9 Agustus 2025 Pujabakti Sadhana Bodhisatwa Ksitigarbha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Xiao Fang (曉芳) Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)
Pada tanggal 9 Agustus 2025, Dharmaraja Lian Sheng memandu semua berpujabakti Sadhana Bodhisatwa Ksitigarbha (Dizangwangpusa/地藏王菩薩). Usai pujabakti, Dharmaraja Lian Sheng memanjatkan permohonan kepada Pemimpin Spiritual Alam Baka: Bodhisatwa Ksitigarbha untuk menjemput arwah terlahir di Buddhaksetra nan suci, mengadhisthana segenap peserta, sehat Sentosa, segalanya sesuai harapan, malapetaka menjadi kemanggalaan, sraddha semakin kukuh, memperoleh perlindungan dalam bersadhana, santika, paustika, vasikarana, dan abhicaruka sempurna, setiap hari manggala, setiap malam manggala, enam waktu senantiasa manggala, Guru mengadhisthana, Istadewata menerima, Dharmapala senantiasa melindungi.
Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, Beliau memandang Bodhisatwa Ksitigarbha sebagai Istadewata daya ikrar, sebab ikrar Beliau sama dengan ikrar Bodhisatwa Ksitigarbha. Dalam pujabakti kali ini, Dharmaraja melakukan perjalanan astral ke Bodhimanda Bodhisatwa Ksitigarbha: Gunung Jiuhua (九華山), Beliau juga memiliki satu Dharmakaya di Anhui. Dharmaraja Lian Sheng juga mengisahkan satu peristiwa yang menyentuh, suatu ketika Beliau duduk di atas Dharmasana Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, merasa sangat mengantuk, sehingga kadang duduk kurang tegak, saat itu, dari belakang, Bodhisatwa Ksitigarbha membawa sebuah sabuk pengaman untuk mengikat Dharmaraja Lian Sheng duduk di atas Dharmasana. Dengan humoris, Dharmaraja memberitahu Bodhisatwa Ksitigarbha: “Kelak tidak perlu memasangkan sabuk pengaman untuk saya, tidak perlu, ketiduran tidak masalah.” Dialog ini menunjukkan kedalaman hubungan Dharmaraja Lian Sheng dengan Bodhisatwa Ksitigarbha.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya: Di Sukhavatiloka, semua sangat bahagia dan tidak mengalami kemunduran spiritual, tetapi mengapa masih perlu berlatih catvari-upasthanani (pengamatan kekotoran tubuh, pengamatan vedana adalah duka, pengamatan batin adalah anitya, pengamatan Dharma adalah anatman)? Jika insan di Sukhavatiloka bertubuh unggul, bagaimana cara mempraktikkan pengamatan kekotoran tubuh? Selain itu, di alam suci tempat kediaman awam dan Arya, apakah masih ada tubuh jasmani seperti umat manusia pada umumnya?
Dharmaraja Lian Sheng menjawab: Di Sukhavatiloka, Buddha Dharmakaya ada di alam suci cahaya kedamaian abadi, Buddha Sambhogakaya ada di alam suci keagungan pahala sejati, dan alam suci upaya Kausalya bersisa, sedangkan Buddha nirmanakaya ada di alam suci kediaman awam dan Arya. Alam suci kediaman awam dan Arya adalah tempat di mana insan terlahir membawa karma buruk, dan masih awam, ini menandakan karmavarana masih belum bersih.
Untuk terlahir di alam suci kediaman awam dan Arya, perlu memiliki akar kebajikan tingkat atas, dengan kata lain tidak boleh berakar kebajikan kurang, bahkan wajib melafal nama Buddha dengan kondisi satu hati dan tidak kacau. Sampai di sana, Anda masih perlu berbhavana, sebab alam suci kediaman awam dan Arya hanya merupakan stasiun transit, setelah Anda berbhavana menjadi Buddha, maka Anda ada di alam suci cahaya kedamaian abadi yang merupakan tingkat tertinggi di Sukhavatiloka.
Mengenai catvari-upasthanani, mengamati bahwa tubuh tidak bersih, sebab di alam suci kediaman bersama awam dan Arya, masih ada tingkat insan awam, masih memiliki karmavarana, dan tubuh ini masih belum bersih; Mengamati vedana adalah duka, masih berkarmavarana, dan karmavarana adalah duka; Mengamati batin adalah anitya, batin dan pikiran insan adalah tidak kekal; Mengamati Dharma adalah anatman, keakuan adalah kemelekatan, singkirkan keakuan ini, sehingga menjadi sama dengan Buddha Dharmakaya.
