13 Desember 2025 Pujabakti Sadhana Istadewata Bodhisatwa Ksitigarbha di Seattle

13 Desember 2025 Pujabakti Sadhana Istadewata Bodhisatwa Ksitigarbha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

Liputan Lian Qiao (蓮僑法師)
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)

Pada tanggal 13 Desember 2025, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple menyelenggarakan Pujabakti Sadhana Istadewata Bodhisatwa Ksitigarbha. Dalam Dharmadesana, Mahaguru Lu, Dharmaraja Lian Sheng, menyebutkan bahwa pernah ada seorang perempuan yang baru saja bersarana. Setelah mempersembahkan bunga kepada Mahaguru, ia membuka tangannya dan ingin memeluk sebentar. Namun, seorang Acarya yang hadir berseru, “Tidak boleh,” lalu menariknya secara paksa, sehingga suasana menjadi sangat canggung.

Padahal dia baru bersarana, tentu saja belum memahami tata krama Buddhis. Apa yang ia lakukan adalah kebiasaan sopan santun yang sangat wajar dan alami menurut dirinya sendiri, dan juga dilakukan di hadapan umum, sehingga sebenarnya bukanlah sesuatu yang patut dibesar-besarkan. Dahulu, pernah diputar di layar sebuah kisah: seorang biksu tua dan seorang Biksu muda menyeberangi sungai. Ada seorang perempuan yang tidak berani menyeberang, sehingga pada akhirnya Biksu tua itu menggendong perempuan tersebut untuk menyeberangi sungai. Biksu muda melihat hal itu, matanya langsung berbinar-binar, lalu bertanya kepada gurunya, “Apakah ini melanggar sila?” Apakah menggendong seorang perempuan menyeberangi sungai termasuk melanggar sila? Biksu tua menjawab, “Ah, apa yang kamu bicarakan? Kejadian itu sudah lama saya lupakan. Ternyata kamu masih menyimpannya di dalam hati. Justru kamu-lah yang melanggar sila.”

◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab

Pertanyaan siswa:
Mahaguru pernah menjelaskan bahwa “Vajrajapa dapat dilakukan melalui pori-pori, organ guhya, mata, telinga, hidung, lidah, dan tubuh, semuanya dapat bernapas.” Oleh karena itu, selain saat tidur, saya terus mempraktikkannya dalam keseharian, bahkan ketika berolahraga di luar. Tanpa diduga, saya bermimpi dapat terbang di udara. Dalam penjelasan Mahaguru tentang Dzogchen Sembilan Tahapan, disebutkan bahwa aksara Hum yang diembuskan melalui Vajrajapa dapat memberi manfaat bagi semua makhluk. Mengapa demikian?

Jawaban Mahaguru:
Vajrajapa adalah metode mantra triaksara "Om Ah Hom", termasuk dalam perapalan yang berkaitan dengan prana napas. Saat menarik napas, masuk aksara putih "Om". Ketika mencapai dantian, ia berubah menjadi aksara merah "Ah", yang berada sekitar empat jari di bawah pusar, itulah yang disebut Kumbhaka Pranayama. Ketika diembuskan keluar, ia berubah menjadi aksara biru "Hum".

Ketiga aksara "Om Ah Hom" semuanya dapat memberi manfaat bagi semua makhluk. Sirkulasi ketiganya bermanfaat bagi tubuh sendiri dan juga bagi lingkungan sekitar. "Om" adalah prana alam semesta, "Ah" melambangkan kesatuan, dan "Hum" melambangkan pembebasan luas bagi semua makhluk. Karena itu, aksara "Hum" yang diembuskan mengandung kekuatan untuk membebaskan makhluk.

Selain itu, “Hum” yang diembuskan bukan hanya satu huruf, melainkan “Hom, Hom, Hom…” banyak sekali aksara Hum berwarna biru yang terus keluar. Makhluk yang menerima Hum biru dari Anda akan memperoleh pertolongan, bahkan hawa negatif yang melekat pada dirinya akan segera pergi.

Mempraktikkan Vajrajapa dapat menghapus rintangan karma diri sendiri, membangkitkan terang, dan juga menyingkirkan rintangan orang lain. Anda menarik satu napas ke dantian hingga menjadi “Ah”, lalu mengembuskannya menjadi Hum biru. Kemudian Anda merapal “Om Ah Hum” sambil menunjuk lawan dengan mudra pedang. Jika orang tersebut memiliki prana negatif, prana itu akan buyar berkat Anda.

Kita berbicara tentang bhavana cahaya. Yang pertama adalah cahaya kebijaksanaan, ketika Anda memahami kebijaksanaan Dharma Buddha, cahaya secara alami akan muncul. Yang kedua adalah cahaya dari latihan prana, nadi, dan bindu, yakni cahaya yang berasal dari diri Anda sendiri. Cahaya anak adalah cahaya Anda sendiri, cahaya induk adalah cahaya alam semesta. Ketika tiba saat Anda meninggalkan dunia, gunakan cahaya dalam diri Anda untuk menyatu dengan cahaya langit. Inilah pertemuan cahaya anak dan cahaya induk, di mana cahaya anak melebur ke dalam cahaya semesta, ini sangatlah penting.

Pertanyaan siswa:
Dalam Kiat Rahasia Jalan Pembebasan, Mahaguru Lu menyebutkan bahwa Vajrajapa terbagi menjadi: Vajrajapa napas hidung atas, Vajrajapa napas gerbang bawah, Vajrajapa penyatuan napas atas dan bawah, Vajrajapa langkah penyatuan napas atas dan bawah, Vajrajapa napas menyeluruh, dan Vajrajapa napas bergerak. Dalam penjelasan Dzogchen, yang manakah yang digunakan? Apakah siswa boleh memilih salah satu untuk dipraktikkan, atau harus mengikuti tahapan tertentu?

