10 Agustus 2025 Upacara Homa Jambhala Kuning di Rainbow Temple

10 Agustus 2025 Upacara Homa Jambhala Kuning di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Yun Shuang (蓮花韻霜報導)

Pada tanggal 10 Agustus 2025, Dharmaraja Lian Sheng hadir di Rainbow Temple (Caihongleizangsi/彩虹雷藏寺) untuk memimpin Upacara Agung Homa Jambhala Kuning (Huangcaishen/黄財神). Usai upacara purna, Dharmaraja memberitahukan bahwa hari Minggu depan, tanggal 17 Agustus 2025, pukul 3 sore, akan memimpin Upacara Homa Pingalakumara (Manyuantongzi/滿願童子).

Mudra-Nya adalah tangan kanan membentuk mudra varada, tangan kiri membentuk mudra menopang buah bilva. Mantra Hati: “Om. Pili. Yun’ga. Suoha.”

Pingalakumara menjelma dari patra Buddha Sakyamuni, berwujud kumara yang duduk di atas daun Teratai, disebut Kumara Pengabul Harapan, disebut juga sebagai Kumara Daun Teratai, dapat memenuhi harapan para insan, dan ibunya adalah Hariti.

Hari ini adalah Upacara Homa Jambhala, Dharmaraja berbagi kisah kontak yoga. Dharmaraja mengungkapkan, tadi malam tidak bisa tidur, karena ibu jari kaki kanan bengkak dan sakit tanpa sebab, sakit sampai sepanjang malam terus berpindah posisi tidur, bahkan sakitnya belum reda hingga dini hari, dicurigai itu adalah asam urat, sudah mengonsumsi obat pereda rasa sakit dan obat tradisional Tiongkok, baru merasa lega.

Dengan humoris Dharmaraja mengungkapkan: “Ini kontak yoga dengan Jambhala Kuning, karena ciri khas Jambhala Kuning adalah jempol kaki kanan yang bengkak.” Oleh karena itu, pasti homa hari ini sangat istimewa. Dharmaraja memanjatkan permohonan kepada Panca Buddha untuk mengadhisthana jempol kaki kanan Jambhala Kuning, supaya bengkaknya hilang, dan mengadhisthana supaya bengkak di jempol kaki kanan Mahaguru Lu juga bisa kempis. Vajra Maha Berkah menjadi Maha Berkah yang sejati, nakula memuntahkan harta benda dianugerahkan bagi semua, dan menganugerahkan kesejahteraan kepada semua makhluk.

Dan yang perlu diungkapkan adalah, dalam masa upacara, ada seorang siswa dari True Buddha Temple Maryland, sdri. Xu Tianqi memberikan persembahan yang sangat mengejutkan, nilainya cukup untuk membeli sebuah mobil mewah, melampaui rekor persembahan yang pernah ada. Dharmaraja memuji bahwa ini adalah daya kontak batin dari Jambhala Kuning, dan dengan humoris mengatakan: “Jika ditambah dengan Sadhana Darshi Lhamo, mungkin ada orang yang akan mempersembahkan sebuah wastu.”

Jambhala adalah salah satu dari Catur Maharaja, Ia adalah Dharmapala, yaitu Raja Dewa yang melindungi dan mendukung Buddhadharma, dan dapat menganugerahkan kesejahterahan kepada semua. Sedangkan Darshi Lhamo juga merupakan Dharmapala yang sangat kuat dan agung, Dharmaraja menekankan: “Jambhala bisa membuat insan menjadi makmur, dan Darshi Lhamo bisa membuat insan kaya mendadak, oleh karena itu semua mesti berpartisipasi dalam Upacara Agung Musim Gugur!”

Dharmaraja mengatakan, di dunia saha ini, hampir di semua tempat memerlukan uang, “Berbagai persoalan, 99% bisa diselesaikan dengan uang, tersisa yang 1%, perlu menggunakan uang yang lebih banyak.”

Dharmaraja mengungkapkan, persembahan yang diperoleh, semua akan dimasukkan ke Sheng-Yen Lu Foundation, digunakan untuk karya sosial, untuk derma, menciptakan berkah bagi lebih banyak lagi insan.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab

Lianhua Qing Sheng (蓮花慶盛) dari Vihara Vidya Dharma Purnama (Wendao Leizangsi/聞道雷藏寺) bertanya:

Dalam pengulasan Sutra Surangama, Buddha Guru menjelaskan, Batin Sejati Terang nan Luhur adalah: “Bebas dari segala nama dan atribut adalah sarwadharma.”