◎ Pengulasan Sutra Surangama
“Ananda, seandainya seseorang yang tangan dan kakinya beristirahat dan seluruh bagian tubuhnya terasa nyaman. Pada saat ini, ia telah melupakan tubuhnya, dan ia tidak merasakan kenyamanan maupun ketidaknyamanan. Kemudian, tanpa alasan tertentu, ia menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya di ruang kosong di depannya, dan ia mengalami ilusi kekasaran atau kehalusan, dingin atau panas. Ketahuilah bahwa agregat vedana dapat dijelaskan dengan istilah serupa.”
“Ananda, persepsi sentuhan ilusi ini, bukan muncul dari ruang, juga bukan muncul dari telapak tangan seseorang. Dengan demikian, Ananda, jika ruang dapat menghasilkan persepsi sentuhan di telapak tangannya, bukankah ruang juga dapat menghasilkan persepsi sentuhan di bagian tubuh lain? Tetapi tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa ruang dapat menghasilkan persepsi sentuhan di satu bagian tubuh dan tidak di bagian tubuh lainnya.”
“Jika persepsi sentuhan muncul dari telapak tangannya, apa perlunya menggosok kedua telapak tangan agar persepsi tersebut muncul? Lebih lanjut, jika persepsi sentuhan muncul dari telapak tangannya, maka telapak tangan orang tersebut akan menyadari munculnya persepsi tersebut. Dan ketika orang tersebut menggerakkan tangannya, persepsi tersebut harus meresap kembali ke pergelangan tangan dan lengannya, ke tulang dan sumsum tulang, yang harus menyadari jalur yang diambil persepsi tersebut. Semestinya memiliki kesadaran, dan menyadari kemunculan dan meresapnya kembali. Jika ada hal seperti itu, apa perlunya seseorang menggosok kedua telapak tangannya agar persepsi tersebut muncul? Oleh karena itu, ketahuilah bahwa agregat vedana adalah ilusi. Ia tidak muncul karena sebab dan kondisi, juga tidak muncul dengan sendirinya.”
Pengulasan Dharmaraja Lian Sheng:
Titik berat dari bagian ini yaitu pancaskandha adalah sunya, saat ini yang kita cerap, seluruhnya adalah ilusi. Buddha memberitahu Ananda: “Segala sesuatu yang dicerap oleh insan, semua adalah ilusi. Rupa, vedana, samjna, samskara, dan vijnana, pancaskandha adalah fenomena palsu, dan bukan benar-benar eksis.”
Buddha menggosokkan kedua telapak tangan, menjelaskan esensi dari persepsi indra adalah ilusi, “Ketika Anda menggosokkan kedua telapak tangan, akan merasakan hangat, tetapi rasa hangat bukan berasal dari telapak tangan, juga bukan dari ruang, melainkan muncul dari gerakan menggosok. Jika tidak ada gerakan menggosok, tidak akan ada sensasi hangat.” Ini menjelaskan bahwa rasa dari vedana, semua adalah palsu, ilusi, semua lahir dari ilusi, bukan ada dengan sendirinya, juga bukan karena sebab dan kondisi, pun bukan karena bukan sebab dan kondisi.
Dharmaraja Lian Sheng melanjutkan, kalimat yang diungkapkan Buddha dalam Sutra ini sangat mendalam dan sukar dipahami, tetapi bisa dijelaskan menggunakan contoh dari kehidupan sehari-hari, misalnya memejamkan mata sembari meraba kulit yang lembut, sehingga dalam hati muncul sensasi menyenangkan, menyangka itu pasti perempuan cantik, tetapi begitu membuka mata, ternyata ia meraba induk babi, dalam sekejap rasa menyenangkan itu pun sirna.
Atau, ada orang yang karena orang lain memutar bola mata di hadapanya, sehingga ia merasa tersinggung dan menderita selama tiga hari, padahal, bisa jadi mata orang tersebut hanya ada bagian putih mata, atau mungkin saja orang itu sama sekali tidak melihat Anda, sehingga Anda dengan sia-sia merasa menderita selama tiga hari. Sensasi menderita dan gembira dari vedana ini, sungguh sangat palsu dan ilusi.
Sama seperti pentas grup musik perempuan dari Korea yang menarik perhatian banyak penggemar, padahal, jika tarian yang sama dibawakan oleh orang yang tidak rupawan, reaksi orang-orang akan berbeda. Sensasi suka dan tidak suka ini adalah kemunculan dari vedana, sepenuhnya tercipta dari pikiran ilusi, sama sekali tidak memiliki substansi.
Buddha mengajarkan, rupa, vedana, samjna, samskara, dan vijnana kita semua adalah ilusi, tidak semestinya kita melekatinya, dengan demikian baru bisa terbebas dari duka dan memperoleh kebahagiaan, merealisasikan Nirwana sejati.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Bersarana, kemudian mengadhisthana pratima Buddha dan koperasi benda rohani, dilanjutkan dengan menggunakan vyajanacamara untuk mengadhisthana tiap siswa yang hadir di lokasi.
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaKsitigarbha
Istadewata Pujabakti Sabtu depan #BhagavatiCundi