18 April 2020 Dharmadesana Dharmaraja Liansheng di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

Pada hari Sabtu malam, lampu di bhaktisala vihara cikal bakal menyala terang, sungguh gembira melihat langkah tegap Mahaguru Dharmaraja Liansheng Lu Shengyan bersama Gurudara Acarya Lianxiang memasuki Seattle Ling Shen Ching Tze Temple untuk memberikan Dharmadesana berharga bagi segenap siswa di seluruh dunia melalui siaran langsung secara daring.

Usai sadhana singkat yang berjalan dengan penuh khdimat, saat melimpahkan jasa, Mahaguru secara khusus memanjatkan permohonan kepada Vajrasattva, Vajracitta Bodhisattva, dan Vajrapani Bodhisattva untuk melindungi semua altar mandala Zhenfo Zong, selain itu juga sebanyak tiga kali mengucap doa kepada Syama Tara, 21 Tara, dan Tara Peredam Wabah untuk mengadhisthana semua insan, supaya pandemi segera berakhir.

Teknologi masa kini menawarkan kemudahan, internet meniadakan batas antar negara. CEO Tbboyeh : Sdri. Zhou Huifang ( 周慧芳 ) menggunakan teknologi video call melaporkan kepada Mahaguru bahwa buku nomor 277 "Menertawakan Hidup" akan terbit pada tanggal 30 April.

Selain melaporkan kondisi penerbitan buku, sdri. Zhou Huifang juga melakukan wawancara singkat dengan tema buku terbaru ini :

Mahaguru mengutarakan bahwa buku "Menertawakan Hidup" ini memiliki sub-judul : "Menertawakan Umat Manusia yang Menggelikan" Mahaguru menjelaskan maknanya : Sesungguhnya hidup ini sangat lucu, mulai semenjak masa kecil sampai tua, banyak hal yang bisa ditertawakan, hampir setiap hari, setiap jam, setiap detik, pada dasarnya hidup ini adalah sebuah lelucon.

Sang Buddha pernah mengatakan bahwa hidup ini adalah duhkha, oleh karena itu Mahaguru menulis buku "Menertawakan Hidup" untuk memberitahu kita semua, kita jangan melekat pada penderitaan tersebut, lebih baik kita tertawa setiap hari, sebab jika setiap hari terus memikirkan penderitaan, maka Anda tidak akan bisa tertawa. Mahaguru berharap supaya kita menghadapi hidup ini dengan tawa, inilah mengapa Mahaguru menulis buku ini.

Sdri. Zhou Huifang juga mengungkapkan bahwa waktu penerbitan buku ini juga membuktikan apa yang telah diungkapkan oleh Mahaguru : "Segala sesuatu adalah pengaturan yang terbaik !" Sebab waktu penerbitan buku ini adalah saat di mana semua orang sedang suram dan membutuhkan kesejukan batin !

Usai wawancara Tbboyeh, Mahaguru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh umat melalui internet :

Siswa bertanya :
Dalam buku nomor 269, ada sebuah artikel berjudul : "Yamantaka yang Murka", kenapa seorang pendengki, yang memiliki karakter buruk juga bisa kontak batin dengan Yamantaka Vajra ? Apakah Yamantaka yang dihasilkan dari sadhananya merupakan penjelmaan mara ?

Mahaguru menjawab :
Yamantaka Vajra hasil sadhana dari seseorang adalah sama dengan sifat orang tersebut. Seperti halnya, di beberapa tempat ada organisasi Buddhis besar, ada berbagai sekte, di antara mereka bisa muncul rasa dengki, dan itu semua merupakan persoalan manusia awam.

Yamantaka Vajra dari Mahaguru, dengan Yamantaka Vajra dari seorang pendengki tentu berbeda. Yamantaka memiliki banyak tubuh penjelmaan, Yamantaka Vajra hasil sadhana seorang pendengki belum tentu merupakan penjelmaan mara, bisa jadi menjelma dari hasil olah batin dia sendiri.

