#TBS Liputan True Buddha News Pusat / Seattle
Dalam kata sambutan pembukaan, ketua True Buddha Foundation ( TBF ) : Acarya Lianhua Chengzu (蓮花程祖上師) mengimbau supaya para rohaniwan menghargai kesempatan untuk berpartisipasi dalam lokakarya pendidikan, sebab pendidikan dapat menanamkan fondasi yang kukuh bagi Zhenfo Zong, menjadi fondasi bagi silsilah yang sinambung. Acarya berharap supaya semua belajar dengan baik, memberikan sumbangsih bagi Zhenfo Zong ; Selain pendidikan, TBF juga menyelenggarakan banyak kegiatan, yang akan disiarkan melalui pemutaran video dokumenter supaya semua bisa memahami hasil Dharmabakti TBF selama dua tahun ini.
Acarya Lianhua Chengzu juga berterima kasih kepada Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) yang telah menyediakan tempat sebagai lokasi kegiatan lokakarya pendidikan kali ini, serta berterima kasih kepada segenap Acarya pengajar yang menyempatkan diri untuk mempersiapkan materi di tengah berbagai kesibukan Dharmabakti. Di penghujung kata sambutan, Acarya Lianhua Chengzu berharap supaya dalam kegiatan lokakarya kali ini para peserta dapat belajar dengan sebaik-baiknya, menyimak dengan saksama, supaya dapat tumbuh bersama dengan baik di dalam Dharma.
Hari pertama lokakarya, Acarya senior Zhenfo Zong, yaitu : Acarya Lianchuan (蓮傳上師) dan Acarya Lianman (蓮滿上師), menyampaikan materi berupa : “Laku Wibawa Buddhis”. Kedua Acarya menjelaskan, laku wibawa dibagi menjadi wibawa pikiran dan wibawa perilaku, langkah pertama dalam belajar Buddha dimulai dari laku Bodhisattva, tiap kali berjumpa dengan orang mesti merendahkan diri, rendah hati, menunjukkan sikap menghormati, dan tindak-tanduk mesti elegan. Terhadap para biksu dan biksuni kita mesti mengungkapkan penghormatan dari dalam hati, sadhaka mesti menekankan “Menghormati Guru, menghargai Dharma, dan tekun berbhavana.”, mengamalkan Dharma dan membuktikan bahwa Buddhadharma adalah keyakinan yang rasional dan bukan takhayul.
Mendekati pukul 11 siang, Yang Termulia Mulacarya Anuttara Dharmaraja Liansheng dan Gurudara tiba di lokasi lokakarya, sekitar seratus Acarya juga masuk dan duduk untuk mendengar Dharmadesana. Tahun ini, TBF mengajukan dua pertanyaan mohon petunjuk dari Mulacarya :
“Apa panduan sekte bagi Zhenfo Zong ?” dan “Bagaimana menyikapi rohaniwan, tempat ibadah, dan organisasi yang tidak mau mematuhi TBF ?”
Mulacarya memberikan petunjuk, panduan sekte Zhenfo Zong adalah berdasarkan instruksi silsilah Guru Padmasambhava : “Menghormati Guru, menghargai Dharma, dan tekun berbhavana.”, selain itu, di lingkungan global ini semua mesti bersatu padu. Berdasarkan sudut pandang “Menghormati Guru”, asalkan menghormati Guru, maka semua adalah saudara – saudari Vajra yang sangat baik.
Mulacarya menjawab pertanyaan kedua, karena Zhenfo Zong adalah organisasi keagamaan, meskipun tidak ada ikatan hukum yang wajib, namun tetap memiliki aturan dan sila bagi organisasi agama ; Jika TBF menerima surat laporan mengenai vihara atau cetiya yang tidak mematuhi aturan, maka mesti terlebih dahulu dilakukan penyelidikan akan kebenarannya, jika terbukti melanggar, maka mesti diberi nasihat sesuai regulasi organisasi. Akan tetapi, jika pihak yang melanggar bersikukuh tidak bersedia untuk patuh, maka TBF boleh memilih untuk tidak memberikan bantuan dan mengacuhkan permohonan dari pihak yang melanggar aturan.
Gurudara juga memberikan masukan yang sangat berharga, anggaran dasar TBF diumumkan setelah memperoleh pengesahan dari Mahaguru, oleh karena itu, anggaran dasar tersebut merupakan instruksi Guru bagi siswa, bila siswa tidak bisa mematuhi instruksi Guru, berarti sama saja dengan melanggar sila. Sadhaka yang benar-benar berbhavana tidak akan melanggar sila ; Orang yang melanggar sila tidak akan bisa mencapai keberhasilan bhavana. Oleh karena itu, Gurudara menasihati semua, bagaimanapun mesti mematuhi sila dan tidak melanggarnya.
Usai Dharmadesana yang sangat berharga, Anuttara Dharmaraja dan Gurudara, beserta kedua Rinpoche, para Acarya, biksu, biksuni, para pandita, dan penanggung jawab tempat ibadah, berfoto bersama di luar Rainbow Vila. Semua nampak tersenyum bahagia karena dapat bersama dengan Mahaguru tercinta, kebersamaan Guru dan siswa memancarkan kehangatan di tengah hamparan putih salju yang dingin.
Di sore hari, Acarya Lianhe (蓮訶上師) membawakan materi : Perkembangan Menyeluruh Pendidikan Zhenfo. Acarya melaporkan kepada semua bahwa Universitas Daring Zhenfo Zong telah diluncurkan, dan materi saat ini dibagi menjadi enam, antara lain : Kosakata dasar agama Buddha, teori dasar agama Buddha, ikhtisar ajaran Buddha yang dibabarkan oleh Dharmaraja Liansheng, konsep benar akan Buddhadharma, Buddhadharma dan kehidupan, serta Buddhadharma dan ilmu pengetahuan. Acarya mengajak segenap siswa Zhenfo Zong untuk belajar bersama secara daring, menggunakan metode terkini, melampaui batas ruang dan waktu untuk tekun mendalami Buddhadharma.
Berikutnya, Acarya Lianming (蓮鳴上師) membawakan materi berupa : Pratitya-samutpada. Acarya menggunakan metode tanya-jawab yang penuh semangat untuk menjernihkan pandangan para peserta akan ajaran Buddha.
Kelas terakhir di hari itu dibawakan oleh Acarya Lianyun (蓮允上師) dari Persatuan Fatt Lun Tang Kuching Malaysia. Acarya berbagi pengalaman dan perolehan selama membina muda-mudi yang telah dilakukannya selama bertahun-tahun, Acarya mengingatkan mengenai pentingnya membina generasi muda yang prosesnya bukan hanya sehari saja, melainkan memerlukan pengorbanan waktu dan tenaga untuk mendampingi tumbuh kembang generasi muda, memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkarya secara nyata, memberikan bantuan kepada mereka, membimbing dan berupaya untuk memahami mereka.
Keesokan paginya, para peserta kembali ke Rainbow Vila yang nampak memutih karena salju untuk melanjutkan lokakarya demi meningkatkan kualitas diri dalam Dharmabakti. Kelas pertama di pagi hari langsung menggugah semangat para peserta, ternyata Acarya Lianseng (蓮僧上師) selaku direktur Departemen Inspektorat TBF berbagi contoh kasus yang nyata mengenai berbagai pelanggaran, meskipun setiap kasus pelanggaran sungguh patut disesalkan, namun ia merupakan cermin yang paling baik bagi diri kita, mengingatkan kita semua untuk menghargai jiwa kebijaksanaan diri sendiri dan para insan, supaya kita tidak mengulangi lagi kekeliruan yang sama.
Setelah istirahat selama 10 menit, Acarya Lianhua Changren (蓮花常仁上師) membawakan materi : “Suka Duka Mengelola Tempat Ibadah” dengan gaya humoris, di tengah suara gelak tawa , para peserta dapat belajar dari pengalaman berharga yang disampaikan oleh Acarya, sehingga lebih memahami bahwa dalam proses mengelola tempat ibadah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, dan tidak boleh lalai.
