18 Mei 2025 Upacara Agung Homa Vidyaraja Raga di Rainbow Temple

18 Mei 2025 Upacara Agung Homa Vidyaraja Raga di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Lihua (蓮花麗樺)

Pada tanggal 18 Mei 2025, di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, Dharmaraja Lian Sheng memimpin Upacara Agung Homa Vidyaraja Raga (Airanmingwang/愛染明王). Usai homa sempurna, Dharmaraja Lian Sheng memberitahukan bahwa pada tanggal 25 Mei 2025, pukul 3 sore, akan memimpin Upacara Agung Homa Avatara Mahadewi Yaochi (Bianshen Jinmu/變身金母), dan memperkenalkan Mudra Avatara Mahadewi Yaochi, yaitu beranjali, kemudian jemari dibuka membentuk teratai, dua ibu jari, jari manis, dan jari kelingking saling sentuh. Aksara bija adalah aksara Hum, mantra: “Om. Biezha. Jinmu. Muladi. Suoha.”

Vidyaraja Raga berlengan enam dan berparas penuh wibawa, memiliki banyak metode untuk memberi manfaat kepada para insan. Dharmaraja menunjukkan, untuk membentuk Mudra Vidyaraja Raga, terlebih dahulu membentuk mudra genggam merangkap ke dalam, kemudian jari tengah kedua tangan saling bersilang, Mantra Vidyaraja Raga: “Hom. Zhazhi Hom. Re.” mesti dijapa secara terpisah (keterangan: pelafalan tepat hanya dapat disimak melalui rekaman pelafalan Dharmaraja Lian Sheng)

Vidyaraja Raga merupakan Vajrakaya penjelmaan dari Buddha Vairocana yang memasuki Hati Bodhisatwa Samantabhadra. Berkepala satu, berlengan enam, duduk di atas padmasana yang tumbuh di atas ratnakalasa, merupakan Istadewata Vasikarana.

Dharmaraja Lian Sheng menekankan: “Asalkan menjapa Mantra Vidyaraja Raga genap 300,000 kali, dapat mudah berkontak yoga dengan Istadewata diri sendiri, melalui perantaraan Vidyaraja Raga.”

Lebih lanjut lagi, Dharmaraja membabarkan beberapa metode Vidyaraja Raga antara lain:
Sadhana Mematahkan Kejahatan: Menggunakan busur dan anak panah untuk memotong pikiran jahat.
Sadhana Melukis: Fokus melukis pratima Vidyaraja Raga hingga yoga.
Sadhana Vasikarana: Melakukan homa menggunakan benang sari teratai merah, menjapa dengan nama pasangan, untuk meningkatkan keharmonisan.
Selain itu, ada Sadhana Tirta Amerta, Sadhana Pahat, Sadhana Detoks, Sadhana Menyingkirkan Mara, Sadhana Air Yin Yang, yang masing-masing mengandung daya penyembuhan, menyingkirkan rintangan, dan menaklukkan teluh.

Makna Luhur dalam Sutra Vajra
Asthita dan Akrta Membangkitkan Maitri Karuna

Dharmaraja Lian Sheng melanjutkan menjawab pertanyaan Lianhua Yanzhang dari Irlandia kemarin, “Jika nirwana adalah tidak menetap, tidak bertindak, dan tidak memperoleh, mengapa bisa membangkitkan batin maitri karuna?”

Dharmaraja Lian Sheng mengutip Sutra Vajra: “Dengan tiada menetap, membangkitkan batin ini.” Menunjukkan bahwa inilah makna mendalam dari Buddhadharma Mahayana. Meskipun mencapai Kebuddhaan dan parinirwana, tiada yang diinginkan, dan tiada yang diperoleh, tetapi berwelas asih terhadap para makhluk yang masih tersesat, dan dengan alamiah membangkitkan tekad untuk menyeberangkan semua makhluk.”

Dharmaraja memberi contoh, seperti segerombolah perampok, sebelum merampok, mereka melihat seorang bayi terjatuh ke dalam sumur, meskipun sedang pergi untuk merampok, tetapi mereka memutuskan untuk terlebih dahulu menolong bayi tersebut. Dharmaraja menekankan, “Bukan demi apa pun, dengan alamiah membangkitkan batin welas asih. Demikian juga dengan Buddha dan Bodhisatwa, meskipun telah nirwana, tetapi tanpa pamrih menyeberangkan semua makhluk.” Patriark ke-6 Hui Neng mencapai pencerahan setelah mendengar kalimat: “Dengan tiada menetap, membangkitkan batin ini.” Merealisasi Hati Buddha yang tidak menetap, merupakan atribut sejati dengan welas asih tanpa batas.

