bodhi, samatha, sama, dhyana, upaya kausalya yang paling awal. Saat itu, ada para Bodhisatwa sebanyak butir pasir Sungai Gangga, serta sepuluh penjuru Arahat Agung, Pratyekabuddha dan lainnya, semua bersukacita ingin mendengar Dharma, duduk dengan tenang, bersiap menerima petunjuk Arya.

【Ananda Masuk Dalam Perangkap Matanga】
Dharmaraja Lian Sheng menunjukkan, Matanga tergolong sekte tirthika haridrakesa, silsilah perguruan berasal dari Kaplia, yang menguasai Mantra Dewa Brahma. Karena pengaruh Mantra Dewa Brahma, Arya Ananda kehilangan kesadaran, sehingga Matanga membawanya ke kamar, berada di ambang bahaya bagi tubuh sila. Saat itu, beliau bukan lagi sadhaka yang berpindapatra, melainkan menjadi donatur, yang mempersembahkan tubuhnya sendiri, situasinya sangat genting.

【Kontak Batin Aparacittajnanam Buddha Sakyamuni】
Saat Buddha Sakyamuni sedang berada di istana Raja Pasenadi untuk menerima persembahan, Beliau menggunakan aparacittajnanam untuk mengetahui bahwa Arya Ananda berada dalam bahaya, Beliau bersantap dengan cepat supaya bisa segera kembali ke Anatapindhika Arama. Rombongan yang menyertai Buddha Sakyamuni, antara lain, Raja Pasenadi, para maha menteri, grhapati, upasaka, upasika, dan lain-lain, semua berharap dapat mendengar pembabaran esensi Buddhadharma.

【Buddha Memancarkan Terang Membabarkan Dharani Surangama】
Sekembalinya di Anatapindhika Arama, Buddha Sakyamuni duduk dengan tegap di atas Dharmasana, cakra usnisa memancarkan cahaya terang abhaya ratusan mestika, dari dalam cahaya muncul teratai mestika berkelopak seribu, yang terdapat nirmanakaya Buddha duduk agung di atas padmasana, dan membabarkan Dharani Surangama. Bagian ini tidak hanya menampilkan wibawa kebajikan dan Dharmabala luar biasa dari Sang Buddha, bahkan juga merupakan fondasi untuk mengulurkan pertolongan.

【Manjusri Menjalankan Titah untuk Menolong Ananda】
Buddha menitahkan Bodhisatwa Manjusri untuk membawa Dharani Surangama demi menolong Arya Ananda. Bagaikan Sun Gokong yang terbang naik awan jindou, dalam sekejap sampai di lokasi Ananda berada. Saat itu juga Beliau menjapa Dharani Surangama, dan menghancurkan pengaruh Mantra Brahma, menggugah Ananda, terbebas dari kondisi tidak sadar.

【Kembali Dengan Membawa Ananda dan Matanga】
Bodhisatwa Manjusri tidak hanya berhasil menolong dan membawa kembali Arya Ananda, bahkan dapat menaklukkan Matanga dan dibawa kembali ke Anantapindhika Arama. Aksi ini menunjukkan welas asih dan kebijaksanaan seorang Bodhisatwa, yang berhasil menolong Ananda, sekaligus membuat Matanga memiliki kesempatan untuk dekat dengan Buddhadharma, supaya meninggalkan jalan sesat dan menapaki jalan benar.

Ananda Bertobat Meneteskan Air Mata
Buddha Berwelas Asih Membabarkan Dharma

Kembali di hadapan Buddha, Ananda meneteskan air mata, bertobat dengan mendalam, menyesali kecerobohan diri sendiri. Dharmaraja menyebutkan, meskipun Arya Ananda telah menjadi abdi di sisi Buddha Sakyamuni dalam waktu lama, tetapi karea belum benar-benar berbhavana berdasarkan Buddhadharma, sehingga kekurangan daya samadhi dan kebijaksanaan, dan akibatnya, seketika kehilangan kesadaran. Dari sini dapat diketahui, bhavana bukan hanya mendengar Buddhadharma, melainkan perlu diamalkan juga, baru bisa menghimpun daya bhavana yang sejati.

