Kutipan Dharmaraja Liansheng:
Dharmaraja Liansheng pernah bertapa selama bertahun-tahun, apa nasihat penting yang diberikan beliau kepada para siswa sebelum memasuki pertapaan ? Melalui kisah “Kaisar Zhou Xuan Menyabung Ayam”, Dharmaraja memberitahu Anda, mesti melalui peristiwa yang bagaimana supaya “waktu” tidak meninggalkan bekas dalam hati Anda.
Belajar Bersabar Setelah Melihat Segalanya
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-167【Dengarkanlah Suara Hatiku】
Saat saya meninggalkan Seattle untuk menyepi di Danau Daun, kepala saya tertunduk, tangan menjinjing sebuah tas kecil, tidak ada seorang pun mengantarkan kepergian saya. Air mata saya mengucur deras, saya takut kelihatan orang, saya cuci muka, mengucur lagi, cuci muka lagi, mengucur lagi.
Sebelum menyepi, seorang siswa sempat mengetahui saya akan menyepi, bertanya pada saya, “Mahaguru, Anda terus-menerus membimbing kami memahami Dharma Buddha yang teragung, Anda telah memutar Dharmacakra, bila Anda ingin menyepi, apa nasihat Anda yang terakhir?”
Lalu, saya menjawabnya, “Oh, siswa ! Saya telah melihat segala kehidupan dan kematian, saya menyepi dan bertapa, apa lagi yang dapat saya sampaikan pada Anda ? Saya hanya punya sebuah nasihat yang sangat sederhana, belajarlah bersabar setelah kalian melihat segalanya.”
Seingatku, ada sebuah kisah – Raja Xuan dari Dinasti Zhou mempunyai seorang pejabat bernama Ji Xingzi yang ditugaskan khusus memelihara ayam sabung untuk Raja Xuan dari Dinasti Zhou.
Sepuluh hari kemudian, Raja Xuan dari Dinasti Zhou bertanya, “Apakah ayam sudah boleh disabung ?”
Ji Xingzi menjawab, “Ia terlalu angkuh dan menganggap dirinya paling hebat, masih belum.”
Sepuluh hari kemudian, Raja Xuan dari Dinasti Zhou bertanya lagi.
Ji Xingzi menjawab, “Masih belum, tatapan matanya masih beringas, penuh amarah.”
Sepuluh hari telah berlalu, Raja bertanya lagi.
Ji Xingzi menjawab, “Sudah lumayan, ia menyimpan tenaga dalam, namun, penampilannya seperti ayam kayu, tidak berkutik sedikit pun, cukup tenang menghadapi segalanya.”
Saya ingat sewaktu mata batin saya baru dibukakan oleh Mahadewi Yaochi.
Saya menganggap diriku paling hebat, hendak menyeberangkan seluruh insan di kolong langit. Selanjutnya, banyak fitnah datang bertubi-tubi, saya menghadapi semua serangan seorang diri, saya sendirian, berpolemik menghadapi serangan dari segala pihak, saya penuh amarah, tak seorang pun mampu menghalangi saya, saya tidak mau dengar apa pun, orang yang paling berkuasa pun saya tidak takut.
Kemudian, bertahun-tahun berlalu, saat apa pun berlalu seiring waktu, ketika saya menyadari bahwa hidup ini hanya sekadar tamu yang singgah untuk sementara, apa pun tidak akan dibawa mati, batin saya menjadi sangat tenang, hati saya tidak meninggalkan jejak apa pun.
Selain tawa dan tangis, masih ada masalah apa lagi ? Pada saat ini, selain bersadhana dan membuktikan “terbebas dari samsara”, “menampakkan Buddhata”, satu hal lagi yang ingin saya sampaikan pada Anda semua adalah, jangan bertikai lagi, belajarlah “bersabar” setelah melihat segalanya !
* Untuk membaca lebih lengkap “Karya Tulis Dharmaraja Liansheng”, silahkan klik tautan berikut: https://www.tbboyeh.org/ind#/index