3 Agustus 2025 Upacara Homa Bodhisatwa Amoghapasalokesvara di Rainbow Temple

3 Agustus 2025 Upacara Homa Bodhisatwa Amoghapasalokesvara di Rainbow Temple


Liputan TBSN Lianhua Li Hua (蓮花麗樺報導)

Pada tanggal 3 Agustus 2025, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, menyelenggarakan Upacara Agung Homa Amoghapasalokesvara (Bukongjuansuoguanyin/不空羂索觀音), dengan tulus mengundang Dharmaraja Lian Sheng sebagai upacarika. Usai homa, Dharmaraja mengumumkan bahwa hari Minggu, tanggal 10 Agustus 2025, akan memimpin Upacara Homa Jambhala Kuning (Huangcaishen/黃財神). Dharmaraja mengungkapkan, Jambhala Kuning adalah perwujudan dari Raja Dewa Vaisravana yang merupakan satu di antara Catur Maharajakayika. Mudranya adalah vajranjali, tubuh berwarna kuning keemas an, melambangkan harta dan kemakmuran. Mantra-Nya: “Om. Zhenbala. Chalengchanaye. Suoha.”, Dharmaraja Lian Sheng juga bergurau: “Wahai Jambhala Kuning, sekarang harga emas sangat mahal.”

【Amoghapasalokesvara Vajra Penuntun Setara Perwujudan Tathagata Amoghasiddhi】

Dalam Dharmadesana, Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan pahala istimewa dari Amoghapasalokesvara, bumi mula Beliau adalah Tathagata Amoghasiddhi, melambangkan semua harapan dapat berhasil tercapai. Pasa atau tali melambangkan Dharmabala Avalokitesvara yang dapat mengikat semua yang diharapkan, membuatnya tercapai. Sedangkan hal-hal yang tidak baik, diikat dan dienyahkan, supaya ia lenyap. Dharmabala Amoghapasalokesvara setara dengan Bhagavati Cundi, ada dua mantra agung yang berhubungan dengan Amoghapasalokesvara: Mantra Amoghapujamani dan Mantra Jvala.

Amoghapasalokesvara juga membawa padma yang melambangkan menjemput terlahir di Buddhaksetra, kalasa suci melambangkan memurnikan karmavarana, japamala melambangkan penjapaan memperoleh adhisthana dan penjemputan. Vajra Samahita memiliki Dharmabala yang sangat unggul, dan sangat termasyhur.

【Kotak Kardus Lenyap Mendadak】

Saat berbagi contoh nyata, Dharmaraja Lian Sheng menuturkan pengalaman pribadi: Suatu Ketika, saat naik mobil bersama Gurudara hendak meninggalkan Arama Nanshan, mereka melihat di depan pintu ada satu kotak kardus yang berwarna cokelat. Tepat saat Gurudara bersiap hendak turun untuk memeriksanya, mendadak kotak kardus itu perlahan sirna di hadapan mata Mahaguru, dan pada akhirnya lenyap. “Jika saya seorang diri yang melihatnya, mungkin mata saya yang buram. Jika Gurudara seorang diri yang melihatnya, mungkin mata beliau yang buram. Namun, kita berdua sama-sama melihatnya.” Ini adalah sebuah tanda tanya yang luar biasa.

Dalam Sutra Surangama dibahas mengenai beberapa fenomena dunia yang melampaui logika. Hari ini, saat santap bersama, Acarya Lian Wang (蓮旺上師) mengisahkan kepada Dharmaraja sebuah fenomena gaib yang sukar dipercaya.

【Suara Minta Tolong dari Kolong Jembatan Menyingkap Kasus Orang Hilang 15 Tahun Lampau】

Acarya Lian Wang menuturkan, seorang pekerja perbaikan jembatan sudah sangat lama sering mendengar sebuah suara aneh: “Tolong keluarkan saya!”, semula ia tidak menggubrisnya, sampai suatu hari saat bekerja, tangganya terjatuh ke dalam sungai. Sebagai orang yang sudah piawai dalam menyelam, ia sendiri menyelam beberapa kali untuk mengambil tangga tersebut, saat menyelam yang ketiga kalinya, ia mendapati di dasar sungai terdapat sosok tubuh manusia separuh badan tertanam dalam lumpur, dan separuh badan atas sudah kering seperti mumi.

Pekerja itu langsung melapor ke polisi, setelah polisi melakukan pengecekan, mereka memastikan bahwa itu adalah mayat dari seorang wakil kepala sekolah yang hilang 15 tahun lalu. Yang paling mengejutkan adalah, tubuh tersebut sudah berada di dasar sungai selama bertahun-tahun tetapi tidak mengalami pembusukan, bahkan konon terus bersuara: “Tolong keluarkan aku!”, sungguh suatu peristiwa gaib yang sangat ganjil.

