undefined


Kutipan Dharmaraja Liansheng:

Melalui samadhi, sadhaka mampu kontak yoga dengan Langit, menyucikan diri, bahkan mengubah nasib dan peruntungan,

Namun di dalamnya ada satu kunci, tahukah Anda apakah itu ?

Mari simak pembicaraan antara Dharmaraja Liansheng dengan Bodhidharma dalam artikel “Ganti Sel Otak Baru”.

 

Ganti Sel Otak Baru

Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-282Bersua Bodhidharma

 

Saya beritahu Bodhidharma:

Saudari Alice dari California, AS, ia adalah umat Sedharma yang sejak kecil menderita polio, kakinya tidak leluasa berjalan.

Ia mempunyai 3 orang saudari.

Semuanya siswi yang taat bersadhana.

Alice meninggal dunia pada tanggal 20 Oktober 2020 pukul 6 pagi.

Saat meninggal dunia, saudari dari Alice melihat Mahaguru telah datang, di tengah angkasa, menjemput Alice pergi.

Pada tanggal 20 pukul 2 sore, Saudari Shuyi memberitahu saya kejadian ini, saya berkata, “Saya sudah tahu !”

 

Saya beritahu Bodhidharma.

Bodhidharma berkata, “Tubuh emanasi Anda semakin sempurna, ini sudah sangat langka di alam manusia.”

Lalu,saya memberitahu Bodhidharma, ‘bayangan’ yang saya jelma walaupun semakin banyak, namun, saya tidak dapat membantu

Saudara Shunji, ini yang amat saya sesalkan!

Saudara Shunji adalah warga Vancouver, Kanada.

Sahabat dari Saudari Xiong Man.

Karena Saudara Shunji dan saya seumur, kesan saya terhadapnya sangat dalam.

Saudara Shunji terkena strok.

Dokter berkata, “Kadang ia sadar, kadang tidak sadarkan diri, kadang mengenali orang, kadang tidak mengenali orang.”

Ini karena saat ia terkena strok, sel otaknya telah mati.

Dokter berkata, “Sel otak yang telah mati tidak mungkin hidup lagi.”

Oleh sebab itu, Saudara Shunji dimasukkan ke rumah sakit perawatan paliatif.

Saudari Xiong Man bergegas menolongnya, berkata, “Mahaguru Lu memiliki daya abhijna yang luar biasa, sel otak telah mati,

mohon Mahaguru Lu mengganti sel otak baru untuk Saudara Shunji.”

“Bahkan semua sel otak diganti dengan yang baru.”

Saya bertanya pada Bodhidharma, “Bisakah?”

Bodhidharma menjawab, “Ada yang bisa dan ada yang tidak bisa.”

Saya bertanya, “Bagaimana yang bisa?

Bodhidharma menjawab, “Jika tidak ada khayalan dan perhitungan, bisa.”

Saya bertanya, “Bagaimana jika ada khayalan dan perhitungan ?”

Bodhidharma menjawab, “Tidak bisa.”

Saya bertanya, “Apa yang dimaksud khayalan dan perhitungan ?”

Bodhidharma menjawab, “Hati yang toleran justru kebalikan dengan khayalan dan perhitungan, sekarang adalah momen yang

menentukan antara hati yang toleran dan khayalan-perhitungan.”

Saya berkata, “Saya telah mengerti!”


Saya pribadi memahami, yang namanya ‘Dhyana’, sebenarnya adalah ‘melupakan tutur kata’, ‘melupakan pikiran’.

‘Hati yang toleran’ adalah hati Arya.

‘Hati yang toleran’ adalah melupakan tutur kata, melupakan pikiran.

Kita sebagai sadhaka, tentu harus memiliki hati yang toleran, dengan memiliki hati yang toleran, dengan sendirinya nasib pun bisa diubah.

Sel otak telah mati, tidak mungkin hidup lagi.

Bisakah digantikan dengan yang baru, justru momen yang menentukan !

 

* Untuk membaca lebih lengkap “Karya Tulis Dharmaraja Liansheng”, silahkan klik tautan berikut: https://www.tbboyeh.org/ind#/index

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。