9 November 2025 Upacara Homa Jambhala Kuning di Rainbow Temple
Liputan TBSN Lianhua Yun Shen (蓮花云紳)
Pada 9 November 2025, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) dengan tulus mengundang Dharmaraja Lian Sheng, untuk memimpin Upacara Homa Jambhala Kuning (Huangcaishen/黃財神). Usai upacara, Dharmaraja bersama segenap hadirin menyerukan tiga kali “Makmur seketika!” yang membangkitkan semangat para hadirin. Dharmaraja terlebih dahulu mengumumkan bahwa Istadewata upacara minggu depan adalah Tathagata BhaiṣajyaMulacarya (Yaoshi Rulai/藥師如來).
Kemudian Dharmaraja memperkenalkan Istadewata upacara kali ini, yaitu Jambhala Kuning, yang juga adalah Vaisravaṇa dari arah utara, penguasa Uttarakuru, tinggal di Istana Kristal, dan merupakan salah satu dari Catur Maharajika. Pariwara Beliau mencakup raksasa dan yakṣa.
Dharmaraja secara khusus mengungkapkan: “Ketika sadhaka Zhenfo melakukan persembahan ameṛta, gatha yang dirapal adalah: ‘Burung Garuḍa, para makhluk halus di alam liar, para raksasa dan Hariti, semuanya terpuaskan oleh ameṛta.’ Yang disebut rakṣasa dan Hariti, sebagian dari mereka adalah pariwara dari Catur Maharajika. Jadi ketika Anda mempersembahkan kepada rakṣasa dan Hariti, Anda juga mempersembahkan kepada pariwara dari Empat Raja Langit. Raja Vaisravaṇa mengetahui bahwa sadhaka rajin memberikan persembahan kepada rakṣasa dan Hariti, maka Ia pun bergembira dan menganugerahkan rezeki.”
Dharmaraja juga secara khusus menyebutkan bahwa di Jepang, pada ziarah 88 wihara di Shikoku, terdapat sebuah wihara bernama Kotohira-gu, yang memuja Jambhala Kuning.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Pertanyaan siswa dari Malaysia:
“Siswa telah lama bersadhana, tetapi tidak kunjung mengalami kontak batin. Ada seorang Acarya yang menjelaskan bahwa sadhaka Tantra seperti bejana Dharma, yang terbagi menjadi tiga: bejana benar, bejana rusak (po fa qi), dan bejana tertutup. Mungkin pada kehidupan sekarang atau kehidupan lampau siswa telah melakukan pelanggaran berat (seperti melanggar Sumpah Samaya atau melakukan Lima Perbuatan Durhaka), siswa menjadi bejana yang rusak atau tertutup, sehingga rintangannya sangat berat dan sulit untuk kontak yoga.
Acarya tersebut kemudian mengajarkan siswa untuk merapal ‘Mantra Sataksara Krodha dan melatih ‘Ritual Mandi Bunga Putih’ untuk purifikasi.
Namun hingga kini, siswa telah menyelesaikan perapalan tiap-tiap mantra hati seratus ribu kali. Bersadhana sudah lebih dari sepuluh tahun. Merapal Sutra Satya Buddha pun hampir satu tahun. Namun tetap tidak ada kontak yoga sedikit pun, bahkan tidak pernah bermimpi bertemu MahaMulacarya Lu, bahkan tidak ada kontak batin sedikit pun, seperti sepotong kayu.”
Mohon MahaMulacarya Lu berwelas asih memberi petunjuk:
1. Apa yang dimaksud sadhaka adalah ‘bejana benar, bejana rusak, dan bejana tertutup’? Bagaimana mengubah bejana rusak atau bejana tertutup menjadi bejana benar?
2. Siswa telah merapal Mantra Sataksara Krodha sepuluh ribu kali (jauh melebihi dua ratus kali Sadhana Purifikasi yang diajarkan oleh MahaMulacarya), dan telah melatih Ritual Mandi Bunga Putih, namun tetap tidak ada kontak batin. Masih seperti sepotong kayu. Apakah Mantra Sataksara Krodha memiliki versi pendek? Siswa bersedia merapal versi pendek untuk memurnikan rintangan.”
Dharmaraja Lian Sheng menjawab:
“Bejana benar adalah yang tidak pecah dan tidak tertutup; arus Dharma dari Istadewata, Mulacarya, dan para Buddha Bodhisatwa, dapat masuk ke dalamnya dan memenuhi, itu disebut bejana benar. Yang disebut bejana tertutup berarti bejana itu tertutup, sehingga arus Dharma tidak dapat masuk. Bejana rusak berarti bejananya sudah pecah, ada retakan sehingga air akan bocor. Seberapa pun arus Dharma dituangkan, tetap saja mengalir keluar.”
