4 Mei 2025 Upacara Homa Vidyarajni Mahamayuri di Rainbow Temple
Liputan TBSN Lianhua Li Hua (蓮花麗樺)
Pada tanggal 4 Mei 2025, di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, Dharmaraja Lian Sheng memimpin Upacara Agung Homa Vidyarajni Mahamayuri (Kongque Mingwang/孔雀明王). Usai Homa, Dharmaraja Lian Sheng memberitahukan bahwa minggu depan, tanggal 11 Mei 2025, pukul 3 sore, adalah Upacara Homa Arya Avalokitesvara (Sheng Guanyin/聖觀音), dan abhiseka Sadhana Arya Avalokitesvara Hartawan Nomor Satu. Dharmaraja Lian Sheng menunjukkan, aksara bija dari sadhana ini adalah aksara “Xie”berwarna kuning, Mantra Hati: “Om. Mani. Beimi. Hom. Dazhabuzhi. Guluya. Suoha.”
Menjawab tuduhan dari oknum perihal Pintu Dharma ini, Dharmaraja Lian Sheng dengan lugas menangapi: “Menurut pandangan agama Buddha Mahayana, segala sesuatu di dunia ini adalah Buddhadharma. Seperti harta, rupa, nama, bahkan pakaian, makanan, tempat tinggal, transportasi, hiburan, semua adalah Buddhadharma. Dharmaraja menekankan, kuncinya ada pada apakah sanggup mentransformasikan berbagai klesa, lobha, dvesha, dan moha, menjadi prajna dan maitri karuna, sama seperti yang dibabarkan dalam Sutra Vimalakirti: “Berahi, amarah, dan kebodohan.” Semua bisa menjadi jalan bhavana.
Lebih lanjut lagi, Dharmaraja menunjukkan, jika Pintu Dharma yang berhubungan dengan kesejahteraan ditolak, akibatnya, bahkan sadhana dalam Tantra seperti: Jambhala Kuning, Jambhala Merah, dan lain sebagainya, semua juga bukan Buddhadharma. Kenyataanya, bahkan pembangunan sebuah vihara pun, tidak ada yang bukan didapatkan dari dukungan sumber daya dan harta. Dharmaraja menekankan, jika menyatakan bahwa uang bukan Buddhadharma, maka bagaimana membangun Vila Pelangi? Buddhadharma tidak pernah menghindar dari kenyataan, melainkan mentransformasikan keduniawian, supaya semua dapat digunakan sebagai jalan bhavana.
Dalam Dharmadesananya, Dharmaraja Lian Sheng membabarkan jasa kebajikan agung dari Vidyarajni Mahamayuri. Di masa lampau, dalam 500 kelahiran sebagai Bodhisatwa, Buddha Sakyamuni pernah terlahir di alam hewan sebagai Raja Mayura, oleh karena itu, Vidyarajni Mahamayuri merupakan Nisyandakaya Buddha Sakyamuni. Vidyarajni Mahamayuri adalah perwujudan dari Tri Buddha: Buddha Vairocana, Buddha Amitabha, dan Buddha Sakyamuni, yang memiliki kemampuan santika, paustika, vasikarana, dan abhicaruka. Dharmayudham Beliau, antara lain: pundarika, bulu merak, buah matulunga, buah bilwa, semua merepresentasikan makna dan kemampuannya.
Yang paling istimewa adalah, Vidyarajni Mahamayuri memiliki Sadhana Peredam Gempa, melalui sadhana, menggunakan tanah dari ujung empat penjuru: timur, selatan, barat, dan utara, bisa terhindar dari bencana. Dharmaraja menegaskan: “Setelah ambil tanah 1 kilogram, kemudian bersadhana, kembalikan ke asalnya, maka gempa tidak akan terjadi.”
Pariwara dalam persamuhan Vidyarajani Mahamayuri mencakup: Sapta Buddha di atas, Asta Maha Raja Dewa, 28 Konstelasi, Navagraha, 12 Istana Bintang, dan lain-lain, Dharmabala-Nya tak terhingga. Sadhana Mahamayuri dalam skala besar dapat digunakan untuk mendoakan bangsa dan negara makmur sentosa, dalam skala kecil, dapat mengatasi berbagai wabah penyakit dan bencana, seperti flu babi dan influensa.
