14 September 2025 Upacara Homa Vajravarahi di Rainbow Temple

14 September 2025 Upacara Homa Vajravarahi di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Yun Shuang (蓮花韻霜)

Pada tanggal 14 September 2025, di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Dharmaraja Lian Sheng memimpin Upacara Homa Vajravarahi (Jin’gang Haimu/金剛亥母). Usai pujabakti sempurna, Dharmaraja memberitahu semua: Hari Sabtu depan, tanggal 20 September 2025, pukul 2 siang, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺) menyelenggarakan Upacara Agung Musim Gugur Buddha Amitabha dan transmisi perdana Sadhana Darshi Lhamo. Upacara diselenggarakan di Meydenbauer Center. Pada hari Minggu, 21 September 2025, pukul 3 sore, Rainbow Temple menyelenggarakan Upacara Agung Musim Gugur Homa Tara Bhaisajyaraja (Yaowang Dumu/藥王度母), bertempat di Rainbow Temple.

Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, akan diselenggarakan transmisi perdana Sadhana Darshi Lhamo, yang walaupun belum ditransmisikan secara resmi, sudah muncul berbagai kontak batin yang luar biasa di antara para siswa.

Dharmaraja Lian Sheng menyebutkan, seorang siswa dari Australia, Si Cabe Kecil, pernah berdoa dihadapan altar: “Jika bisa menang lotre, pasti akan pergi ke Seattle untuk berpartisipasi dalam upacara.” Ternyata keajaiban sungguh terjadi, dua kali berturut-turut ia memenangkan hadiah utama lotre di Australia. Setelah itu, ia pun menempuh perjalanan jauh ke Seattle, dan secara langsung mempersembahkan angpao tebal. Dharmaraja Lian Sheng tertawa mengatakan: “Inilah daya agung dari Darshi Lhamo!”

Sadhana belum ditransmisikan, sudah ada tiga siswa yang silih berganti memberikan persembahan kepada Dharmaraja Lian Sheng, sehingga “sedikit kaya mendadak”, bahkan ada satu siswa dari New Jersey mendengar suara yang mengingatkan supaya dia sekali lagi memberi persembahan, sehingga “kaya raya mendadak”!

Dharmaraja Lian Sheng tertawa menuturkan: “Di dunia ini, 99% urusan bisa diselesaikan dengan uang, tersisa 1% butuh lebih banyak lagi uang untuk menyelesaikannya.” Dharmaraja berharap supaya setelah sadhana ini ditransmisikan, tiap siswa Zhenfo Zong menjadi makmur sejahtera.

Dharmaraja Lian Sheng teristimewa membabarkan betapa pentingnya Istadewata Homa hari ini, Dorje Phagmo, atau Vajravarahi. Beliau adalah perdana menteri Dakini, menangani semua bhavana sadhana internal; Simhamukha Dakini, Vajrayogini, dan lain-lain, semua adalah perwujudan Vajravarahi.

Dharmaraja Lian Sheng menekankan, Dorje Phagmo adalah Maharani Pembangkitan Kundalini, tanpa pembangkitan kundalini, tidak akan bisa mencapai Siddhi Tubuh Sinar Pelangi dan bindu yang bercahaya. Dalam buku Dharmaraja Lian Sheng yang ke-306 “Sadhana Anasrava Bindu” disebutkan, untuk mencapai keberhasilan Sadhana Anasrava, kita bergantung pada samadhi kundalini, ini merupakan akar dari anasrava tubuh. Sedangkan untuk mencapai keberhasilan anasrava batin, kita bisa melatih diri terbebas dari duka, kemelekatan, dan klesa, sehingga dapat mencapai keberhasilan final.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab

Pertanyaan Lianhua Jun Le dari Hong Kong:

Sudah 20 tahun lamanya siswa bersarana kepada agama Buddha dan Zhenfo Zong, ada pertanyaan mengenai berkah dan pahala. Jika kita membawa berkah besar sejak lahir, tetapi semasa hidup di dunia ini kita melakukan karma buruk, seperti melanggar sila asusila, maka kesempatan naik jabatan yang semestinya ada dalam garis nasib bisa jadi malah lenyap. Jika siswa tulus bertobat, apakah berkah atau pahala yang terkikis itu bisa kembali?