【Pohon Pinus Mengeluarkan Suara Perempuan】

Dharmaraja Lian Sheng juga membagikan pengalaman pribadi, suatu Ketika saat sedang berada di taman bunga, mendadak dari pohon pinus terdengar suara perempuan minta tolong: “Tolong keluarkan aku!” suaranya sangat jelas dan berturut-turut. Dharmaraja pun mencari sumber suara, mendapati di tengah kolam ada seekor burung yang terjebak, padahal jenis burung yang tidak bisa mengeluarkan suara manusia, tetapi yang terdengar saat itu benar-benar suara perempuan yang sangat jelas.

Dharmaraja memperkirakan, mungkin ada roh perempuan yang menempel pada burung tersebut, dan meminjam tubuh burung itu untuk meminta tolong. Beliau langsung menolong burung itu, sejak saat itu tidak pernah ada lagi suara tersebut.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa dari Taiwan bertanya:
Tahun ini siswa berusia 21 tahun, masih belum Bersarana kepada Zhenfo Zong, tetapi butuh petunjuk Dharmaraja Lian Sheng untuk beberapa hal. Apakah siswa Dharmaraja boleh makan daging?

Semula, demi memutus nafsu keinginan, sejak tahun 2023 siswa mulai vegetarian, kemudian membaca Sutra Brahmajala: “Jika ada siswa Buddha, yang memakan daging, padahal semestinya tidak boleh makan daging apa pun, sebab mereka yang makan daging, telah memutus benih maha maitrikaruna Buddhata, ibarat meninggalkan semua makhluk, oleh karena itu, semua Bodhisatwa tidak boleh makan daging, karena menyebabkan pelanggaran tak terhingga.” Mohon petunjuk Dharmaraja Lian Sheng, apakah ada bedanya jika siswa bervegetarian atau makan daging?

Terlebih dahulu, Dharmaraja Lian Sheng mengupas Sutra Brahmajala, menunjukkan bahwa semua sila dan vinaya agama Buddha, bersumber dari Pancasila: tidak membunuh, tidak mencuri, tidak asusila, tidak berdusta, dan tidak mengonsumsi minuman keras. Di antaranya “tidak membunuh” merupakan semangat welas asih yang paling mendasar. Oleh karena itu, sebagian besar umat agama Buddha Sutrayana mengutamakan vegetarian, termasuk juga Yiguandao, sekte Longhua, dan lain-lain, mereka juga menjunjung tinggi sila vegetarian, demi membersihkan jiwa raga dan menghindari karma membunuh.

【Tumbuhan Juga Bernyawa?】

Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan sebuah pandangan: Menurut penelitian akademisi di Jepang, sesungguhnya tumbuhan juga bisa merasakan. Ketika batang tanaman dipotong, bagian yang terhubung menunjukkan getaran frekuensi, seolah sedang berteriak kesakitan. Jika dipandang secara lebih mendalam, selain enam alam tumimbal lahir, sesungguhnya tumbuhan dan mineral juga dipandang memiliki energi dan kehidupan, jika ditambahkan menjadi delapan alam tumimbal lahir.

Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan pada masa awal diri sendiri belajar agama Buddha, juga bervegetarian selama bertahun-tahun, begitu melihat makanan berdaging, langsung muntah. Namun, kemudian, Beliau memahami: Dalam Tantra, yang diutamakan bukan mengenai apa yang Anda makan, melainkan bagaimana Anda memakannya, apakah Anda menggunakan sikap batin welas asih untuk menyeberangkan dan mempersembahkan?

Dalam Tantra, tiap kali makan, bahan makanan wajib: “Ke atas dipersembahkan kepada Catur Arya, ke bawah kepada sadgati.” Melakukan japa mantra, penyeberangan, dan persembahan, kegiatan makan ditransformasikan menjadi tindakan welas asih. Dharmaraja memberitahukan: “Makan tumbuhan yang bagaimana pun, atau makanan berdaging, semua perlu lakukan penyeberangan, supaya mereka bisa terlahir Kembali ke alam yang lebih baik.”

【Buddha Menyetujui Daging yang Memenuhi Syarat Tiga Bersih】

Dharmaraja Lian Sheng menyebutkan, pada masa Sang Buddha, sesungguhnya tidak sepenuhnya melarang makan daging. Buddha pernah menyetujui daging yang memenuhi syarat tiga bersih: Asalkan tidak melihat saat disembelih, tidak mendengar suara saat disembelih, dan bukan disembelih atas permintaan kita, maka boleh dimakan.

