16 November 2025 Upacara Homa Buddha Bhaisajyaguru di Rainbow Temple

16 November 2025 Upacara Homa Buddha Bhaisajyaguru di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Li Hua (蓮花麗樺)

Pada tanggal 16 November 2025, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, dengan tulus mengundang Dharmaraja Lian Sheng memimpin Upacara Homa Buddha Bhaisajyaguru (Yaoshifo/藥師佛). Usai Homa sempurna, Dharmaraja memberitahukan bahwa hari Minggu depan, tanggal 23 November 2025, diselenggarakan Upacara Homa Vidyaraja Acalanatha Panca Warna (Wuse Budong Mingwang/五色不動明王), serta dalam Dharmadesana mengungkapkan daya Vidyaraja Acalanatha dalam menyingkirkan rintangan, rahasia penjelmaan Mahadewi Yaochi yang melampaui batas antara negeri Han dan Tibet, prinsip Dharma mengenali berbagai fenomena bardo, serta pengalaman pribadi mengenai rumah berhantu.

Maha Sadhana Vidyaraja Acalanatha Panca Warna
Melindungi Lima Penjuru dan Menebas Rintangan Mara

Dharmaraja mengumumkan bahwa pada hari Minggu depan, tanggal 23 November 2025, jam 3 sore, akan digelar Upacara Homa Vidyaraja Acalanatha Panca Warna. Dharmaraja menekankan, sadhana ini perlu visualisasikan lima arah: timur, selatan, barat, utara, dan tengah, yang masing-masing dilindungi oleh Acalanatha dalam berbagai warna yang berbeda. Tingkat keistimewaanya sama-sama merupakan Maha Sadhana dalam Tantra seperti Sadhana Tantra Panca Mandala Sapta Buddha Bhaisajyaguru.

Dharmaraja juga secara khusus memperkenalkan urutan pengundangan dalam mandala Sala Vajra Vidyaraja di Rainbow Temple:

Tengah: Vajra Yamantaka.
Sisi kanan: Mahottara Heruka
Sisi kiri: Hevajra.
Sisi luar: Panca Maha Vidyaraja (Penjelmaan Panca Dhyani Buddha), Asta Maha Vidyaraja (Penjelmaan Asta Maha Bodhisatwa).
Dharmapala: Vidyaraja Acalanatha (Wujud Cakra Sasana Tathagata Mahavairocana) dan segenap Dewa Dharmapala.

Menyaksikan Keampuhan Dharma Pedang Mestika

Mengapa Vidyaraja Acalanatha sangat penting? Dharmaraja Lian Sheng membagikan pengalaman keampuhan Dharma yang sungguh dahsyat. Dharmaraja menuturkan, di tengah jala cahaya, menghadapi datangnya kerumunan, roh jahat yang tak terhitung banyaknya datang untuk mencelakai, mendadak Dharmapala Vidyaraja Acalanatha muncul.


Dharmaraja menggambarkan: “Pedang Vidyaraja Acalanatha berputar seperti baling-baling, terus berputar, terus berputar, memenggal kepala semua roh jahat yang datang menyerang.” Kepala roh jahat yang terpenggal menumpuk laksana gunung, darah yang mengalir deras laksana air sungai. Ini membuktikan daya wibawa Vidyaraja Acalanatha dalam menyingkirkan rintangan, oleh karena itulah Dharmaraja Lian Sheng sangat menjunjung tinggi Vidyaraja Acalanatha.

Rahasia Mandala Dharmaraja

Dalam Dharmadesana, Dharmaraja mengungkapkan urutan pujana dalam ruang sadhana pribadi Beliau, yaitu di ruang konsultasi, di tempat tinggal, dan di ruang sadhana, Vidyaraja Acalanatha menjadi Dharmapala utama.

Ruang Konsultasi di Taman Arama:

Urutan pengundangan: Terlebih dahulu mengundang Mahadewi Yaochi, kemudian mengundang makhluk suci yang lain, seperti: Bodhisatwa Avalokitesvara, para Dewi atau Dakini, kemudian dilanjutkan mengundang makhluk suci lainnya.

Dharmapala: Vidyaraja Acalanatha.

Istadewata konsultasi: Pingala Kumara.

