24 Mei 2025 Pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Amitabha di Seattle

24 Mei 2025 Pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Amitabha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

Liputan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)

Pada tanggal 24 Mei 2025, Dharmaraja Lian Sheng memimpin Pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Amitabha (Amituofo/阿彌陀佛) di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, memanjatkan permohonan kepada Tathagata Amitabha dari alam suci barat, Sukhavatiloka, untuk memancarkan cahaya tak terhingga mengadhisthana segenap umat, sehat sentosa, mencapai keberhasilan bhavana, siang manggala, malam manggala, sehari enam waktu senantiasa manggala. Serta, memohon Guru mengadhisthana, Istadewata menerima, dan Dharmapala senantiasa melindungi. Ini merupakan doa pelimpahan jasa yang dengan sepenuh hati dipanjatkan oleh Dharmaraja Lian Sheng. Pujabakti pun purna dengan manggala.

Dalam Dharmadesana, Mulacarya Lian Sheng menyebutkan, Acarya Norlha (Nuona Shangshi/諾那上師) pernah mengungkapkan bahwa Buddha Amitabha merupakan sadhana paling agung, sedangkan alam suci Sukhavatiloka merupakan alam suci yang dimuliakan oleh sepuluh penjuru Tathagata. Sebagian besar Sutra selalu diawali dengan siswa yang bertanya, sehingga barulah Buddha mulai membabarkan sesuatu. Namun, Sutra Amitabha dibabarkan langsung oleh Buddha Sakyamuni tanpa didahului oleh pertanyaan apa pun, dari sini, kita dapat menyadari betapa pentingnya Buddha Amitabha.

Dalam Sutra Amitabha tertulis, semua makhluk di Sukhavatiloka, tekun melakukan puja, bisa makan dan minum, pun melakukan meditasi berjalan. Namun, mereka bukan terus menerus berdiam di Sukhavatiloka, sebab tiap alam suci saling terhubung, oleh karena itu, pada saat waktunya berpujana, mereka bisa membawa teratai paling indah, pergi menuju ke banyak alam suci lain, untuk mempersembahkannya kepada banyak Buddha dan Bodhisatwa.

◎ Anda Bertanya Aku Menjawab - Interaksi Adalah Kekuatan

Siswa bertanya:
Makhluk menjelma dari sunya, dan pada akhirnya akan berpulang pada sunya, bahkan dunia saha ini pada akhirnya akan kiamat. Jika pada akhirnya berpulang pada sunya, demi apa kita belajar Buddha? Apakah demi dalam eksistensi yang luhur, terlebih dahulu berpulang pada nirwana?

Dharmaraja Lian Sheng menjawab:
Di India kuno, ada enam guru sesat yang berpendapat bahwa setelah meninggal dunia, tiada lagi segala sesuatu, dengan kata lain pulang pada kehampaan, tetapi sesungguhnya tidak demikian. Agama Buddha mengungkapkan dua hal, yang satu adalah terus lahir dan mati dalam enam alam samsara, sedangkan yang lain adalah tidak lahir dan tidak mati. Belajar Buddha adalah belajar metode merealisasi tidak lahir dan tidak mati.

Siswa bertanya:
Apakah ‘wuji’, sunya sejati, dan Dharmata alamiah, memiliki makna sama?

Dharmaraja Lian Sheng menjawab:
‘Wuji’ dibabarkan dalam ajaran Tao, sedangkan eksistensi luhur dalam kesunyataan sejati dan Dharmata alamiah adalah ajaran Buddha. Kesunyataan sejati adalah eksistensi luhur. Banyak orang menjelaskan Dharmata alamiah sebagai selaras alamiah, sesungguhnya bukan selalu demikian, dapat disebut sebagai: ‘Demikian’. Apa arti dari ‘demikian’? “Demikianlah!”

◎ Pengulasan Sutra Surangama Bab 2

“Buddha memberitahu Maha Raja: Engkau menyaksikan perubahan tersebut, perubahan tanpa henti, sehingga engkau mengetahui kelak pasti binasa, tetapi tahukah engkau, kelak saat engkau mati, ada sesuatu dalam dirimu yang tidak binasa?”

Buddha Sakyamuni memberitahu Raja Prasenajit: “Engkau menyaksikan perubahan tubuhmu sendiri, terus bergerak tanpa henti, sehingga mengetahui bahwa kelak suatu hari nanti engkau akan mati. Engkau tahu suatu hari nanti tubuh jasmani akan mati, tetapi tahukah engkau bahwa dalam dirimu ada ketidakmatian?”

“Raja Prasenajit beranjali dan menjawab Sang Buddha: ‘Aku sungguh tidak tahu.’”

Raja Prasenajit beranjali dan berkata kepada Sang Buddha: “Saya sungguh tidak tahu, ketika tubuh ini sudah mati, apa yang tidak binasa?”

“Buddha mengatakan: ‘Kini Aku ungkapkan kepadamu, apa yang tidak menjelma dan yang tidak binasa.”

Buddha Sakyamuni mengatakan: “Aku beritahu apa itu yang tidak lahir dan tidak mati.”

“Maha Raja, di usia berapa engkau melihat air Sungai Gangga?”

Maha Raja, pada usia berapa engkau melihat air Sungai Gangga?

“Sang Raja menjawab: ‘Saat usia 3 tahun, ibunda yang terkasih membawaku untuk menyembah Dewi Jiva. Saat melewati aliran sungai tersebut, aku tahu itu lah Sungai Gangga.”

Raja Prasenajit menjawab: “Saat berusia 3 tahun, ibu menggendongku pergi memuja Dewi Panjang Usia, melewati Gangga, sehingga saya pernah melihat air Gangga.”

Di India, Dewi Jiva adalah Dewi Panjang Usia, sepertinya ada tradisi ini, saat anak berusia 3 tahun, diajak pergi memuja Dewa Panjang Usia, supaya anak tersebut tidak mati muda, supaya bisa tumbuh dengan baik.

“Buddha memberitahu Maha Raja: ‘Seperti yang engkau katakan, usia 20 tahun lebih tua dari usia 10 tahun, terus hingga 60 tahun, saat waktu terus berlalu, pikiran pun terus berubah.’”

Buddha Sakyamuni memberitahu Raja Prasenajit: “Engkau pernah mengatakan, usia 20 tahun lebih tua dari usia 10 tahun, usia 30 tahun lebih tua dari usia 20 tahun, usia 40 tahun, usia 50 tahun, usia 60 tahun, semakin tua. Demikian pula dengan pikiran, terus berubah, setiap hari, setiap bulan, setiap tahun, setiap hari berubah.”

“’Di usia 3 tahun, ketika engkau melihat sungai tersebut, hingga usia 13 tahun, bagaimana kondisi air tersebut?’”

Engkau melihat air Sungai Gangga pada usia 3 tahun, pada saat engkau menginjak usia 13 tahun, apakah air itu berubah?

“Raja menjawab: ‘Sama seperti saat aku berusia 3 tahun, tidak ada yang berbeda, bahkan hingga kini, pada usia 62, tetap tidak berbeda.”

Raja Prasenajit menjawab: “Air Sungai Gangga yang saya lihat di usia 13 tahun, dengan air Sungai Gangga yang saya lihat di usia 3 tahun, tidak ada perubahan apa pun. Air Sungai Gangga yang saat ini saya lihat pada usia 62 tahun, dengan air Sungai Gangga yang saya lihat pada usia 3 tahun, tidak ada perbedaan apa pun, semua sama saja.”

“Buddha berkata: ‘Kini engkau beruban dan berkeriput, tentu saja wajahmu lebih berkeriput ketimbang usia kanak-kanak.’”

Buddha Sakyamuni mengatakan: “Kini rambutmu telah memutih, wajah pun berkeriput. Wajah yang berkeriput itu, tentu saja berbeda dengan wajah di usia kanak-kanak.”

“’Hingga kini, melihat Sungai Gangga, dengan dahulu di masa kanak-kanak, apakah kesadaran penglihatanmu berbeda dengan di masa kanak-kanak?

Air Sungai Gangga yang engkau lihat sekarang, dengan air Sungai Gangga yang Anda lihat di masa kanak-kanak, apakah berbeda?

“Raja menjawab: ‘Tidak, wahai Begawan!’”

Raja Prasenajit menjawab: “Buddha Sakyamuni, air tersebut sama saja.”

