12 April 2025 Pujabakti Sadhana Istadewata Bodhisatwa Ksitigarbha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Kou Yin Xin (口因心)
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺)
Pada tanggal 12 April 2025, pukul 8 malam, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, Amerika Serikat, dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng untuk memimpin Pujabakti Sadhana Istadewata Bodhisatwa Ksitigarbha, serta melanjutkan pengulasan Sutra Surangama. Segenap siswa dari berbagai belahan dunia berhimpun bersama, dengan khidmat dan memusatkan perhatian mengikuti Mulacarya Lian Sheng bersadhana, dan menyimak Dharmadesana yang paling istimewa.
Usai pujabakti, Dharmaraja Lian Sheng bersama segenap hadirin menyimak penayangan video singkat bertema karya tulis Dharmaraja Lian Sheng yang ke-304 “Tanya Jawab di Bawah Pohon Pinus”. Dalam Dharmadesana, Dharmaraja Lian Sheng memuji semangat Bodhisatwa Ksitigarbha sangat agung, jika semua makhluk belum mencapai Kebuddhaan, Beliau berikrar tidak akan menjadi Buddha. Santa Bunda Teresa dari agama Katolik juga sangat agung, Beliau menyatakan: “Aku tidak akan berdiam di surga, aku ingin berada di tempat yang paling gelap untuk bersama dengan insan yang menderita.” Inilah semangat Bodhisatwa Ksitigarbha. Dharmaraja mengungkapkan, setiap hari menekuni penyeberangan Ribuan Bahtera Dharma, pasti melafal Bodhisatwa Ksitigarbha, memohon supaya Beliau menghimpun semua roh bajik di dunia saha, supaya Beliau menggunakan ribuan bahtera Dharma untuk mengangkut mereka semua menuju ke Sukhavatiloka.
◎ Anda Bertanya Aku Menjawab - Interaksi Adalah Kekuatan
Siswa bertanya:
Dalam bagian Tantra thangka, Ekavira Yamantaka menampilkan atribut wibawa dan kekuasaan, menurut Anuttaratantra, selain sunya dan eksistensi, prajna dan upaya, apakah masih ada rahasia, teori dan makna?
Dharmaraja menjawab:
Rahasia, teori dan makna dari Yamantaka adalah prajna dan maitrikaruna, di antara sunya dan eksistensi, prajna adalah sunya, maitrikaruna adalah eksistensi. Apakah masih ada rahasia dan teori-makna lagi? Tentu saja.
Ssiwa bertanya:
Mahaguru Lu pernah mengajarkan bagaimana mempersemayamkan Yamantaka di cakra ajna, Sarwa Buddha dan Bodhisatwa berubah menjadi titik cahaya terang di angkasa, memasuki Hati Yamantaka. Sedangkan Sadhana Kalacakra, Kalacakra eksternal, Kalacakra internal, dan Kalacakra istimewa, ketiganya saling memusnahkan, secara bertahap di tengah cahaya terang, mengikis karmavarana dan tabiat sadhaka yang terakumulasi dalam banyak kehidupan. Berdasarkan Yamantaka, apakah melalui Buddha dan Bodhisatwa yang berubah menjadi titik cahaya terang di angkasa, memurnikan tabiat sadhaka yang terakumulasi sejak banyak kehidupan, kemudian sadhaka berbhavana mencapai keberhasilan?
Dharmaraja Lian Sheng menjawab:
Cakra ajna merupakan tempat padma mahkota seribu berada, ada Yamantaka dan Manjusri di sini, Buddha dan Bodhisatwa menjadi cahaya, melalui cakra ajna, memurnikan hingga sekujur tubuh adalah cahaya. Dalam Sadhana Kalacakra, ada Kalacakra eksternal, Kalacakra internal, dan Kalacakra istimewa. Kalacakra eksternal adalah lingkungan luar, Kalacakra internal adalah diri sendiri, Kalacakra istimewa adalah penyatuan, menggunakan roda waktu raksasa membersihkan semua karmavarana diri sendiri, inilah Sadhana Kalacakra. Yamantaka lebih bersifat langsung, menggunakan cahaya terang yang penuh kebijaksanaan menerangi diri sendiri, bahkan menggunakan cahaya ini untuk menerangi semua makhluk.
