18 Oktober 2025 Pujabakti Sadhana Bodhisatwa Ksitigarbha di Seattle

18 Oktober 2025 Pujabakti Sadhana Bodhisatwa Ksitigarbha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

Liputan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)

Pada hari Sabtu, 18 Oktober 2025, bertempat di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺), Dharmaraja Lian Sheng memimpin pujabakti Sadhana Istadewata Bodhsiatwa Ksitigarbha (Dizangwang Pusa/地藏王菩薩), kemudian menganugerahkan pemberkatan nikah kepada sepasang mempelai: Lianhua Ming Liang (蓮花明亮) dan Lianhua Yi Yin (蓮花誼茵). Dengan disaksikan oleh segenap hadirin, pemberkatan nikah pun sempurna dan manggala.

Mulacarya Lian Sheng Berdharmadesana: Pemberkatan nikah ini sangat manggala, nidananya sangat baik, dalam Tantra, nidana yang baik, akan menghasilkan sebab dan akibat yang baik. Kelak Irwan (Lianhua Ming Liang) dan Feliciana (Lianhua Yi Yin), setelah memiliki keturunan, semua pihak kakek dan nenek akan sangat bersukacita, saat itu semua sempurna. Merestui mereka supaya segera melahirkan putra dan putri yang mulia, makin banyak makin baik.

Dalam aktivitas di luar, keduanya saling membantu, sehingga segala persoalan bisa diatasi, saya harap lancar dan manggala, berkat adhisthana Buddha dan Bodhisatwa, segalanya sempurna. Kelak mereka juga berbakti kepada ayah dan ibunya, baik itu orang tua mempelai laki-laki, maupun orang tua mempelai perempuan, semua wajib dihormati.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa bertanya: Dalam karya tulis, Buddha Guru mengungkapkan bahwa bencana yang diakibatkan oleh asusila dan cara mengatasinya. Dalam tanya-jawab, Buddha Guru juga mengungkapkan untuk menggunakan aktivitas kerja, supaya diri sendiri menjadi sibuk dan letih, hingga tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal asusila, gunakan metode transformasi. Siswa sangat ingin berpantang seks, tetapi selalu saja tidak berhasil mentransformasikannya, mengakibatkan kemurungan, dalam keseharian pun tidak bersemangat. Siswa pernah memantapkan niat untuk menjaga sila, tapi akhirnya melanggar sila, siswa sungguh galau, apakah masih bisa tertolong? Semoga Buddha Guru mengasihani, dan memberi pertolongan, mengajarkan bagaimana meloloskan diri dari nafsu berahi.

Dharmaraja Lian Sheng menjawab:
Pria dan wanita pada umumnya, kadang dalam pikirannya akan muncul, dan metode yang saya ajarkan adalah transformasi. Buku yang terbaru saya terbitkan (keterangan peliput: “Abhijna Kreatif”), di dalamnya ada kiat-kiat Sadhana Anasrava, bacalah bagaimana mentransformasikan bindu dalam Sadhana Anasrava, sebab asusila itu merugikan.

Bagaimana mentransformasikan hasrat? Visualisasi di tengah angkasa, wujud Istadewata tampak agung, ada di hadapan Anda, manunggal dengan Anda, Anda sendiri menjadi Istadewata. Anda telah manunggal dengan Istadewata, menghasilkan daya, ini adalah titik beratnya, dengan munculnya daya, Anda bisa mentransformasikan hasrat.

Orang yang meninggalkan kehidupan duniawi, mengutamakan kesucian dalam waktu lama, demi melawan pikiran yang lain, berbhavana dalam kesucian. Tubuh, ucapan, dan pikiran diri sendiri, sepenuhnya manunggal dengan tubuh, ucapan, dan pikiran Istadewata, segalanya berlindung pada Istadewata.

Ada satu lagi yang sangat penting. Jika Anda adalah seorang tantara, sama seperti saya yang masuk sekolah ketentaraan, menjalani kehidupan bersama satu regu, setiap hari, selain belajar, perlu latihan fisik, tinggal di barak yang sama. Ini adalah pengaruh lingkungan, yang dapat menghentikan kebiasaan buruk.

Siswa bertanya:
Setelah melanggar sila, yang menyebabkan merusak samaya, apakah ini artinya siswa kehilangan silsilah Zhenfo?

Dharmaraja Lian Sheng menjawab:
Asalkan Anda bertobat dengan tulus, kemudian tidak lagi melanggarnya, maka Anda masih memiliki silsilah Zhenfo Zong.

