Bedah Buku:
Selalu berkeinginan semoga orang lain tertimpa kemalangan, mengharapkan dunia ini terjadi perang, kebakaran, banjir, gempa bumi..... Apakah orang-orang yang memiliki psikologis yang berbahagia di atas penderitaan orang lain harus menanggung akibat karma? Lantas, mereka akan dituntun menuju masa depan yang seperti apa?
Dunia Pembunuhan
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-160_Mimpi Telaga Daun
Seorang psikolog berkata: “Setiap manusia memiliki sisi jahat.”
Psikolog melanjutkan: “Contoh sederhana, ketika bencana terjadi di negara lain, atau daerah lain. Kita menonton televisi, saat korban yang meninggal dunia terus meningkat, perhatikan dengan saksama lubuk hati Anda yang paling dalam, Anda berharap lebih baik tidak ada orang yang meninggal dunia? Atau berharap jumlah korban yang meninggal dunia makin banyak makin baik?”
Psikolog berasumsi: “Manusia memang memiliki psikologis senang melihat orang lain menderita, semakin heboh berita tersebut, jumlah korban yang meninggal dunia meningkat drastis, maka orang-orang ini makin girang, inilah nafsu manusia, sisi yang paling jahat dalam diri manusia.”
“Jumlah korban yang meninggal dunia makin banyak makin baik!”
“Baguslah kalau topan melanda!”
“Gempa bumi lebih kencang lagi!”
“Paling bagus terjadi perang!”
Psikolog berkata, tentu saja psikologis setiap manusia itu tidak sama, tetapi, memang ada orang yang memiliki psikologis demikian, inilah dunia pembunuhan, mereka berusaha mengacaukan dunia ini. Sisi jahat dalam diri mereka adalah, paling bagus selebriti atau konglomerat meninggal dunia. Semakin terkenal, semakin kaya, mereka merasa luar biasa senangnya.
Penelitian dalam ilmu psikologi menemukan:
Psikologis orang-orang awam juga memiliki sisi jahat, biasanya ia akan menyumpahi dalam hati orang-orang yang dibencinya:
“Jika naik pesawat, semoga pesawatnya cepat jatuh! Jika berkendara, semoga cepat terjadi kecelakaan! Jika tidak berbuat apa-apa, semoga cepat kena kanker! Paling bagus itu, tidur sejenak, langsung mati!”
Psikologis demikian adalah psikologis orang yang tidak memahami Dharma, mereka yang terjerumus ke sisi gelap, tergolong asura, neraka, setan kelaparan, dan alam hewan. Penderitaan manusia, sebenarnya berasal dari nafsu, mereka melihat orang lain menderita, mereka semakin senang.
Lalu, terwujudlah dunia pembunuhan.
Menurut saya:
Belajar Buddha harus buang semua nafsu.
Perhatikan jiwa dan raga sendiri, apakah sudah benar-benar bersih.