
006 Aksi Bunuh Permainan Komputer
Ada yang bertanya:
“Seorang Guru Jingkong saat menjawab pertanyaan jemaat mengatakan bahwa membunuh dalam permainan komputer juga ada karmawarana, sama dengan karma membunuh. Apakah ungkapan demikian benar?”
“Makhluk dalam permainan komputer tidak merasa kesakitan dan tidak akan terluka, mengapa bisa berdosa?”
“Dalam dunia nyata terdapat karma perbuatan dan karma pikiran, apakah membunuh dalam permainan komputer juga terdapat karma perbuatan dan karma pikiran?”
Tiga pertanyaan ini berhubungan dengan permainan komputer, saya akan menjawabnya sekaligus. Kita ketahui bahwa Guru Jingkong sangat berjasa dalam pembabaran Dharma tentang Tanah Suci. Seorang Guru Jingkong yang begitu berwelas kasih tentu mengatakan bahwa karmawarana yang timbul atas perbuatan membunuh dalam permainan komputer akan sama dengan karmawarana membunuh dalam kehidupan nyata.
Ketahuilah, hal ini berkaitan dengan pikiran. Selain indera mata, telinga, hidung, lidah, jasmani, pikiran, akar pikiran, ada lagi yang namanya Alaya Vijnana. Alaya Vijnana yang artinya ‘pikiran terhalus’ ini memiliki banyak istilah, antara lain ‘Tathagata Garbha’, ‘Tathagata dalam Tathagata Garbha’, yaitu ‘Buddhata’.
Pada tingkat tertinggi pelatihan Zen:
- Dhyana, batin tidak terpengaruh oleh dunia luar.
- Samadhi, hati tidak tergoyah.
Jika seorang praktisi samadhi yang piawai bermain komputer dan pikirannya tidak terpengaruh atau tak tergoyah. Artinya ia tidak ternoda karena permainan pembunuhan tersebut. Menurut saya, praktisi yang demikian tidak menerima karma membunuh, karena acitta. Dengan kata lain, orang awam yang terhanyut dalam permainan pembunuhan komputer, pikirannya terpengaruh oleh adegan saling membunuh yang terproyeksi dalam praktik kehidupan nyata. Begitu niat itu berbekas dalam hati, karma pasti timbul. Jadi, hati terpengaruh dan tergoyah, karma pun tercipta!
Saya sangat sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh Guru Jingkong. Dan orang yang hatinya tidak terpengaruh dan tergoyah oleh faktor luar, di dunia ini sudah langka!
Mengenai pertanyaan kedua, tokoh dalam permainan komputer yang fiktif dan tidak nyata, tidak akan merasa sakit dan tidak akan terluka, mengapa bisa berdosa?
Tokoh yang fiktif atau maya, tentu tidak berdosa. Yang berdosa adalah orang yang bermain komputer. Karena apa yang dilihat dan didengar mengakibatkan tertanamnya benih pembunuhan, hatinya tergerak dan meniru, meskipun yang dibunuh adalah sesuatu yang maya, namun, begitu hatinya tergerak, dosa pun timbul.
Sebagai contoh, seorang pria melihat seorang gadis belia yang seksi, hatinya tergerak, namun tidak beraksi secara konkrit.
Buddhadharma menyebutkan, begitu hati tergerak, dosa pun timbul. Tidak bertindak pun sudah termasuk berdosa.
Mengenai pertanyaan ketiga, apakah membunuh dalam permainan komputer juga terdapat karma perbuatan dan karma pikiran?
Menurut saya, jelas terdapat karma pikiran.
Sedangkan karma perbuatan, juga termasuk, karena permainan komputer digerakkan oleh tangan.
Sang Buddha pernah bersabda kepada Ananda dan para siswa utama lainnya, sebagai berikut:
Svaha! Svaha!
Saya jelaskan kepada Anda semua bahwa semua pria dan wanita di dunia ini, yang miskin akan menderita terus, dan yang kaya akan menerima berkah terus. Semua ini dikarenakan karma pada kehidupan lampau. Lalu apa yang harus kita perbuat? Utamakanlah:
- Berbakti pada orangtua.
- Meyakini dan menghormati Triratna.
- Tidak membunuh dan lakukan pelepasan satwa.
- Bervegetarian dan bederma.
- Melafalkan nama Buddha dan menjapa mantra.
Sumber: https://reader.tbboyeh.org/#/mybook?id=536&bookmark=c999&highlight=220