◎ Pengulasan Sutra Surangama, Bab 3

"Lebih lanjut, Ananda, menurut pemahamanmu."

Arya Ananda, Anda juga tahu.

"Indra penciuman dan penciuman merupakan syarat bagi munculnya kesadaran penciuman."

Hidung disebut indra penciuman, sedangkan bau wangi adalah objek wewangian, berkat dua kondisi ini, sehingga muncul kesadaran hidung, ini disebut kesadaran penciuman.

"Namun, apakah kesadaran ini muncul dari indra penciuman?"

Apakah kesadaran penciuman dihasilkan oleh hidung? Sesungguhnya bukan. Hanya punya hidung saja, tanpa bebauan, kesadaran juga tidak akan muncul.

"Atau, apakah ia muncul dari penciuman?"

Atau dihasilkan oleh wangi? Juga bukan, sebab jika tanpa hidung, tidak akan tahu apa itu bau wangi.

“Ananda, andaikan ia berasal dari hidung. Menurut pendapatmu, hidung seharusnya dianggap sebagai apa?"

Jika muncul dari hidung, maka kesadaran yang muncul dalam batin Anda, menjadikan apa sebagai hidungnya? Apakah itu dihasilkan oleh hidung? Apakah menjadikan hidung sebagai eksistensinya?

"Haruskah kita menganggapnya sebagai bagian tubuh yang berbentuk seperti sepasang cakar? Atau haruskah kita menganggapnya sebagai indra yang menyadari sifat-sifat berbagai bau?"

Bau wangi itu bergerak, hidung tidak bergerak.

"Misalkan kita menganggap hidung sebagai bagian tubuh yang berbentuk seperti sepasang cakar. Namun, hidung merupakan bagian dari indra tubuh, yang menyadari objek sentuhan. Yang termasuk dalam indra tubuh bukanlah indra hidung, dan indra tubuh merasakan objek sentuhan. Tak akan ada lagi yang disebut 'indra hidung'. Bagaimana mungkin kesadaran hidung didasarkan padanya? Jika hidung adalah indra yang menyadari bau, lalu sekali lagi, menurut pendapatmu, apa yang menyadarinya? Apakah itu bagian tubuh yang berbentuk seperti sepasang cakar? Jika ya, maka sudah wataknya untuk menyadari objek sentuhan. Tidak mungkin indra hidung lah yang menyadari bau. Misalkan ruanglah yang menyadari bau-bauan. Jika ruang itu sendiri sadar, maka bukan bagian tubuhmu yang akan sadar. Dalam hal ini, ruang, mengingat ia sadar, pastilah dirimu, dan tubuhmu tidak akan memiliki kesadaran. Maka engkau, Ananda, tidak akan berada di sini sekarang sama sekali. Misalkan, bau-bauanlah yang sadar. Jika kesadaran benar-benar merupakan fungsi dari bau-bauan, bagaimana Anda bisa terlibat? Jika hidung Andalah yang menghasilkan bau-bauan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, maka bau-bauan tersebut tidak akan berasal dari dupa cendana atau dari airavana yang berbau busuk. Jika bau-bau itu tidak berasal dari kedua hal tersebut, maka jelaslah hidung Anda sendirilah yang memiliki bau. Entah bau tersebut menyenangkan atau tidak menyenangkan."

Sesungguhnya dari mana asal kesadaran penciuman? Apakah dari hidung? Bukan, sebab tanpa bebauan, mana mungkin kesadaran itu muncul dari hidung? Jika ada bau wangi, tanpa adanya hidung, juga tidak bisa menghasilkan kesadaran penciuman. Buddha terus menanyakannya, apakah kesadaran penciuman dihasilkan oleh hidung? Atau dihasilkan oleh wangi? Semua bukan.

Kesadaran penciuman terbentuk karena kondisi hidung dan bau wangi, tetapi kesadaran penciuman lahir di mana? Ia kesadaran yang lahir dari tubuh Anda, memang benar, tetapi, dia muncul di bagian mana? Apakah dari kaki? Dari tangan? Dari kulit? Dari jantung? Semua bukan, sehingga walau sudah diungkapkan seharian, kesadaran penciuman, hidung, dan wewangian, semua sunya, semua tanpa inti.

Airavana adalah sejenis pohon di India, bunganya sangat indah, tetapi pohon itu sangat busuk, jika ada pohon seperti ini, maka sekitarnya akan tercium bau busuk, oleh karena itu sering digunakan untuk melambangkan kerisauan batin. Cendana berbau wangi, sama seperti cendana, kayu cendana merepresentasikan Bodhi.