◎ Pengulasan Sutra Surangama
“Ananda berkata kepada Buddha: Wahai Begawan, Aku pun mendengar Buddha, Manjusri dan para Dharmarajaputra, membahas atribut sejati.”
Arya Ananda mengatakan kepada Buddha Sakyamuni: “Wahai Buddha Sakyamuni, Saya juga pernah mendengarkan saat Buddha, Manjusri dan para Dharmarajaputra, membahas perihal atribut sejati.”
Maksud dari Dharmarajaputra adalah putra hati Buddha, di Loka Avatamsaka, Buddha Sakyamuni sebagai yang utama, putra hati Beliau adalah Bodhisatwa Manjusri, dan Bodhisatwa Manjusri merupakan Dharmarajaputra di Avatamsakaloka. Di Sukhavatiloka, Bodhisatwa Avalokitesvara merupakan Dharmarajaputra dari Buddha Amitabha. Dalam Tantra, Vajrasattva merupakan Dharmarajapurta dari Panca Dhyani Buddha.
“Begawan pun menyatakan, batin bukan di dalam, pun bukan di luar.”
Buddha Sakyamuni juga pernah mengatakan: “Batin bukan di dalam, batin juga bukan di luar.”
“Demikian merenungkannya.”
Sekarang demikianlah aku merenungkannya.
“Jika batin ada di dalam, maka ia tidak melihat, dan jika ia di luar, maka kesadaranya akan terpisah dari tubuh.”
Jika batin ada di dalam, dan tidak bisa melihat di dalam. Jika di luar, batin dan mata juga tidak saling terhubung.
“Tetapi karena batin tidak menyadari apa yang ada di dalam, maka ia tidak mungkin ada di dalam. Karena kesadaran dari batin tidak terpisah dari tubuh, maka sungguh tidak masuk akal jika dikatakan bahwa batin ada di luar.”
Batin di dalam, tetapi tidak mengetahui bagian dalam, padahal jelas-jelas tubuh dan batin saling menyadari, maka juga tidak benar jika dinyatakan bahwa batin ada di luar.
Begitu mata melihat, langsung muncul pembedaan, dari sini dapat kita ketahui, bahwa batin dan mata, batin dan tubuh, saling menyadari.
“Karena mereka saling menyadari, dan karena batin tidak melihat apa yang ada di dalam, maka batin pasti ada di tengah.”
Karena batin dan mata saling menyadari, tetapi di dalam pun tidak kelihatan, maka, semestinya batin ini ada di tengah antara mata dengan dunia luar.
“Buddha menjawab, Engkau mengatakan ada di tengah, maka bagian tengah mesti ada lokasi yang pasti, dan bukan ketiadaan.”
Buddha Sakyamuni menyanggah Ananda: “Anda menyatakan bahwa batin ada di tengah, maka tengah ini, pasti ada lokasinya.”
“Kini Anda menyatakan di tengah, di mana kah tengah?”
Sekarang Anda mengatakan bahwa batin tidak di dalam, tidak di luar, ada di tengah, maka di mana kah tengah ini?
“Apakah di suatu tempat di luar sana, atau ada di dalam tubuh?”
Ada di lokasi mana? Atau ada di tubuh?
“Jika ada di dalam tubuh, maka pasti ada di permukaan tubuh, atau ada di mana pun di dalamnya.”
Jika ada di dalam tubuh, maka pasti ada di tengah di permukaan sisi tubuh, tetapi ini di permukaan tubuh Anda, atau ada di dalam tubuh?
“Jika ada di suatu tempat di luar, jika ia punya lokasi, mengapa tidak ada lokasi tersebut? Tidak ada lokasi berarti sama dengan tiada, lokasi tersebut tidak dapat ditetapkan.”
Anda mengatakan tengah, Anda mesti bisa mengungkapkan sebuah posisi yang sesungguhnya. Sebab antara tubuh dan batin saling menyadari, begitu mata melihat langsung ada pembedaan, ini artinya ada di kulit luarnya. Pada kulit luar, berarti ada pada tubuh Anda, dan bagian tengah wajib ada lokasi pastinya.