“Bagaimana cara mengubah bejana rusak dan bejana tertutup menjadi bejana benar? Sangat mudah. Bejana tertutup cukup buka tutupnya, maka arus Dharma akan masuk. Bejana rusak tinggal direkatkan dengan lem kuat, jadilah bejana benar. Satu diperbaiki, satu dibuka.
Mantra Sataksara pada dasarnya adalah metode pertobatan, ia mengubah semua rintangan karma menjadi sunya. Ketika Anda melafalkan Mantra Sataksara, terutama pada tahap awal bhavana, pertobatan dilakukan dengan sering merapalnya, dapat membersihkan diri. Karena pada akhirnya Mantra Sataksaraakan berubah menjadi sunya, yakni mengubah rintangan karma menjadi sunya. Bila Anda tidak memiliki rintangan karma, itu berarti Anda adalah bejana benar.”
Dharmaraja melanjutkan: “Sebenarnya perihal kontak batin itu sulit dibicarakan. Ada orang seumur hidup tidak pernah memiliki kontak batin. Ada yang kontak batinnya cepat, tetapi kontak batin cepat tidak berarti pasti berhasil. Tidak mengalami kontak batin juga tidak berarti tidak akan berhasil.
Menurut pandangan saya, karena Anda sudah berlatih Tantranyana, seharusnya jalannya paling cepat, paling langsung, bahkan dalam satu kehidupan bisa mencapai Kebuddhaan. Secara umum, dalam aliran eksoterik, butuh tiga asankhyeya-kalpa untuk menjadi Buddha, waktunya sangat lama. Tetapi dalam Tantra, tidak semua orang pasti memiliki kontak batin.
Mungkin saja, siswa Malaysia yang bertanya ini adalah bejana rusak atau bejana tertutup. Mungkin juga sebenarnya Anda adalah bejana benar, hanya saja ‘kulitmu’ lebih tebal, kurang peka. Ada orang yang punya kepekaan alami, sehingga sangat cepat mendapat kontak batin; ada pula yang sangat lambat. Faktanya, Anda sudah mengumpulkan banyak jasa kebajikan, meskipun tidak ada kontak batin. Jasa kebajikan dalam dirimu sudah sangat tinggi. Tidak perlu setiap orang harus memiliki kontak batin!”
“Jadi menurut saya, ada kontak batin atau tidak, itu perkara lain. Selama Anda melakukan sadhana harian dengan benar, bisa melihat atau tidak melihat, ada rasa atau tidak ada rasa, itu urusan lain. Justru mengalami sensasi kadang merepotkan, karena terlalu banyak sensasi membuatmu tidak tahu harus bagaimana. Beberapa orang bahkan terlalu banyak kontak batin sampai masuk rumah sakit jiwa!”
“Hidup kita harus normal seperti orang biasa. Jika Anda memiliki kontak batin, anggap saja sebagai referensi atau dorongan. Karena ada kontak batin, Anda semakin rajin. Jika karena tidak ada kontak batin Anda justru semakin rajin, itu juga hal yang baik! Jadi meskipun Tantra dikatakan membawa kontak batin lebih cepat, jangan terikat pada kontak batin!”
“Saya berpikir demikian. Karena siswa ini mampu membina diri dengan tekun seperti itu, meskipun seperti sepotong kayu, kayu pun bisa menyalakan api, bisa terbakar menjadi api, memancarkan cahaya!”
◎ Pengulasan Sutra Surangama, Bab 3:
“Lihatlah tanah: bentuk kasarnya adalah bumi, bentuk halusnya adalah debu. Hingga ke debu mikro antar ruang, uraikan partikel paling kecil tersebut , ia terdiri dari tujuh bagian. Uraikan lagi antar ruang itu, maka itu adalah kesunyataan. Ananda, bila antar ruang itu diuraikan menjadi angkasa, ketahuilah bahwa angkasa melahirkan rupa dan bentuk. Anda sekarang bertanya: karena perpaduan, maka lahirlah berbagai bentuk transformasi di dunia.”
Pengulasan Dharmaraja: “Sekarang Anda melihat tanah: yang kasar menjadi bumi; yang halus menjadi debu. Uraikan debu itu menjadi tujuh bagian, itulah debu antar-ruang, debu yang sangat kecil, debu terkecil adalah kesunyataan. Ananda, jika debu terkecil itu adalah angkasa, maka Anda tahu bahwa angkasa dapat melahirkan rupa. Debu itu berkumpul dan menghasilkan berbagai perubahan di dunia.”