Siswa ada beberapa pertanyaan, mohon petunjuk Buddha Guru:
1. Yang dimaksud nama dan atribut, apakah atribut ilusi, atau bukan atribut?
2. Dalam Sutra Paribodhi, Buddha dan Bodhisatwa Samantabhadra mengungkapkan: “bukan ilusi, tidak lenyap.” juga adalah Batin Sejati Terang nan Luhur?
3. Bebas dari ilusi, Sifat Pencerahan Suci nan Sempurna, apakah juga Batin Sejati Terang nan Luhur?
4. Wajah hakikat sejati, berpulang pada kampung halaman, sifat diri murni, vidya nan sempurna, Buddhata, atribut sejati, pada hakikatnya batin bangkit tiada menetap, apakah ini berbeda nama tetapi sama makna, dan menunjuk pada Batin Sejati Terang nan Luhur?
5. Apakah sifat dan batin adalah sama?

Dharmaraja mengupas makna utama, semua istilah tersebut hanyalah nama dan atribut, esensinya menunjuk pada satu kesejatian: Batin Sejati Terang nan Luhur. Dalam Sutra Buddha disebutkan: “Bebas dari segala nama dan atribut adalah sarwadharma.”, jangan melekat pada perbedaan tertulis. Selain atribut sejati Batin Sejati Terang nan Luhur, semuanya adalah ilusi.

Dharmaraja memperagakan, menggunakan bulu merak dari kalasa abhiseka untuk menyapu: “Sapuan pertama membersihkan, sapuan kedua sifat diri bersih, sapuan ketiga bersih segala sifat diri bersih.” dan menjelaskan bahwa sifat diri yang dibabarkan oleh Buddha adalah Buddhata, semua makhluk memiliki Buddhata, tubuh, ucapan, dan pikiran bersih.

Di akhir, mengingatkan, tidak peduli: Wajah hakikat mula, kembali pada sumber, sifat diri nan suci, esensi vidya nan sempurna, Buddhata, atribut sejati, sesungguhnya semua bermakna sama. Bhavana tidak semestinya berhenti pada nama dan atribut, melainkan mesti merealisasi batin sejati.

◎ Pengulasan Sutra Surangama

“Ananda, seperti seseorang yang mulutnya menghasilkan liur saat menyebut buah plum, atau yang tiba-tiba merasakan ngilu di telapak kakinya saat membayangkan berjalan di tepi jurang. Engkau seharusnya tahu bahwa demikianlah dengan samjna.”

“Ananda, kondisi mulut berair saat menyebut buah plum, bukan disebabkan oleh buah plum yang sebenarnya disebutkan, juga bukan disebabkan oleh mulut orang tersebut. Demikianlah wahai Ananda, jika mulut berair karena buah plum itu sendiri, berarti buah plum itu sendiri yang menyebabkannya. Apa perlunya seseorang menyebutkan mengenai buah plum? Jika mulut yang menyebabkannya menghasilkan liur, apakah itu berarti mulut mendengar buah plum itu disebutkan? Bukankah telinga dibutuhkan untuk mendengarnya? Jika telinga adalah penyebabnya, bukankah itu berarti telinga dapat menghasilkan air liur? Sama seperti ngilu yang dirasakan di telapak kaki, ketika ia memikirkan berjalan di sepanjang tepi jurang. Oleh karena itu, ketahuilah bahwa samjna adalah ilusi. Ia tidak muncul dari sebab dan kondisi, juga tidak muncul dengan sendirinya.”


Dharmaraja Lian Sheng mengulas, samjna, satu di antara pancaskandha, adalah ilusi, tidak nyata, dan dapat dijelaskan dengan cara menyebutkan berbagai contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Hanya dengan mendengar kata buah plum, mulut langsung menghasilkan liur, padahal tidak melihat buah tersebut, dan tidak makan buah tersebut, tetapi muncul reaksi biologis. Dengan humoris Dharmaraja mengungkapkan: “Seperti Acarya Chang Zhi, begitu mendengar kata durian, langsung menghasilkan liur, sebab Acarya Chang Zhi sangat menyukai durian.”