Dharmaraja Lian Sheng menjawab, dalam Tantra, tiap kali bersadhana wajib ada Sadhana Pertobatan. Sebab hampir mustahil bagi seseorang untuk tidak melanggar sila, ada Pancasila, yaitu menghindari perbuatan membunuh, mencuri, asusila, berdusta, dan minuman keras. Biksu ada 250 sila, biksuni ada 500 sila, semua sukar untuk ditaati sepenuhnya, oleh karena itu wajib menekuni Sadhana Pertobatan.

Bertobat wajib dilakukan sampai muncul tanda-tanda keberhasilan pertobatan. Jika bisa berhasil dalam pertobatan, meskipun pernah berbuat karma buruk, maka tetap memiliki berkah besar, pahala besar, tetapi wajib berikrar untuk tidak lagi melanggar sila. Jika melanggar lagi, wajib segera bertpbat dan berikrar untuk tidak melanggarnya lagi, baru bisa kembali murni.

Tanda-tanda keberhasilan pertobatan antara lain: Bermimpi saat menyisir rambut, ada banyak ulat yang berjatuhan. Bermimpi pori tubuh mengalirkan air hitam, semua kekotoran tubuh dikeluarkan. Bermimpi menunggangi kuda sembrani terbang ke angkasa, atau terbang leluasa, ini semua tanda-tanda terkikisnya karma buruk. Ini membuktikan bahwa pertobatan telah berhasil, dan akan kembali memperoleh berkah dan pahala besar.

◎ Pengulasan Sutra Surangama, Bab 3

"Lagipula, Ananda, engkau telah mendengar tabuhan tambur di Jetavana ketika makanan telah siap. Para hadirin berkumpul, lalu genta dibunyikan. Tabuhan tambur dan genta saling beriringan dalam urutan yang jelas. Bagaimana menurutmu? Apakah bunyi-bunyi itu sampai ke indra pendengaran? Atau sebaliknya, apakah indra pendengaran keluar untuk mendengar bunyi-bunyian itu?"

"Ananda, andaikan bunyi-bunyian itu sampai ke telinga. Maka situasinya dapat dibandingkan dengan kepergianku untuk berpindapatta di Sravasti sehingga aku tidak lagi berada di Jetavana. Jika bunyi-bunyian itu sampai ke telingamu agar engkau mendengarnya, Ananda, maka baik Mahākāśyapa maupun Mahāmaudgalyāyana—apalagi seribu dua ratus lima puluh biksu sesepuh lainnya—tidak akan mendengar lonceng yang memanggil mereka untuk makan."

"Ananda, andaikan indra pendengaranku pergi ke suatu suara agar engkau dapat mendengarnya. Maka situasinya dapat dibandingkan dengan kepulanganku ke Jetavana sehingga aku tidak lagi berada di Sravasti. Jika indra pendengaranmu pergi ke genderang untuk mendengarnya, maka engkau tidak akan dapat mendengar lonceng pada saat yang bersamaan — engkau juga tidak akan dapat mendengar suara-suara lain, seperti suara gajah, kuda, lembu, dan domba. Di sisi lain, jika tidak ada suara yang mencapai indra pendengaran, engkau tidak akan dapat mendengar keduanya."

"Oleh karena itu, engkau harus tahu bahwa suara dan indra pendengaran tidak memiliki keberadaan yang nyata. Kedua tempat ini — suara dan indra pendengaran — adalah ilusi. Pada dasarnya, keduanya tidak bergantung pada sebab atau kondisi, namun keduanya tidak muncul dengan sendirinya."


Pengulasan Dharmaraja Lian Sheng:

Buddha memberitahu Ananda:
Suara genta dan tambur, apakah suaranya yang masuk ke dalam telinga? Atau telinga yang pergi ke arah suara?

Buddha memberi contoh: Jika suaranya yang pergi menghampiri, maka saat Buddha berpindapatra di Vaisali, tidak mendengar suara genta dan tambur dari Jetavana; Sedangkan para hadirin di Jetavana, pada saat yang sama bisa mendengarnya, suara tidak mungkin hanya masuk ke dalam telinga seseorang saja.

Jika dikatakan bahwa telinga yang pergi menghampiri suara, maka telinga sudah sampai ke samping tambur, sehingga tidak bisa mendengar suara genta, terlebih tidak mungkin pada saat yang sama bisa mendengar berbagai suara di dunia, apalagi di dunia ini masih ada suara gajah, kuda, sapi, dan kambing. Jika telinga bisa menghampiri satu tempat, maka tidak akan bisa mendengar suara dari sumber yang lain.