Siswa bertanya :
Bolehkah bubuk enam jenis obat diletakkan di depan layar komputer atau ponsel saat siaran langsung untuk mohon adhisthana dari Mahaguru ?

Mahaguru menjawab :
Tidak masalah ! ( Mahaguru langsung mengadhisthana ) Bubuk enam jenis obat bisa diadhisthana dengan cara demikian, asalkan sepenuh hati memohon adhisthana Mahaguru, hasilnya juga sama, sebab adhisthana ada di mana-mana.

Apa itu abhiseka jarak jauh ? Mahaguru meletakkan air abhiseka di hadapan Buddha dan Bodhisattva, memohon jutaan Dakini di angkasa untuk membawa air abhiseka untuk menganugerahkan abhiseka kepada setiap siswa di seluruh belahan dunia yang memohon abhiseka jarak jauh. Ini adalah abhiseka nyata, abhiseka yang dapat menjangkau semua tempat.

Sama seperti yang pernah dikatakan oleh Guru Padmasambhava, asalkan setiap tanggal 10 siswa memanjatkan doa kepada Beliau, maka Beliau pasti muncul untuk mengadhisthana. Sama halnya, asalkan siswa berdoa dengan sepenuh hati, Mahaguru pasti mengadhisthana.

Siswa bertanya :
Benarkah apabila dalam 6 waktu setiap harinya siswa memvisualisasikan cakra anahata memancarkan cahaya menerangi semua makhluk di enam alam, maka semua Buddha, Bodhisattva, dan Mahaguru akan memancarkan cahaya mengadhisthana sadhaka ?

Mahaguru menjawab :
Enam waktu dalam sehari, sadhaka mesti visualisasi "Memasuki Aku dan Aku Memasuki.", diri sendiri tiada berbeda dengan Istadevata, Istadevata adalah diri sendiri, dan diri sendiri adalah Istadevata. Saat itu boleh visualisasi cakra anahata memancarkan cahaya menerangi semua makhluk di enam alam, sebab diri sendiri adalah Istadevata, maka cahaya pun terpancar.

Siswa bertanya :
Bagaimana caranya supaya dapat lebih cepat dan lancar memvisualisasikan Adinata saat bersadhana ?

Mahaguru menjawab :
Contohnya pengalaman Mahaguru sendiri, supaya dapat lebih cepat memvisualisasikan Adinata secara utuh, maka setiap hari mesti lihat gambar Adinata tersebut, terlebih dahulu amati dengan jelas, begitu mata terpejam ia langsung ada di hadapan. Jika tidak membawa serta gambar Adinata ( untuk latihan visualisasi setiap saat ), maka sadhaka akan meraba-raba ( kesulitan visualisasi karena tidak ada bayangan ). Inilah mengapa kita perlu membawa serta gambar Adinata.

Siswa bertanya :
Saya bingung bagaimana cara yang benar dalam membentuk Mudra Sagara untuk penyeberangan ? Sebab ada dua versi Mudra Sagara, yaitu : Dua ibu jari menekan dua jari tengah ; Dan, ibu jari kiri menekan jari manis kanan, ibu jari kanan menekan jari tengah kiri. Mohon petunjuknya, mana yang benar ?

Mahaguru menjawab :
Keduanya benar, keduanya bisa digunakan ! Sebab bentuk mudranya sudah muncul, asalkan bisa menyeberangkan, mudra yang mana pun boleh. Jika diri sendiri tidak bisa menyeberangkan, maka walaupun membentuk Mudra Sagara, tetap saja tidak bisa terseberangkan, oleh karena itu, yang penting adalah menyeberangkan sepenuh hati.

Siswa bertanya :
Mahaguru pernah mengajarkan, saat menjapa mantra, mengamati cakra anahata, cakra mantra di hati berputar, dengan demikian dapat melatih konsentrasi untuk masuk samadhi.