“Anda perhatikan sebutir debu antar-ruang ini: menggunakan berapa banyak angkasa hingga ia dapat terbentuk? Seharusnya debu antar-ruang tidak terbentuk dari penggabungan debu antar-ruang lain. Dan lagi, bila debu antar-ruang diuraikan menjadi angkasa, berapa banyak rupa yang dibutuhkan untuk membentuk angkasa? Bila rupa bergabung, gabungan rupa bukanlah angkasa. Bila angkasa bergabung, gabungan angkasa bukanlah rupa. Rupa masih dapat diuraikan; bagaimana angkasa dapat digabungkan? Anda sebenarnya tidak mengetahui bahwa dalam Tathagatagarbha, hakikat rupa adalah benar-benar sunya, hakikat sunya benar-benar rupa, murni sejak awal, memenuhi seluruh Dharmadhatu. Sesuai batin makhluk, sesuai kapasitas pengetahuan, sesuai karma, maka tampaklah berbagai fenomena. Dunia yang tidak memahami hal ini, bingung oleh sebab dan kondisi, dan keberadaan dengan sendirinya adalah kesadaran batin, semua itu hanyalah pikiran yang membedakan. Semua hanya ucapan tanpa makna sejati.’”
Pengulasan Dharmaraja:
“Sekarang Anda melihat debu terkecil ini, apa yang membuatnya terbentuk? Tidak ada! Bukannya debu-mikro kecil berkumpul lalu menjadi sesuatu. Jika ingin menjadi sunya, sampai seberapa kecil debu itu harus diuraikan baru bisa menjadi sunya? Dan bagaimana menggabungkan kesunyaan agar debu itu menjadi rupa? Maka kesunyaan adalah kesunyaan, rupa adalah rupa. Bagaimana kesunyaan bisa digabung?”
“Anda tidak memahami bahwa dalam Tathagatagarbha, hakikat rupa adalah benar-benar sunya. Dalam Tathagatagarbha, yang disebut rupa adalah sunya, dan sunya adalah rupa, murni sejak awal, memenuhi seluruh Dharmadhatu.”
“Sesuai batin dan karma makhluk hidup, berbagai fenomena muncul. Dunia tidak mengetahui hal ini, salah mengira bahwa fenomena timbul dari sebab dan kondisi atau ada dengan sendirinya, padahal semua itu hanya pikiran pembeda. Semua penjelasan itu tidak memiliki makna sejati.”
“Sebenarnya dalam Sutra Hati sudah dibahas: rupa adalah sunya, sunya adalah rupa, rupa tidak berbeda dari sunya, sunya tidak berbeda dari rupa. Sutra Surangama juga membahas hal ini: dalam Tathagatagarbha, seluruh rupa juga merupakan pancaran dari Batin Sejati Terang nan Luhur. Seluruh sunya juga pancaran dari Batin Sejati Terang nan Luhur. Tidak bisa dihitung, tidak dapat dijelaskan, tidak ada makna lain. Bukan lahir dari sebab dan kondisi, bukan pula ada dengan sendirinya.”
“Dalam Batin Sejati Terang nan Luhur terdapat sunya sejati dan keberadaan nan luhur. Sunya sejati dan keberadaan nan luhur adalah satu, semuanya merupakan perwujudan Batin Sejati Terang nan Luhur. Inilah makna bagian ini.”
“Buddha Sakyamuni membahas tentang tanah: tanah sesungguhnya tidak dapat dijelaskan. Berapa banyak butiran pasir di bumi? Berapa banyak pasir di Sungai Gangga? Berapa banyak pasir di seluruh bumi? Tidak dapat dijelaskan. Saya bertanya: berapa banyak debu? Itu pun tidak dapat dijelaskan. Debu halus sampai paling halus, apakah itu sunya? Bukan. Ia tetap adalah sesuatu! Berapa banyak sunya harus ditumpuk agar menjadi seorang manusia? Tidak mungkin! Sunya digabungkan dengan sunya tetaplah sunya. Oleh karena itu, bukan sifat sebab dan kondisi, bukan pula ada dengan sendirinya.”
“Penjelasannya demikian. Bagian ini menjelaskan tanah: yang berat menjadi bumi, yang ringan menjadi debu. Debu diurai menjadi yang paling kecil disebut debu antar-ruang. Apakah debu antar-ruang dapat menjadi sunya? Debu antar-ruang diurai sepenuhnya tetap debu antar-ruang. Namun pada akhirnya, Buddha mengatakan: Tathagatagarbha adalah murni sejak awal, memenuhi seluruh Dharmadhatu. Itu adalah yang sejati. Dalam Tathagatagarbha, hakikat rupa benar-benar sunya, hakikat sunya benar-benar rupa, rupa tidak berbeda dengan sunya, sunya tidak berbeda dengan rupa; murni sejak awal, memenuhi seluruh Dharmadhatu. Kalimat-kalimat ini yang lebih penting.”
Usai Dharmadesana, semua memberikan tepuk tangan meriah sebagai ungkapan terima kasih. Kemudian Dharmaraja turun dari Dharmasana dan menyapa para siswa daring, serta memberikan Abhiseka Sadhana Jambhala Kuning kepada segenap hadirin. Upacara pun berakhir dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#JambhalaKuning
Istadewata Homa Minggu depan #BuddhaBhaisajyaguru