Fenomena ini karena pengaruh samjna. Buah plum belum masuk mulut, durian belum muncul, tetapi dalam sebesit pikiran, begitu memikirkan, langsung mengundang air liur. Dharmaraja melanjutkan: “Jika karena mendengar kata plum, mengapa air liur bukan mengalir dari telinga, mengapa justru mengalir dari mulut?” Ini menandakan bahwa itu adalah palsu, dan samjna ini adalah ilusi.

Dharmaraja memberi contoh lagi, mengungkapkan fobia ketinggian, mengisahkan peristiwa di masa kecil: Suatu Ketika, pergi ke rumah teman sekolah, Gu Yide, di Huangbu Fengshan, ia ingin mengajak Dharmaraja pergi main. Di tengah perjalanan ada sebuah kali besar, di tengah hanya ada sebuah jembatan sempit, sedangkan kali itu sangat dalam. Gu Yide dengan santai melintasinya, ia meminta Dharmaraja juga melintasinya, tetapi melihat kedalaman kali itu, kedua kaki kesemutan, dalam hati sangat takut, mana mungkin berani melewatinya? Padahal jembatan itu cukup lebar, juga tidak mungkin putus, tetapi tetap tidak berani, sebab tidak ada pegangannya.

Dharmaraja menekankan, ini adalah pengaruh samjna, jembatan yang sama, di jalan datar bisa berjalan dengan sangat santai, tapi jika ditempatkan di atas kali yang dalam akan membangkitkan rasa takut, rasa takut tidaklah nyata, melainkan adalah ilusi samjna batin.

Pengalaman yang lain terjadi di Meksiko, Dharmaraja dan siswa berkuda menyusuri jalan kecil di tebing, di tepi jalan sudah jurang dalam, di depan sana adalah dinding tebing. Kuda sudah mengenal jalannya, berjalan dengan tenang. Ada dua perempuan, dari New York dan Carolina Utara yang terkejut, menghadapi tebing terjal dan curam, mereka mengatakan tidak mau lagi menunggangi kuda kembali ke tempat asal, mereka terus berteriak apakah ada helikopter? Dharmaraja mengatakan: “Kadang kuku kuda bisa terpeleset, membuat bebatuan bergulir ke dasar jurang, sangat mengejutkan.” Namun, sesungguhnya, kudanya aman, rasa takut sepenuhnya adalah kepalsuan batin yang diciptakan oleh samjna.

Oleh karena itu, baik air liur yang tergiur oleh umeboshi, atau gemetaran karena tebing, reaksi ini berasal dari samjna, dan samjna ini sesungguhnya adalah ilusi, tidak nyata. Dharmaraja memberi kesimpulan: “Samjna bukan sebab dan kondisi, pun bukan ada dengan sendirinya, segalanya adalah ilusi.”

Dharmaraja mengungkapkan, kelak akan lebih lanjut mengupas samskara dan vijnana, dan menunjukkan bahwa keduanya juga adalah atribut sejati yang palsu.

Di akhir, saat Dharmaraja mengutip Sutra Hati: “rupa, vedana, samjna, samskara, vijnana, pancaskandha, semua sunya.” juga menyanyikan:

Setiap hari langit biru,
Sukar memintaku tidak merindukan dia,
Bocah yang tidak tahu asmara, ia masih ingin bertanya,
Mengapa matamu berkeringat?
Rasa ini mendalam,
Pikiran ini pekat,
Perpisahan adalah derita,
Kerinduan adalah sunya.

Dharmaraja menegaskan bahwa samjna adalah sunya, samjna adalah ilusi.

Berikutnya, Acarya Lian Yan (蓮彥上師) dan sdri. Lifei terlebih dahulu menyanyikan lagu Dakini, kemudian Lianhua Meichang dari Hong Kong menyanyi menggunakan bahasa surgawi sebagai persembahan kepada Dharmaraja, Gurudara, dan segenap Acarya, serta umat Sedharma. Dharmaraja menunjukkan, meskipun menyanyikan lagu Dakini juga adalah ilusi, tetapi juga menampilkan bahwa pancaskandha adalah sunya dan makna dari kebijaksanaan batin sejati.

Usai Dharmadesana yang sangat menarik, Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Jambhala Kuning kepada segenap siswa yang hadir, upacara pun usai dengan sempurna.

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Pingalakumara
Istadewata Homa Minggu depan #JambhalaKuning

2025真佛宗為世界祈福 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。