◎ Anda Bertanya Aku Menjawab - Interaksi Adalah Kekuatan

Pertanyaan siswa dari Singapura:
Melalui situs resmi, saya melihat bahwa para siswa dapat menggunakan Mantra Ketenteraman Tahun Baru untuk mendoakan Mahaguru dan Gurudara:

『天圓地方,律令九章,大年初一,願 師尊蓮生活佛及師母蓮香上師 一年平安,健康長壽,吉祥圓滿。』 嗡。咕嚕。蓮生。悉地。吽! 嗡。阿嘛惹尼。祖溫底耶。梭哈!⁣
"Tiān yuán dì fāng, lǜ lìng jiǔ zhāng, dà nián chū yī, yuàn Shīzūn Liánshēng Huófó jí Shīmǔ Liánxiāng Shàngshī yī nián píng ān, jiàn kāng cháng shòu, jí xiáng yuán mǎn" Om. Gūlū . Liánshēng . Xīdì . Hom! Om. Amarění . Zǔwēndǐyē . Suōhā!⁣

Mohon petunjuk Mulacarya Lian Sheng:
1. Apakah mereka yang bukan siswa Zhenfo Zong boleh melafal mantra ini untuk Mahaguru dan Gurudara?
2. Apakah mantra ini boleh digunakan untuk mendoakan ayah dan ibu siswa? Contohnya:

『天圓地方,律令九章,大年初一,願「父親 黃OO 母親 翁OO」 一年平安,健康長壽,吉祥圓滿。』 嗡。咕嚕。蓮生。悉地。吽! 嗡。阿嘛惹尼。祖溫底耶。梭哈!⁣
"Tiān yuán dì fāng, lǜ lìng jiǔ zhāng, dà nián chū yī, yuàn `Fùqīn huáng OO mǔqīn wēng OO' yī nián píng ān, jiàn kāng cháng shòu, jí xiáng yuán mǎn" Om. Gūlū . Liánshēng . Xīdì . Hom! Om. Amarění . Zǔwēndǐyē . Suōhā!⁣

3. Jika nomor 2 jawabannya boleh, apakah mereka yang bukan siswa Zhenfo Zong juga boleh menggunakan mantra tersebut untuk mendoakan ayah dan ibunya sendiri?

Dharmaraja Lian Sheng menjawab, jawaban dari semua pertanyaan di atas adalah boleh, semula mantra ini memang sangat umum, semua boleh melafalnya, tidak ada aturan siapa yang tidak boleh melafal.

◎ Pengulasan Sutra Surangama Bab 2

Kemudian, Raja Prasenajit berdiri dan berkata kepada Sang Buddha: “Sebelum saya menerima instruksi Buddha, saya berjumpa dengan Katyayana dan Vairatiputra, mereka mengatakan bahwa setelah matinya jasmani ini, tiada lagi eksistensi kita, dan sirna, inilah yang disebut nirwana. Kini, meskipun telah berjumpa dengan Buddha, saya masih memiliki pertanyaan. Bagaimana menyadari batin ini, yang tidak lahir, pun tidak binasa? Kini segenap hadirin di persamuhan, yang masih dalam kondisi tiris, berharap untuk mendengar pembabaran Buddha.

Buddha memberitahu Maha Raja: “Apakah tubuh Anda kini, tidak terhancurkan laksana vajra, atau terus berubah dan mengalami kelapukan?”

“Begawan, tubuhku ini, terus berubah, dan pada akhirnya akan binasa.”

“Bagaimana Anda tahu akan binasa?”

“Begawan, tubuh ini tidak kekal dan mengalami kelapukan, meskipun belum binasa. Namun, kini melalui pengamatan, pikiran ini silih berganti sirna, diikuti kemunculan pikiran baru yang juga tidak menetap, ibarat api menjadi abu, terus-menerus mengalami kematian, dan akhirnya binasa. Melalui pengamatan ini, saya yakin tubuh ini juga akan binasa.”

Sang Buddha menjawab: “Demikianlah, wahai Maha Raja, dalam usia hidup Anda ini, telah mengalami penuaan, bagaimana paras Anda kini jika dibandingkan dengan masa kecil?”

“Wahai Begawan, di masa saya kecil, kulit ini segar dan lembut, dan di usia remaja, penuh dengan vitalitas. Tapi kini, di usia senja, didera penuaan, tubuh ini semakin layu dan lemah, vitalitas semakin berkurang, rambut memutih dan kulit berkeriput, waktu yang tersisa tidak banyak lagi, bagaimana mungkin ini semua sebanding dengan masa muda?”