Mandala di Arama Nanshan:
Tengah: Vajra Mahabala
Kanan: Vajra Yamantaka
Kiri: Vidyaraja Acalanatha
Di sekeliling: Tara Bhaisajyaraja, Guru Padmasambhava, dan Vajra Kalacakra.
Di samping Vidyaraja Acalanatha: Saraswati, Mahadewi Yaochi Agung, Guru Yesus Kristus, dan Hevajra.

Di perpustakaan memuja:
Termasuk Krishna, Krodha Kali, Mahadewi Yaochi, Guru Padmasambhava, Vajrasattva, Vajra Yamantaka, Vidyaraja Acalanatha, Dewa Bumi, Pohon Sarana, Buddha Adharma, Yeshe Tsogyal, dan lain-lain.

Di bagian yang paling dalam: Mahadewi Yaochi Agung, Buddha Nagesvararaja, Dewa Rezeki, Buddha Kalacakra, Vajra Vyaghravaktra dan lain-lain.

Mata Mahadewi Yaochi Bergerak Semua Doa Pasti Dijawab

Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan interaksi keseharian dengan Mahadewi Yaochi Sepuluh Ribu Tangan Buddha dan Mata Tak Terhingga yang dipuja di kediaman. Dharmaraja mengungkapkan, bola mata Mahadewi Yaochi ini hidup, bisa bergerak, mengetahui isi hati insan.

Setiap malam, sebelum tidur, Dharmaraja pasti berbincang dengan Mahadewi Yaochi, entah itu mengenai persoalan besar negara, maupun persoalan pribadi seperti kesehatan, Mahadewi Yaochi menjawab semuanya. Dharmaraja memberi contoh: “Memohon supaya saat tidur di malam hari ini bisa manggala.”, “Tulang dan otot di sekujur tubuh jangan sampai ngilu-ngilu.”, “Jangan sampai tumbuh sesuatu yang tidak baik pada lambung, usus, maupun organ dalam tubuh lainnya.”, “Jangan lagi menderita gatal-gatal.”, “Kaki jangan terkilir.”, dan berbagai permohonan lainnya, Mahadewi Yaochi berwelas asih menyanggupi, melindungi Dharmaraja sehat sentosa, membuktikan daya welas asih Mahadewi Yaochi yang pasti menjawab tiap doa yang dipanjatkan dengan tulus.

Satu Sumber Bangsa Han dan Tibet
Dharmakaya Maha Hadir

Mengenai silsilah akar yang bersumber dari Mahadewi Yaochi, Dharmaraja Lian Sheng memberikan berbagai pembuktian, mengungkapkan rahasia bahwa penjelmaan Mahadewi Yaochi tak terhingga banyaknya:

Dharmaraja Lian Sheng menunjukkan hasil laporan penelitian mengenai suku di Gansu, bahwa Mahadewi Yaochi atau Maharani Barat dari Tiongkok, memiliki jalinan yang sangat erat dengan Tantra Tibet. Ibu dari Raja Gesar, serta Bunda Sesepuh perintis Drikung Kagyu: Achi Chokyi Drolma, semua dipandang sebagai titisan Mahadewi Yaochi.

Dharmaraja menjelaskan prinsip utama mengapa Mahadewi Yaochi bermanifestasi menjadi ribuan bahkan puluhan ribu nama: Setelah seorang yang merealisasikan Tao membangkitkan Bodhicitta, batin-Nya bahkan bisa menempel pada debu yang paling halus di ruang. Tempat di mana ada ruang, ada debu, termasuk di di bulan dan planet mars, maka Dharmakaya ada di sana, yang sanggup membimbing tiap makhluk sesuai dengan kondisi masing-masing.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab

Pertanyaan siswa dari Malaysia:
Siswa punya permohonan dan pertanyaan terkait mendiang suami siswa yang meninggal dunia baru-baru ini, mohon bantuan dan petunjuk Mulacarya Lian Sheng.