"Jika menyenangkan, pasti tidak menyenangkan, dan jika tidak menyenangkan, itu tidak mungkin menyenangkan. Jadi, jika memang bau-bauan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, yang sadar, maka semestinya Anda memiliki dua hidung."

Yang busuk bukan wangi, yang wangi bukan busuk, jika pada saat yang sama Anda bisa mencium wangi dan busuk, maka Anda seorang diri semestinya punya dua hidung.

"Saya bertanya kepada dua orang Ananda, mana yang merupakan tubuh Anda?"

Pada saat yang sama, mencium wangi dan bau busuk, ada dua hidung, berarti ada dua Arya Ananda, jika demikian, siapa yang benar-benar tubuh Anda?

"Jika hanya memiliki satu hidung, yang tidak mungkin berbau busuk dan harum, maka jika bau-bauan memang sadar, bau busuk pastilah harum menjadi berbau busuk. Keduanya tidak akan memiliki sifat
sendiri. Lalu, atas dasar apakah kesadaran-hidung itu didasarkan? Jika kesadaran-hidung muncul dari bau-bauan. Jika demikian halnya, maka sebagaimana indra mata dapat melihat segala sesuatu kecuali dirinya sendiri, demikian pula kesadaran-hidung, jika muncul dari bau-bauan, tidak mungkin menyadari bau-bauan. Karena menyadari bau-bauan, ia tidak mungkin muncul dari bau-bauan tersebut; dan jika bagaimanapun ia tidak menyadari bau-bauan, ia bukanlah kesadaran-hidung."

"Lagipula, karena bau-bauan tidak memiliki kesadaran, elemen penyusun kesadaran-hidung tidak dapat muncul dari bau-bauan tersebut; dan jika ia memilikinya, kesadaran tidak dapat menyadari bau-bauan. Oleh karena itu, kesadaran-hidung tidak dapat muncul dari bau-bauan. Akhirnya, karena tidak ada tempat yang berada di antara suatu daya, yang internal, dan objeknya, yang eksternal, maka kesadaran-hidung pada akhirnya pastilah sebuah distorsi dan ilusi. Oleh karena itu, perlu Anda ketahui bahwa daya-hidung dan bau-bauan tidak dapat menjadi syarat bagi munculnya kesadaran-hidung, karena tidak satu pun dari ketiga unsur ini: daya-hidung, bau-bauan, dan kesadaran-hidung, memiliki eksistensi yang independen. Pada dasarnya, mereka tidak muncul dari sebab dan kondisi; mereka juga tidak muncul dengan sendirinya."


Antara wangi dan bau, tidak ada batasannya, sebab wangi bisa menjadi bau, bau juga bisa menjadi wangi. Oleh karena itu, indra penciuman, dan objek indra berupa wangi dan bau, kesadaran penciuman, semua tanpa inti, bukan dihasilkan oleh sebab dan kondisi, bukan pula ada dengan sendirinya.

Tujuan Buddha Sakyamuni membabarkan ini semua, sama seperti yang dibabarkan dalam Sutra Hati: "Tiada mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran; Tiada rupa, suara, bebauan, cita rasa, sentuhan, dan dharma; Tiada eksistensi mata, hingga tiada eksistensi kesadaran, tiada avidya, dan tiada berakhirnya avidya." semua ini tanpa inti, Sutra Hati sudah mengungkapkannya dengan sangat jelas.

Apa itu yang memiliki pribadi? Bagaimana berbhavana? Yaitu, menggunakan yang tanpa inti, seperti mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran, rupa, suara, bebauan, cita rasa, sentuhan, dan dharma untuk berbhavana, dan pada akhirnya merealisasikan Batin Sejati Terang nan Luhur. Inilah makna Sutra Surangama. "Karena tiada suatu yang diperoleh, Bodhisatwa." karena tiada suatu yang diperoleh, maka Anda bisa mencapai keberhasilan Bodhisatwa, memperoleh Batin Sejati Terang nan Luhur.

Usai Dharmadesana yang istimewa dan berharga, Dharmaraja Lian Sheng menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada siswa baru, kemudian menggunakan vyajanacamara untuk mengadhisthana segenap hadirin, semua penuh sukacita Dharma.

------------------------

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#BodhisatwaKsitigarbha
Istadewata pujabakti Sabtu depan, #BhagavatiCundi

請佛住世長壽佛心咒 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。