“Mengapa demikian, jika seseorang menggunakan sesuatu untuk menandainya, sebagai lokasi tengah, jika dilihat dari timur maka ia tampak berada di barat, jika dilihat dari selatan maka ia ada di utara, secara lokasi kacau, sebab batin memproyeksikan kekacauan.”
Bagaimana cara menunjukkan titik di tengah itu? Melihat ke timur dan barat, selatan dan utara, utara ke selatan. Bercampur aduk, batin sangat kacau.
“Ananda mengatakan, apa yang saya katakan sebagai tengah, bukan pada dua tempat tersebut.”
Arya Ananda mengatakan: “Apa yang saya katakan sebagai tengah, bukan seperti yang Sang Buddha katakan.”
“Seperti yang dikatakan oleh Begawan, mata dan rupa merupakan kondisi yang diperlukan, menghasilkan kesadaran mata, sehingga mata bisa membedakan.”
Contohnya, mata saya melihat mikrofon, mata memiliki kesadaran, tetapi mikrofon tidak merasa dan tidak mengetahui saya sedang melihatnya, mikrofon ini tidak mengetahui dan tidak menyadari, ia tidak memiliki kesadaran. Sedangkan mata kita memiliki kesadaran, mata dan batin saling terhubung, mikrofon bisa dikenali melalui mata.
“Objek yang dilihat tidak memiliki kesadaran, kesadaran mata dihasilkan di antaranya, di sini lah eksistensi batin.”
Mikrofon tidak tahu Anda sedang melihatnya, kesadaran ada di tengahnya, bisa membedakannya, inilah eksistensi batin.
“Buddha bersabda.”
Buddha Sakyamuni berkata.
“Jika batin Anda ada di antara akar indra dan objek, esensi batin ini, adalah dua, atau bukan dua. Jika adalah dua, esensi benda akan kacau, benda bukan diketahui oleh tubuh. Menjadi dua hal berbeda, bagaimana mungkin di tengahnya. Keduanya tidak terbentuk, bukan mengetahui dan tidak mengetahui, tanpa sifat esensi tersebut. Atribut apakah yang di tengah, oleh karena itu mesti diketahui, jika di tengah, tidak ada hal yang demikian.”
Mikrofon ini tidak mengetahui, mata ini mengetahui, ada pengetahuan maka ada kesadaran, dan kesadaran ini melihat mikrofon. Ananda, menurut Anda, apakah batin ada di tengah, apakah yang maksud Anda di tengah adalah kulit luar? Kulit luar ada di dalam, oleh karena itu bukan pada kulit luar. Bagaimana dengan di luar? Juga tidak ada sebuah arah, apakah di sini? Atau di sana? Apa yang dimaksud dengan tengah? Mata dan kesadaran adalah satu hal, atau dua hal? Yang satu mengetahui, yang satu tidak tahu, di mana kah tengah? Oleh karena itu, Anda mengatakan di tengah, sama sekali tidak bermanfaat.
Yang satu adalah rupa (Dharmaraja menunjuk mikrofon), ini adalah mata (Dharmaraja menunjuk mata), mata bisa mengetahui rupa, sedangkan rupa sama sekali tidak tahu, juga tidak ada rasa. Apa yang dikatakan oleh Arya Ananda sebagai di tengah adalah di sini (Dharmaraja menunjuk di antara keduanya), sebenarnya ini di mana? Mesti ada satu titik (tempat). Titik ini apakah ada di kulit mata? Atau ada di dalam tubuh Arya Ananda, jika terpisah dari mata, apakah menjadi dua? Mata dan kesadaran adalah satu atau dua? Ini membuat Arya Ananda kebingungan.
Sampai di sini, Sutra Surangama sedang membahas mata dan batin, batin bukan di dalam, bukan di luar, bukan pula di tengah, bukan di kulit luar, bukan pada penggabungan, bukan pada keterpisahan, semua bukan, bagaimana? Kita analisis di kesempatan mendatang.
Usai Dharmadesana yang sangat berharga, Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada segenap siswa yang memohon, kemudian mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani, mengabhiseka pratima Buddha, dan terakhir menggunakan vyajana-camara untuk mengadhisthana tiap siswa yang hadir.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaKsitigarbha
Istadewata Pujabakti Minggu depan #BhagavatiCundi