20 September 2025 Upacara Agung Musim Gugur Tahun Yisi Seattle Ling Shen Ching Tze Temple dan Transmisi Sadhana Darshi Lhamo
Liputan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺)
Pada tanggal 20 September 2025, Zhenfo Zong, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, Amerika Serikat, dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng untuk memimpin Upacara Agung Musim Gugur Tahunan Tolak Bala Pemberkahan dan Penyeberangan Buddha Amitabha, dan transmisi perdana, serta abhiseka Sadhana Japa Darshi Lhamo. Upacara digelar di Meydenbauer Center, tokoh-tokoh dari berbagai bidang turut menghadiri upacara, banyak tamu agung dari berbagai negara, tokoh-tokoh dari Taiwan juga mengirimkan ucapan harapan bagi kelancara upacara, Presiden Taiwan: William Lai mengirimkan ucapan “Menyebar Ajaran Kemurnian dan Kebajikan”, Wakil Presiden: Hsiao Bi-khim mengirimkan ucapan: “Sukacita Berkebajikan Menolong Umat Manusia.”
Malam sebelum upacara, Dharmaraja telah hadir di arena, mengadhisthana altar penyeberangan, altar dirgahayu, dan meninjau pameran buku dan lukisan Tbboyeh: “Abhijna Kreatif”, yang memamerkan seluruh karya tulis Dharmaraja Lian Sheng, dan banyak lukisan karya Dharmaraja Lian Sheng, serta beberapa produk berkualitas. Karya tulis berjumlah 306 jilid, dijajarkan berbaris mengular. Karya lukis Dharmaraja Lian Sheng penuh makna Ch’an, dapat menggugah kita semua yang menikmati dan merenungkannya.
Pada pagi harinya, sudah banyak siswa yang berdatangan dari berbagai penjuru dunia, semua penuh sukacita berhimpun di lokasi upacara. Tampak berjajar stan benda-benda keperluan sadhana, yang paling menarik minat para pengunjung, semakin siang, suasana semakin ramai, semakin banyak yang berhimpun, seolah-olah sedang karnaval.
Siang hari pukul 13:15, Dharmaraja Lian Sheng tiba di arena, di tengah-tengah kerumunan, menganugerahkan adhisthana kepada tiap stan dan lokasi pendaftaran. Segenap siswa dengan hormat memberi jalan, semua mengikuti proses adhisthana dengan sikap khidmat.
Pada pukul 2 tepat, terdengar alunan musik pengiring puja, keempat golongan siswa dengan khidmat melantunkan Mantra Hati Padmakumara, menyambut kehadiran Dharmaraja Lian Sheng memasuki arena, semua mengikuti Dharmaraja Lian Sheng melakukan maha namaskara kepada para Buddha, Bodhisatwa dan Dharmapala mandala, upacara pun resmi dibuka.
Senator negara bagian Washington: Javier Valdez, dan anggota DPR: Janice Zahn bergantian memberi kata sambutan, dan dengan ramah menyambut kedatangan segenap umat dari berbagai negara yang Berdharmayatra.
Anggota DPRD Bellevue: Conrad Lee memberikan kata sambutan, menyampaikan ucapan selamat atas peringatan 40 tahun pendirian Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, membabarkan Dharmabakti, jasa kebajikan tak terhingga, dan berterima kasih kepada Mahaguru Lu yang tanpa pamrih telah bersumbangsih selama 40 tahun, menggunakan berbagai upaya terampil untuk menyeberangkan semua makhluk, sungguh teladan yang membuat kita semua salut. Dengan batin maha maitri maha karuna, Dharmaraja Lian Sheng memimpin upacara tolan bala dan pemberkahan, menganugerahkan tirta amerta kepada segenap makhluk yang menderita, dan mendoakan kesejahteraan dunia.
Anggota DPRD Bellevue: Jared Nieuwenhuis dalam kata sambutannya mengungkapkan, Upacara Agung Musim Gugur yang diselenggarakan oleh Seattle Ling Shen Ching Tze Temple yang didirikan oleh Dharmaraja Lian Sheng, merupakan momen penting untuk membuka dunia baru dan menyiarkan Dharma Buddha. Ling Shen Ching Tze Temple memancarkan cahaya Dharma Tantra, kebijaksanaan dan welas asih, marilah kita berdoa bersama, memberikan terang dan keharmonisan bagi dunia.