1. Bagaimana cara memastikan bahwa seseorang telah terlahir di alam suci atau masih ada di alam bardo? Jika ada di alam bardo, apakah kesadaran rohnya ada pada lokasi di mana abunya disemayamkan? Dan setelah diseberangkan, bagaimana cara mengetahui apakah penyeberangan arwah tersebut berhasil membuat mendiang terlahir di alam suci?
2. Jika semasa hidupnya mendiang tidak percaya kepada Dewa dan Buddha, dan jika kita merapal Nama Buddha di sampingnya, apakah ini bisa membuat Buddha Amitabha hadir menjemputnya?
3. Apakah tubuh bardo pasti melalui 49 hari? Apakah baru bisa terlahir kembali di hari ke-49? Apakah penyeberangan setelah 49 hari tidak bermanfaat?
Terima kasih atas petunjuk Mulacarya Lian Sheng.

Dharmaraja Lian Sheng memberi jawaban yang sangat mendetail:

Cara memastikan kelahiran di alam suci:
Yaitu, paras wajah membocorkan rahasia langit. Dharmaraja menunjukkan, fitur wajah pada foto bisa memberitahukan daya karma semasa hidup. Bagi yang penuh kebajikan, wajahnya akan welas asih, dan bagi yang keras hati akan tampak keras dan kaku, bagi yang jahat akan memancarkan cahaya kebengisan. Melalui pengamatan wajah, digabungkan dengan memohon petunjuk Buddha dan Bodhisatwa (Mahadewi Yaochi), bisa dengan akurat mengetahui apakah mendiang terlahir di Negeri Buddha, atau terjerumus ke dalam tumimbal lahir, atau masih ada di alam bardo.

Tubuh Bardo yang Mengembara

Roh Penjaga Jenazah:
Jika mendiang sangat melekat pada tubuhnya, maka kesadaran rohnya akan terus menjaga di sekitar abu jenazahnya.

Roh Pelindung:
Jika mendiang tidak sanggup merelakan keluarga, seperti anak dan cucu, maka kemungkinan bisa menjadi roh pelindung.

Bardo Pengembara:
Dharmaraja mencontohkan Sanmao, yaitu seorang penulis tersohor. Setelah Sanmao meninggal dunia, karena karakternya semasa hidup, maka ia pun menjadi seperti lagu yang ditulisnya sendiri: “Pohon Zaitun”, yaitu mengembara.

Dharmaraja pernah menyaksikan sendiri tubuh bardo Sanmao di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, dan berbincang dengannya, dan mengetahui bahwa ia mengembara sampai ke sana karena ingin mengunjungi kawan lama, dan akhirnya Dharmaraja menyeberangkannya naik ke atas bahtera Dharma.

Persoalan Sukar Perihal Mereka yang Tidak Punya Sraddha pada Buddha

Bagi yang semasa hidup tidak punya keyakinan terhadap Buddha, sekalipun setelah meninggal dunia, orang di sekelilingnya merapal doa, Dharmaraja berterus terang bahwa hasilnya akan terbatas.

Perumpamaan: Buddha Amitabha ibarat magnet besar, dan jika dalam hati mendiang tidak ada Buddha (tidak punya gaya tarik menarik), diumpamakan sebatang kayu yang tidak mungkin bisa ditarik oleh magnet. Hanya dengan membangun sraddha semasa hidup, baru bisa saling berkontak batin.

Rumah Berhantu

Dharmaraja mengungkapkan pengalaman di masa muda, saat tinggal di Komunitas Yixin di Taiping, Taichung. Saat itu, Dharmaraja Lian Sheng melakukan eksorsime kepada beberapa penderita gangguan jiwa, dan meringkus makhluk halus ke dalam botol. Saat pindah rumah, botol itu tertinggal di rumah lama, membuat rumah tersebut menjadi rumah hantu yang sangat terkenal, sampai sekarang pun tidak ada orang yang berani menetap di sana, pintu utama digembok dan di dalamnya ditumbuhi rumput liar.

Penjelmaan Tanpa Batas Buddha Bhaisajyaguru dan Bodhisatwa

Dharmaraja membahas Istadewata hari ini, pernah saat berada di Gyeongju Korea, Beliau berjumpa dengan Buddha Bhaisajyaguru, dengan Bodhisatwa Suryaprabha dan Candraprabha, serta 12 Yaksa Dewa Senapati, beserta segenap pariwara.