Dengan humoris Dharmaraja menuturkan, jika semua manusia di dunia vegetarian, maka di jalanan akan penuh dengan sapi, kambing, ayam, dan bebek, bahkan mungkin akan lebih banyak dari manusia. Contohnya di wilayah Selandia Baru, domba lebih banyak dari manusia, ini menunjukkan bahwa jika sepenuhnya tidak ada pembunuhan, hal ini belum tentu bisa dilaksanakan dalam kehidupan nyata di dunia.

Membahas penekunan Sadhana Tantra, Dharmaraja menunjukkan: “Jika semua Dewa Vajra vegetarian, maka tubuhnya akan kurus dan lemah, mana bisa berwujud garang?”

Dharmaraja mengucapkan gatha dari masa India kuno: “Dalam seteguk air bersih, terdapat 84000 makhluk hidup, jika tidak menjapa mantra, sama saja dengan membunuh makhluk hidup.” Ini menjelaskan, sekalipun meminum air, bisa jadi tanpa sengaja telah mencelakai kehidupan. Oleh karena itu, sadhaka tidak hanya wajib menjapa mantra dan mempersembahkan sebelum makan, bahkan sebelum minum air juga wajib menjapa mantra penyeberangan.

Dharmaraja membuat kesimpulan: Boleh saja jika Anda ingin bervegetarian, boleh saja jika ingin makan daging, tetapi tidak peduli makan apa pun, wajib ingat untuk menyeberangkan dan mempersembahkan, ini adalah aturan dalam Zhenfo Zong.

◎ Pengulasan Sutra Surangama Bab 2

"Ananda, bagaimana mungkin kelima agregat tersebut, pada dasarnya, merupakan Tathagatagarbha, yang hakikatnya adalah kesejatian realitas yang menakjubkan? Ananda, apabila seseorang yang berpenglihatan jernih menatap langit yang cerah, di mana yang terlihat hanyalah ruang hampa. Bayangkan, tanpa alasan tertentu, orang ini kebetulan menatap, tanpa menggerakkan matanya, hingga matanya letih, hingga ia melihat di udara kosong hamparan bunga yang tak teratur, bersama dengan berbagai gambaran lain yang tak teratur, kacau, dan tanpa atribut nyata apa pun. Demikianlah, mesti diketahui, bahwa agregat rupa dapat dijelaskan dengan istilah serupa.”

“Ananda, bunga-bunga yang tidak teratur ini, tidak muncul dari ruang, juga tidak muncul dari mata orang tersebut. Demikianlah, Ananda, apabila penglihatan bunga itu memang berasal dari ruang. Tetapi apa yang muncul dari ruang harus tunduk pada lenyapnya kembali ke ruang; dan ruang tidak akan kosong jika segala sesuatu muncul darinya dan lenyap kembali ke dalamnya.”

“Tetapi jika ruang tidak kosong, tidak akan ada ruang di dalamnya bagi bunga itu untuk muncul darinya atau lenyap kembali ke dalamnya, sama seperti tidak ada ruang di tubuhmu, Ānanda, untuk Ānanda yang lain.”

“Di sisi lain, jika tampilan bunga yang tidak teratur ini berasal dari mata seseorang, tampilan bunga tersebut dapat menghilang kembali ke matanya. Jika tampilan bunga ini berasal dari mata, ia pasti ikut serta dalam kesadaran visual indra mata. Jika ia memiliki kesadaran visual, maka setelah keluar dari mata ke udara, ia akan dapat melihat mata dari udara.”

“Namun, jika tidak ikut merasakan kesadaran indra mata, maka setelah mengaburkan sebagian udara yang tadinya kosong, ia juga akan mengaburkan penglihatan indra mata saat kembali ke indra mata. Penglihatan tersebut tidak mungkin terhalang, karena ia sedang melihat hamparan bunga. Dan bukankah sejak awal kita telah mengatakan bahwa orang ini berpenglihatan jernih saat ia memandang langit yang cerah.”

“Oleh karena itu, ketahuilah bahwa agregat rupa adalah ilusi. Ia tidak muncul karena sebab dan kondisi, juga tidak muncul dengan sendirinya.”


Pengulasan Dharmaraja Lian Sheng:

Buddha membabarkan kepada Ananda: Mengapa panca skandha (rupa, vedana, samjna, samskara, vijnana) apakah merupakan perwujudan dari Batin Sejati Terang nan Luhur dari Tathagatagarbha?

Buddha memberi contoh yang sangat dekat dengan kehidupan keseharian:
“Seandainya ada orang, dengan mata yang bersih, menatap angkasa yang terang, hanya tampak angkasa cerah, tanpa suatu apa pun.”