Buddha menjawab Maha Raja: “Melalui penuturan Anda, kondisi tubuh Anda tidak memburuk dengan seketika.”

Sang Raja menjawab: “Begawan, perubahan yang terjadi sangat subtil, sehingga saya sukar menyadarinya. Saya mencapai kondisi saat ini secara bertahap selaras tahun demi tahun yang berlalu. Mengapa demikian? Di saat berusia 20 tahun, masih muda, tetapi paras sudah lebih tua ketimbang di usia 10 tahun. Di usia 30 tahun, tentu lebih tua dari usia 20 tahun. Hingga kini, dalam usia 60 lebih 2 tahun, memandang kembali saat usia 50 tahun, saat itu masih kuat dan sehat.”

“Begawan, mengamati perubahan subtil, saya menyadari kini, perubahan dan kemerosotan menuju kematian ini, tidak hanya terlihat saat tiap decade. Perubahan ini juga dapat diamati dalam proses yang lebih halus. Mengamati lebih cermat, tampak bahwa perubahan terjadi dari tahun ke tahun dan juga dari dekade ke dekade.”

“Bagaimana perubahan ini bisa terjadi hanya tahun demi tahun? Perubahan ini terjadi setiap bulan. Dan
bagaimana perubahan ini bisa terjadi hanya dari bulan ke bulan? Perubahan ini terjadi
hari demi hari. Dan jika orang merenungkannya dengan lebih mendalam, kita dapat melihat bahwa ada
perubahan yang tak henti-hentinya dari waktu ke waktu, hanya dalam sekejap peralihan pikiran, tidak kunjung berhenti, oleh karena itu, tubuh jasmani saya ini, terus berubah dan pada akhirnya akan binasa.”

Pengulasan Dharmaraja Lian Sheng:

Dharmaraja Lian Sheng menunjukkan bahwa, ketika Raja Prasenajit belum mendengar pembabaran Dharma Buddha Sakyamuni, ia berjumpa dengan enam guru tirthika, seperti: Katyayana dan Vairatiputra, yang satu menggunduli kepala dan melakukan penyiksaan diri, dan mempercayai bahwa segala sesuatu berasal dari Dewa Maheswara. Yang satu memanjangkan rambut, memborehkan abu kremasi, tidak percaya hukum karma, dan berpandangan bahwa kematian adalah pembebasan. Meskipun Raja Prasenajit telah berjumpa dengan Buddha, dalam hati masih ada keraguan, maka ia berdiri dan bertanya kepada Buddha: “Bagaimana cara memahami batin ini, yang tidak lahir dan tidak binasa?”

Saat itu, Buddha balik menanyai Raja Prasenajit, apakah tubuh jasmaninya tidak lapuk bagai vajra. Sang Raja menajwab: “Pada akhirnya nanti tubuh ini akan binasa.” Lebih lanjut lagi, Buddha mengingatkannya:
Anda belum pernah binasa, bagaimana mungkin tahu kelak bakal binasa?”

Raja Prasenajit menggunakan pengalaman dirinya untuk menjelaskan, bahwa meskipun tubuh jasmani ini belum mati, tetapi setiap hari, siang dan malam, terus berubah, arus pikiran demi pikiran berlalu, ibarat terbakar menjadi abu, sirna secara bertahap, dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kelak pada akhirnya tubuh jasmani ini akan binasa.

Selanjutnya, Dharmaraja menjelaskan, tubuh ini mengalami perubahan, sama seperti yang ditanyakan oleh Buddha kepada Raja Prasenajit, mengenai paras dari masa kecil, hingga masa tua, terus berubah, Raja Prasenajit mengatakan: “Di masa kecil, kulit masih segar, penuh vitalitas; Sedangkan di masa tua, paras mengering, vitalitas menurun.” Buddha menunjukkan bahwa perubahan tersebut bukan terjadi hanya dalam sehari semalam belaka, melainkan terjadi terus-menerus, sama seperti perputaran musim, roda waktu, tanpa bersuara, terus menggerus jiwa dan raga umat manusia. Raja Prasenajit mengungkapkan perenungan beliau: “Dalam seketika, arus pikiran tidak pernah berhenti.” Ini membuktikan bahwa segala sesuatu terus berubah, dalam setiap menit, setiap detik, terus mengalami perubahan, tidak pernah berhenti.

