Interaksi Adalah Kekuatan
“Siswa Bertanya Mahaguru Menjawab – Bagian 1”
Pernapasan Botol Sampai ke Cakra Manipura Bisa Menyebabkan Pendarahan, Tantrika Perempuan Menyimpan Prana di Cakra Anahata.
Q1. Ketika Mahaguru menjelaskan "Metode Penekunan VAJRAJAPA (金剛誦) dan PERNAPASAN RATNAKALASA (寶瓶氣)" sempat menjelaskan bahwa wanita tahan napas sebaiknya ditahan di ulu hati, ingin memohon petunjuk Mahaguru: saat seseorang tarik napas, langsung dihirup hingga cakra hati, atau harus lebih dulu hirup hingga avadhuti setelah diangkat ke cakra hati, lalu tahan napas? Setelah wanita berhenti menstruasi, apakah boleh langsung tarik napas sampai ke avadhuti?
A1: Ini perihal metode 'qigong' untuk wanita, yaitu wanita menekuni Vajrajapa dan Pernapasan Ratnakalasa. Di sini saya langsung jelaskan: bagi kaum wanita, saat sedang menstruasi atau tidak menstruasi, Anda tahan napas hanya boleh tahan sampai avadhuti saja; Hirup juga sampai cakra hati saja, cakra hati adalah sebuah avadhuti juga, yakni 'Avadhuti Tengah'. Cakra pusar adalah 'Avadhuti Bawah', cakra dahi adalah 'Avadhuti Atas'. Saat Anda tarik napas, cukup sampe avadhuti tengah saja. Ini sangat jelas, sebab jika sedang menstruasi, jika Anda melakukan Pernapasan Ratnakalasa hingga avadhuti bawah, atau melakukan Vajrajapa, mudah sekali terjadi pendarahan. Oleh karena itu, kaum wanita harus perhatikan.
Bahkan sesudah wanita berhenti menstruasi, saat Anda tarik napas hingga ke avadhuti, bisa menyebabkan menstruasi berulang lagi. Anda telah berhenti menstruasi, telah berhenti setahun, dua tahun, namun Anda tarik napas hingga ke avadhuti bawah, sampai ke cakra pusar, saat melakukan Pernapasan Ratnakalasa atau Vajrajapa, tetap akan menstruasi lagi. Bahkan kadang-kadang menstruasi tidak berhenti, oleh karena itu kaum wanita harus perhatikan, bisa mengalami pendarahan hebat, pendarahan yang tidak berhenti.
Menemui kejadian semacam ini, Anda harus berhenti bersadhana, berhenti menekuni Vajrajapa dan Pernapasan Ratnakalasa, tunggu hingga pulih. Bagi kaum wanita yang ingin melatih sadhana ini, saat Anda tarik napas, INGAT sampai AVADHUTI TENGAH, cukup sampai CAKRA HATI saja. Penjelasan seperti ini, apakah sudah jelas?
Membedakan Lima Cakra Dalam Vajrajapa,
Bindu Pada Cakra Anahata dan Visualisasi Tiga Dimensi.
Q2. Mahaguru di dalam buku "Kiat Jalan Moksa", artikel yang berjudul "Vajrajapa" menyebutkan contoh penekunan "Vajrajapa prana atas hidung". Siswa tidak paham cara visualisasinya (Tidak ada keterangan gambar, kurang paham cara visualisasi yang sebenarnya, seharusnya bagaimana bervisualisasi?) Di dalam artikel disebutkan, pertama-tama bervisualisasi diri sendiri berubah menjadi "Vajrasattva dalam postur yab-yum, lengkap dengan tiga nadi dan panca-cakra", PANCA-CAKRA yang dimaksud itu lima cakra yang mana saja?
A2. Saya sudah pernah jelaskan panca-cakra ini berkali-kali. Lima cakra ini antara lain Cakra Ajina (Cakra Dahi), Cakra Visudha (Cakra Tenggorokan), Cakra Anahata (Cakra Hati), Cakra Manipura (Cakra Pusar), dan Cakra Svadisthana (Cakra Kemaluan). Apa yang dimaksud SAPTA-CAKRA? Yaitu ditambah Cakra Sahasrara (Cakra Mahkota) dan Cakra Muladhara (Cakra Dasar), disebut sapta-cakra.
Oleh karena itu, Saya sudah pernah jelaskan panca-cakra .
Q2-1. Kedua, Ia menyebutkan: "di tengah nadi Cakra Anahata (Padma Berkelopak Delapan) terdapat bindu putih dan merah (seperti kacang), bagian atas dan bawah saling mengait, di tengahnya terdapat Cakra Candra kecil, di tengah Cakra terdapat aksara 'HUM' berwarna biru (bersifat transparan)". Ia kurang paham visualisasi di bagian ini, bagaimana visualnya ?