Presiden Sheng-Yen Lu Foundation: Fo Ching-Lu (盧佛青) memberikan kata sambutan, mengungkapkan bahwa foundation ini telah berdiri selama 17 tahun, dan telah berdonasi sebanyak USD 16,000,000, untuk subsidi, beasiswa, dan pertolongan bencana, menolong masyarakat memperoleh pendidikan dan perawatan Kesehatan yang layak, membantu penduduk di wilayah terdampak bencana. Setelah 3 tahun, Sebagian besar dana akan dipindahkan kepada badan sosial kenegaraan. Saat ini, di dunia, ada banyak umat manusia yang terpaksa meninggalkan kampung halaman, bahkan dieksploitasi dan dipersekusi. Para emigran dan pengungsi di negara bagian Washington menghadapi berbagai tantangan, hidup dalam kondisi tidak tenang dan rasa takut, Sheng-Yen Lu Foundation melalui donasi dan kerja sama, memberikan bantuan kepada organisasi nonprofit di garis terdepan, untuk memberikan pertolongan yang lebih efektif, serta memberikan saran dan bantuan hukum demi melindungi hak-hak para emigran.
Ketua Ling Shen Ching Tze Temple: Acarya Shi Lian Yin (釋蓮吟上師) mewakili Seattle Ling Shen Ching Tze Temple menyerahkan donasi sebesar USD 100,000 kepada Sheng-Yen Lu Foundation, untuk menolong para insan yang menderita.
Dalam upacara, Dharmaraja Lian Sheng menganugerahkan upasampada kepada 10 siswa, dan berpesan: “Apakah dengan kerelaan sendiri, Anda bersedia seumur hidup mematuhi sila kebiksuan, dan selamanya tidak akan melanggar?” Segenap siswa penerima sila serentak menjawab: “Ya!” melalui tanya dan jawab ini, sila telah dianugerahkan.
Kemudian, Dharmaraja Lian Sheng menganugerahkan Sila Bodhisatwa kepada 42 siswa, menggunakan cermin merefleksikan segenap siswa penerima sila, sebagai lambang pemurnian akan tabiat lampau, supaya semua memperoleh laku sejati Sila Bodhisatwa, menekuni jalan Bodhisatwa memberi manfaat kepada semua makhluk.
Dharmaraja Lian Sheng membabarkan: “Siswa Buddha Sakyamuni dibagi menjadi empat kelompok: biksu, biksuni, upasaka, dan upasika. Sila Bodhisatwa merupakan sila tertinggi yang bisa diterima oleh upasaka dan upasika. Menerima sila memang mudah, tetapi mematuhinya tidak lah mudah. Jika melakukan pelanggaran, mesti dengan tulus menekuni Sadhana Pertobatan, terus hingga muncul tanda-tanda pertobatan sejati, sehingga sadhaka menjadi murni kembali, jika tidak, wajib untuk mengulang menerima sila tersebut.”
Selanjutnya, Dharmaraja Lian Sheng memberikan pemberkatan pernikahan kepada enam pasangan mempelai, memberikan restu supaya para mempelai memiliki kehidupan pernikahan yang indah dan sempurna, bersama mebangun keluarga Buddhis.
Ketua Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, Acarya Shi Lian Yin mewakili keempat golongan siswa mempersembahkan khata kepada Dharmaraja Lian Sheng, pada saat yang sama, segenap hadirin memegang khata dan bervisualisasi mempersembahkannya kepada Dharmaraja Lian Sheng. Upacara Agung Musim Gugur pun mulai memasuki tata ritual Sadhana Tantra Buddha Amitabha.
Arena upacara terasa sangat khidmat dan penuh sukacita Dharma, Dharmaraja Lian Sheng memandu segenap siswa untuk menyerukan: “Mendadak sejahtera! Mendadak sejahtera! Mendadak sejahtera!” suara tepuk tangan membahana, semua memanjatkan permohonan supaya Darshi Lhamo cepat menganugerahkan kesejahteraan.