Sampai di sini, Dharmaraja mengungkapkan, diri ini benar-benar membuktikan bahwa sabda Buddha sungguh nyata! Beliau mengungkapkan, di masa lalu, bisa dengan mudah menyelesaikan 30 kali push up, tapi kini, saat tubuh makin menua, lutut dan tangan sakit, sangat menguras tenaga. Dharmaraja juga pernah tekun berlatih yoga dan wushu, tapi kini, karena sakit persendian, mau tidak mau mesti berhenti. Mulai dari perubahan tubuh jasmani, hingga dijerat oleh sakit-penyakit, tiap penurunan dalam hidup, sungguh membuktikan Buddhadharma, mengenai ketidakkekalan arus pikiran yang timbul dan lenyap.

Saat itu, Acarya Lian Ci (蓮慈上師) berdiri dan berbagi, menurut beliau, beberapa tahun terakhir, Mulacarya Lian Sheng menampilkan kondisi sakit, adalah karena karmavarana insan yang semakin berat, karena pergolakan dan penuaan masyarakat, sehingga Mulacarya berwelas asih menanggung karma penyakit insan, menunjukkan kelapukan tubuh jasmani.


Acarya Lian Ci menunjukkan, welas asih Mulacarya berkontak dengan duka insan, sehingga beliau menanggung energi negatif tersebut. Namun, Acarya Lian Ci sangat yakin daya penekunan Vajra Maha Berkah dari Mulacarya sangat besar, meskipun tubuh ini tampil sakit, tetapi pada akhirnya pasti dapat mengikis karma penyakit, dan pulih sehat kembali. Beliau memberi contoh, bahkan kulit Mulacarya semakin segar dan bercahaya, menunjukkan tubuh jasmani yang terus bertransformasi menuju tingkat yang lebih tinggi.

Dalam upacara kali ini, Acarya Lian Ci mengungkapkan, pertama kalinya diri ini sepenuhnya melebur dalam alam Mulacarya, mencerahi makna mendalam “Tidak lahir dan tidak mati” dalam Sutra Surangama. Beliau menekankan, Mulacarya tidak hanya mengulas Sutra, bahkan juga memberi teladan nyata, demi menuntun segenap siswa untuk merealisasi tingkat Batin Sejati Terang nan Luhur.

Di pengujung upacara, Mulacarya dan Vidyaraja Raga manunggal, di angkasa muncul permata berbentuk lingkaran dan setengah lingkaran, menunjukkan alam yang agung dan istimewa.

Di akhir upacara, Dharmaraja berbagi kondisi pemulihan Gurudara setelah operasi, Dharmaraja mengungkapkan bahwa diri ini sungguh berempati terhadap penderitaan sakit. Dharmaraja mengungkapkan, usai operasi, Gurudara mesti menjalani masa pemulihan selama 3 hingga 6 bulan, tidak bisa berpartisipasi dalam jadwal pembabaran Dharma para Acarya, wajib merawat diri di rumah.

Fo Qing dan Fo Qi bergiliran 24 jam menjaga Gurudara, mengamalkan tekad bakti yang nyata, membuat Dharmaraja sungguh terharu, dan ini meneguhkan bahwa meskipun mereka tumbuh besar di negara barat, tetapi tetap mempertahankan keindahan adat ketimuran.

Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, seiring dengan bertambahnya usia, daya tubuh ini mengalami penurunan, ada beberapa pekerjaan yang mau tidak mau mesti dilepas, keterbatasan yang muncul karena penurunan kondisi tubuh ini, membuat beliau menyadari kebenaran segala sesuatu yang berkondisi tidak kekal. Beliau menunjukkan, tubuh jasmani ini, pada akhirnya akan menghadapi kelahiran dan kematian, tetapi Dharmakaya ini, atau Batin Sejati Terang nan Luhur yang direalisasikan melalui bhavana, merupakan suatu yang benar-benar tidak lahir dan tidak mati, merupakan Tubuh Mula yang kekal.

Dharmaraja menyemangati supaya segenap siswa tekun berbhavana, mencapai yoga dengan Istadewata, dan pada akhirnya terlahir di Buddhaksetra, sehingga dapat terbebas dari samudra samsara, merealisasi keabadian. Beliau menekankan: “Kini benar-benar menyadari, apa itu sarwa samskara anitya, sarwa dharma anatman, dan nirwana santam. Inilah trilaksana yang sesungguhnya.”

Dharmadesana pun telah purna, Dharmaraja menyemangati segenap siswa untuk menghargai waktu yang ada, teruslah tekun dan jangan bermalasan. Dharmaraja Lian Sheng menganugerahkan Abhiseka Sadhana Vidyaraja Raga kepada segenap siswa yang hadir, upacara pun telah sempurna dan manggala.

------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#VidyarajaRaga
Istadewata Homa Minggu depan #AvataraMahadewiYaochi

2025真佛宗為世界祈福 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。