Dari sini, Buddha memberi petunjuk: Telinga dan suara, semua tidak memiliki sifat diri, bukan muncul dari sebab dan kondisi, pun bukan dengan sendirinya menetap kekal, pada dasarnya semua adalah ilusi.

Lebih lanjut, Dharmaraja menggunakan contoh dalam kehidupan: di masa lampau, di biara membunyikan genta dan tambur, di tempat ibadah masa kini menggunakan plat yang dipukul-pukul, begitu berbunyi, semua akan berkumpul di aula santap bersama; Jika tidak memukul tambur atau plat besi, tidak akan ada orang yang berkumpul. Dari sini bisa diketahui bahwa suara bukan khusus milik telinga seseorang, bukan pula telinga yang dengan sendirinya menghampiri sumber suara, melainkan kemunculan ilusif dari perpaduan dan sebab dan kondisi.

Buddha menunjukkan: Meskipun telinga dan suara saling menggerakkan, tetap tidak terlepas dari ilusi. Mereka bukan muncul karena sebab dan kondisi, juga bukan ada dengan sendirinya secara kekal, melainkan ilusi semata.

Dharmaraja mengenang masa muda: Dahulu, saat di Changhua, pernah mempunyai seorang kekasih bernama Bi Xia dan sudah berpacaran selama 7 tahun, jalinan perasaanya sangat erat, sang ibu merasa tidak senang karena kekasihnya tidak pandai dalam pekerjaan rumah tangga, di tambah dengan petunjuk ciamsi dari Lu Zu di Kuil Xiangong di Muzha, yang mengungkapkan bahwa jodohnya tidak lurus, sehingga pada akhirnya mereka berpisah. Kemudian, ada yang bernama Bi Ru dari Xiushui yang saling berkirim surat dalam waktu lama, mereka sangat akrab, tetapi karena salah paham dan hilangnya kesempatan, sehingga tidak bisa menjadi pasangan.

Dharmaraja mengungkapkan, kala itu, diri ini adalah pria awam, dan belum mencapai keberhasilan Sadhana Bindu Anasrava. Jika sekarang mengenangnya, telah sangat menyadari, betapa pentingnya Samadhi Kundalini dan Sadhana Anasrava. Dharmaraja menunjukkan, dalam karya tulis buku nomor 306, ada penjelasan mendetail, jika sadhaka pria ingin mencapai keberhasilan anasrava tubuh, maka wajib mengandalkan Vajravarahi untuk berlatih Samadhi Kundalini, berbhavana hingga tidak tiris bindu, baru bisa mencapai keberhasilan tingkat kukuh dan tidak lapuk.

Lebih lanjut lagi Dharmaraja Lian Sheng menggunakan perumpamaan suara genta dan tambur dalam Sutra Surangama, menjelaskan bahwa telinga dan suara tidak memiliki sifat diri, dan pada dasarnya ilusi dan palsu. Dharmaraja membabarkan: “Ini sama dengan yang dikatakan oleh Buddha Sakyamuni, telinga mendengar suara yang diucapkan oleh mulut, semua adalah ilusi. Demikianlah kehidupan ini!”

Dharmaraja menjelaskan, Buddha Sakyamuni menggunakan memukul papan, menabuh tambur dan genta sebagai contoh, menunjukkan bahwa suara tidak memiliki sifat diri. Jika bukan di lokasi, tidak akan bisa mendengarkan suara genta. Jika orang banyak mendengar bersama, suaranya juga bukan ditentukan oleh diri sendiri, melainkan terbentuk karena sebab dan kondisi. Telinga juga tidak memiliki sifat diri, suara muncul dari satu pikiran avidya, bukan kemunculan Batin Sejati Terang nan Luhur. Maksud utama dari Buddha adalah: Telinga dan suara adalah ilusi semata, bukan muncul karena sebab dan kondisi, bukan pula karena muncul dengan sendirinya, tidak bisa dijadikan menjadi tempat berlindung sejati.

Di akhir, Dharmaraja mengenang penyertaan dari Gurudara, senantiasa gigih tanpa kenal Lelah berupaya menjaga urusan rumah tangga, segala urusan dalam Zhenfo Zong, baik besar maupun kecil, ditanggungnya dengan sepenuh hati, sungguh mengharukan.

Dharmadesana yang istimewa pun usai, Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Vajravarahi kepada segenap siswa di lokasi. Upacara pun usai dengan sempurna.

------------------------

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Vajravarahi
Istadewata Homa Minggu depan #TaraBhaisajyaraja

請佛住世長壽佛心咒 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。