Pertanyaannya adalah :

1. Saat padma merah berkelopak delapan di cakra anahata mekar, cakra candra ini datar atau 3D ( berdiri ) ?

2. Bijaksara di tengah dan aksara mantra yang mengitarinya datar atau berdiri ?

3. Sebagai contoh adalah urutan aksara Mantra Hati Guru, aksara "Om" berada di arah jam 12 atau arah jam 6 ?

4. Saat visualisasi tiga bagian Dharmakaya, bijaksara berputar memancarkan cahaya menjadi Istadevata, cara berputar bijaksara adalah : Bagian kepala dan ekor aksara bolak-balik berputar searah jarum jam ( vertikal ) atau aksara mantra berdiri bagian kanan dan kiri berputar bolak-balik searah jarum jam ( horizontal ) ?

5. Saat visualisasi aksara mantra dalam tahap inti, visualisasi aksara mantra berputar 360 derajat seperti jarum jam berubah menjadi Istadevata, atau : Aksara dalam posisi berdiri berputar searah jarum jam dan berubah menjadi Istadevata ?

6. Dalam tahap inti Sadhana Caturprayoga Vajracitta Bodhisattva, bolehkah visualisasi aksara Mantra Pendek Vajrasattva ?

Mahaguru menjawab :

1. Cakra candra divisualisasikan datar, namun jika Anda suka yang berdiri 3D maka boleh visualisasi 3D. Padma merah berkelopak delapan di cakra anahata Anda berbentuk datar, maka cakra candra semestinya juga datar.

2. Aksara mantra berbaring datar di atas cakra candra.

3. Tidak peduli bagaimanapun, aksara mantra mesti berputar searah jarum jam, sebab menurut aturan Tantra, searah jarum jam berarti Dharma kebenaran, sedangkan berlawanan arah dengan jarum jam berarti jalan sesat atau ajaran sesat.

Aksara "Om" semestinya terletak di arah jam 6.

4 dan 5 : Jika Istadevata ada di tengah angkasa, maka aksara mantranya berdiri, jika posisinya ada di cakra anahata maka aksaranya datar. Berputarnya selalu searah jarum jam.

6. Mahaguru sudah pernah mengatakan bahwa antara mantra panjang, mantra menengah, mantra pendek, mantra hati, dan mantra mula, semua memiliki pahala yang sama.

Siswa bertanya :
Mohon petunjuk Mahaguru mengenai Esensi Dharma anutpanna ( tak dihasilkan ) dan aniruddha ( tak musnah ). Tubuh, ucapan, dan pikiran, anutpanna dan aniruddha, apakah ini sama dengan Siddhi Sinar Pelangi ? Atau berbeda ?

Mahaguru menjawab :
Kenapa ada lahir dan mati bagi manusia ? Karena ada lahir, maka tentu ada mati, tiada lahir maka tiada mati.

Anutpanna dan aniruddha, berarti mencerahi makna abhava ( tiada kelahiran ), dengan sendirinya aniruddha. Saat itu tiada tubuh, ucapan, dan pikiran, tiada suatu apa pun.

Saat tidak bicara, berarti adalah kesucian ucapan, saat tidak timbul pikiran berarti adalah kesucian pikiran, saat tiada jasmani berarti adalah kesucian tubuh. Di saat tubuh, ucapan, dan pikiran semua bersih, inilah kondisi anutpanna dan aniruddha, ini adalah kiat utama.

Siswa bertanya :
Saat bersadhana Vajracitta Bodhisattva, selalu saja ada rintangan, setiap saat visualisasi tubuh diri sendiri, cakra anahata atau nadi tengah, terasa sisi kanan diri sendiri tidak lurus, miring, padahal saya sudah duduk tegak lurus.

Saat visualisasi berhadapan dengan Buddha dan Bodhisattva, sisi kiri Buddha Bodhisattva selalu tidak jelas atau bahkan miring, sama seperti sisi kanan diri sendiri yang juga miring.

Mohon petunjuk Mahaguru, apa sebab dari rintangan ini ? Bagaimana cara menyingkirkannya ?

