23 November 2025 Upacara Homa Vidyaraja Acalanatha Panca Warna

23 November 2025 Upacara Homa Vidyaraja Acalanatha Panca Warna di Rainbow Temple

Liputan TBSN Lianhua Yun Shuang (蓮花韻霜)

Pada tanggal 23 November 2025, Dharmaraja Lian Sheng hadir di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) untuk memimpin Upacara Homa Vidyaraja Acalanatha Panca Warna (Wuse Budong Mingwang/五色不動明王). Usai upacara, Dharmaraja memberitahu semua: Hari Minggu depan, 30 November 2025, pukul 3 sore, di Rainbow Temple, akan memimpin Upacara Homa Mahadewi Yaochi Wanfoshou Wujiyan (Mahadewi Yaochi Berlengan Buddha Puluhan Ribu dan Bermata Tanpa Batas/萬佛手無極瑤池金母).

Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, di rumah Beliau memuja satu rupang Mahadewi Yaochi Wanfoshou Wujiyan, kontak batinnya sangat kuat. Mata Beliau bisa menilai insan, seolah hidup. Kadang saat persembahan bunga di altar sudah kering, Beliau bisa mengingatkan Dharmaraja untuk menggantinya dengan yang baru.

Beberapa waktu lalu, Dharmaraja batuk hingga hampir dua bulan lamanya, sebelum upacara, tidak kunjung sembuh, dan setelah mohon petunjuk Mahadewi Yaochi, memperoleh petunjuk supaya sebelum tidur, mengulum sesendok bubuk obat warna putih, lakukan selama tiga hari, akhirnya batuknya sembuh.

Beliau juga memberi petunjuk kepada Dharmaraja mengenai apa yang semestinya dimakan. Seorang kawan memberikan sebuah obat berharga, disimpan selama setahun dan hampir kedaluwarsa, setelah Mahadewi Yaochi mengingatkan, Dharmaraja meminta kepada Acarya Lian Xi dan Lian Yan untuk mengeluarkannya, dan Dharmaraja pun mengonsumsinya sebanyak satu butir setiap pagi dan malam. Hingga kini, hendak makan apa pun, Dharmaraja akan terlebih dahulu mohon petunjuk Mahadewi Yaochi Wanfoshou Wujiyan.

Beliau juga bisa menjelaskan jodoh antara seseorang dengan Dharmaraja, bahkan memberikan nilai. Dari hal kecil seperti batuk, hingga hal besar seperti kondisi di dunia, seperti arah masa depan Tiongkok, Jepang, dan Taiwan, Beliau memberitahu Dharmaraja Lian Sheng.

Pratima Mahadewi Yaochi Wanfoshou Wujiyan yang dipuja di rumah Dharmaraja Lian Sheng berukuran sangat besar, hingga hampir mencapai langit-langit, sangat agung. Mata-Nya seolah menembus hati insan, sehingga setiap malam, Dharmaraja melapor dengan khidmat kepada-Nya, memohon supaya bisa tidur nyenyak, dan tubuh sehat tidak berpenyakitan, supaya pencernaan lancar. Mahadewi Yaochi juga senantiasa berwelas asih menyanggupi. Saat Gurudara tidak nyenyak tidurnya, Dharmaraja melapor, keesokan harinya Gurudara bisa tidur lebih nyenyak.

Mengenai usia, Dharmaraja sudah bertanya beberapa kali, dan jawaban Mahadewi Yaochi selalu sama. Jika hendak ingin memperpanjang usia, Beliau mengatakan: “Harus melakukan kebajikan yang sangat besar.”