Jawaban Mahaguru:
Vajrajapa napas hidung atas adalah yang keluar melalui hidung. Vajrajapa napas gerbang bawah keluar dari seluruh tubuh, dari atas hingga bawah. Vajrajapa penyatuan napas atas dan bawah adalah aksara “A”. Vajrajapa langkah penyatuan napas atas dan bawah berarti napas naik diturunkan, napas turun dinaikkan, ini adalah penyatuan. Setelah menyatu, lalu dipisahkan kembali; pemisahan itu adalah Vajrajapa yang dilakukan secara perlahan.

Prana naik adalah prana bagian atas, prana turun adalah prana bagian bawah, prana menyeluruh adalah prana yang beredar di seluruh tubuh. Selain itu ada prana api pendamping dan prana hati. Prana hati tidak boleh bergerak; jika prana hati bergerak, berarti saatnya akan mangkat.

Kita harus selalu bernapas dengan lidah menyentuh langit-langit dan mengangkat otot anus. Dari tenggorokan hingga cakra dahi, lidah harus menempel pada langit-langit agar saluran tengah terbuka. Dari cakra rahasia hingga cakra pusar, harus mengangkat anus agar saluran itu terbuka. Jadi, agar nadi tengah terbuka sepenuhnya, harus mengangkat anus dan menempelkan lidah ke langit-langit.
Vajrajapa tampak sederhana, tetapi rahasianya sangat mendalam. Intinya adalah Kumbhaka Pranayama, membuka nadi tengah, dan membuka lima cakra.

◎ Pengulasan Sutra Surangama

“Pada saat itu, Begawan memberi tahu Purna dan segenap Arahat dalam persamuhan yang telah sepenuhnya terbebas dari tiris batin dan tidak lagi memerlukan pembelajaran.”

“Terbebas dari tiris” berarti tubuh dan batin sepenuhnya murni, tubuh tidak tiris, batin tanpa gangguan dan keterikatan. “Arahat tanpa pembelajaran” adalah satu tingkat pencapaian di mana tidak perlu lagi belajar Dharma, namun “belajar tanpa belajar” tetap merupakan bentuk belajar.

“Tathagata pada saat ini, demi seluruh persamuhan ini, akan menjelaskan makna sejati tertinggi dalam kebenaran tertinggi. Supaya Anda dalam persamuhan ini, segenap Sravaka dengan sifat tetap.”

“Sravaka dengan sifat tetap” adalah para Arahat tanpa pembelajaran ini, tubuh dan batin tidak tiris, tidak ingin menjadi Bodhisatwa, tidak ingin menjadi Buddha, berhenti pada posisi itu.

“Beserta segenap Arahat dan mereka yang belum merealisasikan dua kesunyataan, mengarahkan diri pada Yana Agung.”
Dan juga mereka yang belum merealisasikan dua kesunyataan. Dua Kesunyataan adalah Kesunyataan diri dan Kesunyataan Dharma. Jika Anda belum merealisasikan Kesunyataan diri dan Kesunyataan Dharma, maka masih ada “aku” di dalamnya.

Buddha Sakyamuni mengajarkan tanpa diri untuk menghancurkan “aku” ini. Sesungguhnya aku itu tidak pernah ada. Tubuh ini hanyalah simbol, nama juga simbol; gabungan tanah, air, api, angin, akasa, dan kesadaran, sekadar kombinasi sementara. Jangan mengira ini nyata; semuanya pada dasarnya sunya. Tanah, air, api, angin, akasa, dan kesadaran semuanya sunya, itulah realisasi Kesunyataan diri.

Kesunyataan Dharma berarti semua lingkungan luar tidaklah nyata. Mobil Anda, rumah Anda, tanah, dan semua orang serta peristiwa di sekitar Anda, semuanya sunya. Inilah Kesunyataan Dharma.

“Semua memperoleh Bodhimanda Nirwana Ekayana, Aranya sejati, tempat bhavana sejati.”
Kelak, berkat ajaran Buddha Sakyamuni, semuanya akan memperoleh satu-satunya Yana menuju tanah keheningan, tempat bhavana sejati menuju pencapaian tertinggi.

“Kini dengarkanlah dengan saksama, akan dibabarkan kepada Anda.”
Sekarang dengarkan dengan sungguh-sungguh, Aku akan menjelaskannya kepada kalian.

“Purna dan segenap hadirin, bersiap mendengar suara Dharma Buddha, dengan saksama menyimaknya.”
Purna dan segenap hadirin dengan penuh hormat mendengarkan suara Dharma Buddha dalam keheningan.

Mahaguru menegaskan bahwa inti utamanya adalah Kesunyataan diri dan Kesunyataan Dharma. Diri sendiri dan segala sesuatu di luar hanyalah sementara. Dalam kesementaraan itu, sejauh mana Anda dapat menyadari? Sejauh mana Anda dapat memahami? Mampukah Anda memancarkan cahaya untuk menyeberangkan semua makhluk? Mampukah Anda merealisasikan pencerahan sempurna yang tertinggi? Itulah yang terpenting, yang lainnya tidak penting.

Melalui pengulasan Sutra Surangama, Mahaguru Lu menguraikan Kesunyataan diri dan Kesunyataan Dharma, supaya segenap siswa menumbuhkan bodhicitta, memancarkan terang demi manfaat semua makhluk, dan melangkah menuju jalan pencerahan sempurna tertinggi. Segenap hadirin tergugah dan memperoleh manfaat yang sangat besar.

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB

Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw

Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature

Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

請佛住世長壽佛心咒 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。