15 Februari 2020 Puja Bakti Sadhana Bhaisajyaguru Buddha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple


Liputan TBS Seattle

Dharmaraja Liansheng membabarkan ikrar agung Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata : Ikrar untuk menyembuhkan penyakit jasmani maupun batiniah para insan. Saat ini di Tiongkok sedang terjadi epidemi COVID-19, Dharmaraja kembali memanjatkan permohonan kepada Bhaisajyaguru Buddha untuk memancarkan cahaya adhisthana menyembuhkan penyakit pneumonia para insan, dan supaya wabah cepat berhenti.

Dharmaraja mengutarakan bahwa epidemi akibat COVID-19 telah sangat parah hingga memengaruhi ekonomi dan kehidupan rakyat. Pada acara wawancara media televisi dalam rangka Tahun Baru Imlek, pada tanggal 9 Januari awal tahun ini, pewara menanyakan prediksi untuk kondisi perekonomian tahun ini, saat itu Dharmaraja menjawab, “Nilainya hanya 20.”, selama ini belum pernah membeli nilai serendah ini, saat itu wabah COVID-19 belum diberitakan, saat ini kita mengetahui bahwa banyak bisnis dan pekerjaan yang terkena imbas wabah COVID-19, seperti bisnis makanan dan minuman, pariwisata, toko retail, transportasi, akomodasi, dan lain-lain, semua menjadi lesu.

Dharmaraja beranjali memanjatkan permohonan kepada Bhaisajyaguru Tathagata, memohon kepada para Buddha dan Bodhisattva untuk berwelas asih mengikis karmavarana para insan, supaya wabah dapat tersingkirkan.

Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre halaman 429, bagian 7.1 s.d. 7.4

7.1 Bagi yang terjatuh di luar kebijaksanaan, baik itu terjatuh secara keyakinan, praktik, maupun anubhava, jika secara teori maupun praktik berpihak pada sunya, maka tiada lagi kata-kata yang dapat mengungkapkannya.

7.2 Rintangan ada yang berupa mara eksternal dan mara internal. Dalam sloka disebutkan : “Mara Devaputra telah tiba.”, seperti saat Sang Buddha hendak mencapai keberhasilan, Mara Devaputra pun datang untuk menguji. Mara Devaputra adalah mara ekstrenal, merupakan mara yang paling hebat. Mara ekstrenal adalah gangguan dari luar, sedangkan mara internal adalah gangguan dari dalam diri yang muncul dari batin sendiri.

7.3 dan 7.4 kapan rintangan tersebut muncul dan bagaimana caranya. Pada tingkatan awal dalam meditasi, seperti melakukan postur duduk padma atau postur duduk vajra, saat bermeditasi dalam postur duduk apa pun, rasa kesemutan dan rasa sakit pada kaki merupakan rintangan.

Pada tingkat menengah, jika kepala terasa kesemutan atau terasa ada semut yang merayap di badan, atau duduk sampai mulut kering sehingga tidak bisa menjapa mantra dengan bersuara, ini semua juga merupakan rintangan.

Pada tingkat lanjut, saat sadhaka melihat cahaya, atau merasakan sekujur tubuh penuh kobaran api dan lain sebagainya, ini semua merupakan rintangan yang muncul dari pengaruh catur-mahabhuta seperti tanah, air, api, dan angin.

Dalam penjelasan Dharmaraja akan berbagai rintangan, beliau menggunakan beberapa konsep pemikiran seperti pandangan jalan tengah dari Nagarjuna Bodhisattva, di dalam sunya terdapat keberadaan menakjubkan, antara teori dan praktik mesti lebur, dan antara keyakinan dan perilaku mesti sejalan, Dharmaraja menekankan bahwa antara ada dan sunya mesti saling berpadu.

Dharmaraja menegaskan, dalam meditasi sadhaka akan melihat banyak fenomena atau mendengar suara-suara, jika sadhaka melekati apa yang dilihat atau didengar, tidak menggunakan kebijaksanaan untuk mengamatinya, maka sadhaka akan kehilangan pengendalian diri, dan pada akhirnya malah mengalami gangguan jiwa dan ilusi penglihatan atau ilusi pendengaran, oleh karena itu, bahkan meditasi pun bisa kerasukan mara.

Dharmaraja mampu membabarkan Lamdre yang sangat mendalam dan sukar dipahami menjadi dapat diterima dan dipahami oleh sadhaka masa kini, melalui Dharmadesana yang hidup, luwes, dan menarik, beliau membuat semua yang mendengar menjadi semakin dapat memahami ajaran luhur. Ini sungguh berkah besar bagi kita semua segenap siswa Zhenfo.

1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
9. 
10. 
11. 
12. 
13. 
14. 
15. 
16. 
17. 
18. 
19. 
20. 
21. 
22. 
23. 
24. 
25. 
26. 
27.