Usai santap siang, Acarya Lianlai (蓮萊上師) menggunakan metode interaktif untuk membawakan materi, mengajak para peserta untuk mencerahi kebenaran “Tiada suatu yang diperoleh” dalam menghadapi perolehan dan kehilangan dalam hidup ini, dan pada akhirnya mesti memahami “Bahkan Dharma pun mesti dilepaskan, apalagi non-Dharma”. Sebab dengan memahami : “Segala sesuatu tidak akan dibawa mati, hanya karma yang akan terus menyertai.”, batin kita bisa damai, hidup dalam kekinian, dan berbhavana dengan sebaik-baiknya.
Berikutnya, direktur Departemen Publikasi TBF, Acarya Lianyue (蓮悅上師) membawakan materi : Tiga Jalan Bhavana, dan membagikan kisah Guru Sesepuh Naropa. Jika seorang Guru terlalu lembut, maka siswa tidak akan bisa mencapai keberhasilan, sebab karmavarana yang merintangi kebijaksanaan batin tidak mungkin bisa dihapuskan dengan cara lembut, sikap tegas dan setiap tindakan seorang Guru merupakan adhisthana dan ajaran bagi setiap siswa.
Lokakarya selama dua hari pun telah sampai pada penghujung kegiatan, Acarya Liantai (蓮太上師) selaku direktur Departemen Humas TBF menyampaikan kepada semua mengenai kondisi pembentukan yayasan bagi Sangha, berlandaskan semangat tiga aspirasi agung dari Mulacarya mendirikan “Yayasan Ladang Berkah Puja Sangha”, serta mengumumkan tujuh jenis pelayanan bagi program peduli anggota Sangha :
1. Subsidi kebutuhan pokok bagi anggota Sangha ( Perawatan usia tua dan masa pensiun )
2. Bantuan berupa pengobatan dan perawatan medis.
3. Curah kasih jelang wafat dan persemayaman di rumah abu.
4. Bantuan tempat ibadah untuk tempat mengabdi secara tetap.
5. Program pendidikan dan bimbingan.
6. Bimbingan konseling ( kepedulian secara spiritual dan dukungan semangat )
7. Konsultasi mengenai asuransi kecelakaan diri dan asuransi kesehatan.
Bagi anggota Sangha yang membutuhkan dipersilakan untuk menghubungi bagian humas TBF.
Di pengujung acara, Zhou Huifang selaku CEO Tbboyeh, yang sepenuh hati aktif dalam pembabaran Dharma Zhenfo Zong, memperkenalkan berbagai fungsi dari Tbboyeh. CEO Tbboyeh memiliki profesi utama sebagai pengacara, namun beliau secara total terjun langsung untuk membabarkan Tbboyeh, menempuh perjalanan jauh ke berbagai negara untuk sekuat tenaga mengabarkan karya tulis Dharmaraja Liansheng kepada semua, konsistensi dan ketekunan beliau sungguh patut kita teladani. Dalam kelas selama 30 menit ini, CEO Zhou juga terus menekankan bahwa rohaniwan merupakan bagian penting dalam transmisi Dharma Zhenfo Zong, beliau berharap supaya semua bersedia untuk belajar mengenal seluk-beluk internet demi mendukung pembabaran karya tulis Mahaguru ke setiap penjuru dunia.
Pada saat upacara penutupan, Acarya Lianhua Chengzu kembali mengingatkan fenomena penuaan yang dialami oleh sekte kita, Acarya berharap supaya semua lebih giat untuk mencari dan membina generasi muda, serta berpesan bahwa Zhenfo Zong adalah keluarga besar, setiap orang mesti ingat untuk menyambung silaturahmi dengan TBF, memahami batin Mahaguru, memahami TBF. Acarya kembali mengingatkan, jangan lupa dengan sejarah kejayaan Dharma yang saat ini telah menjadi situs peninggalan bersejarah seperti di Muaro Jambi, jangan sampai sekte ini menjadi jejak kaki di pasir pantai yang langsung buyar begitu angin bertiup, kita semua mesti bahu membahu bersama TBF untuk membangun Zhenfo Zong, bagi yang memiliki materi bisa berdana materi, bagi yang memilki tenaga bisa berdana tenaga, berpartisipasi dalam TBF untuk mengukuhkan akar Zhenfo Zong, bersama membawa Zhenfo Zong menapaki jalan menuju masa depan gemilang yang lebih panjang dan lebih baik.