Minggu depan, kita akan menyelenggarakan Upacara Homa Mahadewi Yaochi Wanfoshou Wujiyan. Dharmaraja menghormati Mahadewi Yaochi ini dengan sebutan Nomor Satu di antara semua Mahadewi Yaochi, setiap malam berdoa kepada-Nya, mohon petunjuk, tidak pernah terputus barang sehari pun. Urusan besar kenegaraan seperti hubungan antara Tiongkok dan Jepang, dan masa depan Tiongkok dan Taiwan, Mahadewi Yaochi selalu mengungkapkan dengan sangat jelas, tetapi Dharmaraja tidak boleh membocorkannya, sebab urusan besar bisa membuat gundah hati umat manusia, tidak boleh sembarang bicara.

Membahas perihal Gurudara, Dharmaraja mengungkapkan: Sekarang Gurudara tidak bisa naik pesawat, sebab kadang kondisi tubuhnya baik, dan kadang memburuk. Saat membaik, hanya mengalami kurangnya keseimbangan. Saat memburuk, bahkan untuk berjalan, atau untuk mengambil sumpit, atau untuk makan pun tidak ada tenaga. Dalam sehari akan kambuh beberapa kali, membuat Dharmaraja benar-benar menyadari ketidakkekalan, duka, dan sunya. Akan tetapi, Gurudara tetap kuat.

Dharmaraja Lian Sheng mengenang, di masa muda, Gurudara bisa memperbaiki lampu, sepeda motor, alat elektronik, membersihkan ruang bawah tanah, bisa melakukan segala hal, pemberani, dan tidak pernah menangis. Dharmaraja merasa bahwa Gurudara seperti ibu di kehidupan lampau, terus menjaga Beliau. Bahkan di mana pun tempat persembunyian tabungan pribadi, tidak bisa lolos dari pengamatan Gurudara.

Dharmaraja mengatakan: Ketabahan Gurudara membuat kita merasa malu terhadap diri sendiri, berdiri di hadapannya akan merasa diri ini sangat kecil.

Vidyaraja Acalanatha sangat agung, ikrar-Nya:

Melihat Tubuh-Ku, membangkitkan Bodhicitta.
Mendengar Nama-Ku, berhenti berbuat jahat dan tekun dalam kebajikan.
Menyimak Sabda-Ku, memperoleh kebijaksanaan agung.
Mengetahui Hati-Ku, menjadi Buddha dalam tubuh saat ini.

Kontak batin Acalanatha Panca Warna sangat jelas, di hari upacara bahkan muncul lima ekor rusa, dan sangat sesuai dengan Acalanatha lima arah dan lima warna. Di timur berwarna biru, barat berwarna putih, utara elemen air berwarna hitam, selatan elemen api berwarna merah, dan tengah elemen tanah berwarna kuning.

Vidyaraja Acalanatha bisa menyempurnakan santika, paustika, abhicaruka, dan menyingkirkan rintangan. Mantra Nawa Aksara dipadukan dengan Mudra Empat Vertikal Lima Horizontal: “Lin, bing, dou, zhe, jie, chen, lie, zai, qian.” Kekuatannya sangat besar, saat berhadapan dengan roh yang menempel atau ilmu teluh, asalkan membentuk mudra, mengeluarkan pedang, menggambar Empat Vertikal Lima Horizontal, maka hawa jahat akan langsung buyar. Yang paling penting adalah: “Mengetahui Hati Acalanatha menjadi Buddha dalam tubuh kini.”

Pada ruang tamu Dharmaraja, di sisi naga, pratima yang pertama adalah Vidyaraja Acalanatha, di tengah adalah Vajra Mahabala, di sisi macan adalah Vajra Yamantaka. Selain itu, altar Dharmaraja juga sama, di sisi naga adalah Vidyaraja Acalanatha, di belakangnya adalah Guru Padmasambhava. Saat memberi layanan konsultasi, hal kecil maupun besar, memperoleh petunjuk dari Mahadewi Yaochi, urusan besar mohon petunjuk Mahadewi Yaochi, urusan kecil dari Pingalakumara.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab

Pertanyaan dari Lianhua Meng Hua di Taiwan:
Sepenuh hati bersembah puja kepada Mahaguru Lu, mohon petunjuk Mahaguru, jika seringkali perlu bekerja dengan menguras pikiran dalam waktu lama, ditambah hal-hal receh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak bisa setiap hari fokus merapal nama Buddha dan menjapa mantra, sebelum tidur, melakukan Sadhana Tidur Dalam Cahaya, sampai di tengah langsung tertidur, apakah ada metode lagi untuk membantu supaya dalam mimpi kita masih bisa mengendalikan diri untuk merapal mantra dan nama Buddha? Menguasai mimpi? Atau mengetahui bahwa alam mimpi adalah palsu dan menguasai mimpi? Terima kasih Mahaguru.

Dharmaraja tertawa menjawab:
Pertanyaan ini lebih baik ditanyakan kepada Shuang Lian.

Dharmaraja tahu bahwa Meng Hua sangat akrab dengan Shuang Lian. Tiap kali Dharmaraja kembali ke Taiwan dan menghadiri undangan santap bersama, Meng Hua selalu mencari informasi jelas, bahkan akan menghubungi Shuang Lian untuk datang bersama menunggu Dharmaraja, dan setelah Dharmaraja selesai bersantap bersama, mereka ikut menerima adhisthana jamah kepala. Selama bertahun-tahun selalu demikian.

Dalam mimpinya, Shuang Lian bisa merapal nama Buddha dan menjapa mantra. Tiap kali mengalami mimpi buruk, begitu dia merapal Mantra Hati Guru atau Mantra Hati Dharmapala, suasana mimpi langsung ditransformasikan. Karena setiap hari dia bersadhana, dayanya meresap mendalam ke dalam hati, dan dengan konsisten sungguh-sungguh bersadhana dan memperoleh pembuktian, bisa merapal mantra dalam mimpi adalah hal yang alamiah.

Menekuni Sadhana Tidur Dalam Mimpi sampai separuh, cahaya belum muncul, sudah tertidur, ini menandakan daya samadhinya tidak cukup, sehingga tentu saja dalam mimpi sukar untuk mengendalikan diri untuk merapal nama Buddha dan mantra. Ini perlu dilatih dalam keseharian.

Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita, dalam segala aktivitas, seperti berpakaian, makan, menetap, dan berkegiatan, semua adalah bhavana. Fokus saat bekerja juga adalah latihan pemusatan perhatian. Saat hendak makan, lakukan penyeberangan dan persembahan. Saat hendak berpakaian, merapal mantra menjadi simabandhana. Saat berjalan juga bisa sambil merapal mantra. Siswa yang membuka usaha restoran, atau yang bekerja di dapur, bisa terus merapal Mantra Penyeberangan. Saat mencari nafkah, bisa terus merapal Mantra Dewa Rezeki. Saat tidur bisa menekuni Sadhana Tidur Dalam Cahaya.

Jika dalam keseharian bisa fokus bersadhana dan sepenuh hati merapal, membuat perapalan mantra meresap mendalam ke dalam hati, lama-kelamaan dengan sendirinya dalam mimpi bisa merapal mantra, bisa menguasai mimpi, sama seperti Shuang Lian.

Ini adalah jawaban untuk pertanyaan dari Lianhua Meng Hua.

◎ Pengulasan Sutra Surangama

Ananda, hakikat ruang adalah tak kasat mata. Ia hanya dapat dikenali dengan adanya objek-objek kasat mata. Perhatikan, misalnya, bagaimana para Brahmana—misalnya, klan Bharadvaja—dan para Ksatria, Waisya, Sudra, dan Candala di kota Sravasti menggali sumur untuk mencari air ketika mereka membangun tempat tinggal baru, karena kota itu jauh dari sungai. Ketika mereka menggali tanah sedalam satu kaki, ruang akan terlihat di dalam sumur sedalam satu kaki. Ketika mereka menggali tanah sedalam sepuluh kaki, ruang akan terlihat di dalam sumur sedalam sepuluh kaki. Seberapa banyak ruang yang dapat dikenali bergantung pada seberapa banyak tanah yang telah digali. Nah, apakah ruang di dalam sumur terbentuk dari tanah? Apakah terbentuk karena penggalian? Atau terbentuk dengan sendirinya?

Ananda, misalkan ruang di dalam sumur muncul dengan sendirinya, tanpa sebab. Lalu, mengapa di tempat sumur akan digali, tidak ada ruang sebelum tanah digali? Mengapa seseorang hanya dapat melihat daratan padat, yang tidak dapat dilewati? Misalkan ruang di dalam sumur muncul dari tanah. Maka ketika tanah digali, ruang seharusnya terlihat masuk ke dalam sumur. Jika tidak ada ruang yang masuk saat tanah keluar, bagaimana mungkin ruang di dalam sumur dikatakan muncul dari tanah? Tetapi jika ruang tidak keluar dari tanah untuk masuk ke dalam sumur, maka tanah dan ruang harus terikat bersama tanpa ada perbedaan di antara keduanya. Lalu, mengapa, ketika tanah digali, ruang tidak ikut keluar bersamanya?

Misalkan ruang di dalam sumur muncul karena penggalian. Maka penggalian seharusnya mengeluarkan ruang dari sumur, bersama dengan tanah. Tetapi jika ruang tidak muncul dari penggalian, maka hanya tanah yang akan tergeser. Lalu, mengapa ruang muncul? Pertimbangkan hal ini lebih lanjut dengan saksama; Pertimbangkanlah dengan saksama dan cermat. Penggali sumur memilih tempat yang tepat untuk menggali. Tanah keluar saat sumur digali. Namun bagaimana dengan ruang? Bagaimana ia muncul? Tanah yang dikeluarkan adalah materi padat, sementara ruang tidak berwujud, sehingga keduanya tidak dapat berfungsi bersama. Keduanya tidak dapat diagregasi atau digabungkan satu sama lain. Namun, tidak mungkin ruang muncul dengan sendirinya, tanpa sebab apa pun.

“Mengingat bahwa hakikat dasar ruang bersifat maha-pervasif dan tidak bergerak, engkau harus tahu bahwa hakikat sejati tanah, air, api, dan angin — yang, bersama dengan ruang, dapat kita anggap sebagai lima unsur utama — sepenuhnya saling menyatu. Dalam hakikat dasar mereka, semuanya adalah satu dengan Matriks Sang Tathagatagarbha, tidak muncul maupun lenyap. Ketika kita membahas empat unsur utama pertama, Ananda, engkau tidak memahami bahwa pada dasarnya mereka adalah Tathagatagarbha; Oleh karena itu, engkau masih perlu merenungkan apakah ruang unsur utama dapat keluar dari sumur yang telah digali dan apakah ruang dapat masuk ke dalam sumur tersebut.

“Engkau sama sekali gagal menyadari bahwa ruang unsur utama melekat dalam Matriks Tathagata dan identik dengan hakikat sejati kekosongan. Hakikat sejati ruang unsur utama pada dasarnya
murni dan meluas ke seluruh Alam Dharma. Sejauh mana makhluk menyadari hakikat sejati itu bergantung pada kapasitas pemahaman mereka. Sebagaimana ketika sebuah sumur digali, ruang muncul di dalamnya, Ananda, demikian pula ruang akan muncul di sumur mana pun yang digali di mana pun di sepuluh penjuru. Karena ruang ada di mana-mana di sepuluh penjuru, bagaimana mungkin ia terbatas pada satu tempat tertentu? Faktanya, ruang unsur utama menjadi nyata bagi makhluk sesuai dengan karma mereka. Dalam ketidaktahuan mereka, makhluk-makhluk di dunia ini secara keliru menganggap bahwa ruang muncul dari sebab dan kondisi atau bahwa ia muncul dengan sendirinya. Ini adalah perbedaan dan konstruksi yang dibuat oleh pikiran sadar. Itu hanyalah kata-kata, tanpa makna.”


Wahai Ananda, sekarang yang akan diulas adalah sifat angkasa. Angkasa tidak berbentuk, dan entah seberapa besarnya. Hingga saat ini, para ilmuwan di seluruh dunia, tidak bisa menjawab di mana batas tepi angkasa.

Dharmaraja bersenandung:
"Aku telah bertanya kepada awan di atas laut, dan aku telah bertanya kepada matahari terbenam di cakrawala, di manakah tepian laut, di manakah ujung langit?

Di mana kah tepian samudra? Di mana kah ujung angkasa?
Tidak ada yang tahu, angkasa tidak bertepi, tanpa ujung, tanpa bentuk.

Sang Buddha memberi satu contoh sederhana: Di dalam Sravasti, orang-orang dari kasta berbeda yang datang menetap, semua wajib menggali sumur untuk mendapatkan air, menggali satu inchi, muncul angkasa satu inchi, menggali 3,3 meter, muncul angkasa 3,3 meter.

Masalah pun datang:
Apakah angkasa baru ada karena menggali tanah?
Apakah dihasilkan oleh tanah?
Apakah digali oleh alat?
Semua bukan.

Saat menggali tanah, Anda tidak melihat angkasa masuk, tidak melihat angkasa keluar. Pada dasarnya, angkasa bukan lahir dari mana, juga bukan lenyap dari mana, dia sama sekali tidak punya arah, tidak di dalam, pun tidak di luar.

Oleh karena itu Buddha mengatakan:
Tanah, air, api, angin, dan angkasa, kelima elemen utama ini pada dasarnya adalah Tathagatagarbha, sempurna melingkupi segalanya, pada hakikatnya tidak lahir pun tidak binasa.

Hanya saja insan tidak sadar, menyangka dikarenakan sebab dan kondisi, atau ada dengan sendirinya bukan karena perpaduan, keliru menyangka angkasa bisa datang, pergi, keluar, dan masuk, sesungguhnya hanya batin yang membedakan.

Seperti sebuah sumur, di dalam sumur ada angkasa. Angkasa juga bisa memeluk sumur. Angkasa sepuluh penjuru adalah Tathagatagarbha, mana mungkin ada bentuk pasti? Mana mungkin ada tepian?

Anda lihat langit, sebesar apa? Tidak ada yang tahu. Ada orang yang mengatakan seratus matahari, hanya saja mata jasmani kita tidak bisa melihatnya.

“Langit bundar, bumi persegi” ini bukan atribut nyata, langit bukan benar-benar bundar, bumi juga bukan persegi. Gunung dekat, bulan jauh, sehingga mengira bulan berukuran kecil. Jika mata sebesar angkasa, maka akan tahu bahwa bulan sangat besar.

Dalam Sutra Amitabha, Sang Buddha membabarkan, dari dunia ini, ke Sukhavatiloka barat, perlu melewati 10,000,000,000,000 Buddhaksetra, jarak yang demikian luar biasa, dan ini sudah diketahui oleh Sang Buddha sejak 2600 tahun lampau. Dari sini kita bisa mengetahui betapa luasnya angkasa, tak bertepi, tidak bercorak, tidak dilahirkan, tidak binasa, tidak persegi, tidak bundar, tidak bisa diperoleh, tidak bisa dijadikan sandaran, hanya dapat dipahami dalam kesadaran luhur.

Singkat kata, angkasa tidak berbentuk, tanpa atribut, tidak pernah lahir, tidak pernah binasa, tidak bundar, tidak persegi, tidak terperikan, tetapi sungguh ada.

Usai Dharmadesana yang sangat menarik, Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Vidyaraja Acalanatha Panca Warna kepada segenap hadirin, upacara pun usai dengan sempurna.

------------------------

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#VidyarajaAcalanathaPancaWarna
Istadewata Homa Minggu depan #Wanfoshouwujiyanyaochijinmu

請佛住世長壽佛心咒 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。