
004 Samprajnata Samadhi dan Asamprajna Samadhi
Menurut pengalaman saya pribadi, yang disebut keterampilan melatih meditasi adalah pikiran khayal yang semula melayang ke mana-mana berangsur-angsur terkikis dan berkurang hingga akhirnya hanya tersisa satu pikiran saja.
Satu pikiran ini meliputi:
- Keluar masuk pernapasan.
- Visualisasi Yidam.
- Mantra.
- Bijaksara.
- Mudra.
- Mudra tangan, mudra tubuh.
- Visualisasi.
- Kontemplasi.
- Enam belas metode visualisasi Sukawatiloka.
Pikiran-pikiran yang terfokus ini adalah Samprajnata Samadhi.
Misalnya:
Jika pikiran khayal tidak berhenti tatkala saya membaca Sutra Raja Agung Avalokitesvara, maka ini adalah sebentuk Sutra yang tidak utuh.
Jika membaca dengan konsentrasi, maka setiap pikiran adalah ayat-ayat Sutra, setiap kata terlintas dalam hati tanpa ada satu pun yang terlewati. Terus membaca hingga selesai, tidak timbul pikiran khayal satu pun. Sekalipun timbul pikiran khayal, langsung menyadarinya, segera menyingkirkannya, memastikan setiap kata jelas terpatri.
Inilah Samprajnata Samadhi.
Bila Samprajnata Samadhi ini selalu dilatih, dengan sendirinya akan ‘fokus’, dari melafal nama Buddha, menjapa mantra, membaca Sutra, menulis aksara Sansekerta, menulis buku, melukis, memainkan alat musik, memainkan piano, bernyanyi, menari, olahraga, bisa memasuki Samprajnata Samadhi dalam semua aktivitas tersebut.
Bahkan bisa dilatih dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila sudah mahir—Niscaya kita selalu berada dalam kondisi samadhi. Galau, lengah, tidak stabil, berangsur-angsur ditaklukkan menjadi Samprajnata Samadhi.
Berikut cara mencerahi Samprajnata Samadhi:
1. Ketika memasuki Samprajnata Samadhi, kita tiba-tiba akan merasakan‘ilham’. Sensasi semacam ini bisa diketahui sendiri, damai, bersih, dan jernih.
2. Secara nyata mencerahi objek yang difokus, menghasilkan semacam wujudnyata. Kita mampu lebih memahami makna hakiki.
3. Selain fokus dan konsentrasi, semua pikiran khayal yang berasal dariluar, hampir tersingkirkan semua. Dengan kata lain, tidak hanya membersihkansegala kontaminasi, tetapi justru tidak ada kontaminasi sama sekali.
4. Saat ini, daya karma menjadi bersih, antara lain:
-Perbuatan bersih.
-Ucapan bersih.
-Pikiran bersih.
5. Melalui kebersihan perbuatan, ucapan, dan pikiran, kemudian dariSamprajnata Samadhi memasuki Asamprajnata Samadhi.
Asamprajnata Samadhi dan Sunyata ini saling berhubungan, dengan katalain, bahkan ‘fokus’ pun tidak ada lagi.
Di sini, Asamprajnata Samadhi disebut sebagai:
- Duduk dan terlupakan.
- Pikiran terhenti.
- Napas terhenti.
- Sunya.
Sebait syair berjudul “Jalan” berbunyi:
Tiba di alam ini seakan buntu
Seketika lupa segalanya
Tidak tahu siang maupun malam hari
Kosong
Tidak jelas ke mana air mengalir
Tiada pula tubuh tempat bernaung
Seperti bulir embun
Bukan pula embun