undefined


Kutipan Dharmaraja:

Di dunia ada berbagai macam godaan.

Saat dengan mudah mendapatkan sesuatu yang menggoda hati kita, bisa kah menahan diri dari godaan tersebut?

Bagaimana menghadapi godaan?

 

Meninggalkan Vihara

 

Kumpulan Dharmadesana Dharmaraja Liansheng 641Bincang Hati Bersamamu - 2

 

Hari ini kita mendengar Biksuni Bizhen membahas perihal lonceng angin, kebetulan hari ini saya menulis “Bulan Mei di Negeri Utara” merupakan buku mengenai pengalaman perjalanan di Jepang, menuliskan ‘nogaku’ di pulau Sado.

 

Ada tiga macam musik dan teater tradisional di Jepang: Yang pertama disebut ‘gagaku’, merupakan musik dalam istana kekaisaran Jepang; Kemudian adalah ‘bungaku’, merupakan teater boneka kayu di Jepang; Satu lagi disebut ‘nogaku’, ini yang kami lihat di pulau Sado, kami mendengar seni yang disebut ‘nogaku’.

 

Alat musik di Jepang ada shanmisen, artinya adalah tiga utas senar, itu adalah alat musik yang sangat umum. Selain itu adalah seruling bambu. Kemudian adalah tambur yang dibagi menjadi banyak macam, antara lain: Taiko, ini adalah tambur yang paling besar, sebesar ini, taiko sangat besar. Satu lagi adalah o-tsuzumi, ini adalah tambur besar tapi lebih kecil dari taiko. Kemudian adalah ko-tsuzumi, bila ditabuh suaranya sangat gagah, sangat berirama. Suara serulingnya sangat elegan. Barusan biksuni Bizhen membahas lonceng angin, suaranya ting-ting tang-tang sangat nyaring, suara seruling sangat elegan, semua sangat merdu. Irama suara tambur sangat jelas, bahkan juga gagah.

 

Kita pergi menyaksikan ‘nogaku’, inilah yang hari ini saya tulis: ‘Nogaku di Pulau Sado’. Saya merasa musik itu sangat indah, saya sangat menyukainya: Suara tambur, suara seruling, dan shanmisen, semua bersuara merdu. Drama yang mereka pentaskan berjudul: Dojo-ji. Ia menggunakan bahasa tubuh, nyanyian, yang mereka nyanyikan seperti opera Beijing, saya tidak begitu mengerti, tapi suaranya sangat khas.

 

Nogaku dipentaskan mengenakan topeng, topeng tersebut merepresentasikan sukacita, kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan, ada dua macam yang sangat istimewa: Sukacita, topeng sukacita sangat mudah dipahat. Topeng marah juga sangat mudah dipahat. Topeng kesedihan sangat mudah dipahat. Topeng kegembiraan semestinya juga sangat mudah dipahat. Ada dua macam yang sangat sukar dipahat: Pertama adalah topeng mimik wajah netral, yang bukan sukacita, bukan marah, bukan sedih, bukan pula gembira, topeng yang bersifat netral sangat sukar dipahat. Yang lain adalah topeng tanpa ekspresi, ini sangat sukar dipahat. Apa itu topeng tanpa ekspresi? Sangat sulit dipahat! Oleh karena itu, bisa memahat dua macam topeng tersebut sungguh luar biasa! Topeng perpaduan berbagai ekspresi: Ada sukacita, ada marah, ada sedih, ada gembira, ini sukar sekali. Selain itu adalah tanpa ekspresi, kelima fitur wajah datar saja, tanpa ekspresi, terasa sangat aneh, sangat sukar bisa dipahat.

 

Persoalannya ada pada Dojo-ji, apa yang dipentaskan dalam Dojo-ji? Karena semua tidak paham bahasanya, tidak ada yang tahu apa yang mereka pentaskan. Akhirnya saya ambil buku penjelasan Dojo-ji, hari ini saya baca, wah! Ternyata mementaskan: Seorang perempuan yang sangat rupawan menginap di Dojo-ji, di sana ada seorang biksu ketua, bhavananya sangat tinggi, hampir mencapai Kebuddhaan. Karena perempuan itu menginap, batin ketua vihara yang semula tenang mulai bergolak, di sini letak persoalannya. Yang satu adalah biksu yang memiliki sraddha teguh dan hampir menjadi Buddha, yang satu lagi adalah seorang gadis yang sangat rupawan dan sentimental, ini adalah kisah Dojo-ji.

 

Setelah biksu ketua menghadapi banyak godaan, terakhir ia menggunakan amanasikara, yaitu seperti kalimat dalam Zhenfo Zong: “Amanasikara sebagai Buddharatna sejati.”, ia berhasil mengatasi berbagai rintangan, dan akhirnya mencapai Kebuddhaan, ini adalah kisah Dojo-ji.

 

Setiap sadhaka mesti melalui beberapa rintangan ini. Jika bukan uang yang datang memperdaya Anda, maka seks yang datang untuk memperdaya, mesti melalui ini semua. Anda pikir “Tidak ada hubungannya denganku”? Bagaimana dengan mata Anda? Telinga Anda? Rupa, tubuh, wewangian, cita rasa, sentuhan, objek pikiran, semua ada. Jika Anda ingin menghindari jerat-jerat dan godaan itu, maka Anda harus punya daya samadhi, Anda tidak boleh melekat, bagaimana melalui jalan itu? Tidak peduli sadhaka laki-laki, sadhaka perempuan, biksu, biksuni, semua sama.

 

Ada juga Sangha yang baru menjalani kebiksuan, ini juga sama, asalkan seorang upasika tersentuh, ia langsung lumer. Semula batinnya ibarat air gunung es, dingin laksana es, akhirnya menjadi hangat seperti giok. Menjadi sebuah giok yang hangat, padahal semula dingin laksana es, dingin laksana gunung es, setelah bertemu dengan kehangatan, ia menjadi hangat laksana giok, ia pun lumer, inilah kisah di dalam Dojo-ji.

 

Anda tahu di dalam sekte Zen ada kalimat: “Berjalan melewati semak bunga, tanpa sehelai daun menempel tubuh.” Anda berjalan melintasi semak bunga, meskipun menyentuh tubuh, tapi tidak menempel. Anda mesti bisa berbhavana seperti itu, barulah disebut berhasil, baru bisa berhasil mencapai Bodhi, ini intinya! Berjalan melewati semak bunga, tanpa sehelai daun menempel tubuh.

 

Mustahil jika Anda ingin di dunia ini tidak ada perempuan. Mustahil pula jika Anda ingin di dunia ini tidak ada laki-laki. Perempuan bisa datang sendiri, laki-laki juga demikian. Perempuan dan laki-laki adalah setara. Tidak peduli bagaimana kondisi Anda, bahkan ada homoseksual, laki-laki suka melihat laki-laki, perempuan juga suka melihat perempuan. Bukan hanya laki-laki dan bukan hanya perempuan, sekalipun meminta semua laki-laki untuk berkumpul, Anda juga tetap tergoda. Meminta semua perempuan berkumpul bersama, ia juga sangat menyukainya! Bukan hanya persoalan antara laki-laki dan perempuan, ini adalah pelatihan watak.

 

Batin Anda mesti bisa seperti air diam, seperti vajra, mesti tak tergoyahkan. Anda bisa menapaki banyak jalan, bisa berinteraksi. Bagi yang benar-benar memiliki tingkat bhavana tinggi, Anda boleh berinteraksi. Bhavana Anda sudah sangat kukuh, sraddha sudah sangat kukuh, tidak melekat, Anda boleh berinteraksi, karena Anda tidak akan cedera sedikit pun. Tantra mengajarkan Anda untuk melatih ini, Anda menyangka sraddha sudah sangat kukuh, akhirnya Anda kabur ikut orang, bagaimana mungkin ini disebut kukuh? Batin Anda sudah goyah, sudah ikut kabur, mana mungkin ini kukuh? Sekalipun Anda berinteraksi, batin Anda laksana air, laksana vajra tak lapuk, ini adalah bhavana Tantra.

 

Meminta Anda untuk berdiam di pedalaman gunung, putus total dengan orang-orang, ini adalah upaya bhavana peringkat belakang. Bhavana peringkat satu adalah tetap ada interaksi, tapi batin Anda ibarat pertapa di pedalaman gunung, yang demikian adalah upaya bhavana peringkat satu. Ada interaksi, tapi Anda tidak cedera sedikit pun, vajra tak lapuk, merupakan upaya bhavana peringkat satu. Yang sama sekali tidak ada interaksi, ini adalah upaya peringkat dua, ada pada urutan kedua. Seorang Siddha tidak melekat, tidak melekat pada keakuan dan cinta. Ia melakukan interaksi, tidak sepenuhnya menghindari perempuan, tapi dia tidak melekat, juga tidak ada cinta pada keakuan, inilah keberhasilan dalam jalan Bodhi.

 

Di setiap tempat ibadah ada fenomena seperti ini, bukan hanya di Vihara Vajragarbha kita, tempat ibadah di seluruh dunia sama saja, semua biksu dan biksuni di seluruh tempat ibadah agama Buddha di seluruh dunia juga menghadapi hal yang sama. Coba Anda lihat kisah yang dipentaskan dalam ‘nogaku’, sama seperti peristiwa di Vihara Vajragarbha, antara Dojo-ji dan Vihara Vajragarbha sama saja.

 

Pergilah berbhavana! Jika Anda tidak sanggup berbhavana, silakan ikut orang kabur! Biksu kabur ikut orang, biksuni kabur ikut orang, semua kabur! (Mahaguru tertawa) Meskipun seorang biksu bisa melarikan diri, tapi Vihara tidak akan lari, Viharanya masih ada, Vihara Vajragarbha masih ada, Dojo masih tetap Dojo. Anda kabur, kembali ke kehidupan duniawi, Anda kembali menjadi orang awam, apa boleh buat. Bukan Buddha Bodhisattva tidak melindungi Anda, melainkan Anda tidak bisa mencapai keberhasilan bhavana, batin Anda sendiri yang melekat pada cinta, tentu saja tidak bisa berhasil. Berbhavanalah sebaik-baiknya!

 

Om Mani Padme Hum.

15 Juli 1998

 

*Untuk membaca lebih lengkap “Karya Tulis Dharmaraja Liansheng”, silahkan klik tautan berikut: 

https://www.tbboyeh.org/ind#/index

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。