Bedah Buku:
Bagaimana baru mampu mencapai tingkat tertinggi dalam kehidupan?
Apakah dengan memiliki karya seni terhebat?
Atau dengan memiliki pengetahuan yang melebihi orang biasa?
Dharmaraja Liansheng akan menerangkan bagaimana hidup yang benar dengan “Alamiah”.
Alamiah
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-244【Getaran Batin】
Orang yang belajar Buddhadharma seringkali mendengar kalimat berikut:
“Dharmata adalah demikian adanya.”
Ada yang bertanya kepada saya, “Apa artinya, Guru Lu?”
Saya menjawab, “Tak terperikan.”
Tanya: “Apa artinya tak terperikan?”
Jawab: “Alamiah adanya.”
Tanya: “Rupa tiada berbeda dengan sunya, sunya tiada berbeda dengan rupa, rupa adalah sunya, sunya adalah rupa. Apa arti kalimat ini?”
Jawab: “Tiada dualitas.”
Tanya: “Apa itu tiada dualitas?”
Jawab: “Alamiah adanya.”
Tanya: “Bukannya ini mengelak dari pertanyaan?”
Saya tertawa terbahak-bahak.
Terus terang, perihal ‘alamiah’ ini juga merupakan ilmu tinggi. Begitu alamiah, dengan sendirinya serba santai, batin tidak bergejolak dalam menyikapi permasalahan duniawi, sama berarti keahlian tingkat tinggi yang sempurna.
Kondisinya seperti berikut:
Lincah.
Cekatan.
Tak terbelenggu duniawi.
Inilah sumber daya tarik yang saya maksudkan. Sumber daya tarik ini bisa saja datang dari orang berbakat khusus, merupakan bawaan sejak lahir. Namun, bisa juga datang dari hasil pelaksanaan bhavana, dikarenakan telah mencerahi batin dan menyaksikan Buddhata, perlahan-lahan mencapai tingkat kealamiahan tertinggi.
Dalam pandangan saya, tiada yang patut dilekati di Alam Manusia ini, untuk itu saya menyikapi permasalahan duniawi secara alamiah.
Lantaran berbelas kasih terhadap Alam Manusia ini maka tercetuslah niat menyeberangkan insan, sehingga mengembangkan Sadparamita untuk menolong insan luas.
Oleh sebab itulah, tidak mempermasalahkan apapun hasilnya, biarlah semuanya berjalan secara alamiah.
Alamiah lebih unggul daripada:
seni,
bakat,
pengetahuan.
Orang yang mampu mengamalkan kealamiahan barulah dapat melampaui kefanaan, memasuki kesucian dan mencapai kesempurnaan.
Sebait syair berbunyi:
Hubungan manusia sangatlah dangkal
Kebenaran Hakiki sebaliknya sangat mendalam
Bagaimana agar seimbang
Agar tidak berlebihan
Aktifitas berlalu begitu cepat
Waktu berlalu begitu kilat
Terlewati begitu saja
Melihat kembali
Hanyalah rinai hujan yang bergulir
Terpaut jarak yang jauh
Pekerjaan ini tidak akan terselesaikan selamanya
Ingin mengamanatkannya pada seseorang
Sulit bertegar hati
Bagaimanapun selalu keliru
* Untuk membaca lebih lengkap “Karya Tulis Dharmaraja Liansheng”, silahkan klik tautan berikut:
https://www.tbboyeh.org/ind#/index