29 November 2025 Pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Amitabha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)
Pada Sabtu, 29 November 2025, Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih memimpin pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Amitabha (Amituofo/阿彌陀佛) dan melanjutkan pengulasan Sutra Surangama. Cuaca memasuki musim dingin, namun bara semangat keempat kelompok siswa tidak kunjung lenyap, diringi oleh suara merdu Mantra Hati Padmakumara, menyambut kehadiran Dharmaraja Lian Sheng di arena pujabakti.
Pujabakti pun usai dengan sempurna dalam lingkupan cahaya adhisthana Mulacarya Lian Sheng. Dilanjutkan dengan upacara kelulusan Lokakarya Biksu dan Biksuni Period eke-39. Dharmaraja mengatakan, salah satu Biksu yang bernama Lian Wa (蓮㼘法師) berasal dari Thailand, yang merupakan negara agama Buddha, dan agama Buddha dipimpin oleh pemerintah Thailand, oleh karena itu, secara khusus memberikan persetujuan kepadanya untuk menggunakan Tata Ritual Thailand dan Tata Ritual Zhenfo, dengan demikian bisa membimbing lebih banyak insan. Dharmaraja Lian Sheng berharap supaya Zhenfo Zong bisa berkembang baik di Thailand. Empat anggota Sangha yang lulus hari ini adalah Biksu, kita berharap supaya para Biksu kelak bisa memimpin keluarga besar Zhenfo Zong.
Dharmaraja Lian Sheng mengingatkan, Upacara Agung Musim Semi, tanggal 21 Maret 2026 kelak, Drashi Lhamo masih sebagai Istadewata transmisi sadhana, dan akan ditransmisikan Sadhana Rahasia Makmur Mendadak Drashi Lhamo. Drashi Lhamo memberitahu Mahaguru Lu: “Babarkanlah Sadhana Rahasia Makmur Mendadak.” Dengan adanya Sadhana Hati rahasia ini, semua orang yang berpartisipasi bisa memperoleh kemakmuran mendadak. Drashi Lhamo telah membuat banyak orang menang lotre, sejak upacara bulan September tahun ini, transmisi perdana Drashi Lhamo, ada sekitar sepuluh orang yang memberitahu Mahaguru Lu bahwa mereka sudah makmur mendadak. Di antaranya, ada siswa dari Taiwan, Indonesia, Malaysia, dan Singapura, bahkan ada yang memuat dalam surat kabar: “Terima kasih atas anugerah makmur mendadak dari Mahaguru Lu kepada saya.”
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Umat bertanya:
Kiat dhyana-samadhi yang ditransmisikan oleh Dharmaraja Lian Sheng adalah: “Satu hati tak kacau, tak tergoyahkan.” Saya umpamakan seperti janin, meski bergerak, tetapi tidak bergerak, tidak kacau, pun bukan tidak kacau, mohon petunjuknya, apakah menggunakan prinsip ini sebagai dasar memasuki samadhi diperbolehkan?
Dharmaraja menjawab:
Kiat dhyana-samadhi ada banyak, dalam Sutra Surangama ada 25 Bodhisatwa, yang menggunakan berbagai metode untuk masuk samadhi, satu hati dan tidak kacau, maksudnya bukan sama sekali tidak ada pikiran, melainkan tidak melekat pada pikiran, biarkan dia datang dan pergi. Pikiran insan awam seperti air terjun, seperti ombak samudra, sedangkan pikiran sadhaka, seperti air danau yang tenang. “Satu hati tak kacau, tak tergoyahkan.” Sama seperti air dalam sebuah kolam, tiada angin, tiada ombak, tidak bertambah, pun tidak berkurang, sangat tenang, inilah samadhi. Sedangkan janin, tetap mengalami pengaruh luar, dan kondisi batinnya bukan satu hati tak kacau, bukan pula tak tergoyahkan, sebab saat ibu minum air panas, bayi juga bisa merasakan panas, saat ibunya minum air dingin, janin juga bisa merasakan dingin.
Siswa bertanya:
Ada ungkapan: “Saat aku belum lahir, siapa aku, setelah aku lahir, siapa aku?” Ini sama seperti janin, lahir berarti tidak lahir, tidak lahir berarti lahir, apakah ini benar?
Dharmaraja menjawab: Ini adalah kalimat dalam sekte Ch’an, disebut merenungkan, dan setelah menemukan jawabannya, Anda akan mencerahi Sang Jalan. Di saat lahir, Buddha Sakyamuni mengatakan: “Di surga dan di bumi, Aku yang utama.” Kata “Aku” di sini, bukan menunjuk pribadi Buddha Sakyamuni, melainkan menunjuk pada Sifat Mula, yaitu Buddhata. Sebelum aku lahir, Anda adalah Buddhata, setelah aku lahir, masih Buddhata.
Sebab, segala fenomena dunia, semua adalah manifestasi dari Batin Sejati Terang nan Luhur. Meski ada tubuh jasmani, ada nama, ada marga, tetapi bukan aku yang sesungguhnya, segala yang merupakan perpaduan dari empat elemen utama, semua adalah palsu, semua akan lapuk. Oleh karena itu, dua kalimat dalam sekte Ch’an ini, tidak ada hubungannya dengan janin.
◎ Pengulasan Sutra Surangama
Sang Buddha melandaskan pada yang disebutkan dalam Sutra Hati: "Tiada mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran; tiada rupa, suara, bebauan, cita rasa, sentuhan, dan dharma; tiada caksurdhatu, hingga tiada manas dan vijnanadhatu." Sekarang membahas caksurdhatu, esok hari akan membahas manasdhatu dan vijnanadhatu.
"Ananda, engkau tidak akan menyadari secara visual"
Buddha Sakyamuni memberitahu Arya Ananda, kesadaran visual, pendengaran, dan kognitif, pada dasarnya tiada.
"kecuali ruang dan objek-objek visual hadir."
Karena Anda telah melihat dunia materi, melihat ruang, sehingga Anda bisa melihat sesuatu.
"Misalnya, engkau sekarang berada di Jetavana."
Seperti saat ini Anda berada di Jetavana.
"Tempat terang di pagi hari dan gelap di sore hari."
Saat bangun tidur di pagi hari, melihat matahari terbit, melihat cahaya, dan di saat malam, menjadi gelap.
"Terang di tengah malam ketika bulan purnama terbit, tetapi gelap ketika tidak ada bulan."
Sampai tengah malam, jika bulan sangat terang, Anda masih bisa melihat cahaya-cahaya, jika tidak ada bulan, maka semua akan gelap.
"Pada saat-saat ini, engkau dapat membedakan terang dan gelap karena kesadaran visualmu."
Anda bisa melihat adanya cahaya, atau melihat gelap. Sebab Anda memiliki kesadaran visual, pendengaran, dan kognitif, sehingga Anda bisa membedakan.
"Apakah kesadaran visualmu identik dengan terang dan gelap dan dengan elemen akasa (ruang)? Apakah terpisah dari keduanya? Apakah identik dengan keduanya sekaligus terpisah dari keduanya? Apakah tidak identik dengan keduanya maupun terpisah dari keduanya?"
Kesadaran visual, pendengaran, dan kognitif Anda, dan cahaya, kegelapan, ruang, apakah semua adalah identik? Atau bukan identik? Apakah sama? Atau berbeda? Apakah tidak sama? Atau sama?
"Ananda, jika kesadaran visualmu pada dasarnya identik dengan terang, gelap, dan akasa. Namun, perhatikan terang dan gelap: masing-masing lenyap di hadapan yang lain. Ketika gelap, ia bukanlah terang, dan ketika terang, ia bukanlah gelap."
Arya Ananda, kesadaran visual, pendengaran, dan kognitif Anda, jika ketiganya adalah identik, maka cahaya dan kegelapan akan bersama, juga bersama dengan ruang, mereka berpadu. Namun, jelas-jelas demikian, di saat gelap, tidak ada cahaya, di saat terang, tidak ada gelap.
"Oleh karena itu, jika kesadaran visualmu identik dengan gelap, ia akan lenyap ketika terang. Jika identik dengan terang, ia akan lenyap ketika gelap."
Jika jadi satu dengan kegelapan, maka cahaya pun tidak ada. Jika melihat cahaya, maka gelap pun lenyap.
"Setelah lenyap, bagaimana ia bisa melihat gelap atau terang? Dan bagaimana mungkin ia identik dengan terang dan gelap, jika keduanya tidak hadir pada saat yang bersamaan, sedangkan kesadaran visual tidak muncul dan tidak lenyap?"
Yang Anda katakan sebagai penglihatan, kesadaran visual, pendengaran, dan kognitif, tidak dilahirkan, tidak binasa. Ketiganya, dengan terang dan gelap, dan ruang, bukan berpadu bersama.
"Misalkan kesadaran visual Anda tidak identik dengan cahaya atau kegelapan. Lalu, tanpa cahaya, kegelapan, dan ruang, dapatkah Anda menentukan atribut apa yang mungkin dimiliki kesadaran visual Anda, dengan sendirinya? Tanpa cahaya, kegelapan, dan ruang, kesadaran visual seperti ini tidak akan mungkin seperti kura-kura berbulu atau kelinci bertanduk."
