Bedah Buku:
Bodhisattva Manjusri adalah Mahasattva yang memiliki kebijaksanaan paling unggul, mengapa pahala Bodhisattva tidak terbayangkan? Dharmaraja Liansheng lewat sebuah kisah yang terjadi pada perkumpulan Sangha zaman Sang Buddha, memberitahu Anda keberhasilan mulia dari Sang Bodhisattva.
Memuji Bodhisattva Manjusri
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-276_Catatan Arama Gunung Selatan
Saya pernah membaca “《佛說首楞嚴三昧經》(Fó shuō shǒu léng yán sānmèi jīng) / Śūraṃgama-samādhi-sūtra”.
Saya pernah memabca “《悲華經》(Bēi huá jīng) / “Karuṇāpuṇḍarīka-sūtra”.
Saya pernah membaca《大聖文殊師利菩薩佛剎功德莊嚴經》 (Dàshèng wénshū shī lì púsà Fó
shā gōngdé zhuāngyán jīng) / “Mañjuśrībuddhakṣetraguṇavyūhasūtra”.
Saya pernah membaca “《佛說阿闍世王經》(Fó shuō ā she shì wáng jīng) / Ajātaśatrukaukṛtyavinodana”.
Saya pernah membaca “《大乘四法經》(Dàchéng sì fǎ jīng) / Sutra Mahayana Catur-dharma”.
Saya pernah membaca “《佛說世俗勝義諦經》(Fó shuō shìsú shèngyì dì jīng) / Sutra Kebenaran Duniawi dan Agung”.
……………
Semua kitab Sutra ini menceritakan tentang Bodhisattva Manjusri adalah satu-satunya prajna-kaya yang tidak membeda-bedakan dari para Buddha trailokya.
Bodhisattva Manjusri membimbing Buddha yang tak terhitung mencapai kebuddhaan .
(Ratusan koti nayuta tak terhingga Buddha mencapai Nirvana, semua berkat bimbingan Bodhisattva Manjusri sehingga Mereka mencapai Anuttara-Samyak-Sambodhi)
Bodhisattva Manjusri adalah seorang yang menyaksikan kebenaran sejati.
Beliau menjalankan upaya Buddha purba.
Beliau memutar Dharmacakra ajaran Buddha Bodhigarbha.
Saya (Mahaguru Lu) memuji Bodhisattva Manjusri.
Saya sering menceritakan sebuah kisah sebagai berikut:
Zaman Buddha Sakyamuni.
Suatu tahun, masa varsa.
Y.A. Mahakasyapa adalah pengawas vihara.
Ia melihat banyak wanita keluar masuk di tempat kediaman Bodhisattva Manjusri.
Mahakasyapa sangat marah.
Y.A. Mahakasyapa bertanya pada Manjusri: “Di mana Anda melewati masa vassa?”
Manjusri menjawab: “Masa vassa saya lewati di tempat permaisuri Raja Ajātaśatru.”
Mahakasyapa murka: “Mana boleh?”
Manjusri menjawab: “Saya tidak membeda-bedakan.”
Mahakasyapa berkata: “Melanggar sila.”
Manjusri menjawab: “Apa itu sila?”
Y.A. Mahakasyapa menganggap Bodhisattva Manjusri melanggar sila, sehingga memukul papan ikan, mengumpulkan para anggota Sangha, agar Bodhisattva Manjusri diusir dari perkumpulan Sangha.
Mahakasyapa melaporkan pada Sang Buddha.
Sang Buddha bertanya: “Ada masalah apa?”
Mahakasyapa melaporkan sejujur-jujurnya bahwa Bodhisattva Manjusri pada masa vassa, saling menjalin hubungan yang sangat intim dengan permaisuri, selir, dayang…….
Mahakasyapa berkata: “Usir Manjusri dari perkumpulan Sangha!”
Sang Buddha tidak bicara.
Sang Buddha dengan kekuatan maha-abhijna yang tak terbayangkan, memperlihatkan Budhakṣetra yang tidak terhingga di sepuluh penjuru akasa.
Di dalam Budhakṣetra terdapat Tathagata.
Di dalam Budhakṣetra terdapat Manjusri.
Satu per satu Tathagata.
Satu per satu Manjusri.
Bodhisattva Manjusri memenuhi Budhakṣetra sepuluh penjuru Buddha.
Sang Buddha bersabda: “Anda mau mengusir Bodhisattva Manjusri, sosok mana yang hendak Anda usir? Bodhisattva Manjusri ada di mana-mana!”
Mahakasyapa terkejut.
Y.A. Mahakasyapa akhirnya mengetahui bahwa pahala tak terhingga dari Bodhisattva Manjusri tak terbayangkan.
Sariputra bertanya pada Manjusri: “Bagaimana Anda melakukannya?”
Bodhisattva Manjusri menjawab: “Saya ibarat akasa, tiada perbedaan, bagi seorang yang menyaksikan kebenaran sejati, sungguh bukan hal yang sulit.”