29 Juni 2025 Upacara Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple

29 Juni 2025 Upacara Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Li Hua (蓮花麗樺)

Pada tanggal 29 Juni 2025, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Mahadewi Yaochi (Yaochijinmu/瑤池金母). Usai Homa, Dharmaraja memberitahukan bahwa minggu depan adalah Upacara Homa Manohara Vasudhara (Goucai Tiannv/勾財天女).

Saat Dharmaraja membabarkan mudra dan mantra Manohara Vasudhara, Beliau menjelaskan, aksara bija Manohara Vasudhara adalah “Xie” (Hrih) berwarna merah, mudranya adalah vajrankusa, mantranya sedikit panjang: “Om. Ma ruo ha ri a. Ha ri a. Om. Yin ku sa. Yin ku sa. Xie xie xie. Hom hom hom. Pei. Suoha.”

【Mahadewi Yaochi Adalah Istadewata Pertama Dharmaraja Lian Sheng】

Upacara hari itu adalah Homa Mahadewi Yaochi, Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan bahwa Mahadewi Yaochi adalah Istadewata pertama Beliau, hanya Mahadewi Yaochi di Zhenfo Zong yang tampil dalam rupa dewi, berbeda dengan yang ditransmisikan dalam Tao.

Dharmaraja mengulas kedudukan Mahadewi Yaochi dalam Tao dan Tantra: Dalam Lima Tetua Lima Elemen dalam Tao, Mahadewi Yaochi merupakan elemen logam di arah barat, sejajar dengan Mugong, Huode, Huanglao, dan Shuijing. Beliau bergelar Raja Dewa Resi, semua perempuan yang mencapai Kedewataan akan bermuara kepada Mahadewi Yaochi.

【Dharmaraja Lian Sheng Menghormati Garis Silsilah Bhagavati】

Dengan mendetail Dharmaraja LIan Sheng mengungkapkan silsilah Bhagavati dan para putri Mahadewi Yaochi, antara lain: Dewi Panca Warna: Putih, Kuning, Merah, Biru, dan Hijau, ada lima dewi. Banyak Bhagavati dan Dakini: Sita Tara, Syama Tara, Vajrayogini, Manohara Vasudhara, Machig Labdron, Yese Tsogyal dan lain-lain. Lima Dewi Gunung Salju, Dewi Saraswati, Dewi Laksami (Mahasri), Dasa Dewi Durga, Dewi Kali, dan berbagai dewi Tantra. TIga Ribu Dewi Abdi dan Seratus Ribu Dakini dari Akanistha. Mahadewi Yaochi memiliki banyak putrid, termasuk di antaranya yang tercatat dalam “Penganugerahan Dewa” (Fengshenbang/封神榜): Lan Ji, dan Tujuh Dewi yang semua adalah putri dari Mahadewi Yaochi. Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, putri ke-23: Yunhua Furen (雲華夫人) adalah Yaoji (瑤姬). Ini semua menunjukkan bahwa sistem garis Ibu dalam Tantra merupakan kedudukan yang tidak bisa dipandang remeh.

【Dalam Pahit Manis Kehidupan Hati Senantiasa Bersama Segenap Siswa】

Saat itu, dengan gaya humoris, Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan kondisi bhavana diri sendiri: “Sekarang sudah berusia lebih dari 80 tahun, duduk di atas Dharmasana bisa tertidur, turun dari Dharmasana juga tidur. Tadi malam setiba di rumah, bahkan belum sempat cuci muka, begitu memejamkan mata, langit sudah cerah, banyak hal yang tidak sempat lagi dikerjakan.” Dharmaraja juga berbagi pengalaman pengobatan masalah kulit, yaitu eksim. Dharmaraja menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan sdri. Xiujin (秀金師姐) dari Singapura, dengan tertawa, Beliau mengatakan bahwa mungkin sdri. Xiujin diutus oleh Mahadewi Yaochi atau Biksu Xuyun. Dulu ketika mengalami selulitis, memperoleh adhisthana dari Biksu Xuyun. Kali ini, saat sakit eksim, tidak melihat Biksu Xuyun hadir, apakah Beliau mengutus sdri. Xiujin untuk datang?

◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab:

Pertanyaan siswa dari Taiwan:
Mohon petunjuknya, jika tirta amerta dari Tara Bhaisajyaraja sudah habis diminum, apakah boleh memutar kembali siaran upacara saat itu, untuk kembali memohon Mahaguru Lu dan Bhagavati Tara menganugerahkan tirta amerta?

Dharmaraja Lian Sheng mengisahkan peristiwa yang menggugah: Ada seorang anak, anjing peliharaanya sudah lama jatuh sakit dan segala pengobatan tidak menampakkan hasil, dokter hewan sudah angkat tangan. Akhirnya, ia mendapatkan ilham, ia memutar video rekaman sesi adhisthana Mantra Mahottara Heruka dari Mahaguru Lu untuk diperlihatkan kepada anjingnya. Sungguh menakjubkan, anjing itu melihat video di malam hari, keesokan harinya langsung sembuh total!

Lebih lanjut Dharmaraja Lian Sheng menjelaskan, tidak sedikit umat yang melalui siaran langsung menyaksikan Dharmaraja Lian Sheng melakukan sesi adhisthana dengan Mantra Mahottara Heruka atau Mantra Vidyaraja Acalanatha, mereka juga memperoleh khasiat yang nyata, bahkan kondisi sakitnya membaik. Di akhir, Dharmaraja Lian Sheng mengatakan, “Jadi, boleh saja, untuk kembali memohon tirta amerta.”

◎ Pengulasan Sutra Surangama Bab 2

Teks Sutra:

Buddha bersabda: “Demikian pula dengan esensi pemahaman luhur dari kesadaran visual ini, beserta semua objek di angkasa. Pada hakikatnya adalah pemahaman luhur, Anuttara Bodhi, batin sejati yang sempurna dan murni. Seperti perumpamaan bulan kedua, meskipun adalah bulan, tetapi mana yang asli, dan mana yang bukan bulan? Wahai Manjusri, sesungguhnya hanya ada satu bulan yang asli. Di dalamnya tiada istilah bulan asli dan bulan palsu. Oleh karena itu, kini Engkau mengamati kesadaran visual dan objek-objek, memahami berbagai hal, menyebutnya sebagai delusi, dan tidak bisa menunjukkan mana yang asli dan palsu. Dari sifat pemahaman kesadaran luhur yang sejati, Anda dapat menunjukkan bahwa jari bukanlah jari.”

Ananda berkata kepada Buddha: “Begawan, sungguh seperti yang dibabarkan oleh Dharmaraja, sifat tercerahkan kita dapat terlibat dengan berbagai hal di sepuluh penjuru, namun tetap jernih dan tenang. Ia hadir selamanya. Ia tidak muncul dan tidak lenyap. Akan tetapi, bagaimanakah perbedaan antara apa yang telah disabdakan Sang Buddha dalam hal ini dengan ‘kebenaran tentang hakikat yang tak terwujud’ sebagaimana diajarkan oleh Brahmin Kapila, atau dengan ‘diri sejati’ sebagaimana diajarkan oleh para petapa yang menaburkan abu pada diri mereka sendiri, atau oleh orang lain yang tidak berada di jalan yang benar? Di Gunung Lanka, Begawan membabarkan asas ini kepada Bodhisatwa Mahamati dan yang lainnya, dan mengatakan bahwa mereka yang tidak berada di jalan yang benar selalu berbicara tentang segala sesuatu yang ada dalam dan dari dirinya sendiri, sedangkan Aku (Buddha) berbicara tentang sesuatu yang lain: tentang sebab dan kondisi.”

“Namun, seperti yang aku lihat sekarang, hakikat tercerahkan itu ada dengan sendirinya; ia tidak muncul dan tidak lenyap; ia jauh melampaui segala sesuatu yang terdistorsi dan tidak nyata. Tampaknya ia tidak muncul dari sebab dan kondisi; sebaliknya, ia tampak ada dengan sendirinya. Aku berharap Buddha menjelaskan hal ini kepada kita agar kita dapat menyadari pikiran sejati dan murni, yang merupakan hakikat kita, yang tercerahkan dan penuh pemahaman, serta terhindar dari semua jalan yang salah.”

Buddha berkata kepada Ananda, "Dengan berbagai cara Aku telah menjelaskan hal ini kepadamu agar kebenaran menjadi jelas bagimu. Namun, engkau belum memahaminya, dan engkau keliru menganggap bahwa hakikat tercerahkan itu ada dengan sendirinya.”

“Ananda, jika hakikat tercerahkan memang ada dengan sendirinya, maka engkau seharusnya mampu memahami apa hakikatnya. Amatilah kesadaran visual dari pemahaman luhur, apakah ada dengan sendirinya?”

【 Pengulasan Dharmaraja Lian Sheng 】

Dharmaraja menunjukkan, Batin Sejati Terang nan Luhur yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni, sesungguhnya sunya dan rupa tiada berbeda, sunya adalah terang nan luhur, rupa juga merupakan terang nan luhur, batin sejati adalah sifat tiada perbedaan. Batin sejati yang sempurna dan murni adalah Anuttara Bodhi terang nan luhur, yaitu Batin Sejati Terang nan Luhur. Namun, karena satu pikiran avidya, insan keliru memandang sunya dan rupa sebagai dua hal yang berbeda. Segala fenomena, semua dihasilkan dari delusi.

Dharmaraja menggunakan kisah humor untuk menuntun kita memahami perumpamaan dalam Sutra Buddha: “Seperti rembulan kedua”, saat orang mengucek mata dengan bertenaga, mungkin bisa muncul visual keliru dua rembulan. Namun, rembulan hanya ada satu. Dengan tertawa Dharmaraja mengatakan, apakah Buddha Sakyamuni meminta kita mengucek mata? Orang yang mabuk juga bisa melihat ada dua rembulan.

Dengan bahasa keseharian, Dharmaraja Lian Sheng menunjukkan makna Dharma untuk menggugah semua: “Yang dimaksud oleh Buddha bukanlah kekeliruan visual, melainkan supaya kita memahami: Semua penglihatan delusi ibarat rembulan kedua, asli dan palsu sukar dibedakan, sebab semua atribut visual bersumber dari delusi, semua adalah tampilan ilusi dari batin sendiri.”

Arya Ananda mengungkapkan pertanyaan yang penting. Beliau menunjukkan, Batin Sejati Terang nan Luhur yang memenuhi dasadharmadhatu, yang dibabarkan dalam agama Buddha, dengan “Aku Sejati memenuhi sepuluh penjuru” yang dibabarkan oleh Kapila dari ajaran sesat di India, keduanya seolah sama, semua beranggapan bahwa ada kesadaran yang kekal yang memenuhi semua.

Dharmaraja Lian Sheng menjelaskan, para penganut ajaran sesat menekankan “alamiah”, beranggapan bahwa Aku Sejati tidak lahir dan tidak mati, tidak ada sebab dan tidak ada kondisi, ada dengan sendirinya. Para penganut ajaran sesat yang menyiksa diri, bahkan menggunakan metode yang ekstrem, seperti penyiksaan diri, bermeditasi dengan postur jungkir balik, tidak makan, tidak tidur, demi merealisasi “Aku Sejati yang Ada Dengan Sendirinya.”

Namun, Buddha menekankan, segala fenomena timbul karena sebab dan kondisi, demikian pula, lenyap karena sebab dan kondisi, sekalipun Batin Sejati Terang nan Luhur, juga perlu meninggalkan delusi, saat sebab dan kondisi matang, maka ia akan tampak.

Dharmaraja menunjukkan: Secara lahiriah, seolah-olah sama, sesungguhnya makna yang terkandung berbeda. Mereka yang di luar jalan kebenaran mengajarkan atman yang tidak ada hubungannya dengan sebab dan akibat, sedangkan Batin Sejati Terang nan Luhur dalam Buddhadharma, meskipun tidak lahir dan tidak mati, tetapi penampakan dan pengaplikasiannya, serta fungsinya tetap berdasarkan pada sebab dan kondisi, tidak lepas dari nidana.

Arya Ananda pun kembali bertanya kepada Buddha: “Sesungguhnya, apa itu diri yang berdiri sendiri? Apa itu sebab dan kondisi? Apakah Batin Sejati Terang nan Luhur ada dengan sendirinya? Atau ada karena sebab dan kondisi?” Mengenai arti dari hal ini, Dharmaraja akan mengulasnya di pertemuan berikutnya.

Usai Dharmadesana yang sangat menarik, Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Mahadewi Yaochi, upacara pun usai dengan sempurna.

------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#MahadewiYaochi
Istadewata Homa Minggu depan #ManoharaVasudhara

2025真佛宗為世界祈福 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。