Mahaguru menjawab :
Cara menyingkirkan rintangan ini yaitu jangan pedulikan apakah tubuh diri sendiri atau Buddha Bodhisattva miring atau tidak. Saat terjadi penyimpangan dalam visualisasi, jangan dipedulikan, lama kelamaan akan menjadi normal.

Atau gunakan metode mengatasi, jika wujud Buddha yang divisualisasikan miring ke satu sisi, maka atasi dengan cara menggabungkan, dua wujud yang masing-masing miring ke sisi yang berlawanan, menyatu menjadi tegak lurus.


Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre :

Sesuai yang dituturkan dalam teks Lamdre, bahwa laki-laki maupun perempuan bisa mengalami mimpi basah, di saat tidur di malam hari bisa mengalami tiris bindu.

Dalam Lamdre diajarkan cara untuk mencegah tiris bindu : Gunakan kemenyan berwarna hitam, otak ulat tanpa bulu, dan wijen putih, bakar sampai menjadi abu, kemudian campur dengan cairan rakta dari padma yang belum membusuk, letakkan di atas telapak tangan, aduk dengan air liur atau culagandha, borehkan di cakra svadhisthana.

Mahaguru menyarankan cara yang lebih mudah : Ambil tiga utas benang hitam, tenun menjadi satu, kemudian ikat menjadi 21 simpul, japa Mantra Hati Istadevata, ikat di pinggang.

Ada lagi satu cara, gunakan benang yang ditentun oleh seorang kumari, warnai menggunakan bunga merah, setelah kedua bahan tersebut direbus, buat tiga simpul, di saat senja japa Mantra Kula : "Om A Hum Rang Yang Kang", japa sebanyak 1080 kali, ikat di pinggang, dapat mengangkat bindu sehingga bindu tidak tiris.

Boleh juga japa "Om. Xiu Zha Da La Da La. Bian Da. Mi Xi Ta Die. Suoha."

Dalam teks Lamdre juga disebutkan, gunakan abu kremasi dari seorang pria yang tewas dalam perang, campur dengan air bersih yang belum pernah digunakan, borehkan di cakra manipura, dapat mencegah tiris bindu.

Mahaguru memberitahu semua, dalam buku terbaru : "Menertawakan Hidup" mengandung Dharma penyejuk batin bagi para insan di tengah kondisi dunia yang penuh rasa frustasi seperti saat ini. Bacalah supaya Anda bergembira dan tertawa. Bagi Mahaguru, dalam hidup ini tiada suatu apa pun, tertawa saja. Menyikapi banyak hal, sadhaka hanya tertawa saja. Sudahlah, biar saja , tidak apa-apa, tidak masalah, inilah kelapangan hati hasil bhavana kita para sadhaka. Manusia awam tidak memiliki kelapangan hati oleh karena itulah mereka disebut kaum awam.

Oleh karena itu kita sadhaka mesti mengembangkan kelapangan hati, hati mesti luas, inilah kondisi tiada persoalan. Hati sangat luas sampai tiada, inilah tiada hati. Hanya melalui kondisi tiada persoalan dan tiada hati baru benar-benar bisa memperoleh samadhi, baru bisa mencerahi hati dan menyaksikan Buddhata. Ini adalah kiat yang sangat penting untuk memasuki samadhi.

Usai Dharmadesana yang sarat akan Dharmasukha, Mahaguru berwelas asih mengadhisthana air Mahakaruna Dharani, serta mengadhisthana semua umat yang menyaksikan siaran langsung dan para relawan di lokasi.

Kami para siswa, sepenuh hati berterima kasih kepada Mulacarya yang telah menganugerahkan ajaran Dharma yang sangat berharga.

◎ Judul Asli :
2020-04-18西雅圖雷藏寺聖尊蓮生活佛週六開示

◎ Sumber :
https://ch.tbsn.org/news/detail/914/2020-04-18西雅圖雷藏寺聖尊蓮生活佛週六開示.html

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。