Dalam Dharmadesana, Dharmaraja Lian Sheg menunjukkan bahwa Darshi Lhamo memiliki keistimewaan sebagai Dharmapala sekaligus menganugerahkan berkah, warna utamanya adalah kuning yang merepresentasikan menganugerahkan berkah, dan hitam atau biru yang merepresentasikan Dharmapala. Titik berat Darshi Lhamo dalam Zhenfo Zong berwarna kuning, sebab hendak dengan cepat menganugerahkan kesejahteraan kepada kita. Paras Darshi Lhamo beralis mengernyit, kedua mata membelalak, lidah terjulur hingga depan dada, kepala mengenakan mahkota lima tengkorak, kaki berbentuk ceker ayam, kedua tangan memegang matahari dan rembulan di depan dada, melambangkan daya penaklukkan yang sangat besar terhadap kekuatan jahat.
Dharmaraja Lian Sheng mentransmisikan Mantra Hati Darshi Lhamo: “Om. Ma Mo. Na Mo. Tong Tong. Zha Zha. Suo Ha.” Sehari menjapa 108 kali atau lebih banyak, kemudian saat memasuki samadhi, memohon kehadiran-Nya, memasuki aku, aku memasuki, sadhaka berkontak yoga dengan Darshi Lhamo, dapat mendadak sejahtera, sehat, manggala, sesuai harapan, dan selamat dalam perjalanan.
Tata Ritual Sadhana Darshi Lhamo sama dengan sadhana biasanya, terlebih dahulu adalah tahap awal: maha namaskara, maha pujana, catur-sarana, catur-apramana-citta, kemudian tahap inti: visualisasi, japa mantra, dan masuk samadhi, terakhir adalah tahap akhir: pelimpahan jasa, gatha, dan Mantra Sataksara Vajracitta untuk menambal kekurangan saat bersadhana.
Wajib perhatikan persembahan, yaitu tiga botol arak putih, dan tiga kali menuangkan arak dari cangkir, serta khata berwarna putih, mugwort Cina, daun pinus, selain itu di Tibet menggunakan tsampa atau tepung jelai Qingke, boleh menggunakan tepung warna putih, atau roti untuk menggantikannya, boleh juga mempersembahkan makanan pada umumnya. Saat bersadhana, mesti letakkan dua buah cermin, melambangkan matahari dan rembulan dalam tangan-Nya.
Dharmaraja Lian Sheng melanjutkan, legenda mengenai Darshi Lhamo ada banyak, ada yang mengisahkan bahwa Beliau berbhavana sepenuh hati, tetapi karena terlalu rupawan, sehingga membuat pihak lain mendengki, hingga ada dewa jahat yang iri hati dan meracuninya, Beliau menggunakan daya bhavana mendalam untuk menggeser racun ke ujung lidah, tetapi lidahnya tidak dapat ditarik kembali, terus terjuntai hingga dada. Racun dewa sesat tidak bisa mencelakainya, sehingga ia memenggal kedua kaki Darshi Lhamo, tetapi kedua kakinya tumbuh kembali, berubah menjadi ceker ayam berjari tiga, sehingga mudra yang kita bentuk saat bersadhana membentuk mudra tiga jari, ini juga menandakan Beliau memiliki Dharmabala untuk mengatasi racun, dapat mengikis racun batin para makhluk.
Legenda yang lain, yang diutamakan oleh Dharmaraja Lian Sheng adalah: Darshi Lhamo semula adalah seorang gadis Han yang sangat cantik dan penuh kebajikan, sangat dicintai oleh Kaisar Qianlong dan diangkat sebagai selir. Namun, karena perseteruan sengit di dalam istana, ia dicelakai hingga tewas, setelah meninggal dunia, dalam hatinya dipenuhi dendam, dan tidak mau pergi, terus gentayangan dalam istana, membuat semua ketakutan. Setelah Kaisar Qianlong mengetahuinya, secara khusus ia mengundang Lama Qiangba Meilang dari Biara Sera di Tibet, untuk menyeberangkan Sang Selir.
Setelah Sang Lama berdialog dengan arwah selir, memahami nasibnya yang mengenaskan dan ketidakrelaaanya, beliau melaporkan kondisi yang sesungguhnya kepada Kaisar Qianlong, dan kaisar pun menghukum semua orang yang mencelakai mendiang selir tersebut, dan memohon Sangha Agung dari Tibet untuk menyeberangkan arwah Sang Selir. Saat Lama menempuh perjalanan kembali ke Tibet, di tengah perjalanan arwah Sang Selir terus mengikuti dan tidak mau pergi, ia mengutarakan ketetapan hatinya sepenuh hati menapaki jalan Kebuddhaan, ingin berbhavana mengikuti Sang Lama. Karena anggota Sangha di Biara Sera adalah para biksu (laki-laki), maka Sang Selir (Darshi Lhamo) tidak bisa masuk biara, sehingga Sang Lama membangunkan sebuah kuil kecil untuk Darshi Lhamo di luar biara, menjadi Bodhimanda bagi bhavana Darshi Lhamo.