Saat kita menengadahkan kepala memandang langit, kedua mata melihat angkasa yang bersih, tanpa awan. Kemudian, saat mata terus memandang dalam waktu lama, tanpa bergerak, menjadi sangat Lelah, maka akan mulai melihat bayangan bunga-bunga yang menari-nari di tengah angkasa, muncul bunga menari.

Bunga-bunga tersebut bukan datang dari angkasa, pun bukan keluar dari mata, mereka adalah fenomena ilusi, merupakan ilusi visual di saat mata Lelah, sama seperti saat mata sakit, akan melihat bayangan atau sosok yang tidak eksis.

【Bunga Ilusi Bukan Lahir dari Angkasa Bukan Pula dari Mata】

Lebih lanjut lagi, Buddha menjelaskan, jika bunga-bunga tersebut berasal dari angkasa, maka semestinya bisa kembali lagi pada angkasa. Jika muncul dari mata, maka semestinya juga bisa kembali ke dalam mata. Namun, bayangan bunga tidak kembali ke angkasa, juga tidak kembali ke mata, ini menunjukkan mereka “bukan berasal dari mana pun, dan tidak pergi ke mana pun.”

Buddha menunjukkan bahwa jika angkasa bisa menghasilkan bunga ilusi, maka ia bukan angkasa yang sesungguhnya. Jika muncul dari mata, maka semestinya bunga juga memiliki sifat penglihatan, dan semestinya bisa melihat mata kita sendiri, tetapi sesungguhnya tidak demikian.

Dharmaraja menambahkan: “Apakah telinga punya sifat penglihatan? Apakah hidung punya sifat penglihatan? Apakah mulut bisa melihat sesuatu? Tidak! Hanya mata yang bisa melihat.” Sehingga para pendengar bisa lebih mudah memahami: Sifat penglihatan hanya ada pada mata, sedangkan ilusi tidak memiliki sifat penglihatan, oleh karena itu bukan lahir dari mata.

【Apakah Gurudara dan Saya Melihat Ilusi? Karma Bersama?】

Dharmaraja memberi contoh pengalaman pribadi untuk menjelaskan makna mendalam dari bagian Sutra ini, suatu Ketika, Beliau dan Gurudara sama-sama melihat sebuah kotak kardus berwarna cokelat, tetapi mendadak kotak kardus itu lenyap. Apakah ini akibat pandangan kabur?

“Apakah kotak kardus yang saya lihat itu adalah ilusi visual? Sebab ia sudah lenyap, bukan! Gurudara juga melihatnya, kita berdua sama-sama mengalami ilusi visual? Apakah ada peristiwa semacam ini?” Dharmaraja balik melontarkan pertanyaan.

Peristiwa semacam ini sukar dijelaskan dengan sebab dan kondisi, atau muncul dengan sendirinya? Atau fenomena penyakit? Buddha membabarkan dengan sangat jelas: “Rupa skandha adalah ilusi, pada hakikatnya bukan nidana, juga bukan ada dengan sendirinya.” Segala yang dilihat di dunia, adalah kemunculan ilusi, bukan eksis karena sebab dan kondisi, juga bukan ada dengan sendirinya.

【Cahaya dan Bayangan Adalah Ilusi】

Dharmaraja memberi contoh, jika Anda memandang lampu dalam waktu lama, bukankah di samping akan muncul seberkas lingkaran cahaya? Sisa cahaya ini adalah fenomena akibat mata yang menatap sumber cahaya dalam waktu lama. Dia bukan muncul dari lampu, juga bukan terbang keluar dari mata.

Yang lebih menarik, setelah melihat cahaya lampu, kemudian menatap lokasi lain, sisa-sisa cahaya itu akan mengikuti Anda, seolah-olah bayangannya tidak bisa dienyahkan, menghasilkan efek visual turun hujan bunga.

Dharmaraja menuturkan: Bunga di angkasa, tampak menari-nari, semua ini tidak benar-benar ada, ini sekaligus mengonfirmasi apa yang disebut oleh Sang Buddha mengenai objek di depan mata, yang sesungguhnya terbentuk dari ilusi. Beberapa hal, memang demikian diluar jangkauan pikiran.

Usai Dharmadesana yang sangat menarik, Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Amoghapasalokesvara kepada segenap siswa yang hadir. Usai sesi abhiseka, segenap siswa di lokasi bermandikan cahaya adhisthana, dan upacara pun telah usai dengan sempurna, semua dipenuhi sukacita Dharma.

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#JambhalaKuning
Istadewata Homa Minggu depan #Amoghapasalokesvara

2025真佛宗為世界祈福 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。