Dharmaraja mengungkapkan, Dharmakaya Bodhisatwa tak terhingga banyaknya, oleh karena itu, Bodhisatwa yang sama, pada saat yang sama bisa muncul di alam suci timur Buddha Bhaisajyaguru, dan sekaligus di alam suci barat, Buddha Amitabha, ini tidak mengherankan. Sama seperti Mahadewi Yaochi, Beliau sanggup dengan nirmanakaya tak terhingga banyaknya memenuhi dunia, bahkan dalam Buddhisme Tibet juga ada titisan Mahadewi Yaochi (contoh: Achi Chokyi Drolma dari Drikung Kagyu), ini merupakan kesamaan dari arus Dharma para Buddha dan Bodhisatwa.

Dua Belas Ikrar Agung Buddha Bhaisajyaguru

Dharmaraja menekankan 12 ikara agung Buddha Bhaisajyaguru yang dapat secara menyeluruh menghasilkan berbagai manfaat lokiya maupun lokuttara bagi insan:

Berikar supaya semua makhluk terbebas dari derita sakit, sehat sentosa, tenteram, dan enam indra sempurna.

Berikrar supaya mereka yang kelaparan dapat memperoleh makanan, bagi yang telanjang dapat memperoleh pakaian, tidak kekurangan harta, dan terbebas dari berbagai bencana akibat pemimpin lalim dan perampokan.

Berikrar supaya semua makhluk tekun dalam Mahayana, menjaga sila kemurnian, terbebas dari jerat ajaran sesat dan Dewa Mara, menapaki pandangan benar.

Buddha Bhaisajyaguru bahkan memiliki ikrar agung untuk mentransformasikan wujud (seperti: mengubah perempuan menjadi laki-laki)

◎ Pengulasan Sutra Surangama, Bab 3

“Ananda, sifat air itu berubah-ubah, tidak selalu mengalir maupun selalu tenang. Perhatikan para guru pertapa Kapila, Cakra, Padma, dan Hasta, beserta para ahli sihir agung lainnya di kota Sravasti. Pada malam-malam yang cerah dengan bulan purnama bersinar, para ahli sihir ini masing-masing mengangkat mangkuk ke arah bulan untuk mengumpulkan air yang mengandung saripati bulan, dan air ini mereka campurkan dengan ramuan halusinasi mereka."

"Apakah airnya keluar dari mangkuk? Apakah airnya sudah ada karena melekat di luar angkasa? Atau apakah airnya berasal dari bulan? Misalkan, Amanda, air itu berasal dari bulan. Jika cahaya bulan yang datang dari jarak sejauh itu dapat menyebabkan air keluar dari mangkuk, maka saat melintasi jarak tersebut, cahaya itu akan menyebabkan air keluar dari pohon-pohon yang dilewatinya. Lalu apa perlunya mangkuk itu? Tetapi karena air tidak keluar dari pepohonan, jelaslah bahwa air tersebut sebenarnya tidak berasal dari bulan."

“Misalkan air itu berasal dari mangkuk. Maka air akan mengalir keluar dari mangkuk sepanjang waktu. Apa perlunya menunggu bulan purnama yang terang di tengah malam? Misalkan air berasal dari angkasa. Karena angkasa tak berbatas, air pun seharusnya tak berbatas. Maka langit dan dunia manusia akan tenggelam dalam banjir besar. Lalu apa yang akan terjadi pada makhluk yang bergerak di darat, di air, dan di udara?"

“Pertimbangkan hal ini lebih lanjut dengan saksama. Bulan bergerak di langit. Si penyihir mengangkat mangkuk untuk menampung air. Dari mana sebenarnya air itu berasal? Bulan dan mangkuk berjauhan; keduanya tidak dapat bersentuhan dan tidak dapat menyatu. Namun, mustahil air tercipta dengan sendirinya. Kalian belum tahu bahwa, dalam Tathagatagarbha, hakikat sejati unsur utama air identik dengan hakikat sejati kesunyataan. Hakikat sejati unsur utama air pada dasarnya murni dan tersebar di seluruh Dharmadhatu. Sejauh mana makhluk menyadari hakikat sejati itu bergantung pada kapasitas pemahaman mereka."