Darshi Lhamo pun menjadi Dharmapala agama Buddha, dan banyak umat yang berdoa memperoleh adhisthananya, segala permohonan tidak ada yang tidak terjawab, terutama permohonan dalam hal rezeki, dan Darshi Lhamo termasyhur karena dapat membuat umat kaya mendadak, baik itu harta utama atau harta sampingan, maupun harta tak terduga, semua bisa diperoleh berkat anugerahnya. Darshi Lhamo menjadi semakin termasyhur dan pemujanya semakin banyak.
Dharmaraja Lian Sheng mengatakan, Darshi Lhamo berbhavana dan telah memiliki pencapaian, dalam bhavana Tao disebut sebagai Guixian, dengan kata lain, hantu yang berbhavana hingga menjadi Xian. Ada sangat banyak tingkatan Xian ini, di antaranya, yang paling mulia adalah Jin’xian, dan di antara Jin’xian, yang tertinggi adalah Daluo Jinxian, seperti Mahadewi Yaochi, Donghua Dijun, semua adalah yang tertinggi di antara para Jinxian.
Dalam upacara hari ini, banyak siswa yang bersaksi atas kontak batin, di antaranya adalah kehadiran puluhan ribu Darshi Lhamo, yang menganugerahkan permata tujuh warna, cahaya emas, pasir emas, yang memenuhi angkasa dan permukaan bumi.
Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, Beliau setiap hari membaca Sutra Raja Agung, setiap hari bersadhana, setiap hari menulis, tidak pernah berhenti sehari pun, justru karena konsistensi dan ketekunan ini, keuletan untuk terus maju, baru bisa menerbitkan 306 buku, serta mencapai keberhasilan penjelmaan memenuhi seluruh penjuru dunia, banyak siswa yang memperoleh penampakan Dharmakaya Mahaguru Lian Sheng, antara lain di Chengdu, Hong Kong, Malaysia, Eropa, Amerika, bahkan di Afrika, ini semua merupakan hasil dari bhavana sejati.
Kekayaan yang sesungguhnya bukan pada memiliki berapa banyak emas, perak, dan permata di dunia ini, melainkan keberhasilan Dharma. Setelah berbhavana mencapai Kebuddhaan, alam semesta adalah milik Anda. Jangan lupa di dunia ini sungguh banyak insan yang menderita, Dharmaraja Lian Sheng sendiri telah melepas Rainbow Vila untuk dijadikan sebagai tempat ibadah, kelak Taman Arama Zhenfo, Arama Nanshan juga akan disumbangkan, demi membantu insan. Ketahuilah bahwa segala sesuatu di dunia ini hanya sesaat, tidak ada siapa pun di dunia ini yang bisa membawa serta bahkan satu batang jarum pun, kemakmuran dunia hanya sesaat, sedangkan keberhasilan Dharma Buddha adalah abadi.
Di kala tubuh ini masih ada, saya terus bersadhana demi memberi manfaat bagi semua makhluk; Di saat tubuh jasmani sudah tiada, saya akan menjelmakan tubuh maya tak terhingga banyaknya demi melindungi segenap siswa Zhenfo. Asalkan Anda bersungguh-sungguh membaca Sutra dan bersadhana, maka Dharmakaya saya pasti melindungi Anda, ibarat awan, angin, air, bumi, matahari, rembulan, bintang, dan konstelasi, ada di sisi Anda.
Upacara Agung Musim Gugur Tahunan usai dengan sempurna dan manggala.
Segenap anggota Seattle Ling Shen Ching Tze Temple dengan sepenuh hati bersembah puja kepada Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng, serta menyampaikan rasa terima kasih setinggi-tingginya kepada segenap Dharmaduta, tamu agung, dan umat Sedharma yang berpartisipasi dan mendukung, serta berterima kasih atas bantuan dari segenap sukarelawan.