◎ Anda Bertanya Aku Menjawab - Interaksi Adalah Kekuatan
Pertanyaan siswa dari Taiwan:
1. Umat perumah tangga pada umumnya, berkeluarga dan bekerja. Lingkungan kehidupannya sangat sukar untuk terlepas dari harta, seks, nama, makan, tidur, rasa tamak, amarah, kebodohan, keraguan, dan kesombongan. Bagi perumah tangga, sangat sukar untuk berbhavana sampai sepenuhnya bersih, saya yakin banyak saudara/saudari Sedharma yang menghadapi persoalan sama. Siswa tahu, dalam bhavana, yang paling utama adalah mempertahankan batin suci dan bisa menjaga kesinambungan pikiran bersih, tetapi setiap hari selalu ada pikiran kotor, saat siswa mengamatinya, siswa mengingatkan diri sendiri menggunakan kalimat dalam Sutra Vajra dan Sutra Hati. Selain setiap hari bersadhana, sebelum tidur akan menjapa 50 kali Mantra Sataksara, berharap bisa membersihkan tubuh dan batin. Mohon petunjuk Mahaguru Lu, apakah yang siswa lakukan benar? Adakah metode lain yang lebih efisien? Siswa mohon petunjuk dan instruksi dari Mahaguru Lu.
2. Dalam tahapan bhavana Tantra, terlebih dahulu menekuni Sadhana Yoga, baru kemudian Sadhana Internal, tetapi pernah juga mendengar Mahaguru Lu mengatakan bahwa Sadhana Yoga dan Sadhana Internal bisa ditekuni bersamaan. Mohon petunjuk Mahaguru, apakah memungkinkan menekuni Sadhana Internal terlebih dahulu sampai mencapai keberhasilan, baru kemudian menekuni Sadhana Yoga?
3. Keberhasilan Sadhana Internal, dalam Tri Siddhi Tantra: Siddhi Vidyadhara, Siddhi Homa, dan Siddhi Samadhi, tergolong siddhi yang mana? Selain itu, apakah penembusan nadi ren dan du dalam Tao, termasuk sebagai keberhasilan Sadhana Internal?
Menjawab pertanyaan kedua, Dharmaraja Lian Sheng menekankan, bhavana Tantra mesti dilakukan sesuai dengan tahapan, tidak bisa terburu-buru. Dharmaraja mengumpamakannya seperti “Pembangunan gedung pencakar langit dimulai dari dasar.”, demikian pula dalam jalan bhavana, sama dengan membangun gedung, mesti dimulai dari mengukuhkan fondasi, baru bisa melangkah ke atas, dan pada akhirnya mencapai Kebuddhaan sempurna.
Kita tidak mungkin terlebih dahulu membangun lantai 2 atau lantai 3, bahkan lantai ke-101, baru kemudian membuat fondasinya. Dalam menekuni Sadhana Tantra, prinsip ini mesti dipatuhi: “Dari dangkal menuju dalam, dilakukan sesuai tahapan.” Bhavana wajib diawali dari Sadhana Catur Prayoga, yang mencakup: mahanamaskara, mahapujana, Catur Sarana, Sadhana Pertobatan, dan pembangkitan Bodhicitta, menekuni sadhana dasar ini sampai sempurna, baru bisa dilanjutkan menuju Sadhana Yoga. Saat beryoga dengan Istadewata, baru bisa masuk penekunan Sadhana Internal. Setelah sempurna dalam Sadhana Internal, baru bisa melangkah naik ke Anuttaratantra dan Sadhana Vajra.
Jika mengabaikan penekunan Catur Prayoga, akibatnya, Sadhana Tantra selanjutnya tidak akan berdaya. Sebab belum yoga dengan Istadewata, sehingga tidak bisa memperoleh adhisthana dan pembangkitan sejati Sadhana Internal. Catur Prayoga adalah fondasi semua Tantra, mencakup: mahapujana, Catur Sarana, Sadhana Pertobatan, dan pembangkitan Bodhicitta. Yang paling penting adalah Catur Prayoga, di antaranya, mahanamaskara yang paling utama.
Kembali ke pertanyaan ke-3, dalam Tao diajarkan: “membuka dua nadi: ren dan du.” Dan “menembus sanjiao”, sanjiao yang dimaksud adalah dantian atas (shangyuan, berlokasi di tengah alis, atau dahi), dantian tengah (zhongyuan, terletak di ulu hati), dan dantian bawah (xiayuan, terletak di cakra pusar). Saat sanjiao tembus, sirkulasi prana dalam nadi akan lancar, sehingga membantu pergerakan dan sirkulasi ren dan du, prinsipnya sama dengan Sadhana Internal dalam Tantra.
Dharmaraja menekankan, metode Tri Siddhi utama dalam Tantra: Siddhi vidyadhara, melalui penjapaan mantra, memancarkan cahaya terang; Siddhi homa, berarti mengundang Istadewata dalam homa, kemudian melebur dan beryoga dengan Istadewata; Sedangkan Siddhi samadhi berarti fokus memusatkan perhatian, membersihkan semua delusi dan pikiran kacau. Dalam Sutra Surangama juga akan dibahas perihal samadhi.
Mengenai pertanyaan pertama, menurut Dharmaraja apa yang dilakukan siswa tersebut sudah sangat baik. Melalui Mantra Sataksara, Sutra Vajra, Sutra Hati, dan berbagai Sutra, menggugah pikiran bersih diri sendiri. Dharmaraja mengungkapkan bahwa sudah betul menjapa Mantra Sataksara 50 kali, sebab Mantra Sataksara adalah metode pertobatan yang sangat baik, ini yang paling manjur.
◎ Pengulasan Sutra Surangama Bab 1
Teks Sutra:
Saat Ananda mendengarnya, Ia kembali merasa sedih, bernamaskara dengan lima titik tubuh menyentuh tanah, kemudian bersujud dan beranjali, berkata kepada Sang Buddha: “Sejak saya mengikuti Buddha dan bertekad meninggalkan kehidupan duniawi, saya bersandar kepada daya agung Buddha. Saya sering merenungkan, saya berbhavana tanpa upaya lebih, sebab Tathagata pasti akan menganugerahkan samadhi. Aku tidak pernah menyadari bahwa batin dan tubuh ini tidak saling menggantikan, hingga aku meninggalkan tekad mula, meskipun tubuh ini menjalani kebiksuan, tetapi batin belum memasuki Jalan. Saya bagaikan putra miskin yang lari dari ayahnya. Kini menyadari, meskipun memiliki banyak pengetahuan, jika tidak berbhavana, sama saja dengan tidak belajar apa pun. Ibarat orang yang hanya membicarakan makanan, tidak akan mungkin bisa terkenyangkan. Begawan, kini saya, terjerat oleh dua rintangan, sehingga tidak menyadar bahwa batin ini kekal dan diam. Semoga Sang Tathagata, berkenan mengasihani, kami yang miskin papa, mohon berkenan menyingkapkan batin terang yang menakjubkan, membuka mata saya untuk memandang Jalan.”
Dharmaraja Lian Sheng mengulas, setelah Ananda mendengar pembabaran Buddha Sakyamuni, Ia kembali menangis dan menyatakan pertobatan, bernamaskara dengan lima titik menyentuh tanah, berlutut dan beranjali, mengungkapkan kepada Sang Buddha, diri ini telah bertahun-tahun menjalani kebiksuan, senantiasa mengharapkan adhisthana dan daya agung Sang Buddha, belum pernah berusaha untuk berbhavana, keliru mengira bahwa samadhi bisa dianugerahkan oleh Tathagata, sehingga makin jauh dari Buddhata diri sendiri, masih belum menapaki Jalan Benar.
Ananda sadar, dirinya telah keliru mengira bahwa setelah membangkitkan Bodhicitta dan ikut membiara bersama Buddha, mungkin diri sendiri tidak perlu menenangkan batin untuk berbhavana, cukup mengandalkan anugerah samadhi dari Buddha. Baru kemudian menyadari, pemikiran diri sendiri tidak bisa digantikan oleh orang lain. Dharmaraja menunjukkan bahwa “sanmei” adalah samadhi, belakangan baru diterjemahkan sebagai “sanmodi”. Dharmaraja juga menekankan bahwa latihan meditasi dilakukan oleh diri sendiri dan hasilnya diperoleh diri sendiri pula, tidak ada istilah diwakilkan atau dianugerahkan oleh Buddha. Ananda menyesali, meskipun dirinya telah menjalani kebiksuan, tetapi batinnya belum, tidak berbeda dengan umat awam. Jika tidak berbhavana dengan sungguh-sungguh, akan tetap bertumimbal lahir. Sama seperti yang dikatakan oleh Ananda: “Kini mengetahui, meskipun banyak pengetahuan, jika tidak berbhavana, sama saja dengan tidak pernah belajar.” Hanya mendengar tapi tidak mengamalkan, sama saja dengan obrolan kosong mengenai makanan, tidak akan pernah terkenyangkan.
“Terjerat dua rintangan”, dua rintangan ini adalah: rintangan klesa dan rintangan pengetahuan, yang pertama berasal dari gangguan suasana hati batin diri sendiri, yang berikutnya adalah kekeliruan pandangan dan pemahaman, serta kemelekatan. Beliau menekankan, sarwa dharma di dunia ini tidak kekal, paras cantik pun akan berubah seiring waktu, pengetahuan yang belum selaras dengan kesejatian, juga bisa menjadi rintangan. Dalam Sutra, Ananda mengutarakan, semua makhluk terikat oleh dua rintangan, sehingga tidak menyadari Buddhata, kesucian, dan batin sejati nan terang. Memohon Sang Buddha berwelas asih membabarkan, supaya mata kesucian dalam bhavana bisa terbuka.
Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, sesungguhnya rintangan pengetahuan kita sangat banyak, sangat sukar untuk memahami Buddhata. Buddha menggunakan metode perumpamaan, untuk membabarkan Buddhata. Dharmaraja mengakhiri Dharmadesana yang sangat istimewa ini, berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Vidyarajani Mahamayuri kepada segenap hadirin, upacara pun usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#VidyarajniMahamayuri
Istadewata Homa Minggu depan #AryaAvalokitesvara