"Seseorang memegang sebuah mangkuk di satu tempat dan air keluar di sana dan di mana pun di seluruh Dharmadhatu, mangkuk tersebut dapat dipegang sehingga air akan keluar. Karena air dapat ditemukan di mana saja di dunia, bagaimana mungkin ia terbatas pada satu tempat tertentu? Faktanya, unsur utama air menjadi nyata bagi makhluk hidup sesuai dengan karma mereka. Manusia biasa, dalam ketidaktahuan mereka, secara keliru menganggap bahwa unsur utama air muncul karena sebab dan kondisi, atau bahwa ia muncul dengan sendirinya. Ini adalah perbedaan dan konstruksi yang dibuat oleh pikiran sadar. Semua itu hanyalah kata-kata, tanpa makna."

Dharmaraja menunjukkan, substansi air adalah “ berubah-ubah, tidak selalu mengalir maupun selalu tenang”, tidak ada bentuk dan tempat berdiam yang tetap, dan ini telah menantang kemelekatan akar ketamakan insan di dunia akan materi.

Dalam Sutra, Buddha menggunakan logika yang sangat mendetail untuk pembuktian, secara penuh membalikkan pandangan salah insan yang menganggap bahwa air tergantung pada sumber eksternal, serta untuk menyanggah kaum tirthika kala itu, yang melakukan sihir untuk memperoleh air dari bulan, bola kristal dan angkasa.

Dharmaraja Lian Sheng menjelaskan, “Sang Buddha menunjukkan: Jika air berasal dari bulan yang demikian jauhnya, maka air pasti akan merata memenuhi semua, akan tercurah dan mengalir kepada bumi dan hutan. Jika air dihasilkan oleh bola kristal, maka semestinya, siang dan malam, air terus mengalir keluar tanpa henti dari bola kristal tersebut. Jika air dihasilkan oleh angkasa, dan karena angkasa tak bertepi, maka dunia akan ditenggelamkan oleh air bah, dan makhluk hidup tidak akan bisa melanjutkan kehidupan. Beberapa pendapat tersebut membuktikan bahwa air bukan terbentuk dari perpaduan sebab dan kondisi, atau ada dengan sendirinya, melainkan merupakan hasil dari kesadaran batin insan di dunia yang mengenalinya demikian.

Di akhir, Dharmaraja menyimpulkan bahwa kebenaran final dari sifat air hanya bisa diperoleh dari dalam Tathagatagarbha. Yang dikatakan dalam Sutra: “Hakikat sejati unsur utama air identik dengan hakikat sejati kesunyataan, hakikat sejati kesunyataan identic dengan hakikat sejati air.”

Substansi air bukan nyata ada, melainkan kesunyataan sejati, tetapi kesunyataan sejati tidak merintangi fungsi menakjubkan dari air. Dharmaraja menggunakan contoh dari kehidupan sehari-hari: Butiran embun di pagi hari, yang ada di atas dedaunan, bukan berasal dari air hujan, pun bukan dari pohon atau daun itu sendiri, melainkan karena “pada angkasa pada hakikatnya ada sifat air”. Sifat air, sifat api, bahkan keempat elemen utama, adalah murni dan alamiah, berasal dari Batin Sejati Terang nan Luhur, yang muncul mengikuti batin insan. Oleh karena itu, jawaban yang sesungguhnya bukan pada mencari ke luar, melainkan mencerahi bahwa diri ini satu hakikat dengan Dharmadhatu, yaitu Tathagatagarbha yang Maha Hadir.

Usai Dharmadesana, segenap hadirin bertepuk tangan meluapkan rasa terima kasih mereka kepada Dharmaraja Lian Sheng. Selanjutnya, Dharmaraja turun dari Dharmasana untuk menyapa siswa yang berpartisipasi melalui siaran langsung daring, kemudian dilanjutkan dengan menganugerahkan Abhiseka Sadhana Buddha Bhaisajyaguru kepada segenap siswa yang hadir di lokasi secara langsung. Upacara pun usai dengan sempurna.

------------------------

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BuddhaBhaisajyaguru
Istadewata Homa Minggu depan #VidyarajaAcalanathaPancaWarna

請佛住世長壽佛心咒 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。