“Buddha mengatakan: ‘Maha Raja, meskipun wajah Anda berkeriput, tetapi esensi sifat kesadaran penglihatanmu tidak berkeriput.’”

Buddha Sakyamuni menjawab: “Meskipun wajah Anda telah berkeriput, tetapi kesadaran penglihatanmu tidak berkeriput.”

“’Keriput berarti mengalami perubahan, apa yang tidak berkeriput tidak berubah. Sesuatu yang berubah pasti akan binasa, tetapi apa yang tidak berubah, tidak menjelma dan tidak binasa. Oleh karena itu, mana mungkin terdampak oleh kelahiran dan kematianmu?’”

Yang berkeriput berarti mengalami perubahan, yang tidak berkeriput berarti tidak berubah. Yang berubah pasti akan mati, yang tidak berubah adalah tidak lahir dan tidak mati. Mengapa? Sebab dalam perubahan, Anda akan mengalami kelahiran dan kematian, sedangkan yang tidak berubah berarti tidak lahir dan tidak mati.

“’Oleh karena itu, engkau tidak perlu risau akan perkataan dari Maskari Gosaliputra yang menyatakan bahwa: ‘Setelah tubuh jasmani ini mati, maka semua tidak akan ada lagi.’”

Para guru tirthika mengatakan: “Kelak setelah tubuh ini mati, maka semua juga akan tiada.”

Namun, di dalam diri ini ada yang tidak menjelma dan tidak mati, yaitu sifat penglihatan Anda, ia tidak lahir pun tidak mati. Maskari adalah salah satu dari enam guru pandangan sesat.

“Mendengar pembabaran Buddha, Sang Raja meyakininya dan memahami bahwa kelak setelah tubuh jasmani mati, kita akan bertumimbal lahir. Sang Raja dan hadirin di persamuhan, dipenuhi sukacita dan memperoleh pengetahuan yang belum pernah diperoleh.’”

Mendengar perumapamaan yang dijelaskan oleh Buddha Sakyamuni, Raja Prasenajit pun memahami bahwa kelak setelah manusia meninggal dunia, Batin Sejati Terang nan Luhur masih akan ada, bukan sepenuhnya binasa, para hadirin pun turut bersukacita.

Setelah manusia meninggal dunia, ada dua jalan yang bisa dipilih, yang satu adalah tumimbal lahir di enam alam samsara; Yang satu lagi adalah tidak lahir pun tidak mati, mencerahi Batin Sejati Terang nan Luhur dalam Empat Tingkat Kesucian. Tidak seperti yang dibabarkan oleh kaum sesat, bahwa setelah kematian, tidak ada apa pun.

2600 tahun lampau, Buddha Sakyamuni hadir di dunia, dan saat saya bersadhana, melihat Buddha Sakyamuni, ini merupakan bukti bahwa Dharmakaya senantaisa ada, dan bukan malah tidak ada apa pun. Kelak saat tubuh jasmani Saya ini tiada, sama halnya, masih dapat hadir di mana pun demi menyeberangkan semua makhluk, ini adalah kondisi tidak lahir dan tidak mati.

Usai Dharmadesana kebenaran terunggul yang sangat berharga, Dharmaraja Lian Sheng menganugerahkan Abhiseka Sarana, kemudian mengabhiseka pratima Buddha, mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani, dan menggunakan vyajanacamara untuk mengadhisthana segenap siswa yang hadir di lokasi.

Terkenang akan welas asih Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng yang tidak akan meninggalkan satu makhluk pun, yang senantiasa membabarkan Dharma tanpa kenal lelah, setiap hari, setiap tahun, tidak pernah berubah dari ikrar agung, marilah kita panjatkan harapan, semoga Mulacarya Lian Sheng sehat sentosa, segalanya manggala sesuai harapan, supaya segenap siswa mawas diri dan senantiasa tekun, sehingga tiap siswa dapat membimbing diri sendiri dan semua makhluk, tekun mengamalkan Sadparamita, menyempurnakan Bodhi.

------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BuddhaAmitabha
Istadewata Pujabakti Sabtu depan #BodhisatwaAvalokitesvara

2025真佛宗為世界祈福 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。