A2-1. Ketahuilah, di tengah Padma Berkelopak Delapan terdapat Cakra Surya. Pertama-tama bervisualisasi Cakra Surya berbentuk bundar, di atasnya terdapat sebuah Cakra Candra, ada bindu berwarna putih dan bindu berwarna merah, seperti kacang, bagian atas dan bawah saling mengait. Artinya seharusnya bindu merah di bawah, bindu putih atas, keduanya saling mengait, di tengahnya terdapat Cakra Candra kecil. Apa yang dimaksud 'Cakra Candra'? Yakni di tengah Cakra Surya terdapat sebuah Cakra Candra, di atas Cakra Candra terdapat bindu putih dan merah, seperti kacang, di tengah Cakra terdapat aksara 'HUM' berwarna biru bersinar transparan.
Di atas bindu merah dan putih, ada lagi sebuah aksara 'HUM' berwarna biru, bersinar. Apakah Anda paham? Padma Berkelopak Delapan, Cakra Surya, Cakra Candra, bindu putih dan merah, di atasnya terdapat aksara 'HUM' berwarna biru. Demikian visualisasi versi tiga dimensinya.
Q2-2. "Saat udara menetap, bervisualisasi aksara mantra, memancarkan prana berwarna putih, bagian luarnya memancarkan cahaya pancawarna, seperti asap yang mengepul". Apakah alinea ini mengacu pada: saat udara menetap bervisualisasi aksara 'A' yang berwarna merah, memancarkan cahaya prana yang berwarna putih? Lantas, Mahaguru saat mengulas "Dzogchen" mengatakan, bervisualisasi di tengah angkasa Buddha Adharma (Adi-Buddha) memancarkan cahaya putih, berubah menjadi aksara 'OM' yang berwarna putih; Aksara 'OM' yang berwarna putih masuk, aksara 'A' yang berwarna merah menetap, aksara 'HUM' yang berwarna biru keluar. Metode "Vajrajapa" yang memberikan manfaat kepada para insan, apakah juga harus dilakukan saat udara menetap, bervisualisasi aksara 'A' yang berwarna merah, memancarkan cahaya prana yang berwarna putih?
A2-2. Boleh bervisualisasi dengan cara demikian. Boleh bervisualisasi seperti ini!
Vajrajapa, Pernapasan Botol, dan Sembilan Tahap Pernapasan Buddha,
Masing-Masing Merupakan Tiga Metode Berbeda, Jangan Dicampur Aduk.
Q3. Sembilan Langkah Pernapasan Buddha, apakah saat napas dari kedua sisi kanan dan kiri masuk ke avadhuti, juga boleh tahan napas di avadhuti satu kurun waktu, kemudian napas diangkat ke atas ubun-ubun, turun ke avadhuti, keluar dari kedua lubang hidung?
A3. Saya beritahu Anda semua, ini Anda visualisasikan dengan pikiran. "Napas dari kedua sisi sampe ke avadhuti, kemudian tahan napas di avadhuti", Saya beritahu Anda, ini tergolong Pernapasan Ratnakalasa. Sembilan Langkah Pernapasan Buddha bukan Pernapasan Ratnakalasa. Pernapasan Ratnakalasa disebut "Prana Radikal", berbahaya. Sedangkan Sembilan Langkah Pernapasan Buddha tidak berbahaya. Jika Anda melakukan Sembilan Langkah Pernapasan Buddha merangkap Pernapasan Ratnakalasa, maka menjadi prana radikal, bukan prana biasa. Harus mengerti yang satu ini, karena sangat penting.
Sembilan Langkah Pernapasan Buddha tidak berbahaya, Pernapasan Ratnakalasa berbahaya, Ia adalah prana radikal. Jadi penekunan keduanya tidak boleh digabung. Sembilan Langkah Pernapasan Buddha tidak ada tahan napas di avadhuti, jika Anda tahan napas di avadhuti, yang tidak menstruasi, akan mengalami menstruasi; yang menstruasi, pendarahan tidak akan berhenti. Inilah Pernapasan Ratnakalasa. Anda mana boleh tahan napas di avadhuti? Ini tidak boleh. Sembilan Langkah Pernapasan Buddha adalah 9 Langkah Pernapasan Buddha, Pernapasan Ratnakalasa adalah Pernapasan Ratnakalasa, Vajrajapa adalah Vajrajapa.
Q4. Ketika siswa melakukan Vajrajapa, prana atas ditekan ke bawah, prana bawah diangkat ke atas, saat tahan napas, tubuh akan goyang tanpa disadari, bolehkah saya bertanya pada Mahaguru, inikah pergerakan prana ?
A4. Benar, ini adalah pergerakan prana.
Q4-1. Seketika seharusnya dikendalikan agar tubuh tidak goyang, atau biarkan ia goyang ?
A4-1. Terserah Anda. (Mahaguru tertawa)