Bedah Buku:
Manusia sering kali mendefinisikan sesuatu hanya dari penampilannya, maka ada sebuah pepatah yang berbunyi “Menilai Buku dari Sampulnya”, namun siapa pula yang dapat memahami hakikatnya? Dharmaraja Liansheng lewat artikel ini membawa Anda menyelami dimensi “sadhaka sensasional” untuk memahami kebenaran.

Sensasional
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-267_Remang Cahaya Spiritual

Seseorang bertanya padaku: “Mahaguru Lu! Ada orang mengkritik Anda adalah sadhaka sensasional di kalangan Agama Buddha, bagaimana menurut Anda?”
Jawab: “Tidak ada yang perlu dikatakan.”
Tanya: “Jika ada orang yang mempertanyakan, apakah Anda bersedia menjawab?”
Jawab: “Saya boleh menjawab satu dua pertanyaan.”
Tanya: “Ada orang mengkritik mengapa Anda tidak bervegetarian?”
Jawab: “Jika bervegetarian bisa mencapai ke-Buddha-an, maka sapi, kambing, dan kuda pun telah mencapai ke-buddha-an. Saya tidak membeda-bedakan baik vegetarian maupun non vegetarian, karena saya dapat menyeberangkannya.”
Tanya: “Apakah Anda membunuh?”
Jawab: “Tidak membunuh. Saya sendiri tidak membunuh, tidak membunuh demi diri saya, dan tidak mendengarkan pembunuhan, itulah tiga jenis daging bersih.”
Tanya: “Apakah Anda melanggar Sila Asusila?”
Jawab: “Asusila, kemarahan, dan kebodohan, semua adalah Dharma Buddha. Mohon dengarkan penjelasan saya:
1. Mengubah asusila menjadi mengolah prana dan menghasilkan cahaya.
2. Mengubah amarah menjadi penekunan Vajra Dharmapala.
3. Mengubah kebodohan menjadi penekunan Vinaya.”
Tanya: “Saat Anda menyampaikan Dharmadesana, Anda boleh bernyanyi?”
Jawab: “Senandung lagu diperdengarkan kepada Buddha. Saya adalah sang biduan. Sepenuh hati menyenandungkan suara hati saya dalam keheningan. Mencuat di atas puncak tertinggi Gunung Semeru.”
Tanya: “Ada orang mengritik Anda menyampaikan lelucon di atas Dharmasana?”
Jawab: “Lelucon digunakan secara tepat. Menyadarkan bahwa hidup adalah lelucon besar. Seketika pembabaran Dharma disebut sebagai samānārthat-saṃgraha (berbaur dengan umat dalam melakukan bakti Dharma). Bukan kesenangan yang didambakan orang-orang semasa.”
Tanya: “Ada orang mengritik Anda menari?”
Jawab: “Saya justru mempunyai etika. Tegas, lugas, dan gigih. Tidak ada salahnya saya berjalan ke sana ke mari.”
Tanya: “Ada orang mengkritik Anda mempunyai istri dan anak-anak?”
Jawab: “Istri adalah rekan se-Dharma. Anak-anak adalah abdi. Tidak tercemar oleh hubungan duniawi. Saya tetap seorang biksu.”
Tanya: “Apakah Anda telah mencapai pencerahan?”
Jawab: “Indriya dan guna berasal dari sumber yang sama. Terbelenggu dan terbebaskan tidaklah berbeda. Tidak tergoyahkan sama sekali. Bebas melanglang di sepuluh penjuru.”
(Saya tidak terbebaskan, siapa terbebaskan?)