14 Desember 2025 Upacara Homa Vajra Kalacakra di Rainbow Temple
Liputan TBSN Lianhua Li Hua (蓮花麗樺)
Pada tanggal 14 Desember 2025, bertempat di Rainbow Temple, Seattle, Amerika Serikat, Dharmaraja Lian Sheng memimpin Upacara Homa Vajra Kalacakra. Usai Homa purna, Dharmaraja Lian Sheng memberitahukan bahwa hari Minggu depan, tanggal 21 Desember 2025, jam 3 sore, akan memimpin Upacara Homa Bodhisatwa Sarvanivaranaviskambhin, yang merupakan salah satu di antara Asta Maha Bodhisatwa.
Bodhisatwa Sarvanivaranaviskambhin Memperbaiki Bejana Dharma Menyingkirkan Rintangan Bhavana
Mahaguru Lu Berdharmadesana, di dalam Mandala Garbhadhatu terdapat satu bagian yang disebut “Sala Sarvanivaranaviskambhin”. Seorang sadhaka, bila menyadari dirinya seperti “bejana Dharma yang rusak”, maka aliran Dharma yang masuk akan segera bocor dan hilang; atau seperti “bejana Dharma yang tertutup”, sehingga aliran Dharma sama sekali tidak dapat masuk.
Kebajikan Bodhisatwa Sarvanivaranaviskambhin adalah menyingkirkan penutup tersebut serta memperbaiki kerusakan bejana Dharma, sehingga praktisi dapat sepenuhnya menerima aliran Dharma dan membersihkan berbagai rintangan dalam bhavana.
Dharmaraja memperagakan mudra: kedua tangan disatukan dengan telapak membentuk ruang kosong, jari manis dan kelingking ditekuk masuk ke telapak, ibu jari menekan ringan jari manis, dan diletakkan di depan dada. Aksara bija adalah aksara putih “A”.
Menjelaskan Ikonografi Vajra Kalacakra: Makna Dwitunggal dan Perisai
Mengenai thangka Vajra Kalacakra yang dipasang di mandala, Dharmaraja dengan penuh welas asih menunjukkan bahwa detail ikonografinya perlu dibuat lebih tepat dan serius. Beliau menegaskan bahwa Vajra Kalacakra seharusnya digambarkan dalam wujud dwitunggal, bukan tunggal, karena beliau memeluk Dewi Keremajaan (Buddhamatrka). Oleh sebab itu, penyebutannya seharusnya lengkap sebagai “Buddha Vajra Kalacakra dan Dewi Keremajaan.”
Selain itu, Dharmaraja juga menunjukkan kesalahan dalam penggambaran perisai pada thangka tersebut: fungsi perisai seharusnya mengarah keluar untuk bertahan, bukan mengarah ke dalam menghadap diri sendiri.
Makna Kalacakra: Terbentuk–Bertahan–Hancur–Sunya dan Nirwana
“Kalacakra, Kalacakra, di manakah waktu, di manakah roda? Tanpa waktu dan roda, itulah Kalacakra.”
Dengan syair ini, Dharmaraja menyingkap hakikat waktu.
Beliau menjelaskan bahwa meskipun waktu tidak berwujud, ia merupakan konsep pergerakan alam semesta. Arkeologi membuktikan bahwa bumi telah mengalami tujuh siklus terbentuk, bertahan, hancur, dan sunya. Di bawah perputaran Vajra Kalacakra, seluruh karma dan rintangan pada akhirnya akan kembali ke keheningan mutlak nirwana.
Bhavana Kalacakra memungkinkan seseorang memasuki keheningan terdalam, menghancurkan berbagai karma, dan mencapai tingkat pencapaian tertinggi.
Tiga Garis Silsilah Agung dan Keagungan Abhiseka
Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan tiga silsilah agung Vajra Kalacakra beliau:
1. Silsilah pertama: Kanjurwa Rinpoche – Thubten Nima – Thubten Dali – Thubten Dhargye – Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu.