Dalam ruang, Anda menganalisis kesadaran visual, pendengaran, dan kognitif Anda. Jika Anda meninggalkan cahaya, kegelapan, dan ruang, maka tidak ada kesadaran visual, pendengaran, dan kognitif. Kura-kura tidak berbulu, kelinci tidak bertanduk, oleh karena itu, ini berarti tidak ada suatu apa pun.
"Oleh karena itu, tanpa cahaya, kegelapan, dan ruang, bagaimana kesadaran visual Anda bisa ada?"
Terang, gelap, dan ruang, pada dasarnya bukan perpaduan.
"Karena cahaya dan kegelapan adalah hal yang berlawanan, bagaimana mungkin kesadaran visual Anda identik dengan mereka? Di sisi lain, karena kesadaran visual Anda tidak dapat ada dengan sendirinya dan terpisah dari ketiganya, bagaimana mungkin ia berbeda dari mereka? Lebih lanjut, tidak ada pemisahan yang dapat dibedakan antara kesadaran visual dan ruang Anda; tidak ada batas di antara keduanya. Bagaimana mungkin keduanya tidak identik? Namun ketika Anda melihat cahaya dan kemudian kegelapan, sifat kesadaran visual Anda tidak berubah. Bagaimana mungkin keduanya tidak berbeda? Anda harus memeriksa pertanyaan ini dengan lebih rinci. Periksalah dengan saksama; pertimbangkanlah dengan sangat saksama. Cahaya berasal dari matahari, dan gelap di malam tanpa bulan. Kita melihat menembus angkasa, tetapi tidak menembus bumi. Namun, apa yang menyebabkan kesadaran visual kita, seperti yang baru saja kita jelaskan, muncul? Sifatnya adalah untuk mengamati, sementara ruang bersifat insani, sehingga keduanya tidak dapat menyatu atau teragregasi satu sama lain. Namun, kesadaran visual kita tidak dapat muncul dengan sendirinya, tanpa sebab apa pun."
Bagian ini menjelaskan terang, gelap, dan ruang, yang sesungguhnya tidak memiliki lokasi, tidak memiliki atribut dan bentuk. Terang, gelap, terus berubah-ubah. Jika hanya ada ruang, tidak ada cahaya, juga tidak ada kegelapan, sehingga juga bukan perpaduan.
"Mengingat bahwa hakikat dasar kesadaran visual, kesadaran suara, dan kesadaran kognitif bersifat menyeluruh dan tidak berubah, engkau harus tahu bahwa hakikat sejati dari apa yang kita anggap sebagai enam elemen utam, kesadaran visual kita; ruang tak terbatas dan tak bergerak; serta tanah, air, api, dan angin, yang bergerak, sepenuhnya saling menyatu. Dalam hakikat dasarnya, semuanya berada dalam Tathagatagarbha, tidak muncul maupun lenyap."
Elemen tanah, air, api, angin, dan akasa, dan kesadaran visual, pendengaran, dan kognitif, disebut enam elemen utama, yang merupakan manifestasi dari Batin Sejati Terang nan Luhur. Seperti yang disebutkan dalam Sutra Hati, tiada caksurdhatu, dengan kata lain, pada dasarnya tiada, apa yang dilihat oleh mata pada dasarnya adalah ilusi dan palsu, tidak ada batasan. Batin Sejati Terang nan Luhur lah yang meresapi segalanya dengan sempurna, semua adalah Tathagatagarbha, pada dasarnya tiada muncul dan lenyap.
"Ananda, watak dasarmu telah menjadi begitu keruh sehingga engkau tidak menyadari bahwa, pada dasarnya, kesadaran visualmu, kesadaran suaramu, kesadaran sentuhanmu, dan kesadaran kognitifmu adalah Tathagatagarbha."
Arya Ananda, Anda masih belum mencerahi Sang Jalan, Anda tidak tahu bahwa kesadaran visual dan kognitif diri ini pada dasarnya adalah Tathagatagarbha.
"Engkau harus merenungkan kesadaran visualmu, kesadaran suara dan penciuman, kesadaran sentuhanmu, dan kesadaran kognitifmu: apakah semuanya muncul dan lenyap? Apakah semuanya identik satu sama lain, ataukah berbeda? Atau, apakah semuanya tidak muncul maupun lenyap? Apakah semuanya tidak identik satu sama lain maupun berbeda?"
Kesadaran visual dan kognitif ini, sesungguhnya lahir? Atau musnah? Atau sama? Atau berbeda? Atau muncul dan lenyap? Atau bukan muncul dan lenyap? Bukan sama, bukan pula berbeda?
“Anda masih belum tahu bahwa hakikat sejati kesadaran visual Anda melekat dalam Tathagatagarbha dan identik dengan pemahaman Anda yang tercerahkan, dan bahwa hakikat pencerahan adalah kesadaran Anda yang menerangi. Pada dasarnya murni, kesadaran ini meluas ke seluruh Dharmadhatu. Sejauh mana makhluk menyadari hakikat sejatinya bergantung pada kapasitas pemahaman mereka. Sebagaimana kesadaran satu indra, mata, meluas ke seluruh Dharmadhatu, demikian pula kekuatan pendengaran, penciuman, pengecapan, kesadaran sentuhan, dan kesadaran kognitif yang menakjubkan dan gemilang meluas ke seluruh Dharmadhatu. Mereka memenuhi seluruh ruang di sepuluh penjuru. Bagaimana mungkin mereka terbatas pada satu tempat tertentu? Elemen utama kesadaran visual menjadi nyata bagi makhluk sesuai dengan karma mereka. Dalam ketidaktahuan mereka, makhluk awam secara keliru menganggap bahwa kesadaran visual muncul dari sebab dan kondisi atau muncul dengan sendirinya."
Terang dan gelap, semua tidak memiliki suatu tempat tertentu, tidak memiliki lokasi tetap, tidak ada ruang lingkup, tidak ada bentuk dan atribut, oleh karena itu, apa yang dilihat sama saja dengan tiada, sunya, bukan perpaduan, pun bukan sebab dan kondisi.
"Semua ini adalah perbedaan dan konstruksi yang dibuat oleh pikiran sadar. Semua itu hanyalah kata-kata, tanpa makna yang nyata."
Menurut Buddha Sakyamuni, meskipun demikian, perbedaan dan konstruksi yang dibuat oleh pikiran, hanya permainan kata, tanpa makna nyata. Dalam Sutra Hati disebutkan tiada caksurdhatu, berarti tiada kesadaran visual dan kognitif. Jadi, dari mana datangnya? Kesadaran visual dan kognitif dikarenakan keberadaan benda yang bisa Anda lihat, sehingga muncul kesadaran tersebut, tetapi jika tidak ada benda yang dilihat, maka tidak ada suatu apa pun.
Di akhir, ada umat di lokasi yang memberi kesaksian, setelah ayahnya meninggal dunia, mendiang ayahnya kembali untuk mengabarkan kepada keluarga, bahwa setelah penghakiman di alam baka, ia dikurung dalam ruang gelap yang sempit, tetapi sejak umat itu mendaftarkan mendiang ayahnya sebagai Pemohon Utama, kondisi sang ayah pun sangat jauh membaik. Sama seperti yang disebutkan dalam Sutra Ksitigarbha, jika pihak yang hidup membantu mendiang menjadi Pemohon Utama, berbuat kebajikan dan menghimpun pahala, maka jasa kebajikan tersebut sebanyak tujuh bagian akan diterima oleh pihak yang hidup, dan mendiang hanya menerima tiga bagian.
Dua orang siswa, bernama Natalia Sugiharto, dan suaminya: Chandra Khoe, juga berbagi kesaksian, bahwa Angelina, keponakan mereka yang sedang menempuh pendidikan di Melbourne, pada tanggal 9 November 2025, karena sakit kepala parah, dimasukkan ke IGD, kemudian ia muntah dan kejang, akhirnya pingsan dan dilarikan ke ICU, lewat 5 hari, tidak kunjung sadar. Saat memohon adhisthana Dharmaraja Lian Sheng menggunakan media foto Angelina, terjadi mukjizat, tidak sampai satu jam, ia pun siuman, bahkan setelah 5 hari kemudian, boleh keluar dari rumah sakit, bagian otak yang semula mengalami inflamasi dan diduga disebabkan oleh tumor, juga telah lenyap dengan ajaib.
Mereka mengungkapkan rasa syukurnya karena dalam kehidupan sekarang bisa berjumpa dengan Dharmaraja Lian Sheng, yang tanpa pamrih mengorbankan waktu hidupnya untuk insan, oleh karena itu, jika kita tidak tekun berbhavana dalam kehidupan sekarang, tunggu kapan lagi?! Mari panjatkan aspirasi supaya keempat kelompok siswa, tiap orang, tekun berbhavana, cepat mencapai keberhasilan, menyiarkan Dharma Tantra Zhenfo yang demikian istimewa ke seluruh penjuru dunia, memberi manfaat bagi diri sendiri dan semua makhluk.
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia