Bedah Buku:
Ikrar Dharmaraja: “Tidak meninggalkan satu insan pun, rela menyeberangkan insan walau tubuh harus hancur berkeping-keping.”
Yang berjodoh pasti akan berjumpa walau terpisah jarak yang sangat jauh, namun Buddha tidak mampu menyeberangkan insan yang tidak berjodoh, berharap siswa mulia dapat mengemban ikrar agung Dharmaraja Liansheng untuk “Menyeberangkan Insan Luas.”
Sepenuh hati membantu insan yang bersedia mengenal dan belajar Buddhadharma.
Menyeberangkan Insan Luas
Dharmadesana Dharmaraja Liansheng【Bincang Hati Bersamamu - 2】
Barusan kita mendengar Biksuni Lianjin membahas perihal manfaat spiritual yang beliau dapatkan melalui acara abhiseka pratima Dewa Naga yang membuatnya merasakan bahwa Sadhana Tantra Zhenfo sangat baik dan Buddhadharma ini mesti dibabarkan di dunia barat.
Tadi terpikir satu hal: tiap kali kita berpujabakti, sekitar jam empat sampai jam lima, pujabakti selama satu jam, dalam waktu singkat ini, kita bersadhana dengan sungguh-sungguh. Banyak orang yang berkunjung ke Vihara ini, ada beberapa yang tidak tahu bahwa jam empat sampai jam lima adalah waktu pujabakti, sebenarnya pintu Vihara kita selalu ‘OPEN’, ‘OPEN’ berarti setiap saat menyambut kedatangan insan. Bagaimana jika mereka ingin ikut pujabakti ? Kita lebih bersukacita menyambutnya.
Kadang saat umat Buddha mana pun, atau siapa pun berkunjung, semua boleh masuk ‘TEMPLE’ kita, ini sangat penting. Tidak peduli apakah saat itu kita sedang berpujabakti, atau kapan pun, kita selalu menyambut Anda untuk mempersembahkan dupa dan bernamaskara kepada Buddha, ini sangat penting.
Semenjak berpujabakti di bhaktisala ini, di antara jam empat sampai jam lima, saya melihat ada banyak mobil yang datang. Tiap kali sekitar jam empat sampai jam lima ada mobil datang ke Vihara kita, mungkin saja mereka datang dari tempat yang sangat jauh, mungkin datang dari ‘city’ (kota) lain. Begitu sampai di sini, semula tidak ada orang yang menyambutnya, mereka melihat orang-orang sedang berpujabakti di dalam Vihara, mereka tidak berani masuk, di antara kita juga tidak ada yang keluar untuk menyambut mereka.
Saya sudah pernah katakan, di malam hari Sabtu saat kita berpujabakti, atau pada saat pujabakti jam empat sampai jam lima, mestinya ada orang yang berjaga di depan, sekarang sudah ada yang berjaga.
Di saat ada orang yang berjaga, tiap kali jam empat sampai jam lima, saya duduk di sini (Dharmasana), saya lihat sangat jelas, begitu biksu yang berjaga keluar, tamu itu berdiri sebentar di luar, kemudian berbalik dan pergi mengendarai mobilnya.
Saya mengatakan: “Sungguh mengherankan ! Masuk Vihara ini, ibarat tiba di gunung mestika, tapi mereka pulang dengan tangan hampa.”
Saya katakan: “Masuk, mestinya bernamaskara sejenak kepada Buddha.”
Sudah tiba di Vihara, berjumpa dengan Buddha dan Bodhisattva, mestinya mempersembahkan dupa dan bernamaskara kepada Buddha.
Seorang biksu tidak boleh menolak insan, mesti menyambut mereka untuk masuk. Buddhadharma memerlukan adanya jodoh baru bisa dibabarkan. Berkunjung di Vihara Vajragarbha di Redmond ini, orang bertanya: “Saat berkunjung ke Vihara Vajragarbha di Redmond, apakah Anda sudah masuk Vihara ? Apakah Anda sudah mempersembahkan sesuatu ?”
Dia menjawab: “Kami hanya berputar sekali di luar.” Apa sebabnya ? Sebab di dalam Vihara sedang pujabakti.
Entah apa yang dikatakan oleh biksu kita kepada mereka, saya tidak tahu, namun menurut tata krama harus mempersilakan mereka untuk masuk. Lebih dalam lagi, setelah mempersilakan mereka masuk, mesti menyajikan teh kepada mereka, serta menyalakan dupa dan dibagikan kepada para umat yang datang. Mesti mempersilakan mereka masuk untuk mendengar Dharma, ini adalah keharusan ! Sebab Anda sedang menyeberangkan insan !
Tiap kali harus demikian ! Tiap kali ada yang datang, mungkin saja mereka berasal dari luar negeri, mereka datang berkunjung ke Vihara Vajragarbha di Redmond. Mungkin mereka datang dari luar kota, atau Amerika, atau Kanada, atau dari kota lain yang sangat jauh, mereka memilih waktu ini untuk berkunjung, setelah datang sekali, selamanya tidak akan datang lagi, hanya satu kali itu saja.
Berada di dekat pintu Vihara tapi tidak masuk, sudah tiba di Vihara tapi tidak bisa masuk. Coba renungkan, jodoh untuk datang kemari pun sangat langka, di negeri barat ini, di Amerika ini, di Seattle, di “Redmond City”, ini adalah Vihara Vajragarbha, sebuah tempat kecil yang merupakan lokasi cikal bakal Zhenfo Zong.
Oleh karena itu, teknik berbicara para biksu dan biksuni sangat penting, meskipun sedang berpujabakti, meskipun sedang melakukan upacara skala kecil, tetap harus dengan sangat sopan mempersilakan tamu untuk masuk dan duduk dengan tenang. Sebentar lagi saat upacara telah usai, mereka bisa bernamaskara kepada Buddha, Anda bisa memperkenalkan kepada mereka, menjalin nidana bagi mereka untuk mengenal Buddhadharma.
Jika tidak demikian, saat mereka berkunjung kemari, mungkin datang dari Asia Tenggara, mungkin datang dari Eropa, mungkin datang dari Australia, mereka tidak bisa masuk ke Vihara utama Zhenfo Zong, bahkan mempersembahkan dupa pun juga tidak bisa.
Saya sedang membahas bagaimana seharusnya para biksu dan biksuni menyambut dan membimbing para insan. Sebab sejak jam empat sampai jam lima, saat saya Berdharmadesana di atas Dharmasana, ada banyak mobil yang datang, saya bahkan bisa melihatnya. Saya tidak tahu siapa mereka, tapi maksud saya adalah, jika ada yang datang dari jauh, bagaimanapun harus mempersilakan supaya mereka menunggu sebentar. Jika mereka tidak mau masuk, maka persilakan untuk tunggu sebentar, sebentar saja pujabakti ini akan berakhir. Atau persilakan mereka untuk masuk dan duduk, atau jika mereka tidak bisa menunggu, mereka tetap bisa mempersembahkan dupa, mestinya demikian !
Jadi jangan sampai mereka sudah tiba di sini tapi Anda malah merintangi insan, tidak boleh menolak insan. Begitu ada nidana, maka kita mesti berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada mereka, ini adalah nidana Buddhadharma, demikianlah menyeberangkan para insan.
Anda sedang menyeberangkan insan, menyetir untuk menjemput mereka datang ke ‘TEMPLE’ juga merupakan upaya menyeberangkan insan. Anda sedang menyeberangkan insan ! Meskipun tidak punya kendaraan, atau semua kendaraan sudah dipakai keluar, kita tetap harus pinjam kendaraan untuk menjemput mereka datang ke Vihara Vajragarbha. Saya juga tidak tahu bagaimana mereka datang, tapi setelah mereka mendengar perihal semua pelayanan Vihara Vajragarbha kita ini, mereka pun memutuskan untuk bersarana, peristiwa ini terjadi dulu saat beberapa siswa dari Jerman datang berkunjung kemari.
Ingatlah, nidana Buddhadharma mesti disambungkan, berjodoh untuk bersama adalah suatu hal yang sangat berharga dan sangat langka. Berkat jodoh yang dibina dalam beberapa kehidupan, kita bisa bersama mendengar Dharma. Berkat jodoh yang dibina dalam beberapa kehidupan, kita bisa bersantap bersama. Berkat jodoh yang dibina dalam beberapa kehidupan, kita bisa menjalin nidana untuk bersama menekuni Buddhadharma. Mereka sudah berjodoh untuk datang kemari, maka kita setiap biksu dan biksuni mesti berupaya sekuat tenaga untuk menyeberangkan para insan.
Lihatlah, seperti acara abhiseka pratima Dewa Naga, nidana ini sungguh istimewa ! Vihara Vajragarbha punya sadhana yang sangat agung, punya Buddhadharma yang agung, yang dapat menyucikan para insan, dapat menyeberangkan insan yang berjodoh, dapat membimbing mereka menemukan makna utama kehidupan, oleh karena itu, saya harap semua dapat menghargainya, menyeberangkan insan luas yang berjodoh.
Om Mani Padme Hum.
8 Juni 1998