Saat Ananda menyadari kekurangan dirinya, dengan tulus Beliau bertobat kepada Buddha dan memohon pembabaran metode pencapaian Bodhi sepuluh penjuru Tathagata. Buddha Sakyamuni mengajarkan bahwa ada tiga metodenya, yaitu samatha, vipasyana, dan samadhi. Ketiga bhavana ini merupakan upaya kausalya paling awal, merupakan anak tangga penting untuk menuju pencerahan.

【Samatha Vipasyana dan Samadhi】
Samatha (penghentian), yang dimaksud adalah supaya batin berhenti dan tenang, menghentikan semua pikiran kacau.
Vipasayan (pengamatan), adalah mengamati Istadewata Anda di tengah angkasa, kemudian Anda masuk ke dalam Hati Istadewata, Anda menjadi Istadewata.
Dhyana (samadhi) adalah daya samadhi, melalui penghentian dan pengamatan, pada akhirnya memasuki dhyana samadhi mendalam, menjadi bersih.

Dalam bhavana Tantra, lebih lanjut lagi Dharmaraja menjelaskan pemanfaatan samatha, vipasayana dan samadhi, seperti penekunan Yab Yum. Terlebih dahulu sadhaka membangkitkan hasrat, dan pada saat penentuan, gunakan samatha untuk menghentikan, kemudian gunakan vipasyana untuk mengamati Istadewata, supaya batin menjadi bersih, pada akhirnya mencapai dhyana samadhi, ini adalah metode bhavana perpaduan samatha vipasyana. Dharmaraja menekankan, ini hanya sebuah contoh, dan tidak semua orang memiliki kualifikasi untuk menekuni Yab Yum.

【Perbandingan Dengan Pembinaan Diri Tao】
Dharmaraja Lian Sheng menunjukkan, dalam Tao, pembinaan diri mereka ada prinsip: “Mengikuti arus melahirkan manusia, melawan arus menjadi Dewa Resi.” Awam yang mengikuti arus akan melahirkan anak, sedangkan mereka yang membina diri dalam Tao, yang memutar balik jing dan qi, menggunakan prinsip: “Melatih jing menjadi qi, melatih qi menjadi shen, melatih shen kembali pada xu.” Mencapai tingkatan Dewa Resi. Hal ini sungguh menakjubkan, memiliki metode berbeda dengan hasil yang sama dengan metode bhavana samatha-vipasyana dalam Buddhadharma.

【Pengamalan Bhavana】
Buddha Sakyamuni memberitahu kami, inti dari bhavana adalah samatha, vipasyana, dan samadhi, melalui penghentian pikiran bercabang, mengamati sifat mula, pada akhirnya berdiam pada daya samadhi, dan melangkah masuk Bodhimarga. Sepuluh penjuru Tathagata dapat mencapai keberhasilan pencerahan, melalui perpaduan samatha dan vipasyana, memperoleh dhyana-samadhi, merupakan upaya kausalya mula.

Lebih lanjut Dharmaraja menjelaskan, saat itu sepuluh penjuru Arahat Agung berhimpun di Anantapindhika Arama, beserta dengan banyak Bodhisatwa dan Pratyekabuddha. Pratyekabuddha adalah Yuanjue, meskipun tidak memiliki Guru, tetapi berkat upaya sendiri, dapat mencapai pencerahan. Mereka semua dengan khidmat duduk dengan diam, memusatkan perhatian untuk mendengar Suara Dharma Buddha Sakyamuni.

Usai Dharmadesana, Dharmaraja berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Maha Padmakumara Putih, upacara pun usai dengan sempurna.

------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Padmakumara
Istadewata Homa Minggu depan #BodhisatwaMahapratisara

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。