Saat mengenang Guru Thubten Dhargye, Dharmaraja dengan haru menyebutkan kedekatan antara Guru dengan siswa, serta pelukan penuh kehangatan di antara mereka.
2. Silsilah Panchen Lama ke-9: Diperoleh oleh Guru Sakya Zhengkong saat Panchen Lama ke-9 mengadakan upacara Dharma di Yushu, kemudian diteruskan kepada Dharmaraja.
3. Silsilah Rahasia Samadhi: Diperoleh langsung oleh Dharmaraja ketika memasuki samadhi terdalam, di mana Vajra Kalacakra sendiri menampakkan diri dan menganugerahkan abhiseka.
Ajaran lisan Vajra Kalacakra terbagi menjadi Kalacakra internal (nadi, prana, bindu), Kalacakra eksternal (ruang dan waktu), serta Kalacakra khusus. Mantra: “Om. Ha. Ka Ma La. Wa La Ya. Suo Ha.”
Menghargai Dharma Agung: Sebab Mulia Kebuddhaan Tujuh Kehidupan
Dharmaraja menyatakan bahwa Sadhana Vajra Kalacakra memiliki daya berkah yang sangat besar. Dengan menerima satu kali abhiseka, seseorang sesungguhnya menerima tujuh jenis abhiseka, yaitu:
abhiseka kelahiran, abhiseka kalasa, abhiseka mahkota, abhiseka pita sutra, abhiseka lonceng vajra, abhiseka vajra, abhiseka nama, abhiseka cintamani, dan abhiseka izin.
Siswa yang telah menerima abhiseka ini memiliki sebab dan kondisi untuk mencapai Kebuddhaan dalam tujuh kehidupan.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Mudra Mahakala: Perbedaan antara Bhavana Istadewata dan Penyingkiran Rintangan
Seorang siswa dari Amerika bertanya kepada Dharmaraja:
Mahaguru Lu telah berkali-kali dengan penuh welas asih menganugerahkan Sadhana Mahakala, namun mudra dan mantra yang diajarkan berbeda-beda. Siswa dengan tulus memohon penjelasan mengenai perbedaan dan penggunaannya.
Jenis pertama adalah Mudra Mahakala: pergelangan tangan kanan di atas kiri, punggung kedua tangan saling menempel, empat jari saling mengait, ibu jari berdiri tegak.
Mantranya: “Om. Ma Ha Ga La Ya. Suo Ha.”
Jenis kedua berasal dari Buku ke-293 (我家的鬼) Aku dan Makhluk Halus di Rumahku, Bab 036 “Mahakala”. Mantranya: “Om. Ban Za. Ma Ha Ga La. Ga Na Bi. Na Ya Ga. Hom Hom. Pei Pei. Suo Ha.” (diulang berkali-kali)
Mudranya adalah Mudra Krodha.
Dharmaraja menjawab bahwa Mudra Krodha sesungguhnya adalah Mudra Penaklukan. Dalam Sadhana Mahakala, mudra dibedakan sesuai tujuan bhavana: Mudra Sadhana Istadewata: untuk kontak yoga dengan Mahakala, menggunakan mudra Istadewata dan merapal mantra pendek.
Mudra Krodha untuk Menyingkirkan Rintangan: digunakan ketika menghadapi makhluk halus atau gangguan energi negatif, sambil merapal mantra panjang Mahakala. Kekuatan mudra dan mantra berpadu menjadi daya penaklukan yang sangat kuat.
Keseharian di Rumah: Interaksi dengan “Teman-teman Roh”
Dharmaraja dengan nada ringan dan humoris berbagi kisah kehidupan di kediaman Beliau di Seattle. Karena sering memimpin upacara pelimpahan jasa, banyak makhluk halus yang belum terlahir kembali ke alam suci mengikuti Beliau pulang. Beliau menceritakan berbagai fenomena spiritual di rumahnya, termasuk suara dari toilet, bambu di pintu masuk yang dihuni keluarga makhluk halus, serta makhluk-makhluk yang berbaris menunggu adhisthana jamah kepala.
Derma Universal dan Welas Asih: Perbandingan Makhluk Roh di Taiwan dan Amerika
Dharmaraja mengamati bahwa di Amerika jumlah preta jauh lebih banyak dibandingkan Taiwan, karena perbedaan budaya persembahan. Di Taiwan sering dilakukan upacara Dana Amerta, sedangkan di Amerika umumnya hanya mempersembahkan bunga. Karena itu, makhluk halus di Amerika lebih kelaparan dan sangat mendambakan persembahan.
◎ Pengulasan Sutra Surangama, Bab 4:
“Begawan, jika memang agregat, kemampuan, berbagai objek yang dirasakan, dan kesadaran semuanya adalah Tathagatagarbha, yang pada dasarnya murni, lalu bagaimana mungkin tiba-tiba muncul gunung, sungai, dan semua hal lain di bumi ini yang ada tunduk pada kondisi? Dan mengapa semua ini tunduk pada serangkaian perubahan, berakhir dan kemudian dimulai lagi?”
“Tathagata juga mengatakan bahwa di mana-mana di seluruh Dharmadhatu, elemen-elemen utama, bumi, air, api, dan angin, pada hakikatnya sepenuhnya menyatu satu sama lain, tenang dan abadi. Begawan, jika unsur utama bumi meluas di mana-mana di seluruh Dharmadhatu, bagaimana mungkin ia dapat hidup berdampingan dengan air? Dan jika unsur utama air meluas di mana-mana di seluruh Dharmadhatu, unsur utama api tidak mungkin muncul. Bagaimana kita dapat memahami bahwa unsur utama air dan api dapat sama-sama meresapi ruang kosong tanpa saling menghancurkan?”
“Begawan, sifat unsur utama bumi adalah padat, sedangkan sifat unsur utama ruang adalah ruang hampa yang transparan. Bagaimana mungkin keduanya ada di mana-mana di seluruh Dharmadhatu? Saya tidak yakin bagaimana saya harus memahami implikasi dari konsep ini. Saya hanya berharap, karena kebaikan hati yang besar, Tathagata akan menjelaskan ini kepada kita semua dan dengan demikian menghalau awan kebingungan kita.”
Segala Fenomena Lahir dan Lenyap Kembali ke Tathagatagarbha:
Air dan Api yang Tak Selaras Namun Bersemayam Bersama
Dharmaraja menjelaskan bahwa meskipun elemen-elemen tampak saling bertentangan, dalam hakikat Tathagatagarbha yang terang dan murni, semuanya saling menyatu tanpa saling menghancurkan.
Wajah Sejati Sang Buddha: Karya Seni Purna, Sang Pengkhotbah Utama
Dharmaraja membagikan kisah bahwa Purna adalah seorang seniman, dan memperlihatkan lukisan Buddha yang digambarkan berambut panjang dan berjanggut, menegaskan bahwa banyak bentuk lahiriah Buddhisme adalah penyesuaian budaya di kemudian hari.
Inti Bhavana: Pelepasan Batin dan Kebahagiaan Tanpa Nafsu
Bhavana sejati terletak pada batin, bukan penampilan luar. Selama batin murni dan disiplin terjaga, seseorang berada di jalan pelepasan sejati.
Menembus Kehidupan: Berbuat Baik dalam Tumimbal Lahir
Dharmaraja menutup dengan nasihat agar melihat dunia sebagai ilusi sementara, menjaga kejernihan batin, dan menapaki jalan bhavana dengan kebebasan sejati.
Setelah menyelesaikan Dharmadesana yang mendalam, Dharmaraja Lian Sheng dengan penuh welas asih menganugerahkan abhiseka Sadhana Kalacakra kepada seluruh hadirin, dan upacara pun berakhir dengan khidmat serta sukacita Dharma yang tak terhingga.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#VajraKalacakra
Istadewata Homa Minggu depan #BodhisatwaSarvanivaranaviskambhin