5 Juli 2025 Pujabakti Sadhana Istadewata Guru Padmasambhava di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Lianhua Han Yu (蓮花涵予)
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)
Pada tanggal 5 Juli 2025, keempat golongan siswa berhimpun di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, untuk berpartisipasi dalam pujabakti Sadhana Istadewata Guru Padmasambhava (Lianhuashengdashi/蓮華生大士), dan menyimak Dharmadesana istimewa dari Dharmaraja Lian Sheng. Segenap hadirin penuh antusias bersama mengecap Dharmasuka, berbasuh jasa Buddha.
Usai pujabakti, Dharmaraja Lian Sheng memperkenalkan asal-usul Guru Padmasambhava dan perjalanan pembabaran Dharma-Nya. Guru Padmasambhava sangat agung, asalkan menjapa mantra-Nya mencapai jumlah tertentu, maka Beliau pasti akan hadir di hadapan sadhaka.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya: Pernah berikrar untuk melakukan suatu hal, belakangan menyadari tidak sanggup memenuhinya, bagaimana memperbaiki perbuatan diri sendiri yang gegabah mengucap ikrar? Apakah bisa diatasi dengan bersadhana dan menjapa mantra?
Dharmaraja Lian Sheng menjawab:
Dalam Sutra Ksitigarbha disebutkan, memuja Bodhisatwa Ksitigarbha menghasilkan pahala besar, di hadapan Bodhisatwa Ksitigarbha, Anda bisa bertobat atas ikrar yang pernah Anda ucapkan. Mengucapkan ikrar apa, maka semestinya Anda melaksanakannya. Tetapi saat benar-benar tidak sanggup, menurut apa yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni, Anda bisa membuat pratima Bodhisatwa Ksitigarbha dari tanah liat, dari batu, dan lain-lain, atau melukis Bodhisatwa Ksitigarbha, kemudian setiap hari menghormati dan bersembah puja, menaikkan persembahan, maka dalam masa ribuan kalpa Anda boleh tidak menanggungnya. Bodhisatwa Ksitigarbha adalah penerus yang menerima tongkat estafet dari Buddha Sakyamuni, Buddha menitipkan semua makhluk kepada Bodhisatwa Ksitigarbha.
Semestinya Anda berupaya sekuat tenaga untuk menyempurnakan ikrar yang pernah Anda buat, tetapi jika tidak sanggup, bertobatlah kepada Bodhisatwa Ksitigarbha. Menghormati, menaikkan persembahan, menjapa mantra, menekuni Sadhana Bodhisatwa Ksitigarbha, dengan tulus bertobat di hadapan-Nya, maka Anda tidak perlu lagi menanggung ikrar tersebut, dan menyingkirkan pelanggaran yang diakibatkan.
◎ Pengulasan Sutra Surangama Bab 2
Sang Buddha berkata kepada Ananda, "Kini, dengan berbagai cara yang terampil, Aku telah menjelaskan hal ini kepadamu agar kebenaran menjadi jelas bagimu. Namun, engkau belum memahaminya, dan engkau keliru menganggap bahwa hakikat tercerahkan itu ada dengan sendirinya.”
Buddha Sakyamuni memberitahu Arya Ananda: “Sudah sekian lama Aku membabarkan Dharma kepadamu, dengan berbagai cara yang terampil telah mengulas banyak hal, tetapi, sejujurnya memberitahu Anda, Anda masih belum tercerahkan, dan mengira bahwa Batin Sejati Terang nan Luhur ada dengan sendirinya. Wahai Ananda, jika ada dengan sendirinya, maka mesti dibedakan dengan sangat jelas, ada dengan sendirinya berarti ada subtansi dan ada fenomena.”
“Ananda, jika hakikat tercerahkan memang ada dalam dan dari dirinya sendiri, maka seharusnya dapat memahami apa hakikatnya.”
Wahai Arya Ananda, jika terang adalah subtansi yang ada dengan sendirinya, semestinya ia tidak bisa melihat kegelapan: Jika angkasa adalah subtansinya, maka tidak akan melihat penghalang.
“Amatilah dalam kesadaran visual terang nan luhur, bagaimana ia ada dengan dirinya sendiri? Apakah ia terdiri dari terang yang ada dengan dirinya sendiri? Apakah ia terdiri dari kegelapan yang ada dengan dirinya sendiri? Apakah ia terdiri dari ruang yang ada dengan dirinya sendiri? Apakah ia terdiri dari benda padat yang ada dengan dirinya sendiri?”
Kini renungkan dengan saksama, penglihatan dalam Batin Sejati Terang nan Luhur, menjadikan apa sebagai substansinya? Apakah Batin Sejati Terang nan Luhur menjadikan terang sebagai substansinya? Atau kegelapan sebagai subtansinya? Atau angkasa sebagai substansinya? Atau Batin Sejati Terang nan Luhur adalah penghalang, menyebabkan tidak bisa melihat?
“Demikian pula, jika ia terdiri dari kegelapan yang ada di dalam dan dari dirinya sendiri, hakikat kesadaran visualmu akan lenyap, bagaimana mungkin engkau mampu melihat ketika ia terang.”
“Ananda berkata, "Jadi, pastilah sifat pemahaman yang menakjubkan dari kesadaran visual ini tidak ada dengan sendirinya. Kini aku menyadarinya, tampaknya ia muncul karena sebab dan kondisi.”
Jika semua yang beratribut adalah Batin Sejati Terang nan Luhur, maka, jika menjadikan terang sebagai substansinya, maka semua Batin Sejati Terang nan Luhur bisa sirna. Dengan demikian bagaimana bisa melihat terang?
“Namun, aku belum memahaminya dengan jelas. Aku memohon petunjuk kepada Sang Tathagata, bagaimana gagasan ini sesuai dengan sebab dan kondisi?"
Dalam perumpamaan ini, Buddha Sakyamuni menjelaskan, jika Batin Sejati Terang nan Luhur ada dengan sendirinya, maka mesti ada substansi yang ada dengan sendirinya, sebagai atribut substansi. Jika Batin Sejati Terang nan Luhur adalah terang, maka tidak akan ada kegelapan. Jika adalah kegelapan, maka tidak akan ada terang. Jika adalah kosong, maka tidak boleh ada eksistensi. Jika adalah eksistensi, maka tidak boleh ada kekosongan.
“Arya Ananda mengatakan: ‘Tentu saja Batin Sejati Terang nan Luhur tidak tergolong ada dengan sendirinya, kini Aku mendapati, sesungguhnya ia lahir dari sebab dan kondisi.’”
Aku masih belum memperoleh Batin Sejati Terang nan Luhur, mohon petunjuk Tathagata, apa itu kebenaran? Apakah Batin Sejati Terang nan Luhur adalah sebab dan kondisi?
“Buddha berkata, ‘Engkau mengatakan sebab dan kondisi, maka Aku balik bertanya kepadamu.’”
Buddha Sakyamuni menjawab Ananda: “Anda katakan Batin Sejati Terang nan Luhur bukan ada dengan sendirinya, melainkan sebab dan kondisi, maka Aku bertanya kepadamu.”
“Kini oleh sebab kesadaran visual, maka sifat kesadaran visual muncul di hadapan, kesadaran visual ini oleh sebab terang sehingga ada penglihatan, oleh sebab gelap maka ada penglihatan, oleh sebab ruang maka ada penglihatan, oleh sebab halangan maka ada penglihatan.”
Karena bangkitnya sebab, maka Batin Sejati Terang nan Luhur muncul di hadapan Anda. Karena ada terang, maka Anda baru mempunyai Batin Sejati Terang nan Luhur? Atau karena ada kegelapan, maka barulah Anda punya Batin Sejati Terang nan Luhur? Atau karena ruang, maka barulah ada Batin Sejati Terang nan Luhur? Atau karena Anda sepenuhnya tidak bisa melihat, baru ada Batin Sejati Terang nan Luhur?
“Ananda, jika eksis karena terang, maka semestinya tidak terlihat kegelapan, jika eksis karena kegelapan, maka tidak semestinya melihat terang.”
Wahai Arya Ananda, jika karena terang Anda baru bisa melihat Batin Sejati Terang nan Luhur, maka Anda tetap tidak bisa melihat kegelapan. Jika karena kegelapan baru ada Batin Sejati Terang nan Luhur, Anda juga tidak bisa melihat terang.
“Demikian pula, sebab ruang dan sebab halangan, sama dengan terang dan gelap. Dan lagi Ananda, apakah kesadaran visual ini, karena kondisi berupa terang sehingga ada, karena kondisi gelap maka ada, karena kondisi ruang maka ada, karena kondisi halangan maka ada.”
Apakah karena terang baru ada Batin Sejati Terang nan Luhur, ada kegelapan baru ada Batin Sejati Terang nan Luhur, karena ruang baru ada Batin Sejati Terang nan Luhur, karena halangan, Anda tidak bisa melihat, dan sehingga ada Batin Sejati Terang nan Luhur. Berarti, karena ada sebab ini, sehingga kondisi terang, kondisi gelap, kondisi ruangan, kondisi eksistensi.
“Ananda, jika sebab kondisi ruang maka ada, maka semestinya tidak tampak halangan. Jika ada karena kondisi halangan, semestinya tidak tampak ruang. Demikian pula dengan kondisi terang dan kondisi gelap, sama dengan kondisi ruang dan halangan.”
Ananda, jika kondisi ruang, maka tidak akan tampak ada halangan. Jika ada halangan, Anda tidak akan melihat ruang. Jika karena terang, Anda juga tidak melihat gelap.
“Ketahuilah, kesadaran esensi terang nan luhur, bukan sebab pun bukan kondisi, dan bukan ada dengan sendirinya, bukan pula tidak ada dengan sendirinya, tiada keliru dan bukan keliru, tiada benar dan bukan benar, terpisah dari semua atribut, merupakan sarwadharma.”
Batin Sejati Terang nan Luhur bukan sebab dan kondisi, bukan pula ada dengan sendirinya, juga bukan tidak ada dengan sendirinya, bukan benar, bukan salah, Batin Sejati Terang nan Luhur meninggalkan segala atribut, merupakan sarwadharma, inilah Batin Sejati Terang nan Luhur. Meninggalkan semua atribut, barulah Batin Sejati Terang nan Luhur.
“Mengapa kini Anda meraba-raba batin dari situ, dengan berbagai nama dan atribut serta permainan kata-kata dunia, memperoleh pengenalan, ibarat menggunakan tangan untuk menggenggam angkasa, hanya membuang tenaga, bagaimana mungkin angkasa dapat Anda genggam.”
Anda masih meraba dengan tidak pasti, menggunakan kata-kata dunia yang tidak bermakna, menggunakan nama dan rupa untuk menjelaskan Batin Sejati Terang nan Luhur, ingin mengenali Batin Sejati Terang nan Luhur. Ibarat Anda menggunakan tangan untuk menggenggam angkasa, hanya membuang tenaga, sebab mana mungkin angkasa bisa Anda genggam!
Batin Sejati Terang nan Luhur sama sekali tidak bisa Anda diskusikan, sebab terlepas dari segala nama dan atribut, bukan ada dengan sendirinya, pun bukan sebab dan kondisi, pun adalah ada dengan sendirinya, pun adalah sebab dan kondisi, tidak ada benar dan salah, singkat kata, tidak terperikan.
Dharmaraja Lian Sheng kembali memberi contoh nyata dalam kehidupan, seperti saat ingin menyaksikan aurora, tidak perlu pergi ke Alaska, di Seattle pun Dharmaraja bisa melihatnya setiap saat, bukan bergantung pada mata jasmani, pun bukan bergantung pada batin, melainkan melihatnya dengan Batin Sejati Terang nan Luhur. Batin Sejati Terang nan Luhur berbeda dengan mimpi, bukan pula mengeluarkan roh asal, Batin Sejati Terang dan Luhur tidak berbentuk, semuanya bukan, tetapi sekaligus semuanya benar, demikanlah, ia tak terperikan.
Pembabaran Dharma Mulacarya bagaikan untaian mutiara, merupakan pembabaran mengena pada esensi, mengajak kita semua merenungkan dengan dalam. Usai Dharmadesana, Mulacarya berwelas asih mengadhisthana semua, pujabakti kali ini usai dengan sempurna.
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Padmasambhava
Istadewata Pujabakti Sabtu depan #Padmakumara