Kutipan Dharmaraja Liansheng:
Dalam kutipan karya tulis Dharmaraja Liansheng ini ada berkaitan dengan curah kasih jelang wafat,
juga menjelaskan kehadiran dari 100 Yidam Santam dan Krodha.
Dalam tulisan syair Dharmaraja Liansheng tersimpan ajaran tantra,
siapa sangka dalam buku “Meteor dan Daun Mapel” membahas metode penyelamatan bardo.
Bardo
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-123【Meteor dan Daun Mapel】
Artikel yang ditulis sebelumnya, Bintang yang Kesepian, membuat saya teringat akan bardo (arwah).
Ada siswa mengirim surat menanyakan saya:
“Apakah yang tertulis di dalam Buku Kelahiran dan Kematian Tibet itu nyata?”
Jawaban saya sebagai berikut:
“Ketika seseorang meninggal, empat elemen (tanah, air, api, udara) akan terurai, hanya tersisa kesadaran, dan kesadaran ini biasa disebut sebagai arwah, di dalam Tantra disebut bardo, dan yang ditulis di dalam Buku Kelahiran dan Kematian Tibet adalah berdasarkan ilusi yang muncul dari kesadaran tubuh bardo.
Saya menekankan:
Dalam Buddhisme Eksoterik jarang membicarakan fenomena bardo setelah kematian.
Dalam Tantra terdapat Metode Penyelamatan Bardo, Metode Phowa, Metode Penyelamatan Bardo Sendiri, Metode Meninggalkan Tubuh, Metode Mengambil Alih Tubuh dan lainnya.
Saya beranggapan, hal yang tertulis di dalam Buku Kelahiran dan Kematian Tibet, adalah berdasarkan dari pelatihan sadhaka Tantra, bagi yang belum bisa mencapai Kebuddhaan dan memasuki bardo, akan muncul berbagai wujud ilusi dari kesadaran sendiri. Hal yang perlu diperhatikan adalah Manifestasi kesadaran, sehingga bila bertanya pada saya apakah itu benar? Jawaban saya, memang Manifestasi Kesadaran.
Setahu saya, kematian setiap orang berbeda-beda, hal ini perlu dilihat dari hasil bhavana setiap orang. Ada seorang siswa Zhenfo bernama Mao Heguan, sewaktu meninggal:
1. Hati tidak gelisah.
2. Mengetahui waktu kepergiannya.
3. Senantiasa menjaga kebersihan pikiran.
4. Menjapa mantra dan nama Buddha.
5. Duduk beranjali.
6. Wangi harum memenuhi ruangan.
7. Buddha Amitabha hadir menjemput.
8. Tampak Sinar Pelangi.
9. Alunan musik surgawi berkumandang di langit.
10. Kremasi menghasilkan sarira.
11. Menampakkan wujud yang agung.
Ada sebagian orang ketika meninggal:
- Yang banyak melakukan karma baik akan terlahir di alam yang baik. (Dewa, Manusia, Asura)
- Yang banyak melakukan karma buruk akan terlahir di alam yang buruk. (Neraka, Preta, Hewan)
Sangat variabel, semua ditentukan oleh kekuatan karma.
Dalam Metode Penyelamatan Bardo Tantrayana disebutkan bahwa dalam waktu 14 hari akan muncul penampakan sebagai berikut:
Hari ke-1, muncul cahaya biru yang sangat terang, Buddha Vairocana menampakkan Diri, hendaknya segera masuk ke dalam cahaya biru tersebut, jangan mengikuti cahaya putih yang lemah.
Hari ke-2, muncul cahaya putih yang sangat bersih, Buddha Aksobhya menampakkan Diri, hendaknya segera masuk ke dalam cahaya, jangan masuk ke cahaya yang berkabut.
Hari ke-3, muncul cahaya kuning yang bersih, Buddha Ratnasambhava menampakkan diri, hendaknya segera masuk ke dalam cahaya, jangan masuk ke cahaya yang agak kekuningan.
Hari ke-4, muncul cahaya merah yang agung, Buddha Amitabha hadir, hendaknya segera masuk ke dalam cahaya, jangan masuk ke cahaya merah yang lemah.
Hari ke-5, muncul cahaya hijau yang sangat bersih, Buddha Amogasiddhi menampakkan Diri, hendaknya segera masuk ke dalam cahaya, jangan masuk ke cahaya hijau muda.
Hari ke-6, muncul cahaya panca warna yang terang, Panca-dhyani Buddha serempak menampakkan Diri, hendaknya segera masuk ke dalam cahaya, jangan ikuti cahaya warna lain.
Hari ke-7, muncul Adinata dari lima kelompok, memegang pisau kartika dan kapala, masing-masing memancarkan cahaya prajna, tidak perlu takut, boleh masuk dan ikuti, jangan masuk ke dalam cahaya yang lemah.
Hari ke-8, muncul Adinata Krodam dari kelompok Buddha, dengan api prajna yang membara, bermata sembilan, memancarkan cahaya bagai petir, jangan takut, hendaknya segera masuk dan ikuti.
Hari ke-9, muncul Adinata Krodam dari kelompok Vajra, bercahaya biru, bermuka tiga, memancarkan cahaya bagai petir, jangan takut, hendaknya segera masuk dan ikuti.
Hari ke-10, muncul Adinata Krodam dari kelompok Ratna, bercahaya kuning, bermuka tiga, memancarkan cahaya bagai petir, jangan takut, hendaknya segera masuk dan ikuti.
Hari ke-11, muncul Adinata Krodam dari kelompok Padma, bercahaya merah, bermuka tiga, memancarkan cahaya bagai petir, jangan takut, hendaknya segera masuk dan ikuti.
Hari ke-12, muncul Adinata Krodam dari kelompok Karman, bercahaya hijau, bermuka tiga, memancarkan cahaya bagai petir, jangan takut, hendaknya segera masuk dan ikuti.
Hari ke-13, muncul 8 sosok angkara murka dan 8 sosok wujud wanita aneh, berdiri di 8 penjuru, mengelilingi dalam dua lapisan, masing-masing menampilkan wujud yang sangar, sadhaka hendaknya menjapa mantra dan nama Buddha.
Hari ke-14, muncul sosok angkara murka wujud wanita aneh yang melindungi empat gerbang, luarnya dikelilingi 28 Dewi. Bila muncul fenomena demikian, jangan takut, hendaknya konsentrasi menjapa mantra dan nama Buddha, akan terlahir di alam suci.
Bila tubuh bardo (arwah) karena kekuatan karma dan kemelekatan, sehingga melewatkan kesempatan 6 hari awal yang mulia, dan kesempatan 8 hari penyelamatan dari Adinata Krodam, maka hari berikutnya Rajabhuta dan utusan baka akan hadir dalam wujud tinggi besar yang seram dan ganas.
Setelah14 hari, akibat dari daya karma akan muncul, ada angin karma bagai pisau, ada lubang hitam besar, ada teriakan penderitaan dan lain sebagainya.
Saya sadar bahwa Buddha Bodhisatva berwelas asih kepada para insan, sehingga ketika seseorang memasuki tahap bardo (arwah), Panca-dhyani Tathagata dan perwujudan Adinata Krodam Panca-Tathagata akan muncul dalam 14 hari, satu per satu memancarkan cahaya dan menjemput para insan.
Hal yang paling menakutkan adalah, biasanya bila seseorang memasuki tahap bardo (arwah), bagaikan ilusi mimpi, hati mudah menjadi takut, tidak dapat mengendalikan diri, kebingungan, tidak mampu menyelamatkan diri sendiri, malah terikat dengan kekuatan karma sendiri, mengikuti cahaya yang lemah, redup, dan berkabut, sehingga terjerumus.
Tantrayana mengajarkan kita, ketika memasuki tahap Bardo (arwah), 4 hal yang perlu diingat:
1. Hati tidak gelisah.
2. Jangan takut.
3. Menjapa mantra dan nama Buddha.
4. Ikuti dan masuk ke dalam cahaya mahaterang.
Walaupun sudah melewati periode 14 hari, sadhaka senantiasa mempertahankan 4 hal tersebut, ilusi akan lenyap dan muncul cahaya.
* Untuk membaca lebih lengkap “Karya Tulis Dharmaraja Liansheng”, silahkan klik tautan berikut: